Him? Who is him? Tentu saja, the
one and the only abang Dani Pedrosa. Nonton MotoGP live di Sepang is one of my
bucket list. Tahun lalu sebenernya udah pengen berangkat, tapi karena nggak ada
temannya so i keep on dreaming. Nah, kebetulan tahun ini banyak barengannya, so
why would i slip off the opportunity and starts to make my dreams come true? And
here i am, mewujudkan mimpi yang selama ini jadi angan-angan dan akhirnya bisa
ketemu my the one and the only. Aak, sampai sekarang pun rasanya ini masih
seperti mimpi!
Persiapan berangkat ke Sepang
sudah dimulai dari jauh-jauh hari. Pertama, beli tiket racenya dulu. Kalau memang
sudah diniatkan berangkat ke Sepang, jangan malas cek-cek schedule MotoGP atau
websitenya Sepang Circuit, karena akan lebih ekonomis kalau kita beli tiket early bird yang harganya lumayan banget
selisihnya dari harga normal. Namanya
early bird, belinya memang jauh
sebelum jadwal race. Seingetku bulan Juni kemaren aku udah beli tiketnya, kalau
nggak salah harganya RM 150 (belum termasuk pajak). Dan ternyata ada juga yang
namanya super early bird, tiketnya
kita beli di jadwal race tahun sebelumnya. Lumayan juga diskonnya sampe 50%, RM
101 doang untuk Main Grandstand North. Sayang aku baru ngeh hari ini, padahal
kan lumayan buat berangkat lagi tahun depan, hehe.
Sebelum beli tiketnya, pilih
dulu kita mau nonton di bagian mana sirkuit. Lokasi yang paling banyak dipilih
dan ini yang aku beli, adalah Main Grandstand North. Keuntungan ambil posisi ini adalah persis di trek lurus
start/finish dan di depannya persis paddock atau garasi tim, jadi lebih enak
buat nongkrongin pembalap kesayangan. Kekurangannya, lebih mahal dan pemandangannya
sebatas start finish aja. Kalau tetep pengen nonton dengan budget yang lebih
miring bisa ambil Main Grandstand Others, K1 Grandstand, F Grandstand, dan C2
Hillstand. Tapi paling enak sih tetep ambil yang Main Grandstand, memang lebih
mahal, tapi akses buat ikut pitlane walk atau rider’s autograph lebih enak. Kalo
yang lain gatenya jauh dari venue.
Begitu punya tiket race,
waktunya berburu tiket pesawat murah! Ini fleksibel sih, kalo promonya ternyata
ada sebelum kita cari tiket race mah sikat aja. Sedihnya, aku nggak beruntung
soal tiket. Tiket berangkat aku dapet yang mahal, tiket pulang apalagi, soalnya
baliknya via Jakarta. Entah kenapa timingku beli tiket sangat amat tidak pas. Aku
emang agak menunda-nunda beli tiketnya karena nunggu promo. Tapi karena promo
yang ditunggu-tunggu tak kunjung muncul, akhirnya aku beli tiket AirAsia di
harga normal. Nyeseknya, berapa hari kemudian AirAsia bikin promo diskon 20%
buat semua rute, hiks.
Lebih nyesek lagi pas beli tiket
pulangnya. Aku terpaksa ambil Lion Air, KUL – CGK – BPN karena AirAsia ke dan
dari Balikpapan cuma beroperasi 3 kali seminggu di hari Minggu, Rabu, dan Jum’at.
Nggak pas banget karena harus pulang hari Senin, jadi aku ambillah tiket Lion
yang muahal itu. Eh, dua minggu kemudian AirAsia buka rute KL – BPN jadi tiap
hari dan harga tiketnya hampir 1/3 dari tiket lion yang kubeli. Graoo, rasanya
pengen garuk-garuk aspal! Jadi tiap hari aku mencoba meyakinkan diri, gpp difa,
belom rejekiiii..
Lupakan soal tiket mahal, the
next step, booking hotel buat stay selama di sana. Ada dua pilihan, stay di
kota tapi jauh dari sirkuit atau stay deket sirkuit tapi jauh dari kota. Maklum
lah, sirkuitnya jauh dari mana-mana. Masing-masing ada konsekuensinya, kalo
pilih stay di kota (kebanyakan orang milih daerah Bukit Bintang yang rame atau
deket KL Sentral biar gampang kemana-mana), waktu kita akan lebih banyak habis
di jalan. Transport utama dari dan ke sirkuit dari kota pakai bis Rapid KL kira-kira
1 jam 15 menit, kalau nggak macet. Sementara kalau ambil daerah deket sirkuit,
kita bisa menghemat waktu tempuh ke sirkuit, tapi kalau ke kota juga perlu
waktu 1 jam.
It depends on you sih. Kalau kita
pilih opsi kedua. Kebetulan salah satu teman yang berangkat bareng tahun lalu
juga nonton di Sepang dan dia stay di Bukit Bintang. Enak sih daerahnya rame,
tapi jauhnya nggak nahan, apalagi pas bubaran race yang super macet, katanya
berangkat jam 7 malem, jam 11 baru sampe. Jadi untuk tahun ini kita milih untuk
stay di Nilai. Daerah yang katanya deket sirkuit, tapi ternyata nggak
deket-deket amat, hahaa. Setengah jam lah kira-kira kalau naik taksi, lumayan
yak?
Transport dari kota ke sirkuit
bisa pake RapidKL, sementara kalau dari hotel di daerah yang kita pilih harus
naik taksi. Untuk bugdet yang harus dikeluarkan menurutku beda-beda tipis, naik
RapidKL one way RM 18, kalau bolak balik RM 30. Lumayan juga kalau dikalikan 3
hari bolak balik sirkuit udah RM 90. Belom tambah ongkos LRT dari KL Sentral ke
daerah kita stay. Kalau naik taksi dari Nilai ke sirkuit rata-rata RM 40 – 50,
bisa dibagi 4 atau 5 orang.
Positifnya naik taksi itu
waktunya fleksibel, kita bisa berangkat sepagi yang kita mau. Negatifnya, harga
suka tak terkontrol. Apalagi pas bubaran race day, mending ngesot pulang deh
saking gila-gilaan harganya. Sementara positifnya naik bis RapidKL, ongkosnya
fix segitu. Tapi negatifnya, kita nggak bisa berangkat pagi-pagi banget karena
bis pertama berangkat jam 8 pagi, berarti nyampe sirkuit udah jam 9 lebih. Udah
lumayan siang untuk cari tempat strategis di main grandstand pas race day dan
jam segitu antrian rider’s autograph udah lumayan panjang. Dan lagi kita harus
sabar menunggu, soalnya yang mau naik banyak, tapi bisnya berangkat tiap 15
atau 30 menit. Jadi seringnya antrian menumpuk, dan kalau apes bisa berdiri di
bis yang penuh selama lebih dari 1 jam.
Apapun pilihannya, nikmati saja
lah pokoknya, yang jelas hotelnya sebisa mungkin nyaman ditinggali dan nyaman
di kantong, hahaa. Kalau tiket race, tiket pesawat, dan bookingan hotel udah
beres, tinggal menghitung hari deh. Biasanya kalo meng-arrange trip sendiri aku
semangat browsing-browsing, tapi entah kenapa Sepang Trip 2014 ini aku cenderung
pasrah, hotel yang udah dibookingin temen aja nggak aku cek and ricek. Sejujurnya
there’s something that bothered me, jadi excitementnya agak berkurang. But still,
i’m counting the days sambil deg-degan, bisa ketemu abang langsung nggak ni?
This part is only about my preparation
to meet him. Cerita selengkapnya akan ada di postingan-postingan selanjutnya,
so stay tune!
Next part:
Sepang Trip 2014: A Glimpse of KLIA2 and KL Sentral
Next part:
Sepang Trip 2014: A Glimpse of KLIA2 and KL Sentral
Kakak ..
ReplyDeleteKalo yang VIP harganyaaa berapaaa ?
Coba cek di webnya sepang circuit deh, meskipun kayaknya harga VIP access nggak tertulis kayak yang lainnya.
DeleteAda ketemu ga smaa abangnya yang tercintaa ?
ReplyDeleteAlhamdullilah ketemuu, ceritanya ada di post2 selanjutnya.. :")
DeleteKak difaaa
ReplyDeleteGimana caranya biar dapet paddock pass ?
Boleh aku tau od line atau facebooknya kakak ?
Biar ngobrolnya lebih enak gitu kak
Aq pengen nnton thn ini. Ada pny kenalan gak dr balikpapan or jakarta yg bs diajak pergi bareng
ReplyDeletebubarannya macet ga ya? mau nguber pesawat yang jam 7malem kira2 keburu ga ya?
ReplyDelete