Ingat dengan insiden di tikungan
terakhir lap terakhir Jerez musim ini? Atau mungkin ini yang lebih baru,
insiden menyebalkan yang menimpa Dani di Aragon persis di hari ulang tahunnya
yang ke 28? Kejadian yang berbeda dampaknya, but with the same culprit, Marc
Marquez.
Di Jerez, Marquez menyalip
Lorenzo yang saat itu di posisi 2 dari dalam tikungan, Lorenzo sama sekali
nggak mengantisipasi kedatangan Marquez dan mereka bersenggolan. Lorenzo
melebar dan Marquez mengambil alih posisi 2 di belakang Dani, dan Lorenzo
terpaksa finish ketiga.
Di Aragon, Dani yang sedang ada
di posisi 2 dan bersiap menunggu momen untuk mengovertake Lorenzo, tiba-tiba
terpelanting dari motornya saat Marquez yang ada di belakangnya melebar keluar
lintasan, dan terpaksa gagal finish untuk pertama kalinya saat race musim ini.
Setelah race baru diketahui kalau sebelum melebar, Marquez sedikit menyenggol
motor Dani karena late breaking, dan membuat kabel traction control di RCV milik Dani putus. Jadi tanpa tau apapun,
saat Dani menggas motornya, Dani justru terlempar. Very very weird accident
because of that damn TC cable and that unresponsible rider. Memang bukan salah
Marquez sepenuhnya, dia nggak tau kalau sentuhan minimal akan berakibat buruk
pada rekan setimnya, tapi tetap saja Marquez penyebab semua petaka ini.
Dampak dua insiden ini berbeda.
Lorenzo nggak jatuh karena senggolan Marquez dan tetap bisa finish meski harus
merelakan posisi kedua direbut Marquez. Lorenzo tetap mendapatkan 16 poin yang
berharga. Sementara Dani harus gagal finish, merelakan 16, atau 20, atau bahkan
25 poin yang berharga melayang, membuat hari ulang tahunnya terasa seperti
mimpi buruk, dan memang bukan cedera berat *untunglah*, tapi cukup membuat Dani
3 hari nggak bisa bangun dari tempat tidur, dan terus menerus menahan nyeri,
bahkan sampai race Phillip Island minggu kemarin. Dan yang terburuk, Dani harus
merelakan kesempatan untuk menjadi juara dunia kembali lenyap.
Tapi mari kita lihat gimana
kedua rider yang jadi korban itu menyikapi ini. Sesaat setelah finish, Lorenzo
tampak sangat marah dan bahkan jelas menolak uluran tangan Marquez di parc
ferme. Meskipun lama kelamaan akhirnya bisa biasa aja, kelihatannya. Dan Dani,
dia jelas kesal dan mempertanyakan standar keamanan membalap di MotoGP, tapi
setelah itu ya udah, dia maafin Marquez dan nggak menyalahkan Repsol Honda
timnya. Tapi kejadian di Aragon dianggap serius oleh Race Direction dan
menjadwalkan agenda hearing sebelum race Sepang di Malaysia. Setelah mendengar
pendapat kedua belah pihak, Race Direction memutuskan Marquez mendapat 1 poin
penalti, yang sejujurnya nggak berarti apapun. Sebelum hearing pun Dani udah
pasrah, apapun keputusannya toh dia tetap nggak mendapat poin *hiks*. Tapi,
Lorenzo dengan sinisnya berkomentar hukuman 1 poin penalti terlalu berat untuk
Marquez, seharusnya Marquez mendapatkan tambahan poin di championship setelah
apa yang ia lakukan sepanjang musim ini, seperti kejadian di Jerez, membuat
marshal berlarian seperti ayam-ayam di Silverstone, dan menyalip Rossi di luar
tikungan di Laguna Seca itu tontonan yang seru bukan? Haha, Lorenzo sadis
amiiir..
Di luar lintasan, Dani tentu
saja masih bersikap baik sama team matenya itu, sementara Lorenzo juga kembali biasa-biasa
saja dengan Marquez, meski jelas mereka bukan teman baik. Di permukaan, semua
tampak kembali baik-baik saja, tapi kita nggak pernah bisa menilai sesuatu
hanya dari luarnya saja bukan?
Perbedaan besar sesungguhnya
tampak di lintasan balap. Marquez yang meskipun sudah mendapat peringatan dari
banyak pihak, termasuk Casey Stoner, bersikeras mempertahankan gaya
membalapnya. Dan Lorenzo merespons ini dengan menurunkan level balapnya saat
berduel dengan Marquez. Maksudnya, Marquez balapnya sembarangan, dia juga akan
membalap sembarangan. Ini keliatan jelas di race Sepang kemarin, waktu Lorenzo
– Marquez berkali-kali saling mengovertake, di salah satu aksinya, Lorenzo
menyenggol Marquez. Aku yang liat langsung bisa menyimpulkan, ah kayaknya
Lorenzo balas dendam senggolan Marquez di Jerez dulu deh, hahaa, bener nggaknya
nggak tau deh. Next, di race geje Phillip Island, senggolan mengerikan kembali
terjadi antara Lorenzo – Marquez, Marquez keluar dari pit saat Lorenzo datang
dan masuk tikungan pertama dengan kecepaatan tinggi dan akhirnya bersenggolan
cukup keras, untung nggak ada yang celaka. Salah dua-duanya menurutku, dan
jelas kalo nggak ada yang mau ngalah.
Lalu apa yang dilakukan Dani
saat di trek dan berduel dengan Marquez? Dani tetap Dani yang membalap pada
level biasanya, dan tentu saja nggak berusaha membahayakan rider lain. Setiap
mengovertake pun, Dani selalu melakukan clean pass. Saat persis berada di
belakang rider lain pun ada attitude aman yang selalu dipatuhi Dani.
Sudah bisa melihat perbedaannya?
Lorenzo menghadapi Marquez yang nggak dewasa, dengan cara yang juga nggak
dewasa. Sementara Dani, sama sekali nggak mau menurunkan levelnya untuk
membalas dendam. Truly gentleman, right?
Well, no offense for Marquez or Lorenzo’s fans
ya. Ini sekedar pengamatan, dan kesimpulan yang mungkin amat sangat dangkal. Dan
sejujurnya, MotoGP musim ini sangat amat membosankan, cuma 3 orang yang bisa
merebutkan tempat terdepan. Penampilan Dani musim ini pun agak mengecewakan.
Entahlah Dani di paruh musim kedua tahun lalu menghilang kemana, bahkan sejak race
pertama di Qatar, Dani sudah berbeda. Siapapun yang akan jadi juara dunia
nanti, aku nggak terlalu peduli. Kalaupun Marquez, berarti itu buah dari
konsistensinya sepanjang musim yang selalu finish di podium, meskipun kadang
membahayakan rider lain. Atau kalaupun Lorenzo, berarti itu buah dari kerja
kerasnya mengejar ketertinggalan setelah cedera collarbone di Assen lalu,
meskipun aku nggak suka omong besarnya. Dan semoga saja musim depan Dani
kembali ke best formnya and get his best luck. Dani jelas pembalap hebat, tapi
seandainya dia punya passion sebesar Vettel, mungkin kita akan lebih sering
melihat Dani yang tersenyum lebar.