Am i too early saying this?
Bukannya berhenti berharap, tapi sepertinya kemungkinan Dani untuk jadi juara
dunia tahun ini semakin tipis, setipis HVS 60 gram. Setelah kecelakaan di race
Aragon yang sedihnya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, selisih poin Dani dengan
Marquez 59, dengan Lorenzo 20 poin. Semua mungkin memang masih bisa terjadi, meski
dengan bantuan keajaiban. Entahlah, semakin aku berharap, justru aku semakin
kecewa. Setiap kali aku berpikiran positif Dani pasti menang race dan
memperpendek selisih poin sama Marquez, yang terjadi justru selisih poin mereka
semakin lebar. Posisi Dani bahkan tergusur ke posisi 3 karena Lorenzo tampil
lebih meyakinkan.
Puncaknya kemarin, di hari super
spesialnya, di ulang tahunnya yang ke 28, di balapan home race, dengan dukungan
penuh dari keluarga dan fansnya, Dani pasti punya motivasi lebih. Wajar dong
sebagai fans ikut mengharapkan hadiah ultah dengan kemenangan Dani. Tapi our
birthday boy harus kembali menelan pil pahit, Dani jatuh di saat balapan masih
berjalan 6 lap. Awalnya aku pikir Dani jatuh sendiri, tapi ternyata nggak. Jatuhnya
Dani disebabkan minor contact dengan Marquez, entah benar-benar Marquez
penyebabnya atau bukan, aku jadi semakin sebel sama Marquez. Padahal dari
kecepatannya, Dani tampak meyakinkan kalo dia bakal menang di Aragon.
Sedih tak terkira. Nyeseknya sama
kayak pas Dani jatuh di Phillips Island tahun kemarin. Balapan krusial, sebelum
race Dani masih punya kesempatan untuk ngejar poin Lorenzo, tapi Dani bahkan
jatuh di lap pertama. So the game is over at Phillips Island last year. Saat itu
aku masih berpikir, oke mungkin tahun ini masih belum takdirnya Dani. Mungkin kita
harus coba lagi tahun depan.
Tahun ini, di awal musim Dani
tampak punya kesempatan untuk itu. Dani memimpin klasemen setelah menang di Le
Mans. Tapi ternyata lagi-lagi nasib buruk hinggap, Dani jatuh di Sachsenring,
cedera collarbone dan absen satu race. Is a bad sign? Maybe. Race berikutnya di
Laguna Seca, Dani membalap dengan kondisi tidak 100% dan finish kelima. Summer break
selama 3 minggu setelah Laguna Seca cukup membantu Dani memulihkan kondisi. Tapi,
lagi-lagi apa yang diharapkan nggak terjadi. Aku sudah selalu berpikiran
positif, Dani juga pasti lebih-lebih, tapi sepertinya semesta belum
berkonspirasi untuk itu.
Dan dengan insiden kemarin,
banyak hal berkecamuk di pikiranku. Serius, mungkin kedengarannya berlebihan,
tapi aku bener-bener sedih semalam. Sekaligus super sebel sama Marquez, he’s
ruining his teammate birthday party. Rasanya semesta benar-benar kejam. I always
thinking positive, and hoping the universe will be nice to him. Tapi kenapa
Dani jadi sial begini? Hiks.
Aku bahkan bertanya-tanya, is
the law of attraction really exist? I do believin it, i knew that positive mind
can leads to positive way and positive result, tapi saat apa yang diharapkan
nggak terjadi rasanya ada lubang kecil di hati. Sepertinya konsep the law of
attraction bertentangan dengan konsep harapan dan kenyataan. Saat harapan kita
lebih tinggi dari kenyataan, maka efeknya adalah rasa tidak puas atau kecewa. Gimana
caranya biar nggak kecewa? Lower your expectation. Aku sudah mencoba cara ini,
mencoba untuk nggak berharap apa-apa biar nggak terlalu kecewa, apapun yang
terjadi i’ll accept it. But its not really work. The law of attraction is an
optimism and konsep harapan-kenyataan is a pesimism. So what should i do? Should
i put my mind on a zero state, not in a positive or negative way?
But no matter what, i still
adoring and supporting that super kindhearted man, Dani Pedrosa. I hope this
bad luck is gone far far away, and the good things finally come!
And is the game really over? I
hope not, selalu ada jalan untuk orang yang mau berusaha dan pantang menyerah.
FIGHTIIIIING, DANI!!!
No comments:
Post a Comment