Jum’at malam di Iceland. Sudah
lebih dari jam 11 malam, tapi four stones yang penasaran sama keramaian kota di
malam menjelang weekend memutuskan untuk keluar. Jung Suk memastikan
penampilannya oke di cermin, Sang Hoon hyung dipakaikan krim muka sama Ha
Neul-ie, dan Jung Woo.. dia baru aja nyium kaos kakinya ya? Hahahaha, he’s the
trash oppa in real life.
Ternyata di luar sedang hujan
salju, dan jalanan kota, juga mobil-mobil yang parkir sudah tertutupi salju.
Dan berhubung saat itu sudah nyaris tengah malam, kru sudah selesai kerja dan
istirahat, jadi kamera mereka bawa sendiri. And they’re just having fun walking
to the city, even in that cold snowy night. Mereka ceria nyapa semua orang yang
lewat.
Mereka berhenti di bar yang
memainkan live music country, kesukaan Sang Hoon hyung. Tapi nggak ada seorang
pun yang berani masuk. Mereka nggak punya uang, hahaha. Sang Hoon hyung pun
cuma bisa nari-nari heboh di luar.
Mereka pun lanjut jalan. “Bagaimana
perasaanmu hari ini?” tanya Sang Hoon hyung yang jadi kameraman ke Jung Woo.
Jung Woo bahagia sekali karena
hari ini Ha Neul datang. Tapi Jung Suk yang jalan di sebelah mereka cuma senyum
datar. Sang Hoon hyung: “Jo Jung Suk-ssi, kenapa kau tidak tampak bahagia?”
Ternyata oh ternyata Jung Suk kedinginan, haha. Begitu disuruh mengekspresikan
perasaannya, Jung Suk langsung nari-nari heboh sampe nyaris kesandung karena
nggak lihat jalan, hahaa.
Jung Woo teriak, “Mari kita
habiskan semua uang kita malam ini!” Semua setuju. Tapi kemudian mereka kembali
ke kamar mereka yang hangat tanpa mengeluarkan uang sepeserpun, hahaha,
gaya-gayaan doaaang.
Di kamar, Sang Hoon hyung sama
Jung Suk adu teknik nyanyi, siapa yang paling jago dengan Ha Neul yang jadi
jurinya. Tapi Ha Neul cuma bisa ngakak dan bilang nyanyian Jung Suk sekarang
ini sudah lebih bagus, ihiiy!
Mereka yang herannya nggak
ngantuk-ngantuk masih aja ngobrol di ruang tengah. Jung Suk cerita kejadian
lucu waktu main musikal sama Sang Hoon hyung. Jadi waktu itu pertunjukan
perdana, mereka udah siap di posisi masing-masing, Sang Hoon hyung berdiri di
tengah dan Jung Suk di sebelahnya. Begitu tirai dibuka dan teriakan penonton
mulai terdengar, mereka bergerak, harusnya kompak ke arah kanan.. tapi Sang
Hoon hyung sendirian ke arah kiri. Dia sama Jung Suk jadi menjauh, dan malah
berbenturan sama orang di sebelahnya, HAHAHA.
Sang Hoon hyung maluu, gara-gara
dia pertunjukan harus diulang. Ha Neul yang denger ceritanya sampe ngakak nggak
karuan, haha.
Empat aktor musikal ngumpul dan
ngobrol bareng, bikin mereka pengen beli gitar (wait what, gitar??). Ha Neul
bilang kalau toko seberang jalan jual gitar. Hmm, four stones pun diskusi.
Menurut Sang Hoon hyung gitar di sini harganya 200 dollar. Jung Suk merasa
mereka bisa cari yang lebih murah, tapi kata Sang Hoon hyung itu udah harga
yang paling murah. Tapi mereka tetep pengen punya gitar.
Setelah diskusi,
diskusi, dan diskusi diputuskan kalau mereka akan beli yang harganya murah dan
lebih cepat lebih baik. Jung Suk dan Ha Neul langsung diutus beli. Sebelum
pergi, Jung Woo pesan mereka harus kembali dalam 15 menit. Oke oke, jawab Jung
Suk dan Ha Neul.
Baruu aja keluar apartemen, udah
keliatan toko gitar di seberang jalan yang mereka maksud udah tutup. Biar lebih
yakin, mereka memastikan sampai depan toko, yang emang beneran udah tutup
(yaiyalaah udah lewat tengah malam). LOL, 30 menit mereka diskusi, usaha
berakhir dalam semenit, HAHAHA.
Kecewa nggak dapat gitar, mereka
pun tidur dengan celana tidur baru mereka masing-masing yang nyaman. Uri maknae, Kang Ha
Neul, bertugas matiin lampu (haha, kayak Baro yaa?) aaaand.. time to sleep!
Sabtu, 27 November 2015. 9.40
am.
Hujan salju semalaman
meninggalkan tumpukan salju tebal di mana-mana. Sang Hoon omma mulai masak
sarapan sambil menghangatkan diri pake uap dari panci, haha. Mereka sarapan
pake nasi, apel, dan tentu saja... HOT DOG, haha.
Pagi bersalju di Reykjavik
membuat warganya harus sibuk membersihkan mobil dulu sebelum pergi
beraktivitas. Dan mobil four stones pun nggak ada bedanya, mobil mereka nyaris
nggak kelihatan bentuknya karena ketutupan salju tebal, haha.
Jung Suk manasin mobil sambil
memikirkan gimana caranya minjem sapu. Dia nyoba pake app translatornya, tapi
no respon. Dicoba lagi, masih no respon. Hahaa mungkin dia lelah! Jadi akhirnya
dia ke resepsionis, pinjem sapu dengan bahasa Inggrisnya yang terbata-bata. “Excuse me.. Uhm.. Snow.. Car.. Uh.. Broom!”
ujar Jung Suk sambil memperagakan maksudnya. Untung mas bule si resepsionis
ngerti aja dan langsung ambilin sapu, haha, lega deh uri Chef!
Jung Suk pun sibuk bersihin
salju sambil cerita ke kru kalau dulu waktu dia masih kecil, tumpukan salju
setebal ini pasti sudah muncul di berita. Jung Suk juga cerita kalau mereka
nanti mau ke pasar loak yang cuma ada setiap weekend dan mereka nggak sabar mau
ke sana. Sapu.. sapu.. sapu.. tumpukan salju yang tebalnya nyaris 20 cm pun perlahan
mulai hilang. Bentuk mobil sudah kelihatan dan kacanya sudah bebas salju. Yaay,
akhirnya!
Tapi begitu lihat jalanan Jung
Suk langsung menertawakan kebodohannya, jadi daritadi itu saljunya disapu ke
depan mobil sampe numpuk tinggiii banget. HAHAHA, gimana lewatnyaa??
Tapi tenaang, Jung Suk bilang
dia jago nyetir di jalanan bersalju, kayak semacam dia punya indra keenam gitu
bisa ngerasain jalannya. Jadi dia mundur sedikit, putar setir ke kanan, dan
terus ngegas sampai akhirnya bisa keluar dari tumpukan salju yang dibuatnya
sendiri, haha.
Mereka pun jalan ke flea market
a.k.a pasar loak yang ternyata nggak jauh dari situ. Oh ya, di jalan yang sudah
mulai berasa suasana natal, ada patung ayah ibu sinterklas. Iceland punya
cerita rakyatnya sendiri soal sinterklas. Once upon a time, di gunung hidup
sepasang raksasa dengan 13 sinterklas sebagai anak mereka. Sinterklas 1 hobinya
gangguin domba. Sinterklas 2 suka minum susu milik warga. Sinterklas 3 suka
jilatin sendok makan orang. Sinterklas 4 hobinya ngetukin pintu rumah orang
terus kabur. Sinterklas 5 sukanya nyuri roti. Dan lain-lain. Waaaaait, kenapa
sinterklasnya aneh-aneh semua? Hahaha.
Balik ke four stones, mereka
rupanya agak bingung di mana flea marketnya. Jung Suk turun tanya orang,
disusul Ha Neul. Mereka masuk sebuah bangunan, dan sebelum masuk lagi-lagi Jung
Suk salah pintu doong! Dia diem nunggu pintu kebuka, padahal jelas-jelas ada
tulisan ‘next door’ di situ. Ha Neul
refleks ngetawain hyungnya dan nunjukin arah pintunya, dan uri Jung Suk pun
maluuuuu, HAHAHA. Astagaaaaa, uri Chef yang perfect ternyata orangnya begini
amat ya Alloh.. :p
Btw, ternyata flea marketnya
udah keliatan dan mereka tinggal jalan kaki dikit. Biar lebih deket, Sang Hoon
hyung ngajakin mereka jalan lewat salju ajaa buat motong jalan. Tapi tenyata oh
ternyata, saljunya ternyata lumayan tebel sampe mereka harus lari-lari balik ke
jalan yang seharusnya. Dingin dan bikin sepatu jadi basah, hahaha. Lesson
learned, jangan terima usul Sang Hoon hyung mentah-mentah.. :p
Jung Woo gandeng Ha Neul kayak
gandeng adeknya yang masih SD sementara Sang Hoon hyung dan Jung Suk jalan
dengan kalem di depan mereka. Nggak lama, mereka sampe di Kolaportig Flea Market yang untungnya indoor, luas, dan barang yang
dijual banyaaak banget!
Mereka beliin Ha Neul-ie sepatu,
dan berhasil dapet diskon. Jung Woo juga pengen beli sepatu hiking, tapi yang
dimau harganya mahal banget. Jung Woo minta harganya diturunin, ngomongnya pake
bahasa mix antara Korea dan Inggris yang cuma sepotong-sepotong. Jelaaaaas
ibu-ibu penjaga tokonya nggak ngerti, aku juga nggak! Dan aku nggak yakin Jung
Woo ngerti apa yang dia omongin, hahaha.
Tapi ternyata ada sepatu lain
yang harganya lebih masuk akal, dan mereka beli dua buat Jung Woo sama Sang
Hoon hyung. Jung Suk juga ditawarin, tapi menurutnya sepatunya yang sekarang
oke-oke aja. Mereka terus cari celana panjang buat Ha Neul, yang awalnya Ha
Neul nolak, celana kain yang dipakainya sekarang ini winterwear, jadi tetep
hangat, tapi siapa juga yang liburan pake celana kain formal begitu? Hahaha.
Jadi di flea market yang
harganya tetep aja mahal ini mereka dapet sepatu, celana, roti, sama sarung
tangan buat masing-masing orang, yaaay! And they leave happily although they
spend so much money in a day. Btw itu topi bulu yang dicoba Jung Suk lucu
amaat, tapi untung mahal makanya nggak dibeli, liat aja itu baru nyoba
kepalanya udah dielus Jung Woo kayak lagi ngelus anjing, hahahaha.
Beres belanja, mereka meninggalkan
kota ke tujuan mereka hari ini, Hveragerði, tempat hot spring berada. Seperti
biasa mereka bingung di mana tempatnya, jadi mereka berhenti buat tanya di
tempat ramai yang ternyata gymnastium. Untunglah ada yang ngerti dan ditunjukin
arahnya yang keliatan sedikit di kejauhan.
Hveragerði adalah area geotermal
yang berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Reykjavik dan berlokasi di selatan
Iceland. Bisa dibilang Hveragerði bukan tujuan utama turis, karena untuk
mencapai hot springs, kita harus mendaki dulu selama satu jam (hmm, kenapa
mereka nggak ke blue lagoon aja sih? Apa karena terlalu mainstream?). Dan
petunjuk arah menuju Hveragerði agak membingungkan sampai four stones terus
bingung setiap ketemu persimpangan. Mereka ngikutin feeling, tapi hasilnya
diklaksonin kru dari belakang yang artinya.. wrong waaay!
Hahaha, Sang Hoon hyung berdalih
kalau mereka mau liat kuda-kuda cantik itu dulu. Jung Suk geli, kru-kru pasti
udah gemeees banget sama mereka yang salah jalan mulu sampe akhirnya ngasih tau
jalan yang bener. Tapi berkat petunjuk kru, akhirnya mereka sampai juga di
tempat tujuan.
Tanpa buang waktu, four stones langsung mulai
mendaki. Baruu naik sedikit, PD Na udah mau nyerah, dia paling nggak suka
traveling, apalagi kalo harus naik gunung. Apalagi medannya buat sampe ke hot
springnya lumayan berat, mereka harus melewati 3 puncak gunung salju dulu baru
bisa sampe dan jaraknya kira-kira 3 km *pingsan*. Dan lagi saat itu sudah lebih
dari jam 2, nggak lama lagi matahari terbenam, dan ada di gunung salju yang
gelap pasti nggak asik.
Four stones memutuskan tetap
naik. Mereka cukup pergi dengan grup kecil, nggak semua kru perlu ikut. PD Na
dengan senang hati langsung berbalik turun dan nunggu mereka di parkiran aja,
HAHA.
Jung Woo yang udah berpengalaman
mendaki Himalaya untuk film terbarunya jadi leader mereka. Sesekali dia nengok
ke belakang, memastikan semua oke dan nggak ada yang tertinggal jauh, sambil
nanya, “Ha Neul-ah, gwenchana?” Aww, such a loving hyung!
Sampai di puncak pertama, mereka
berhenti sebentar. Pemandangannya terlalu cantik untuk diabaikan. Kata Ha Neul,
pemandangannya kayak lukisan. Incredibly beautiful and scary!
Sepanjang perjalanan naik,
mereka diskusi beberapa kali dan topiknya sama, GO or STOP? Harus diakui
medannya berat, physically challenging, and they’re almost running out of time.
Four stones terus memutuskan mereka harus lanjut, tapi mereka juga memikirkan
kru, sampai Jung Woo voting siapa kru yang sanggup lanjut dan nggak. Ada yang
bilang nggak peduli, ada yang mau kembali aja, ada yang mau terus, tapi mereka
akhirnya lanjut jalan. Ha Neul ngasih tenggat waktu, kalau jam 3.30 mereka
belum sampai, mereka kembali. Semua setuju. Btw mereka diskusi lama banget
sampe Jung Suk bilang ini waktu mereka abis buat diskusi doang, HAHAHA.
Mereka jalan lebih cepat dan
akhirnyaa uap panas hot spring kelihatan juga, bahkan bau belerangnya juga
keciuman. Yaaaay, mereka sampe juga!
Udah jalan jauh penuh perjuangan
sampe ke hot spring apalagi yang mereka lakukan kalau bukan.. berendam! That’s
sounds silly but, yeah, they are called four stones for a reason! Jung Woo udah
mulai buka-buka baju, sementara Jung Suk agak ragu, nanti celana dalemnya
gimana? Jung Woo masa bodo, pikirkan aja nanti, dan ngajak mereka buru-buru
berendam.
Daaan dengan kaki-kaki yang
disensor, mereka masuk juga di hot spring. Lucunyaa, itu kan kolamnya lumayan
gede, tapi mereka dong ngumpul aja sempit-sempitan di pojokan. Nggak ada yang
berani ke tengah, daleem bok. Akibatnya daritadi mereka teriak-teriak gantian
karena kakinya keinjek, HAHAHA.
Puas berendam, mereka naik dan
kembali pake baju. Oh, kamera tentu aja dimatikan. Meski sumpah aku penasaran,
itu kan pas berendam emang enak banget anget gitu kan, tapi begitu keluar terus
ganti baju itu dinginnya kayak apaaa?? Nggak kebayang! Haha.
Mereka pun turun dengan badan
dan kaki yang rasanya lebih enteng. Semua bersyukur mereka akhirnya memutuskan
terus naik. Mereka terus berubah pikiran, tapi tetap saja naik. Ada kali mereka
diskusi sampe 6 kali, haha. Waktu interview, Ha Neul bilang diskusi-diskusi itu
perlu, tapi lebih baik kalo nggak lama, HAHAHA.
Turun gunung terasa lebih mudah
karena badan mereka lebih enakan setelah berendam air panas, dan mereka tau
jalan! Pas naik lamaa karena mereka tertekan dan nggak tau jalan.
Jung Woo bukan tipe orang yang
suka petualang, tapi hari itu dia pingin terus jalan. Dan lagi mereka udah
jalan sejauh itu. Sang Hoon hyung bilang jadi bodoh itu nggak masalah, tapi dia
nggak mau jadi orang tanpa tekad kuat. Semua merasa pasti nyesel kalau mereka
sampai kembali, dan bertekad kembali lagi suatu hari nanti. Aaw!
Btw, aku paling suka liat
interaksi Sang Hoon hyung sama Jung Suk. Jadi pas turun kan mereka pada pake
selimut, jadi rada-rada keliatan kayak biksu. Dengan tangan bersedekap, Sang
Hoon hyung manggil Jung Suk, “Jung Suk-ah, kau mau ke mana?”
“Aku mengikuti angin dan awan.”
“Ayo jalan bersama.”
Jung Suk mengiyakan dengan
sopan.
“Apa kau menyadari hal penting
lagi hari ini?”
“Tentu saja,” jawab Jung Suk
sambil ngakak.
“Yang kau pikirkan itu benar
sekali. Bukankah dunia memang seperti itu?”
Jung Suk membenarkan sambil
ketawa lagi, “Tapi.. sepertinya aku tak pernah melihatmu di sekitar sini. Kau
dari mana?”
“Aku dari Nepal. Aku kelelahan
setelah berjalan, jadi aku naik bus nomor 47 lalu turun di sini.”
HUAHAHAHAA, ini mereka ngobrol
apaan sih? Efek capek jalan kayaknya, jadi nggak jelas, haha. Tapi mereka sampe
juga di parkiran sebelum gelap. Semua saling ngasih selamat, mereka berhasil!
Yeeey, semua berpelukan dan jingkrak-jingkrak bahagia!
Bersambung ke Part 2 yaa..
No comments:
Post a Comment