Terbiasa terbang di rute
domestik yang rata-rata waktu tempuhnya cuma 2 jam, penerbangan panjang ke
Jeddah buat umroh Mei lalu jadi naik pesawat dengan waktu terlama pertama dalam
hidup. Yang pertama selalu bikin deg-degan dan excited kan? Ini bukan
perjalanan keluar negeri pertama kali sih, tapi sebelumnya kan aku cuma ke KL –
Singapore yang 2,5 jam perjalanan juga sampe. Terbangnya padahal udah lama,
tapi baru kepikiran nulis ini sekarang, semoga aja kalopun ada salah-salah
inget deviasinya nggak gede-gede amat, haha.
Sejujurnya umroh kemarin ini
trip paling menyenangkan seumur-umur. Impian umroh, pergi ke Baitullah
tercapai, sekaligus impian naik pesawat berbadan besar. Combo. Kita pergi dalam
rombongan besar, hampir 150 orang. Flight yang dipake Etihad Airways EY471
Jakarta – Abu Dhabi lanjut EY 311 Abu Dhabi – Jeddah. Transitnya di Abu Dhabi
karena Etihad Airways kan home basenya di sana. Perjalanan pulang pergi naik
Etihad, jadi total aku naik 4 pesawat dengan kode penerbangan yang beda.
Penerbangan ke Abu Dhabi
ditempuh kira-kira dalam 8 jam. Pesawat yang dipakai Boeing 777-300ER (kayaknya :p) dengan
kapasitas 300an seat. Namanya pertama kali naik pesawat gede, pas masuk pake
acara takjub dulu, waah kursinya banyak yaa, haha ndeso. Konfigurasi tempat
duduk di kelas ekonomi 3 – 4 – 3 atau 10 seat dalam satu baris. Karena aku
perginya bareng orang tua, kita bisa duduk sebelahan dan aku dapet window seat
favorit dong, hehee. Kursinya enak, leg room lumayan, dan nggak berasa sempit
meski konfigurasi tempat duduknya begitu, mungkin karena badanku kecil, haha.
Di kursi masing-masing sudah tersedia bantal kecil, selimut nanggung, sama
headset. Cuma sayang sekali Etihad nggak bagiin amenities macam kaos kaki,
sikat gigi, odol. Maskapai lain kalo penerbangan panjang gini kayaknya dapet
deh.
Sebelum terbang, pramugari
bagiin menu selama penerbangan sama handuk basah buat lap-lap muka atau apalah
terserah yang mau dilap. Karena terbang dini hari dan sampai di Abu Dhabi baru
paginya, kita akan dapet 2 kali makan, snack time sama sarapan sebelum pesawat
landing.
Pesawat take off lepas tengah
malam, dan ya ampun mulus banget. Nggak berasa tau-tau udah di atas. Kabinnya
juga hening banget. Suasana yang perfect banget buat istirahat di perjalanan.
Kalo belum pengen tidur, entertainment in flight Etihad pun oke punya. Ukuran
monitornya lumayan besar dan udah touchscreen. Hiburannya lengkap dan lumayan
baru koleksi filmya, yah macam punya Garuda gitu lah. Cuma kalo nonton film di
Garuda rute domestik kan suka kepotong filmnya karena pesawat keburu mau
mendarat, kalo di penerbangan panjang gini enak banget buat nonton film. Bisa
beberapa film sekaligus, daan kabinnya yang hening bikin nonton tambah khusyuk,
haha.
Kalo nggak mau nonton film, bisa
dengerin musik, atau murrotal (maklum lah namanya juga perjalanan umroh, yang
didengerin juga beda, hoho). Atau nonton TV live, nggak semua saluran sih, tapi
lumayan lah. Atau mau memantau kondisi penerbangan juga bisa, kita udah sampe
mana, kecepatan berapa, ketinggian berapa. Dan, di masing-masing kursi ada
colokan, yay! Enak banget ya ternyata pesawat gede gini, pas mendarat baterai
handphone bisa full.
Nggak berapa lama setelah
pesawat take off, pramugari pramugara mulai keliling bagiin snack. Pilihannya
waktu itu ada 2, sandwich atau mi instan. Minumnya tinggal pilih dari daftar
menu. Aku milih sandwich dan minumnya hot chocolate. Lumayan enak dan
mengenyangkan. Perut kenyang, tidur pun tenang.
Iya, aku memilih buat tidur aja.
Lagian aku juga nggak suka nonton film. Tapi ternyata, tidur lama di pesawat
nggak semudah itu. Pasti kebangun-bangun buat ganti posisi tidur. Hadap kanan.
Hadap tengah. Hadap kiri. Dan seterusnya. Bosan. Terbang 8 jam itu ternyata
lama banget ya? Baru mulai lega pas udah masuk waktu subuh. Taunya gimana?
Dikira-kira aja kita lagi terbang di atas mana, terus liat jadwal sholat deh.
Sarapan dibagikan nggak lama
sebelum mendarat, menunya kalo nggak salah omelet, sosis sebagai menu utama,
ada warm bread juga, tapi appetizer sama dessertnya aku lupa apa. Masih
enak-enak aja. Mungkin karena terbangnya dari Indonesia, menunya disesuaikan
sama lidah kita.
Nggak lama setelah sarapan,
pesawat siap-siap mendarat di Abu Dhabi International Airport. Sekitar jam 7,
pesawat mendarat. Sama seperti take off yang mulus, landing pun tak kalah
mulus. Karena ini homebasenya Etihad, sejauh mata memandang ya yang dilihat
pesawat Etihad semua (pesawat lain paling mah di terminal lain). Pas keluar
pesawat menuju gate penerbangan berikutnya, baru deh keliatan kalo pesawat yang
kita naiki tadi, plus pesawat-pesawat lainnya, ada logo “2014 Formula 1 Etihad
Airways, Abu Dhabi Grand Prix”. Ihiiy, ternyata Etihad sponsor utamanya F1 Abu
Dhabi!
Bandara Abu Dhabi besar, tapi
kalah megah sama bandara Dubai. Kursi di ruang tunggu buat penerbangan ke
Jeddah kurang, jadi aku sampe duduk di lantai. Atau turun satu lantai buat
nyari kursi kosong. Transit di Abu Dhabi sekitar 5 jam, lumayan lama, tapi
untunglah ada free wifi di semua area. Jadi setelah iseng liat-liat duty free
padahal nggak beli apa-apa sama beli minum di food court atas, internetan aja
deh biar nggak bosen.
Penerbangan ke Jeddah seharusnya
jam 13.45, tapi delay sekitar satu jam dan pesawat baru terbang hampir jam 3.
Itungan delaynya nggak lama sih, tapi kita dikasih kompensasi chicken burgernya
McD sama air mineral. Lumayaan, tadi di foodcourt cuma lirik-lirik Burger King
tapi nggak berani beli. Haha, alhamdulillah dapet burger juga.
Flight ke Jeddah masih dengan
armada Boeing 777-300ER dan waktu tempuhnya 3 jam. Dan yang menyenangkan dari
flight Abu Dhabi – Jeddah, aku bisa liat Yas Marina Circuit dari atas! Jadi
nggak lama setelah pesawat take off, itu sirkuit F1 Abu Dhabi udah keliatan
aja. Mau foto tapi handphone masih mati, jadi buru-buru pinjem kamera digital
papa. Tapi ya gitu deh, cuma keliatan seuprit sirkuitnya gara-gara nggak siap
kamera. Seneng banget tapi yaa paling nggak udah liat satu sirkuit F1 meski
belom pernah nonton live. Habis itu aku sampe nonton film dokumenter pembuatan
sirkuitnya, haha niat banget.
Oh ya, karena penerbangannya
relatif pendek, kita cuma dapet sekali meal time yang aku udah lupa menunya
apa. Dibandingkan flight sebelumnya yang sampe 8 jam, flight ke Jeddah jadi
berasa sebentar. Nggak lama pesawat mendarat di King Abdul Aziz Jeddah. Sayang
sekali kita nggak turun di garbarata, jadi gotong-gotong koper deh. Tapi
alhamdulillah kita sampai dengan selamat dan siap buat ibadah umroh.
Overall, my first long flight
with Etihad was pretty good. Etihad ini masuk anggota Sky Team juga seperti Garuda,
jadi soal service nggak perlu diragukan. Kalo punya GFF atau sekarang namanya
Garuda Miles, miliage kita bisa nambah lho. Tapi sayang penerbangan Abu Dhabi –
Jakarta nggak kecatet miliageku, padahal 3 penerbangan lainnya tercatat.
Dari 4 penerbangan dengan
Etihad, cuma 1 yang delay sekitar 1 jam, yang lain on time. Jam terbang pas
berangkat yang lewat tengah malam menurutku oke banget, membantu buat istirahat
di pesawat. Pelayanan pramugari pramugaranya lumayan oke. Cantik, ganteng,
ramah dan helpful. Pramugarinya pake topi ala-ala maskapai Timur Tengah.
Makanannya lumayan, waktu
terbang berangkat aku nggak ada masalah sama menunya, tapi pas terbang pulang
karena menunya menu barat, aku nggak begitu doyan. Waktu itu appetizernya ‘sesame and milk garlic orzo in hoi sin
dressing, warm bread’, main course ‘penne
pasta in tomato and mushroom sauce topped with cheese and bread crumbs’,
dessert ‘cardamom mouse with pumpkin
compote’. Dari namanya aja aku nggak tau itu makanan apa, begitu liat
bentuknya juga masih nggak tau, haha. Jadi pastanya nggak habis, dan aku
ngemilin rotinya aja. Maklum lah lidahku ini nggak biasa sama makanan barat
model begitu.
Oh ya, dan kayaknya aku over
ekspektasi soal makanan, kupikir kita akan berkali-kali dapet makanan, tapi
ternyata cuma dapet dua kali aja. Jadi aku nunggu-nunggu kapan nih pramugarinya
nawarin makanan lagi, padahal mah maskapai lain juga sama aja. Haha, dasar
hobinya laper.
Entertainment in flight oke, ada
live tv juga. Sayang pas terbang pulang kayaknya menu di monitornya agak beda,
tanpa live tv, jadi rencana buat nonton race F1 di udara gagal deh. Soal
lavatory atau toilet aku nggak tau soalnya seumur-umur aku belom pernah masuk
toilet di pesawat, even in a long flight. Males aja rasanya, dan untung aku
nggak beseran.
Kalo ditanya mau terbang lagi
sama Etihad nggak? Mau lah, apalagi buat umroh lagi. Tapi sih sekarang
pengennya nyoba naek Emirates biar transitnya di Dubai, soalnya Abu Dhabi udah
pernah. Semoga tahun depan bisa ngerasain long flight lagi, meski harus siap
bosan dan mati gaya.
Nice Post...
ReplyDeleteKapan-kapan mampir ke blog saya....
Kapan-kapan mampir ke blog saya ya...
ReplyDeletehttp://al-muhaimin.blogspot.com/2015/01/kekasih-allah.html#more
wah keren tuh pengalamannya...
ReplyDeletehttp://landongobatherbal.com/obat-herbal-penyakit-radang-pankreas/
Pengalaman naik etihad ku berkesan banget saat pergi ke NYC pake pesawat etihad dgn pelayan yang ramah dan lumayan cantik 😆😆 tapi sangat nyaman dengan boeing a380 dreamliner upper deck for diamond first class lumayan nguras tabungan..hehehe...
ReplyDeletePengalaman naik etihad ku berkesan banget saat pergi ke NYC pake pesawat etihad dgn pelayan yang ramah dan lumayan cantik 😆😆 tapi sangat nyaman dengan boeing a380 dreamliner upper deck for diamond first class lumayan nguras tabungan..hehehe...
ReplyDeleteEtihad boarding music, 👌👍
ReplyDeleteTernyata asik juga ya umroh naik Ethihad, jadi bisa jalan-jalan liat airport Abu Dhabi walaupun hanya sebentar :)
ReplyDeleteMau sharing juga dong pengalaman naik Saudi Airlines Jakarta-Madinah waktu umroh kemarin. Tulisannya disini
https://ceritanggita.blogspot.co.id/2017/08/review-saudi-airlines-jakarta-madina.html
Semoga membantu ya untuk yang sedang cari rekomendasi
I just won a FREE BURGER KING GIFT CARD, get yours today, while this promotion is open...
ReplyDeleteAku pernah naik SQ ke italy.. dapat makannya 2x tetapi setelah itu kita bisa minta snack dan minum berkali2. Tinggal datang ke bagian pramugari arau panggil pramugarinya untuk minta snack. Mrk akan kasih berkali2 kita minta.
ReplyDeleteTap makasih review etihadnya. Soalnya aku insya allah akan naik pesawat ini juga, jd butuh gambaran tentang pesawatnya.