“Goodbye, Irie-kun”
Yuki sedang menikmati pancake
sarapannya saat Naoki masuk ruang makan dan menyadari hanya ada Yuki sendirian
di meja makan. Mama Irie muncul dengan sepiring pancake untuk Naoki dan
memberitahu kalau Kotoko-chan sedang berkencan hari ini. “Kencan?”, tanya Naoki
sedikit terkejut. Yuki yang menjawab, dia berdandan sangat cantik dan pergi.
Kamera beralih meng-close up ekspresi Naoki yang tertegun dan teringat
perkataan Kin-chan malam itu, “Jangan
ganggu kami. Aku yakin kau paham karena kau punya seorang gadis yang akan kau
nikahi. Jika dia sangat penting untukmu, Kotoko sangat penting untukku. Aku tak
tahan melihat Kotoko begitu menderita”
Pada akhirnya Naoki hanya
bergumam, “Aku mengerti, pria itu pasti memiliki selera buruk”. Mama Irie
bertanya apa Naoki yakin soal ini? Naoki tak tampak yakin, karena ia bahkan
kehilangan selera makannya dan hanya mengambil secangkir kopi untuk dibawa ke
kamar *yahh, padahal pancakenya tampak enak, sini buatku aja :p*. Mama Irie
setengah berteriak memanggilnya. Naoki meminta maaf, ia harus membaca beberapa
dokumen untuk meeting hari Senin, sambil melangkah meninggalkan ruang makan.
Mama Irie dan Yuki hanya bisa memandangi Naoki yang pergi.
Di kamarnya, Naoki terhenti saat
melihat sinar matahari yang menyinari dokumen yang sedang dibacanya. Naoki
membuka sedikit tirai jendelanya sambil menerawang, sepertinya penasaran dengan
apa yang sedang Kotoko lakukan di luar sana.
Hoo, di luar sana, Kotoko dan
Kin-chan baru saja keluar bioskop sambil membicarakan film yang baru mereka
tonton dengan semangat. Keduanya benar-benar tampak gembira. Kin-chan, “Hari
ini semua stressmu akan hilang, apa kau mau lanjut bermain?”. Kotoko menjawab
dengan semangat, aku mau! Aku mau! Aku mau!
Mereka pergi ke arena permainan
dan bermain dengan gembira. Narasi Kotoko, “Waktu
yang kuhabiskan bersama Kin-chan lebih menyenangkan dari yang kubayangkan,
untuk sesaat aku bisa melupakan Irie-kun”
Besoknya saat di kampus, Jinko
dan Satomi kaget dan kompak berteriak saat Kotoko memberitahu soal kencannya
dengan Kin-chan. Kotoko berkata ia dan Kin-chan sudah berteman sejak sma, tapi
setelah kupikirkan, itu pertama kalinya aku pergi hanya berdua dengan Kin-chan.
Jinko dan Satomi bertanya dengan semangat bagaimana kencannya. Kotoko tak
langsung menjawab, dan dari ekspresi Kotoko, Satomi beranggapan kalau Kin-chan
buruk dalam hal itu. Kotoko menyangkalnya, sebenarnya itu lebih menyenangkan
dari yang kubayangkan, waktu berputar sangat cepat.
Jinko dan Satomi semakin
excited, lalu? Kotoko teringat saat Kin-chan mengantarnya pulang dan Kotoko berterimakasih
pada Kin-chan atas hari yang menyenangkan. Saat Kotoko melangkah masuk, Kin-chan
memanggilnya, “Kotoko, bisakah kau pergi denganku lagi? Aku akan menemukan tempat
yang menyenangkan lagi. Jangan anggap terlalu serius, pikirkan saja kau ingin
keluar untuk menghilangkan stress, dan aku akan menjadi orang itu denganmu”.
Kotoko terkejut, tapi kemudian mengiyakan, “baiklah, mari kita berkencan lagi,
Kin-chan”. Gantian Kin-chan yang kaget.
Back to now, Kotoko masih asyik
dengan bayangannya saat Jinko dan Satomi memanggil-manggil namanya, menyadarkannya.
Kotoko akhirnya menjawab kalau sebenarnya mereka berjanji untuk berkencan lagi.
Jinko yang super kaget tanpa sadar menyodok perut Satomi dengan sikunya sampe
Satomi kesakitan, “apa ini perubahan besar?”. Kotoko hanya menjawab, ”ini bukan
seperti itu”. Satomi yang senang berkata kencan atau pesta itu tidak penting,
sambil menyuruh Kotoko duduk, “kalau kau bisa melupakan heartless Irie meskipun
hanya sedetik dan menikmati hidupmu, itu bagus, kau tak perlu terburu-buru
menemukan pacar, jangan terburu-buru memberikan jawabanmu, saat ini kau hanya
harus bersenang-senang dengan siapapun yang ada, meskipun itu Kin-chan”. Jinko
membenarkan, jika itu bisa membuatmu senang, itu yang penting. Kotoko merasa
ini kejam untuk Kin-chan. “Kalau kau berpikiran seperti itu, meskipun sedikit,
itu berarti kau mencintai Kin-chan, itu benar! Kau peduli padanya lebih dari
kau peduli pada dirimu sendiri, itu wujud cintamu padanya”, ujar Satomi sok tau.
Jinko yang excited bertanya apa Kotoko benar mencintai Kin-chan? Kotoko
tertawa, bingung harus menjawab apa,”aku tak tau soal itu, tapi... Kin-chan...
benar-benar orang yang baik”. Jinko dan Satomi merasa ini antiklimaks, “kau
baru menyadari itu??”
Naoki dan Sahoko baru selesai
menonton konser Stravinsky. Menurut Sahoko, Stravinsky mirip dengan Naoki,
karena Stravinsky mengganti gayanya tergantung pekerjaan, kau misterius seperti
musiknya, kupikir itu pesonamu. Naoki merasa itu berlebihan. Sahoko merasa
terganggu karena orang yang berada persis di depan mereka tertidur tepat
setelah konser dimulai, kalo orang tidur sambil duduk kan tanpa sadar kepalanya
goyang kemana-mana tu, Sahoko terganggu dengan itu.
Nah, si Naoki malah ngebayangin
dia nonton konser sama Kotoko dan Kotoko yang mengantuk akhirnya mendarat di
bahunya dan tertidur nyenyak. Naoki tak bisa menahan tawanya saat membayangkan
itu, dan Sahoko yang masih asik ngoceh sendiri, bingung liat Naoki. Naoki
berkata bukan apa-apa, dan mengajaknya segera pergi, restoran yang akan mereka
datangi memainka musik opera, apa kau menyukai opera? Sahoko menjawab tentu
saja, kau mungkin akan menyukai Tristan. *kencan mereka ini kok membosankan
sekali ya? Pameran seni, konser, opera, ckck.*
Mama Irie sedang menunggu dengan
tak sabar saat Naoki akhirnya pulang, “Onii-chan, kau terlambat.” Naoki berkata
ia sudah bilang akan terlambat karena menonton konser dengan Sahoko-san. Mama
Irie membenarkan, tapi berapa lama kau butuh waktu mendengarkan musik? Naoki
menjawab, ia juga sudah bilang kalau ia tidak butuh makan malam karena ia pergi
dinner dengan Sahoko setelah konser. Mama Irie khawatir, “Onii-chan kau belum
melakukan kontak fisik dengannya kan?” Naoki kesal, “kontak fisik apa maksudnya?
Aku bukan anak smp, kami berkencan dengan mempertimbangkan pernihakan di masa
depan, sisanya terserah imajinasi mama”. Mama Irie panik, tapi aku tak pernah
memberimu izin. “Ayah mengatakannya, aku harus menentukan sendiri siapa yang
akan kunikahi, aku melihatmu mengangguk”, jawab Naoki. Mama Irie membenarkan,
tapi kupikir yang dimaksud adalah Kotoko-chan. Naoki berkata ia tak akan ragu
untuk membuat keputusan soal pernikahannya.
Naoki sedang melangkah naik ke
kamarnya saat Kotoko pulang. Mama Irie bertanya, kau juga terlambat Kotoko
chan, apa kau juga berkencan? Kotoko heran,” juga? Jadi Irie-kun berkencan?”
Tanyanya sambil menoleh ke arah Naoki. Naoki menjawab kalau mereka pergi ke
konser. Kotoko mengangguk-angguk. Mama Irie masih tampak penasaran, jadi Kotoko
menjelaskan kalau ia tidak berkencan, mulai hari ini ia membantu di restoran
ayahnya. “Kotoko-chan, apa kau akan menjadi chef?”, tanya mama Irie. Kotoko
tertawa,”tentu saja tidak. Itu tak mungkin.” Naoki dengan sinis berkata itu
bagus, orang yang akan sakit berkurang. Kotoko kesal, “mungkin aku tak bisa
memasak, tapi aku bisa membersihkan meja, aku sedang mencoba belajar. Kin-chan
akan mengajariku di restoran.” Naoki bergumam kalau itu seperti kencan.
Kotoko, “aku tidak mencampuradukkan
percintaanku dan pekerjaan seperti yang dilakukan seseorang”
“Itu tergantung siapa yang kau
bicarakan”
“Beraninya kau. Kau harus
meminta maaf pada Kin-chan”
“Lihat? Aku benar”
“Meskipun kau benar, ini bukan
urusanmu”
“Benar. Aku tak tertarik pada
dengan siapa percintaanmu dimulai”
Mama Irie menghentikan mereka
berdua, dan sadar, oh my, kalian bertengkar sepeti pasangan yang sudah menikah.
“Tidak seperti itu!”, sangkal
Kotoko dan Naoki bersamaan. Mama irie kecewa. Naoki naik dan berkata besok ia
tidak makan malam di rumah lagi. “Apa kau berkencan lagi?”, tanya mama Irie.
“itu bukan urusanmu”, sahut Naoki yang lanjut naik ke kamarnya. Mama Irie
menoleh dengan khawatir pada Kotoko yang memandangi Naoki. Kotoko juga ijin
naik untuk menyiapkan kelas besok, dan aku juga tidak perlu makan malam lagi,
aku akan makan di restoran mulai sekarang. Kotoko mengucapkan selamat malam dan
naik ke kamarnya. Tinggal mama Irie sendiri.
Di rumah sakit, mama Irie curhat
pada papa kalau Naoki tetap akan menikahi Sahoko-san dan sepertinya Kotoko-chan
sedang berkencan dengan chef muda itu, Kin-chan, dan tak hanya itu, ia juga
membantu di restoran, jarak antara Kotoko dan anak itu semakin dekat dan dekat.
Papa Irie tampak ragu sebelum mengatakan kalau Kanamori (asistennya di kantor) menelepon
kemarin dan berkata Chairman Oizumi akan mengatur acara pertunangan segera
setelah aku pulang dari RS. Mama Irie terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.
Naoki sedang berjalan di koridor
RS saat mendengar seorang dokter mengabarkan pada seorang anak kecil kalau ia sudah
boleh pulang. Anak itu senang, benarkah? “Ya, itu karena kau melakukannya
dengan baik”, jawab si dokter. “Itu karena kau melakukan yang terbaik untuk
operasiku, dokter, terimakasih”. Naoki tertegun dan mengingat pembicaraannya
dengan Kotoko di taman, saat Kotoko bertanya apa Naoki akan menyerah pada
keinginannya untuk menjadi dokter.
Naoki berjalan dan berpapasan
dengan seorang dokter. KYAAA, TAKASHI KASHIWABARA!! Naoki berbalik dan memandangi
sosok yang berjalan pergi itu, merasa kenal tapi tak yakin. Hey, he is the old
you, Naoki baka!
Naoki masuk kamar rawat papanya
dan bertanya untuk apa memintanya datang. Papa Irie, kau tau aku akan pulang
akhir minggu ini kan? Naoki mengiyakan. Papa lanjut berkata kalau jantungnya
sebenarnya tidak terlalu baik, sewaktu-waktu aku membutuhkan operasi, aku tau
walau kau tak mengatakannya, aku bisa mengerti apa yang mamamu pikirkan dengan
hanya melihat wajahnya,tapi sebelum aku dioperasi, aku akan kembali ke perusahaan
dan mengatasi semua masalah perusahaan dengan tanganku sendiri, lalu operasi.
Tapi menurut Naoki, kalau papa kembali bekerja, jantungmu akan stress lagi.
Papa Irie, “Meskipun begitu, aku
tak bisa membiarkan kau menikah dengan orang yang tak kau cintai”. “Orang yang
tak kucintai? Jangan berasumsi seperti itu”, sahut Naoki. Papa Irie berkata
bijak, ”Naoki, kau anakku, lebih dari perusahaan atau apapun, kebahagiaanmu
yang terpenting untukku, karena itu...”
“Kau tak perlu memberitahuku,
aku menentukan pilihan hidupku sendiri, jadi jangan memikirkan hal yang tak
penting, Pa. Dan tolong fokus agar segera membaik”, sahut Naoki tak yakin.
Naoki masuk ke kamarnya yang
gelap, hanya menyalakan lampu meja dan mengambil buku-buku tentang kedokteran
dari rak. Naoki mengumpulkannya dalam satu tas dan meletakkannya di sudut
ruangan. Mencoba melupakan mimpinya.
Kotoko di restoran sedang
membersihkan meja dan membawa baki berisi piring kotor saat ayah memintanya
mengantar makanan ke meja 3. Kin-chan yang melihat Kotoko tampak kerepotan
mengambil baki yang dibawa Kotoko dan memintanya mengantarkan makanan saja.
Senior Kin-chan berkata pada papa Aihara kalau mereka tampak cocok bersama. Papa
Aihara hanya diam.
Papa Irie akhirnya pulang ke
rumah. Semua menyambut dengan gembira sambil menyalakan confetti, Papa Irie
terkejut dan memegang dadanya. Semua panik. Etapi ternyata boong, Papa Irie
cuma bercanda! Aku merasa sangat baik, sahut Papa Irie sambil bergerak dengan
semangat, haha. Semua lega. Papa Aihara berkata ini menunjukkan kalau Iri-chan
benar-benar membaik sekarang. Semua
kemudian masuk untuk merayakan kepulangan Papa Irie. Papa Irie ini lucu lho,
pas dirawat di RS juga bajunya piyama unyu-unyu, gambar gajah coba.. heran deh
kenapa Naoki jadi dingin begitu, padahal papa mamanya ekspresif dan cerah
ceria. Yuki sih mendingan, tapi karena role modelnya Naoki jadi ya gitu deh.
Papa Aihara menyajikan berbagai
masakan di meja, semua kesukaan Papa Irie. Semua tampak kagum. Papa Irie
gembira, masakan di rumah sakit benar-benar tak ada rasanya. Tapi Naoki
mengingatkan kalau Papa belum sehat sepenuhnya, Papa harus menghindari alkohol,
rokok, makanan yang berminyak dan manis. Papa Irie berargumen, “Apa kau tak tau
seberapa banyak aku bertahan dengan makanan rumah sakit?” Semua tertawa. Naoki
berkata kalau bukan itu intinya. Mama Irie menengahi, sudah sudah, Naoki benar,
Papa, lakukan saja dengan mudah. Papa Irie terpaksa mengangguk.
Mama Irie
mengajak mereka merayakan kepulangan papa dari RS, semua berdiri dengan minuman
masing-masing, Mama Irie meminta Papa mengatakan sesuatu.
“Ini sangat tiba-tiba aku harus
tinggal di RS, maafkan aku telah membuat kalian khawatir dan membuat masalah.
Tapi, terimakasih untuk semuanya, aku membaik dan bisa meninggalkan RS. Aku
sangat mengapresiasi....” , kata Papa Irie sambil akting sedih, tapi sedetik
kemudian ceria lagi dan langsung berkata CHEERS!
Itadakimasu! Semua lanjut
menikmati hidangan dengan semangat. Papa Irie merasa lega, rumah memanglah yang
terbaik. Mama Irie juga merasa sangat menyenangkan makan bersama keluarga dan
sangat rileks hanya bersama anggota keluarga. Lalu tiba-tiba, TING TONG! Semua
heran, siapa yang datang? Aneh, kita sedang makan bersama keluarga hari ini,
aku tak mengundang orang lain, mama Irie bertanya-tanya. Naoki yang daritadi
pura-pura nggak tau apa-apa berkata kalau ia yang mengundang mereka. Semua
penasaran,bahkan mama Irie punya perasaan buruk soal ini. Dan ternyata yang
datang Chairman Oizumi bersama Sahoko. Chairman Oizumi memberi selamat atas
kepulangan Papa Irie dan berkata Naoki yang mengundang mereka. Papa Irie
berterimakasih, tapi mama Irie langsung mendekati Naoki dan berbisik, “aku
sudah bilang perayaan hari ini hanya untuk keluarga”. Naoki justru berkata
karena itulah ia mengundang mereka, OMO. Naoki mengenalkan Sahoko pada Papa
Irie. Papa Aihara mempersilahkan mereka duduk, ruang keluarga langsung penuh,
Kotoko sampai kebingungan nggak kebagian tempat duduk, sampai akhirnya ia
mengambil kursi meja makan untuknya sendiri. *sumpah, nggak tega liatnya*
Papa Irie memperkenalkan
istrinya dan Yuki. Sahoko memberikan bungkusan yang dibawanya. Begitu dibuka,
Papa Mama Irie dan Kotoko takjub melihatnya. Tentu saja Kotoko dengan ekspresi
kaget khasnya. Papa Irie menikmati makanannya dan memuji Sahoko, ini lebih dari
sekedar enak. Kotoko yang mendengarnya merasa kecil hati. Mama Irie meminta
papa berhenti melebih-lebihkan, kita sudah punya makanan dari chef
professional, tapi ekspresi mama Irie langsung berubah begitu mencicipi masakan
Sahoko, tapi tak mau mengaku kalau menyukainya. Papa Aihara bahkan juga memuji
keahlian Sahoko dalam memilih bahan makanan yang tepat untuk kondisi papa Irie.
Papa Irie memberitahu Chairman Oizumi kalau papa Aihara memiliki restoran
Jepang yang sangat populer. Sahoko merasa minder. Papa Aihara, “jangan begitu,
aku harap kau bisa membantuku di restoran”. Kotoko yang sedari tadi hanya
mendengarkan makin kecil hati, apalagi saat tau kalau Sahoko belajar memasak
dari ibunya. Yuki bahkan juga memuji masakan Sahoko. Kotoko cuma bisa manyun
dan sibuk dengan makanannya.
Chairman Oizumi menebak Kotoko adalah gadis yang
tinggal bersama dengan mereka. Kotoko tertawa sopan dan menyapa dengan mulut
penuh makanan. Chairman Oizumi menatap Kotoko yang masih asik mengunyah sampai
akhirnya sadar dan meminta maaf, “kudengar Mrs. Irie benar-benar menyukainya,
jadi aku sangat penasaran”. Sahoko berkata tidak sopan Kakek memandangi Kotoko
seperti itu *hooh, kesannya ngece tenan*. Chaiman Oizumi mengelak dan berkata Kotoko sangat cute jadi ia tak bisa
berhenti memandanginya. Btw, Naoki diem aja loh daritadi.
Sahoko mengajak Kotoko berbicara
di luar. Sahoko meminta maaf soal kakeknya yang tak sopan. “Jangan khawatir,
itu tak menggangguku”, jawab Kotoko menenangkan.
Sahoko, “Sejujurnya aku dan kakek
cemburu padamu”. Kotoko kaget. “karena kau tinggal dengan Naoki-san lebih dari
dua tahun dan mama Naoki menyukaimu juga, itulah kenapa kami iri padamu
Kotoko-san”
Kotoko tampak ragu, tapi ia
bertanya alasan Sahoko menyukai Naoki.
“Hari dimana kakekku memintaku
datang ke perusahaan untuk memberitahu sesuatu yang penting, sebenarnya itu
soal pertemuan pernikahan dengan Naoki-san. Aku bertemu seorang pria gentleman
dan baik hati di lift, aku jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi aku tak
pernah menyangka pria itu adalah Naoki-san. Jadi aku sangat terkejut saat
bertemu lagi dengannya di pertemuan. Kurasa ini takdir”
Dalam hati Kotoko,”aku juga, jatuh cinta pada pandangan pertama
dengan Irie-kun. Aku memiliki cinta satu sisi selama dua tahun sejak itu. Dan kita
tiba-tiba tinggal di rumah yang sama, tapi aku tak pernah memiliki kesempatan
untuk merasa kalau itu adalah takdir. Waktu berlalu tanpa ada kemajuan apapun
dalam hubungan kami”. Tanpa sadar Kotoko berkata, “aku berharap aku bertemu
dengannya dengan cara sepertimu”.
Sahoko, “kau berharap bertemu
dengannya?” Kotoko sadar dan meralat, “tidak, kuharap aku akan bertemu
seseorang”.
Sahoko berkata sebenarnya ia
ingin menolak pernikahan yang diatur, rasanya terlalu cepat karena ia masih
sekolah, tapi kakek meminta setidaknya bertemu dengan Naoki. Sahoko benar-benar
tidak menyangka ini akan terjadi, “hidup ini sangat aneh kan?”. Kotoko membenarkan.
“Tapi...aku takut. Semakin baik
Naoki-san padaku, aku merasa Naoki yang sebenarnya semakin jauh, aku tak tau
yang sebenarnya ia pikirkan. Aku kehilangan percaya diriku. Ini aneh, kan?” *yak
Sahoko, Naoki baka itu nggak pernah menunjukkan dirinya yang sebenarnya di
depanmu*
Kotoko menenangkan, ini terjadi
karena kau sungguh mencintai Irie-kun. Sahoko terkejut. Kotoko menjelaskan, “saat
kau mencintai seseorang, kau akan merasa seperti itu. Meskipun kau memutuskan
untuk tak menyerah, kau akan kehilangan percaya diri karena hal kecil. Kau cantik
dan tenang, jika wanita sempurna sepertimu merasa seperti itu, wanita biasa
akan jauh lebih khawatir. Lalu, jika dia baik padamu meski hanya sedikit, kau
akan sangat bahagia dan berharap sesuatu yang lebih terjadi, kau akan menjadi
orang paling bahagia di seluruh dunia. Tapi, jika ia dingin padamu lagi, kau
akan takut dan berpikir ia membencimu. Ini lingkaran yang tak pernah berakhir. Kau
pikir kau akan mencoba melakukan yang terbaik, tapi perasaanmu selalu naik dan
turun”. Kotoko tersenyum mengingat apa yang sudah ia lalui bersama Naoki. Sahoko
yang mengamati Kotoko dari tadi merasa kalau Kotoko juga mencintai seseorang. Kotoko
menyangkal, tapi Sahoko tak tampak yakin.
“Tapi..aku tau Irie-kun
benar-benar mencintaimu, Sahoko-san”, ujar Kotoko sok tau. Sahoko tetep nggak
yakin dan bertanya apa Kotoko yakin soal itu? Kotoko tak tau dan tak bisa
menjawabnya, tapi meminta Sahoko untuk lebih tenang.
Malam harinya, Chairman Oizumi
dan Sahoko berpamitan pulang. Chairman Oizumi meminta papa Irie tidak bekerja
terlalu keras. Papa Irie mengiyakan dan berkata akan mengunjunginya setelah
kembali bekerja. Chairman Oizumi mengingatkan tentang acara pertunangan, kita
akan membicarakan jadwalnya nanti. Sahoko berkata kalau ia ingin berjalan
sebentar dengan Naoki. Chairman Oizumi meminta Naoki menjaga Sahoko dan pulang
duluan.
Mama dan papa Irie masuk ke
rumah, Mama Irie berkata ia sangat lelah dan akan menaburkan garam untuk
menstarilkan rumah ini. Papa Irie meminta mama tidak melakukan itu *hahaa*. Mama
Irie bertanya apa papa yakin soal ini? Dengan berat hati Papa menjawab, Naoki
telah membuat keputusan, kita tak bisa membantu. Mama Irie hanya bisa mendengus
kesal.
Kotoko sedang mencuci piring di
dapur dan mama Irie meminta Kotoko melakukannya besok saja. Kotoko berkata tak
apa-apa, aku belum mengantuk dan akan segera selesai, Obasama pasti lelah
karena hari yang sibuk ini, pergilah tidur. Mama Irie merasa tak enak dan tak
segera beranjak. Kotoko meyakinkan, ia baik-baik saja, sedikit lagi. Kotoko berusaha
tampak ceria seperti biasanya
“Kotoko-chan, maafkan aku. Sungguh,
maafkan aku”. Kotoko kaget melihat mama Irie yang meminta maaf sambil
membungkukkan badan. “aku selalu berkata kalau kami akan memilikimu menikah ke
keluarga kami. Tapi ini terjadi. Aku mencoba berharap pada kalian berdua, tapi
akhirnya malah menyakitimu. Aku merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi”
Kotoko diam sejenak dan berkata
ini bukan salah anda, Obasama. Mama Irie, “Aku tetap tak bisa menyerah
tentangmu, Kotoko-chan”. Kotoko berterimakasih,” aku sangat bahagia anda
memikirkanku seperti itu, aku memikirkan anda sebagai ibuku yang sebenarnya,
selalu dan selamanya,tak peduli siapapun yang dinikahi Irie-kun”.
Mama Irie
menangis memegang tangan Kotoko, tapi tak tahan dan pergi sambil menangis. Kotoko
yang berusaha tersenyum daritadi, kembali bersedih.
Naoki pulang saat Kotoko keluar
dari dapur. Naoki melihat rumah sudah sepi dan menanyakan kedua orangtuanya,
apa mereka sudah tidur? Kotoko mengiyakan. Keduanya terdiam sesaat, dan Naoki
melangkah naik ke kamarnya, tapi Kotoko memanggilnya dan berkata Sahoko-san
benar-benar orang yang luar biasa.
“Dia cantik kan? Masakannya juga
mengagumkan”, ujar Naoki menabur garam di luka Kotoko *busetdah bahasanya diif :p*. Kotoko
mencoba tersenyum, “tak hanya itu, saat aku berbicara dengannya aku bisa tau
kalau dia benar-benar mencintaimu, jika seseorang sepertinya mencintaimu, tak
mungkin kalau kau tak jatuh cinta padanya”. Kotoko tak dapat menahan
perasaannya dan berbalik. Naoki memandangi Kotoko dan berkata, “Kau harus
menemukan pacar yang baik juga”. Naoki meninggalkan Kotoko dan naik ke
kamarnya. Kotoko tak tahan lagi dan menangis sendirian di rumah yang sepi.
Paginya Kotoko mencoba ceria
saat datang ke restoran. Hanya ada papa Aihara. Kotoko bertanya dimana Kin-chan
dan Odawara-san? Papa Aihara menjawab kalau mereka keluar untuk membeli
beberapa barang. Kotoko kembali tak bersemangat dan berkata akan segera
membersihkan restoran. Papa Aihara memanggilnya dan mengajak Kotoko berbicara. Kotoko
heran, “ada apa, Ayah?”. Papa Aihara merasa mereka harus pindah dari rumah Iri-chan,
“kau menyadarinya kemarin kan? Naoki serius akan pernikahannya, tak tepat jika
kita tetap di rumah itu, Oizumi-san juga akan merasa tak nyaman, jika kita
tetap disana mereka mungkin tak bisa menikah. Jadi, mari menemukan rumah baru
dan segera pindah, tak masalah jika itu tua atau kecil”. Kotoko yang hanya diam
mendengarkan setuju, tapi tak bisa menahan air matanya. Papa Aihara tau betapa
menyakitkan ini. Kotoko berkata, “tidak, aku sangat bodoh kan? Tak peduli
berapa banyak aku terluka, aku berjanji pada diriku kalau aku akan selalu
mencintai Irie-kun, tapi sekarang....”
”Sangat penting untuk tau kapan
harus berhenti. Kesempatan yang bagus untuk membuat Naoki berpikir kau adalah
wanita yang atraktif”, hibur papa Aihara. Tapi Kotoko tetap sedih, papa Aihara
juga mau ikut nangis, aku juga, huhuu.. “Sebaiknya kau segera melupakan Naoki”,
pinta papa Aihara. Kin-chan yang ternyata sudah datang mendengarkan semua.
Malam harinya saat berjalan
pulang ke rumah, Kotoko melihat bintang jatuh dan berpikir, “aku bertanya-tanya berapa banyak permintaan
yang kubuat pada bintang jatuh. Tapi mulai sekarang, aku harus berhenti membuat
permintaan”. Kotoko sedih lagi.
Hari acara pertunangan Naoki. Papa
Irie meminta mama tidak memasang muka sedih. Mama Irie berkata ia tak bisa, ini
hari pertunangan Onii-chan, ini hari terburuk dalam hidupku. “Mama, aku tak
ingin membuatmu lebih depresi, tapi masih ada upacara pernikahan dan resepsi”. Mama
Irie berteriak tak mau mendengarnya. Naoki turun dan mengajak papa mamanya
segera pergi. Kotoko memandangi kepergian mereka dari dapur. Kotoko kembali ke
dapur dan memandangi foto Sahoko yang ditempel di pintu kulkas, dan melepasnya.
Papa, mama, dan Naoki sampai di
tempat acara, tapi mama Irie enggan untuk masuk. Naoki memanggil mamanya, baru
mama Irie mau masuk.
Rupanya Kotoko juga punya acara
sendiri pagi itu, ia melangkah tanpa semangat ke tempat pertemuannya dengan
Kin-chan. Kin-chan yang sudah datang mengagetkan Kotoko dari belakang dengan
ceria, tapi reaksi Kotoko datar-datar aja. Kin-chan sampe salting dan buru-buru
mengajak Kotoko pergi.
Di tempat lain, acara
pertunangan Naoki – Sahoko dilangsungkan dan hanya dihadiri kedua orangtua dan
Chairman Oizumi. Naoki tak tampak bahagia.
Kotoko mencoba tersenyum saat
bersama Kin-chan, tapi saat melihat gaun pengantin di sebuah bridal shop,
Kotoko berhenti dan memikirkan Naoki yang sedang melangsungkan pertunangannya. Kin-chan
menyadari itu dan bertanya apa Kotoko baik-baik saja? Kotoko mencoba kembali
ceria dan berkata kalau ia ingin ke arena permainan lagi, “sebenarnya ada
boneka yang aku ingin kau dapatkan untukku. Itu benar-benar cute, dengan topi
merah dan ceri kecil”.
“Ayo kita menikah”
Kotoko terkejut dan berbalik.
“Ayo kita menikah”, ulang
Kin-chan sambil menyodorkan boneka yang persis seperti deskripsi Kotoko
barusan, dengan topi merah dan ceri kecil, wow! Kotoko kaget melihat boneka
itu, “Ini..bagaimana kau bisa tau?” Kin-chan berkata ia tau apa yang Kotoko
pikirkan.
“Aihara Kotoko-san, maukah kau
menikah denganku?”, tanya Kin-chan lantang sambil berlutut dan mengacungkan
boneka yang dipegangnya.
Kotoko tak bisa bereaksi apapun.
Sementara Naoki ada di tempat pertunangan dengan muka datar.
Komentar:
Too much yang kupikirkan,
episode ini bener-bener menyedihkan buat Kotoko, nggak tega liat Kotoko sediih.
I’m crying aloud for her. Semua gara-gara Naoki baka! Btw, serius itu Kassy
cuma numpang lewat doang? Astagaa, berubah banyak sih doi, tapi tetap tampak
jejak-jejak Irie Naoki yang tampan itu.
Satu episode tersisa, dan karena
episode ini masih gini-gini aja, semua klimaksnya masih kudu nunggu minggu
depan. Hiks, semakin sempitlah kesempatan kita melihat momen manis Kotoko –
Naoki. Jadi aku berpikiran positif kalo pasti ada season kedua. Pertanyaannya,
kapan? Haha.
Oh ya, kalau dipikir-pikir
kayaknya Kin-chan cocok deh sama Sahoko. Di Itakiss anime, Kin-chan akhirnya
sama Chris yang pernah jadi tunangan Naoki. Chris lebih cheerful dibanding
Sahoko, tapi Sahoko yang sempurna dan tenang sepertinya bisa saling melengkapi
sama Kin-chan yang ceria. Dua-duanya jago masak, dan papa Aihara juga pengen
Sahoko membantu di restorannya. Ohoo, it will be a sign? *smirk*
Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, sediiiiiih bangettt. Sukses mewek niiih. Makasih ulasannya ya... Akhirnya besok sampai di episode terakhir, horeeeee! *menanti Rain Kiss, heheehe*
ReplyDeleteMakasih juga udah baca.. Yep, nggak sabaaar! :)
Delete