Episode 16: A Miracle from a
Shooting Star
“Kin-chan melamarmu?”, teriak
Jinko dan Satomi bersamaan. Satomi segera menarik Kotoko ke bangku mereka,
Jinko bertanya apa jawaban Kotoko. Kotoko berkata ia belum menjawab apapun, ia
tak tau harus menjawab apa, ia sangat menyukai Kin-chan, tapi Kotoko selalu
menganggapnya teman. Jinko membenarkan, tapi Satomi merasa kalau Kin-chan lebih
cocok dengan Kotoko dibandingkan Irie. Kotoko dan Jinko terkejut. “Irie
berakting seolah ia menyukaimu, dia bahkan menciummu, tapi lalu ia bertunangan
dengan wanita lain begitu saja. Sebagai sahabatmu, aku tak bisa memaafkannya”,
jelas Satomi. Jinko akhirnya setuju, Kin-chan selalu mencintai Kotoko seorang.
Satomi: “Kau juga mengatakannya, menyenangkan saat
bersama Kin-chan. Aku mengerti mengapa kau mengagumi Irie, ia memiliki sesuatu
yang kau tak punya, tapi jika kau akan membangun hubungan untuk waktu lama,
jika kau ingin bahagia bersama sepanjang sisa hidupmu, kupikir Kin-chan pria
yang tepat untukmu”
Jinko: “Benar, seorang wanita
lebih bahagia saat ia dicintai seorang pria lebih dari ia mencintainya”
Kotoko semakin bingung. Satomi
berkata ini waktu yang baik untuk lebih serius memikirkan soal Kin-chan. Kotoko
menatap kedua sahabatnya bergantian dan mengangguk.
Di restoran Aihara, Kin-chan
yang ramah dan bersemangat membuatnya disukai para pelanggan. Kotoko memandangi
Kin-chan sambil tersenyum dan berpikir, “apa
yang akan Irie-kun pikirkan jika ia tau Kin-chan melamarku. Apakah dia akan
terkejut walaupun sedikit? Atau..”
Di kantornya, Papa Irie
berterimakasih pada Chairman Oizumi yang telah memutuskan untuk memberi
dukungan finansial dalam jumlah besar. Chairman Oizumi meminta mereka tak
membicarakan bisnis sekarang, kita akan segera menjadi keluarga, wajar untuk
saling membantu. Naoki sangat berterimakasih. Chairman Oizumi bertanya kapan
upacara pernikahan akan dilakukan. “Itu
terserah anda, Chairman”, jawab Papa Irie. Naoki tiba-tiba berkata kalau
ayahnya berencana dioperasi akhir tahun ini. “Naoki!”, sahut papa Irie yang
mungkin merasa Naoki tak perlu memberitahukan rencana operasinya. Tapi Naoki
melanjutkan, “Chairman, kau bilang kita akan segera menjadi keluarga, jadi aku
tak ingin menyembunyikan apapun darimu. Sebaiknya upacara pernikahan setelah
operasi. Aku sangat menghargai jika kita mengadakannya tahun depan”.
Chairman Oizumi mengerti, ini
pernikahan Sahoko-nya yang berharga, akan butuh banyak waktu mempersiapkannya.
”Ia akan menjadi pengantin bulan Juni, baik, lalu kita akan mengadakannya sekitar
bulan itu tahun depan”, kata Chairman Oizumi bersemangat.
Asisten Chairman Oizumi berkata
kalau mereka masih punya agenda lain. Chairman Oizumi mengerti dan segera
beranjak, sebelum keluar ruangan Chairman berkata ini seperti mimpi, memiliki
pria sepertimu dikeluargaku sambil menjabat tangan Naoki erat. Naoki
berterimakasih.
Papa Irie dan Naoki pulang ke
rumah bersama. Mama Irie menyambut mereka. Papa Irie berkata kalau ia lelah.
Naoki mengingatkan kalau Papa belum sepenuhnya sehat, seharusnya lebih banyak
istirahat. Papa Irie mengiyakan, “Ah Naoki, terimakasih. Tapi apa kau benar
yakin soal ini?”
Naoki: “Aku yakin Papa mengerti
sejak bertemu Sahoko-san, tidak ada yang perlu dikeluhkan dengan menikahinya”
Papa Irie membenarkan meskipun
berat. Naoki naik ke kamarnya. Mama Irie masih mempertanyakan keputusan Naoki
menikahi Sahoko. Papa Irie hanya bisa berkata kalau mereka tak bisa kembali
sekarang.
Kotoko di kamarnya sedang
memandangi boneka pemberian Kin-chan, bimbang mengingat lamaran Kin-chan. Papa
Aihara mengetuk pintu kamar Kotoko, Kotoko segera menyembunyikan boneka itu di
balik bantal. Papa Aihara masuk membawa gambar rumah baru mereka dan bertanya
pendapat Kotoko, ini lebih besar dari yang terakhir, sedikit berjalan kaki dari
stasiun, tapi harga sewanya masuk akal. Kotoko berpikir, “Tapi ayah bilang tak
menginginkan tempat seperti ini, ayah menginginkan rumah keluarga yang
sederhana.” Papa Aihara berkata kalau itu janji yang dibuatnya pada ibu Kotoko
jika mereka memiliki rumah, tapi mereka tak bisa membeli rumah sekarang, jadi
mereka akan memulai dengan menyewa.
Papa Aihara: “Jika kau nanti
memiliki suami yang menikah ke keluarga kita, aku akan bekerja keras, jadi aku
bisa membangun dua rumah keluarga, tapi itu hanya jika ada pria yang mau
menikahimu.” *doengg, ini papa Aihara meremehkan Kotoko banget! haha*.
Kotoko
hanya tertawa dan ragu-ragu bertanya, “Jika aku menikah dengan Kin-chan apa
ayah akan bahagia?” Papa Aihara terkejut, “A..apa? Kau akan... dengannya?”
Kotoko menenangkan, ini hanya seandainya.
“Kinnosuke ya? Well, ia sangat
berpotensi menjadi chef yang bagus, ia ramah dan berhati baik, kadang mungkin
ia terlalu jujur, tapi ia sangat bersungguh-sungguh. Aku akan bahagia jika kau
menikah dengannya, jadi ia bisa mengambil alih restoran”
Kotoko membenarkan. Papa Irie
buru-buru berkata kalau Kotoko jangan merasa harus menikahi Kin-chan, perasaan
Kotoko yang paling penting, jika pria yang Kotoko cintai membuatnya bahagia, ia
tak peduli soal restoran. Kotoko mengangguk dan memandang ke arah boneka
pemberian Kin-chan yang ada di balik bantal.
Kin-chan berusaha memberi kejutan
pada kencannya dengan Kotoko dan meminta Kotoko menutup matanya. Saat sampai di
atas, Kin-chan menyuruh Kotoko membuka mata, Kotoko terkejut menyadari kalau
ini tempat kencan pertamanya dengan Naoki. Kin-chan sangat bersemangat, tempat
ini benar-benar mengagumkan, tempat terbaik untuk memandangi laut, tak
seorangpun yang akan menghalangi pandanganmu. Kotoko shock, dan malah mengingat
kencan pertamanya dengan Naoki. Kin-chan heran melihat Kotoko yang bengong dan
sedih, ”hey, Kotoko, Rainbow Bridge ada di depan sini.”
Kotoko baru sadar setelah
Kin-chan memanggilnya berulang kali dan meminta maaf, tak ada apa-apa. Kin-chan
mengajak Kotoko makan sebelum pergi bermain, ‘kau tak bisa bertarung saat kau
lapar’, kan? Kotoko tertawa dan mengiyakan ajakan Kin-chan. Kotoko baru
berbalik saat mendengar suara yang dikenalnya, benar saja, Sahoko bersama Naoki
sedang berjalan ke arah mereka. Kin-chan melihat mereka dan bertanya apa gadis
itu tunangan Naoki. Kotoko mengiyakan dan meminta Kin-chan berpura-pura tak melihat
mereka.
Tapi Sahoko mengenali Kotoko dan memanggilnya. Kotoko pura-pura
terkejut, “Oh, Sahoko-san, sangat menyenangkan bicara denganmu di hari lain.”
Sahoko berkata benar-benar kebetulan, kau sedang berkencan juga? Kotoko dan
Kin-chan cuma tertawa.
Naoki mengenalkan Sahoko sebagai
tunangannya pada Kin-chan. Kin-chan menyapa balik Sahoko dan berkata kalau ia
chef di restoran ayah Kotoko. “Wah, jadi kau penerus restoran ayahnya?”, tanya
Sahoko. “Tidak tidak tidak, aku hanya pegawai magang”, elak Kin-chan.
Kotoko bertanya apa yang membuat
Sahoko datang kemari. “Sebenarnya kami akan melihat pameran seni di Ginza, tapi
Naoki-san mengusulkan untuk pergi kesini dulu, dia bilang ini tempat yang
sangat nyaman”, jawab Sahoko. Naoki membuat suasana semakin panas dengan
berkata Sahoko menginginkan tempat untuk merasakan keterbukaan.
Kotoko tersenyum, tapi ia sedih,
“tempat ini adalah tempat yang kami
datangi bersama, dan kau membawanya kemari? Bagi Irie-kun, kencan pertama kami
tak berarti apapun. Kukira ia tak bisa tak peduli tentang ini”
Sahoko mengajak Kotoko dan
Kin-chan bergabung dan makan bersama mereka, Francis Bacon’s benar-benar enak.
Kotoko dan Kin-chan terkejut, B...bacon? Kotoko tampak bingung. Kin-chan
berkata kalau mereka lebih suka sosis dibanding bacon. Naoki tertawa sinis,
“Kau jangan memaksa mereka untuk pergi, Sahoko-san. Sangat menyakitkan bagi
mereka untuk pergi ke tempat seperti itu. Mereka harus tetap pada level
mereka.” Sahoko yang gantian terkejut mendengar perkataan Naoki yang kejam.
Kin-chan: “Level kami? Apa
maksudmu, Irie?” Kotoko mendukung Kin-chan, “Benar, apa kau berkata kalau kami
bodoh?”
Naoki: “Apa itu tidak benar?”
Sahoko heran dengan Naoki yang
seperti ini. Kotoko tak tahan dan mengajak Kin-chan pergi, “Ayo lakukan sesuatu
yang sesuai level kita!”
“Kotoko-san”, panggil Sahoko
yang merasa tak enak. Kotoko berbalik dan tersenyum pada Sahako, “Sahoko-san,
silakan memakan bacon sebanyak yang kau mau. Kami akan memakan sosis hingga
perut kami penuh. Goodbye.” Kotoko menarik Kin-chan pergi. Naoki memanggilnya
dan berkata kalian berdua sangat cocok. Kotoko berterimakasih Naoki telah
memberitahunya, dan pergi dengan kesal. Naoki memandangi keduanya. *Ohoo,
jealous Naoki is back!*
Sahoko: ”Apa yang salah,
Naoki-san? Itu tak sepertimu untuk mengatakan hal seperti itu pada Kotoko-san.”
Naoki bertanya balik, “Tak sepertiku? Tolong jangan khawatir, aku tak akan
pernah berbicara seperti itu padamu.”
Tapi Sahoko justru khawatir, kau
pebisnis yang baik dan kau tau segalanya, tapi kau tak tau perasaanmu yang
sebenarnya, Naoki-san. Sahoko berkata ia akan pulang duluan dan pergi. Naoki
hanya diam dan tetap berdiri di tempatnya.
Sementara itu, Kotoko
benar-benar pergi memesan sosis sepiring penuh, dan memakannya banyak-banyak,
“Aku sangat terganggu.” Kin-chan bertanya apa Kotoko baik-baik saja. “Soal
apa?”, jawab Kotoko ketus. Kin-chan menghibur,”Jangan dipikirkan. Makan saja
sosis sebanyak yang kau mau.” Kotoko sudah melakukannya, ia memakan sosisnya
dengan muka kesal.
Di rumah, papa Aihara
menunjukkan gambar rumah yang akan disewanya. Mama Irie bertanya apa kalian
benar-benar akan pindah? Papa Aihara mengangguk. Papa Irie berkata ia tak
masalah dengan ini. “Tolonglah, Naoki-kun akan menikah, hanya soal waktu bagi
kami untuk pindah.” Mama Irie sangat sedih dan merasa semuanya berakhir
sekarang. Papa Irie dan papa Aihara ikut sedih.
Restoran sudah tutup, tinggal
Kotoko dan Kin-chan yang membereskan restoran. Papa Aihara pergi lebih dulu,
dan Odawara-san diminta Kin-chan untuk pulang saja, ia yang akan membereskan
semuanya. Besok hari libur restoran. Kotoko yang membereskan meja berkata Kin-chan
sudah bekerja keras minggu ini. Kin-chan bertanya apa besok Kotoko sudah punya
rencana?
Kotoko: “Tidak juga. Apa kau
ingin pergi ke suatu tempat?” Kin-chan berkata tidak dan mengajak Kotoko
belajar bersama. “Belajar bersama?”, tanya Kotoko heran.
“Kau sudah bekerja di restoran.
Aku yakin kau perlu belajar dasar-dasar masakan Jepang. Aku juga perlu
memikirkan menu utamaku juga. Jadi kau bisa mencoba masakanku dan kita bisa
belajar bersama ”, jelas Kin-chan. Kotoko menganggap itu ide bagus dan
menyetujui dengan semangat.
Naoki pulang malam dan bertemu
ibunya yang sedang minum sendirian di ruang tamu. “Onii-chan, kau pulang
terlambat, tapi Kotoko juga belum pulang. Apa ia sedang membersihkan restoran
sekarang? Ia pulang sangat terlambat akhir-akhir ini, tapi hari ini lebih
terlambat dari biasanya. Mungkin ia pergi bersama pria bernama Kin-chan itu. Ah!
mungkin ia tak pulang malam ini”
Naoki sadar ibunya mabuk dan
mengucapkan selamat malam. Mama Irie memanggil Naoki yang berbalik ke kamarnya,
“Aihara-san berkata kalau mereka akan pindah. Apa kau baik-baik saja dengan
itu?”
Naoki tak menjawab apapun dan
naik ke kamarnya. Tapi begitu sampai atas, ia memandangi pintu kamar Kotoko
sebelum masuk ke kamarnya sendiri.
Di lapangan tenis, Sudo berkata
Aihara tidak datang latihan hari ini. Naoki mengerti, tapi matanya masih sibuk
memandangi lapangan tenis, mungkin berharap Kotoko tiba-tiba muncul *Whoooopss,
Naoki nyariin Kotoko lagi?? Ihiiy!*. Sudo heran, kalian tinggal di rumah yang
sama, tapi kau tak tau apapun satu sama lain. Naoki menjawab kalau ia pulang
terlambat setiap hari sejak ia sibuk bekerja. Naoki lalu pergi. Sudo memanggilnya
lagi, kudengar kau akan menikah, selamat. Naoki berterimakasih dan pergi.
Yuko menunggu Naoki di luar
lapangan tenis dan menyapanya. Naoki bertanya kabar Yuko. “Aku baik-baik saja
meskipun kau menolakku. Apa kau akan berhenti sekolah?”, tanya Yuko. Naoki hanya menjawab, mungkin.
Yuko: “Hmm.. aku tak menyukai gadis
itu, sangat membosankan saat tak ada sesuatu yang buruk yang bisa kukatakan
tentangnya.” Naoki tersenyum, ini benar-benar sepertimu, Matsumoto. Yuko tersenyum
dan berharap Naoki tetap dingin dan menarik meskipun sudah menikah dengan
seseorang. Naoki mengangguk dan Yuko segera kembali ke lapangan.
Naoki berjalan sendirian di
kampusnya dan bertemu Jinko dan Satomi yang kaget melihatnya, “Apa yang kau
lakukan di sekolah?” Naoki sedikit kesal, ia memang cuti sementara dari
sekolah, tapi ia masih terdaftar disini. Keduanya bergumam mengerti. Jinko, “Sayangnya,
Kotoko sudah pergi hari ini, sangat sayang.” Naoki berlalu, ia bahkan tidak
bertanya *laah, padahal tadi nyariin*. Jinko tak menyerah, “Ia ke restoran hari
ini.”
Naoki heran, “Restoran? Tapi itu
tutup hari ini”
Satomi: “Oh, kau tau sangat
baik, tapi ia pergi ke restoran di hari liburnya untuk belajar memasak dengan
Kin-chan”
Naoki: “Belajar memasak?”
Jinko: “Sebenarnya itu hanya
alasan. Kotoko akan memberi jawabannya atas lamaran Kin-chan”
Naoki tak bisa menyembunyikan
keterkejutannya, “Lamaran?”. Jinko bertanya apa Naoki tidak tau, Kin-chan
melamar kotoko. Satomi mengingatkan Jinko dan memintanya tutup mulut soal ini. Jinko
tak peduli, “Seseorang sudah memutuskan akan menikah dengan gadis kaya. Awalnya,
ia sangat depresi, tapi akhirnya ia menyadari cintanya yang sebenarnya. Benar,
Satomi?”
Satomi akhirnya mengikuti
permainan Jinko dan ikut memanas-manasi Naoki, “Cinta sejati tidak akan terpengaruh
uang, status, atau gelar.” Jinko membenarkan. Keduanya lalu berkata kalau
mereka akan pergi berkencan, “Aah, berkencan dengan seseorang yang kucintai
membuatku super bahagia, meskipun kami tidak kaya!” Mereka mengucapkan sayonara
dan pergi meninggalkan Naoki. Naoki daritadi hanya diam, tapi semua tau kalau
ia terganggu dengan ini.
Jinko merasa sangat puas dengan
apa yang dilakukannya barusan. Tapi Satomi khawatir, Kotoko tak mengatakan
apapun soal menjawab lamaran Kin-chan, apa tak masalah memberitahu Naoki soal
ini. Jinko berkata ia akan menyesal kalau ia tak memberitahunya seperti tadi,
ini pelajaran bagus untuk orang berhati dingin itu. Satomi akhirnya setuju dan
membenarkan. “Ah, aku merasa sangat baik sekarang!”
Di restoran, Kin-chan
menghidangkan masakannya untuk Kotoko. Kotoko kagum akan penampilan masakannya
yang cantik.”Kau menikmati masakan Jepang tidak hanya dengan lidah, tapi juga
dengan matamu. Penting untuk menghiasnya dengan indah.” Kin-chan meminta Kotoko
segera mencicipinya. Dan ekspresi Kotoko mengalahkan pak Bondan, “Aku tak
pernah merasakan masakan daging dan kentang yang seenak ini.”
“Benarkah? Makanan yang mahal
itu baik, tapi masakan rumahan yang semua orang tau, seperti masakan daging dan
kentang, sauteed burdock root, fried tofu, aku ingin membuka restoran yang
menyajikan masakan seperti itu. Orang mengembangkan selera mereka di rumah, aku
ingin membuat masakan rumahan dengan bahan terbaik agar orang menyadari betapa
luar biasanya mereka. Restoran dengan suasana seperti di rumah, dengan pemilik
perempuan yang ramah dan dicintai semua orang. Kita akan menjalankan restoran
bersama, Kotoko.”
Kotoko terkejut.
Naoki tidak terlihat baik-baik
saja. Saat tiba-tiba turun hujan, Naoki hanya berdiri diam, tak mencoba
berteduh. Hujan turun seperti suasana hatinya.
Kin-chan menanyakan jawaban
Kotoko atas lamarannya, Kotoko meminta maaf dan minta sedikit waktu lagi untuk
memikirkannya. Kin-chan sadar, jadi kau sama sekali tak bisa melupakan Irie.
Kotoko menyangkalnya, bukan begitu.
“Jadi apalagi? Aku mencintaimu
untuk waktu lama, apa kau tak mengerti? Ia sangat dingin, mengapa kau
mencintainya?”
“Kin-chan!”
“Aku akan membantumu
melupakannya”, Kin-chan memegang bahu Kotoko dan mendekat, berusaha mencium
Kotoko. Kotoko menghindar dan berteriak,” Tidak! Jangan! Irie-kun!” Kin-chan
membeku. Kotoko terkejut akan refleksnya menyebut nama Naoki dan meminta maaf
pada Kin-chan.
“Aku tau, jadi kau masih
mencintai Irie sampai saat ini”
Kotoko hanya berulangkali
meminta maaf dan berlari pergi. Kin-chan menangis dan melempar mangkuk makanan
yang tadi dibuatnya dan berteriak frustasi.
Kotoko terus berlari dalam
hujan, “aku yang terburuk, aku membuat
Kin-chan mengharapkan sesuatu karena aku seolah-olah oke dengan itu, tapi pada
akhirnya kata-kata yang keluar dari mulutku adalah Irie-kun. Aku memikirkannya
sangat lama dan bertahan dan menyerah, tapi tetap ‘Irie-kun’ sampai saat ini”
Kotoko berhenti berlari di pohon
tempat ia merasa harus menyerah pada Irie-kun dulu, ia menangis, “Aku tak tau
apalagi yang harus kulakukan”. Kotoko terduduk
dan memandangi hujan yang jatuh ke tanah saat seseorang datang dan
memayunginya. Kotoko mendongak dan kaget melihat Naoki, “Irie-kun... tapi
kenapa?”. Naoki berkata ia datang menjemput Kotoko. “Kau datang menjemputku?”,
tanya Kotoko tak percaya. Naoki mengulurkan tangannya. Kotoko terkejut, tapi segera
menyambut tangan Naoki dan berdiri.
Keduanya berjalan di tengah
hujan. Naoki bertanya, apa kau bersamanya? Kotoko, “apa?”
“Maksudku Ikezawa”, jelas Naoki.
Kotoko membenarkan.
“Aku dengar ia melamarmu”
“Itu benar, aku tak seburuk itu,
kau tau.”
“Apa yang kau katakan padanya?”
“Apapun yang kukatakan padanya
tak penting bagimu, karena kau akan menikah dengan Sahoko-san”
“Itu benar”
Kotoko berkata kalau ia akan
pindah, ayah dan aku sudah memutuskan, dan aku akan...menikahi Kin-chan. Dan
Kin-chan dan aku akan mengambil alih restoran ayah.
“Kau mencintainya?”
“Kin-chan sudah mencintaiku
sejak tahun pertama sma”
Naoki berbalik menatap Kotoko,
“Apa kau mencintai seseorang hanya karena ia bilang kalau ia mencintaimu?”
“Apa? Apa ini masalah? Cintaku
bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun dan aku lelah mencintai seseorang
yang tak balas mencintaiku. Kau seharusnya hanya memikirkan Sahoko-san.
Tinggalkan aku sendiri”
Naoki melepas payungnya dan
memegang bahu Kotoko, “Kau mencintaiku. Kau tak bisa mencintai siapapun kecuali
aku.” Kotoko merasa Naoki terlalu percaya diri, dan membenarkan berulang kali,
“tapi aku tak bisa melakukan apapun dan kau tak mencintaiku sama sekali, kau
tidak mencintaiku!”
Naoki tiba-tiba mencium Kotoko.
Kotoko terkejut dan membeku.
“Jangan pernah berkata kau
mencintai pria siapapun selain aku”
Kotoko yang masih bahagia akan
ciuman Naoki berkata ini ciuman kedua mereka. Naoki meralat, ini yang ketiga.
Kotoko kaget. “Kau tak perlu menghitungnya lagi”, sahut Naoki yang mencium
Kotoko sekali lagi. Naoki memeluk Kotoko erat di tengah hujan. *wohh, di versi
lain kissnya cuma sekali lho, naokiiiii*
Di rumah, papa Aihara
membicarakan rencana kepindahannya. Mama Irie berkata kalau kami akan
merindukan kalian. Papa Aihara berjanji akan sering berkunjung. Naoki dan
Kotoko pulang, Mama Irie khawatir dan bertanya apa yang terjadi sampai keduanya
basah kuyup begini. Mama Irie akan mengambil handuk, tapi Naoki mencegahnya, ia
punya sesuatu yang penting untuk disampaikan dan ingin mamanya tetap disini.
Naoki menghadap papa Aihara dan
berkata ada yang ingin ia bicarakan. Papa Aihara meminta mereka ganti baju dulu.
“Dengan Kotoko-san, tolong
berikan aku ijin untuk menikahi putrimu”
Kotoko terkejut. Papa Aihara
terkejut. Mama Irie terkejut. Papa Irie terkejut. Yuki juga ikut terkejut.
Papa Irie bertanya apa Naoki
serius? Naoki mengiyakan, “Akhirnya aku menyadari, aku...ingin menikahi Kotoko.
Tentu saja tidak segera, aku harus yakin Chairman Oizumi setuju dengan ini.
Setelah perusahaan membaik dan manajemen kembali ke jalurnya. Tapi aku tak bisa
memikirkan orang lain, hanya dia yang kuinginkan bersamaku”. Naoki menoleh ke
arah Kotoko saat mengatakan kalimat terakhir.
“Mr. Aihara, bisakah anda
memberi kami persetujuanmu?”
“Naoki-kun, ia tak bisa
melakukan apapun, kau tau?”
“Ya, aku tau”
“Ia tidak pintar”
“Ya, aku tau”
“Ia tak bisa memasak”
“Ya, aku tau”
“Ia ceroboh dan gegabah. Ia
membuat kesalahan sepanjang waktu”
“Ya, aku tau”
“Tapi, ia ceria dan punya
keberanian. Ia berbakti dan gadis yang mudah dicintai”
“Ya, aku tau”
Papa Aihara meminta Naoki
menjaga Kotoko. Naoki mengiyakan, dan menoleh pada Kotoko, “Apa kau setuju
dengan ini, Kotoko?” Kotoko mengiyakan dengan bahagia. Mama Irie sangat senang
dan memeluk Kotoko, “Aku sudah sangat lama menunggu hari ini datang.”
Naoki menghadap ayahnya dan
meminta maaf karena sudah bersikap egois. Papa Irie menganggap kalau Naoki
sangat egois dan memasang ekspresi tidak senang. Ha, apa papa Irie nggak
setuju? Tentu saja tidak, papa Irie yang lucu kan hobinya akting, haha. Papa
Irie bahkan meminta Naoki berhenti bekerja, kembali sekolah dan menjadi dokter.
Naoki dan Kotoko terkejut. “Kau pikir kau bisa menyembunyikannya? Jangan
meremehkan ayahmu. Aku sudah tau. Aku yang membangun Pandai, jadi aku
bertanggung jawab membangunnya kembali. Aku akan bicara pada Chairman Oizumi,
jadi kau harus mengejar mimpimu.” *Waw, papa sama mama Irie bener-bener kakkoii
ni, ngerti anaknya banget tanpa harus bilang apa-apa*
Naoki speechless dan hanya bisa
berterimakasih. Kotoko senang, tapi kemudian ia sadar, “Tapi apa yang akan
terjadi pada perusahaan anda?” Papa Irie juga bingung.
“Aku akan melakukannya!”, ujar
Yuki tiba-tiba, “Aku akan mengambil alih perusahaan. Ini butuh waktu, jadi ayah
harus tetap bekerja keras hingga saat itu. Jadi kau bisa menjadi dokter,
Oniichan.” Naoki berkata ia akan melakukannya, “Aku berharap padamu, Yuki.”
Yuki mengangguk.
Mama Irie gembira semua menjadi
sangat baik, “Kita bisa menjadi keluarga sebenarnya” dan memeluk Kotoko gembira.
Papa Aihara yang terharu juga ikut gembira. Papa Irie meminta Naoki dan Kotoko segera
berganti baju, kita harus merayakannya!
Bluk! Sehelai handuk mendarat
menutupi kepala Kotoko. Naoki membetulkan posisi handuk di kepala Kotoko, dan
memegang kepala Kotoko sambil tersenyum. Kotoko: “Aku takut, aku merasa seperti
kau akan kembali menjadi Irie-kun yang dingin saat aku terbangun besok.”
“Jadi kau ingin tidur
denganku?”, tanya Naoki sambil melirik ke arah kasur Kotoko. Kotoko cepat-cepat
berkata bukan itu maksudnya. Naoki gemes dan mengunyel-unyel kepala Kotoko
dengan sayang (sekalian ngeringin kepala Kotoko).
“Apa kau yakin kalau kau
menginginkanku?”, tanya Kotoko. Naoki mengiyakan.
“Aku mencintaimu, Irie-kun.”
“Aku tau...lebih dari cukup”
Kotoko tertawa, “tapi aku tak
tau kalau kau mencintaiku”
“Kau sudah memenangkanku”, Naoki
memeluk Kotoko dan akhirnya mengucapkan, “Aku mencintaimu.” Naoki mengeratkan
pelukannya, Kotoko senang hati membalasnya. Mereka yang berpelukan tak sadar
kalau ada kamera yang mengambil gambar mereka berdua. Yep, siapa lagi kalau
bukan mama Irie? Mama Irie melihat hasil fotonya dengan puas dan berpikir,
“Kapan hari minggu terdekat yang baik untuk pernikahan?”
Sepertinya mama Irie langsung
menemukan jawabannya karena di suatu minggu pagi mereka sekeluarga berjalan
bersama. Yuki penasaran mereka akan kemana. “Kita sudah dekat”, jawab mama
Irie. Papa Irie mengeluh, ini terlalu pagi untuk hari minggu, aku minta maaf
Ai-chan. Papa Aihara berkata tak masalah, tapi juga bertanya kemana mereka akan
pergi? Mama Irie tertawa penuh misteri dan menjawab, “ke pernikahan.” Semua
kaget. Mama Irie menunjuk sebuah gereja di seberang mereka. Kotoko mulai geer,
mungkinkah.. Mama Irie: “Tentu saja ini pernikahan Oniichan dan Kotoko-chan.”
Semua terkejut lagi.
“Aku tak pernah mendengar soal
ini”, kata Naoki agak kesal.
“Itu karena... aku tak
memberitahumu”, mama Irie ketawa senang. Kotoko bertanya apa mereka benar-benar
akan menikah hari ini? Kita tak hanya mengecek tempatnya?
“Ini adalah hadiah kejutan”,
kata Mama Irie yang segera membuka pintu gereja. Teman-teman Kotoko dan Naoki
sudah berkumpul di balik pintu dan memberi selamat atas pernikahan mereka,
semua bertepuk tangan gembira. Mama Irie bertanya apa kalian terkejut? Dan
meminta semuanya segera berganti baju.
Kotoko berdiri di depan kaca
dengan gaun pengantinnya, “Aku tak bisa percaya hari seperti ini akan datang,
rasanya seperti mimpi.” Yuki datang melihat Kotoko dan berkata, “Fair feathers
make fair fowls.” Kotoko bingung. “Kau tak mengerti bahasa Inggris, kau
benar-benar bodoh, Kotoko”, ejek Yuki. Kotoko bertanya apa artinya. Yuki
menjelaskan, bulu yang cantik akan membuat burung terlihat cantik, dengan kata
lain siapapun yang memakai gaun yang cantik akan tampak cantik.
Kotoko bertanya apa Yuki
mempermainkannya. Yuki berkata ia akan memberitahu sesuatu yang bagus sebagai
hadiah pernikahan, dan membisikkan sesuatu pada Kotoko. Kotoko hanya
mengangguk-angguk.
Naoki sedang duduk sendirian
saat Kin-chan mendatanginya dan memuji penampilannya, “Kau selalu tampak
bagus.”
Naoki: “Ikezawa.. aku akan
mengambil Kotoko.” Kin-chan tertawa dan menganggap Kotoko memiliki selera yang
buruk, tapi suaranya berubah serius saat berkata Naoki harus yakin kalau Kotoko
bahagia, kau tau apa yang akan terjadi jika kau membuatnya menangis meskipun
sedikit, kau tak bisa menurunkan kewaspadaanmu, aku selalu siaga. Naoki
membenarkan dan mengulurkan tangannya, Kin-chan sedikit ragu sebelum akhirnya
menjabat tangan Naoki. Tapi abis itu Kin-chan yang kayak nyesel sambil shock
memandangi tangannya, “Oh no, aku berjabat tangan dengannya.” Hahaa.
Di dalam gereja, Naoki tampak
tegang. Mama dan papa Irie meminta anaknya untuk tak terlihat galak. Mama Irie
asik memotret Naoki, kakkoii ne!
Pintu gereja terbuka, Kotoko
masuk bersama papa Aihara. Naoki tampak terkejut melihat pengantinnya yang
cantik berjalan perlahan ke arahnya. Di depan altar, papa Irie menyerahkan anak
gadisnya pada Naoki. Naoki meletakkan tangan Kotoko di sikunya dan mereka
berjalan perlahan menuju altar.
“Ini sangat tidak menyenangkan
saat semuanya sudah diputuskan”, gumam Naoki membuat Kotoko khawatir, “tapi
karena kau terlihat sangat cantik, aku akan membiarkannya.” Kotoko tersenyum
kembali.
Mereka mengucapkan janji di
depan pendeta dan saling menukar cincin. “Mempelai pria, kau bisa membuka tutup
kepala pengantinmu dan silakan menciumnya.” Naoki memegang bahu Kotoko dan
memandanginya. Kotoko bertanya jahil, “Hei Irie-kun, kau sudah lama
mencintaiku, iya kan?” Naoki bingung kenapa Kotoko membahas ini. “Aku mendengar
tentang ciuman kedua kita, Yuki-kun memberitahuku secara rahasia”, terang
Kotoko. Naoki melihat ke arah Yuki dengan kesal. “Kau jatuh cinta denganku
juga”, simpul Kotoko senang dan langsung mencium Naoki. Naoki terkejut, tapi
beberapa detik kemudian ia menutup matanya dan balas mencium Kotoko. Pendeta
dan semuanya terkejut melihat ulah Kotoko, “Oh my! Aku tak pernah melihat gadis
Jepang yang seperti ini!”
Kotoko mengakhiri ciumannya dan
berkata, “Ini pantas untukmu.” Naoki mengakui kalau ia kalah. Keduanya tertawa
bahagia, diikuti sorak sorai tamu yang datang.
Pengantin baru ini berjalan keluar
gereja dan disambut meriah. “Dan sekarang
aku menjadi Kotoko Irie dari Kotoko Aihara.” Keduanya melihat bintang jatuh
dan terkejut.
Kotoko: “Bintang jatuh? Tengah
hari begini?”
Naoki: “Kemungkinan untuk
terkena bintang jatuh adalah satu banding sejuta, bertemu denganmu merupakan
keajaiban yang lebih dibandingkan itu.”
Keduanya tertawa bahagia.END.
Komentar:
Whoaaaa, finally everybody’s
happy! Terlalu banyak adegan yang bikin senyum-senyum sendiri, this version is
sweetest than others, KAKKOII! Rain kiss, towel scene, wedding scene, semuanya
keren dan beda dari itakiss versi lain. Muka bahagianya Naoki itu lhoo, bikin kesel-kesel sama doi gara-gara
episode 14 sama 15 ilang. Episode 16 sekarang jadi episode favoritku, menggusur
episode 10 ke tempat kedua.
Setelah 3 bulan bersabar nunggu
drama ini tamat, begitu tamat tapi malah nggak rela. So, let’s hope for second
season! *ngarep sama bintang jatuh*