Good morning, Friday! Jum’at
artinya waktunya untuk mulai ngendon di sirkuit, karena free practice 1 dan 2 sudah mulai. Saking bersemangatnya, habis
subuh aku langsung mandi (subuh di Malaysia lumayan siang btw, jam setengah 6
lebih baru masuk subuh, jadi dengan jam biologis Samarinda aku jadi tidur-tidur
ayam setelah kebangun dari jam 4-an). Karena subuhnya agak siang, jam 7 pagi
pas kita sudah siap dan keluar hotel, di luar baru aja mulai terang.
Seperti biasa mampir dulu di
minimarket sebelah hotel, buat beli susu Dutch Lady yang sebenernya sama aja
kayak Frisian Flag di sini, tapi enaknya berkali-kali lipat karena lebih
kental. Niat untuk sarapan dulu diurungkan karena kita masih mau cari-cari tempat mangkalnya RapidKL ke Sepang di KL
Sentral dimananya.
Setelah mencari mengikuti
insting, ketemu juga si RapidKL tujuan Sepang International Circuit. Jadi dari
hotel yang ada di jalan besar Tun Sambathan, kita menuju KL Sentral lewat mall
Nu Sentral. Turun dari eskalator Nu Sentral yang langsung disambut hall KL
Sentral yang tahun ini kosong, jalan terus aja sampai setelah stasiun LRT ada
belokan ke kiri. Belokan yang isinya orang jualan coklat, tempat makan, bakery,
susuri aja sampai ketemu pintu keluar di arah agak ke kiri. Sebelum pintu
keluar ada money changer dan jejeran ATM. Nah begitu keluar, di sanalah bus
RapidKL mangkal.
Bis pertama berangkat jam 8
pagi. Waktu kita sampai belum ada jam setengah 8, tapi bisnya sudah datang. Dan
pembelian tiket sudah dilayani. Di KL Sentral, pembelian tiket dilayani on the
spot, RM 30 untuk return ticket dan RM 18 untuk one way. Kita beli tiket pulang
pergi, dan tiket kembali ke KL Sentral nggak harus dipakai di hari yang sama.
Jadi kalo mau melipir ke tempat lain, itu tiket masih bisa dipakai besokannya.
Jam setengah 8 lebih kita sudah
duduk manis di dalam bis, nunggu bis penuh lalu kemudian berangkat meskipun
waktu itu belum ada jam 8. Tahun kemaren karena nginep di deket sirkuit yang
kemana-mana naik taksi, ini pertama kalinya aku naik RapidKL. Karena berangkat
dari kota yang notabene jauh dari sirkuit, perjalanan memakan waktu lebih dari
satu jam. Dan di jalan meninggalkan kota, kalau liat sisi jalan di sebelahnya
wuiiih macet panjang sampai berkilo-kilo. Kayaknya banyak warga KL yang milih
tinggal di pinggiran kota, jadi tiap pagi jalan ke kota, apalagi sebelum pintu
keluar tol, macetnya nggak kira-kira.
Perjalanan yang lumayan lama
sebenernya niatnya mau lanjut tidur, tapi ada bule yang ngobrol sambil
ketawa-ketawa kenceng sampe mau tidur nggak bisa. Jadilah kerjaannya memandangi
kota KL yang pagi itu hazenya masih lumayan parah.
Setelah satu jam lebih
perjalanan, bis berhenti di parkir bis dan kita lanjut ke main gate dengan
shuttle bis yang sudah berderet menunggu pengunjung sirkuit. Dari parkiran ke
main gate deket aja sebenernya, tapi namanya kaki manja, kita lebih milih untuk
naik shuttle.
Pagi itu baru jam 9, dan kita
sudah sampai di main gate. Seperti biasa
mampir dulu di customer service centre buat ngambil brosur agenda race weekend
itu. In case you have any question, ada banyak mbak-mbak dan mas-mas berbaju
kuning dengan tulisan ‘Ask Me’, tanya
aja, pasti mereka siap membantu.
Karena nggak ada yang perlu
ditanyakan, kita lanjut jalan ke welcome centre yang mulai tampak antrian
orang. Antri? Antri apaan masih Jum’at pagi juga?
Hoho, jadi tahun ini ada
perubahan agenda MotoGP Sepang. Sesi Rider’s Autograph yang biasanya di Sabtu
siang, dimajukan jadi Jum’at siang. Alasannya menyesuaikan dengan jadwal
pembalap dengan sponsor di hari Sabtu. Kelihatannya perubahan ini agak
mendadak, karena di brosur race, Rider’s Autograph masih dijadwalkan di Sabtu
siang. Aku juga baru tau pas mendarat di KL dari instagram @sepangcircuit.
Jadi, hari Jum’at ada dua agenda
penting sekaligus, Rider’s Autograph
dan pitlane walk yang seperti biasa
masih di Jum’at sore. Menurutku masih oke jadwal tahun-tahun sebelumnya sih,
karena tahun ini kita jadi ngantri dua kali dalam sehari. Dan dua-duanya lama.
Kasian juga yang baru datang hari jum’at sore atau sabtu pagi, udah nggak
kebagian apa-apa.
But i don’t know this will be
permanent or not. Biar nggak ketinggalan informasi, follow aja instagram
@sepangcircuit. Di sana informasinya lengkap, termasuk pembalap siapa aja yang
ikut di sesi 1 dan 2.
Buat Sepang first timer, sesi
ini nggak boleh dilewatkan. Datanglah sepagi mungkin selagi antrian masih
pendek, dan masih kebagian area di bawah foyer biar nggak kepanasan pas antri.
Jam 8 itu waktu ideal buat sampe sirkuit. Nunggunya memang lama karena sesi 1
baru dimulai jam 11.20, tapi percayalah penantian itu worth it. Apalagi buat
yang belum pernah ketemu pembalap MotoGP berjejer langsung di depan mata. Ini
kesempatan terbesar buat ketemu pembalap kesayangan.
Nah, berhubung aku bukan Sepang
first timer dan sudah tau rasanya antri dari pagi sampe siang dalam kondisi
kelaparan dan kehausan. Tahun ini Rider’s
Autograph dan pitlane walk skip
dulu. Jam 9-an pas sampe antrian belum terlalu panjang sih, masih lah kebagian
ketemu Dani di sesi 1. Tapi karena dari awal niatnya nggak ikut, kita lanjut
jalan ke mall area.
Mall area Sepang circuit isinya
deretan booth-booth jualan berbagai macam merchandise pembalap, yang bisa
dipastikan original. Jadi, kalo mau belanja siapkan ratusan ringgit ya.
Karena hari masih pagi, dan baru
hari pertama race weekend, booth-booth tadi masih sepi. Ada yang masih
siap-siap malah. Jadi setelah nyangkut bentar di booth Honda, kita langsung
masuk lewat gate main grandstand. Hari Jum’at belum ada pemeriksaan tiket, jadi
buat pemegang tiket non main grandstand sekalipun masih bisa masuk.
Di dalam area main grandstand
ternyata juga sama-sama masih sepi. Kita duduk di depan garasi Repsol Honda,
nunggu free practice 1 MotoGP dimulai. Kabut asap pagi itu lumayan parah. Kabut
yang bikin beberapa orang ketar ketir, khawatir race dibatalkan. Tapi sih aku
optimis, race tetap sesuai jadwal mengingat suasana lagi panas-panasnya.
Mendekati free practice 1,
garasi-garasi di seberang dibuka dan mulai terdengar raungan khas mesin MotoGP
yang cempreng tapi ngangenin. Dan sepanjang free practice 1 aku nongkrong di
MGS North sambil sarapan roti yang dibeli sebelum berangkat tadi.
Satu jam pertama. Duduk anteng
sambil foto-foto dan videoin Dani pas lewat.
Dua jam kemudian. Panaaas.
Boseeen. Nggak tau mau ngapain.
Jadilah menjelang jam makan
siang kita beralih ke sisi sirkuit yang lain, MGS south sambil mampir beli KFC
buat makan siang. Tahun lalu kita sama sekali nggak ngerasain duduk di MGS
south, dan ternyata nongkrong di situ enak banget, viewnya luas dan angin
sepoi-sepoi. Enak banget buat tidur siang.
Hampir separuh track kelihatan
dari MGS south. Mulai dari Dani keliatan di ujung sana, lewat persis di depan
mata, sampai menghilang di tikungan terakhir jelang start/finish. Berkali-kali
selama free practice 2.
|
Antrian pitlane walk |
Seru sih, tapi ternyata tanpa
paddock pass bikin kita nongkrong di sirkuit tanpa jelas juntrungannya. Mau
ikut pitlane walk males, udah tau kalo panas minta ampun dan kemungkinan ketemu
pembalap keluar kandang lumayan kecil. Jadi demi sebentuk paddock pass, kelar
free practice 2 kita langsung ke hotel Dani dengan tujuan mencari Eric.
Keputusan tepat kah?
Sepertinya bukan. Jam setengah 6
kita udah sampe di hotel dan suasana masih sepi. Agak jiper juga sih mengingat
biasanya banyak fans yang juga nungguin pembalap, tapi kita pede-pedein duduk
di lobby hotel.
30 menit pertama. Duduk anteng
sambil internetan mumpung wifi kenceng (namanya juga hotel bintang lima).
30 menit kemudian. Mulai
gelisah, kok belum ada tanda-tanda siapapun dateng sih? Bahkan kru tim belom
ada yang balik.
Dan nggak lama kita memutuskan
buat balik aja, karena kelamaan nunggu Dani atau Eric menghilangkan satu malam
buat jalan-jalan. Jadi dengan berat hati kita melangkah meninggalkan hotel.
Dasarnya how-how dari pagi, pas
balik dari hotel abang kita sampe mau turun di eskalator naik sampe diingetin
orang. Begitu beneran turun di eskalator turun, ternyata kita turun di sisi
yang salah. Doeng! Jadilah naik lagi, untuk kemudian turun lagi di sisi
eskalator yang lain.
Bener-bener butuh mizone saking
nggak fokusnya.
But at night, things get better.
Setelah sampai kota dengan Aerobus, kita lanjut naik LRT ke Pasar Seni, cari
oleh-oleeeh! Habis borong coklat dan matcha oatmeal di Pasar Seni, lanjut ke
Chinatown buat borong yang lainnya. Gunting kuku buat oleh-oleh temen kerja,
dan jam buat adek sukses menyusutkan jumlah ringgit di dompet.
Hari yang tidak fokus ini lalu
ditutup dengan nyobain es krim milo di sevel terdekat, dan apple pie McD di KL
Sentral. Since milo is always there to brighten up my day, i’m still happy and
hoping for a good day tomorrow. So, time to rest!