Suatu hari, setelah perjalanan
ke Iceland berakhir, four stones kembali berkumpul di Korea dan membicarakan
perjalanan mereka.
Sang Hoon hyung yang datang
pertama. Sembari menunggu teman-temannya, Sang Hoon hyung menyentuh piring
kosong di depannya dan mulai berakting makan. Tak lama Jung Suk tiba. “Kamu
makan sesuatu, hyung?” tanyanya.
Sang Hoon hanya senyum dan
melanjutkan (akting) makannya. Jung Suk cuma bisa ngakak. Waktu Jung Woo
datang, Sang Hoon hyung yang sibuk mengunyah langsung ngajak Jung Woo makan.
“Kamu sudah makan? Apakah rasanya enak?” tanya Jung Woo lalu duduk dan
mengambil garpunya untuk mencicipi makanan Sang Hoon hyung.
Tapi lalu ia tertawa, minta Sang
Hoon hyung berhenti akting, hahaha. But no, of course they’re not really
stopped! Jung Woo mengambil gelas kosong di depannya, bersulang dengan
teman-temanya dan minum seolah itu gelas isinya bir. Caption: ‘Mereka bisa
berpura-pura makan tanpa makanan’, hahaha.
Sebuah benda berkilauan tampak
mencolok di jari Jung Woo. He’s a married man now! Aaw, chukae Trash Oppa! Ha
Neul yang baru datang (sambil teriak ‘hyuung!’ 3x dan meluk mereka satu-satu),
langsung nyanyi selamat buat Jung Woo yang baru aja nikah.
Rupanya selama jalan bareng di
Iceland mereka sama sekali nggak ada yang tau Jung Woo mau nikah. Jung Woo cuma
bisa ketawa, itu jadi kayak bachelorrete
trip-nya sebelum jadi pria beristri.
Pertanyaan dari PD Na,
“Orang-orang bilang apa setelah acara ditayangkan?”
Jung Woo, “Kami bodoh.” HAHAHA,
semua langsung ngakak. Ha Neul menambahkan, ada yang bilang lesung pipi Sang
Hoon hyung seksi. Haha, semua ngakak lagi.
Btw, PD Na sengaja mempertemukan
mereka di restoran sosis, dan mereka boleh pesan apapun yang mereka mau. Four
stones mulai yang waah-waah, Jung Suk bahkan merasa rancangan interior restoran
mirip gaya Eropa Utara. Sang Hoon hyung langsung tak setuju, menurutnya ini
lebih seperti kamar mandi. HAHAHAHA, bener juga! Ruangannya sempit dan
dikeramik sampe setengah dinding, persis kamar mandi!
Mereka mulai mengamati menu
dengan seksama dan bertanya-tanya apa ada sosis yang rasanya seperti yang
mereka makan di Iceland? Hasilnya.. semua hening. Nggak di Iceland nggak di
Korea tetep aja mereka bingung milih menu. Setelah berdiskusi (as always),
mereka pilih menu sausage party, salad,
bir. Dan andalan Jung Woo, “Ayo pesan satu atau dua hidangan terbaik.” HAHAHA.
Padahal lho tadi mereka
dibolehin pesen sesuka mereka, buat apa pake diskusi? Haha, mereka terlalu
terbiasa diskusi. Jung Suk bercanda kalau diskusi-diskusi mereka itu tanda
kejeniusan (habis bilang gitu dia ngakak sampe nggak bisa ngangkat mukanya,
haha).
Mereka diskusi kapanpun,
dimanapun, dan tentang apapun. Mau beli kentang? Bagaimana dengan wortel? Tiga
ramen mau kujadikan empat porsi? Kita lewat mana? Mau terus mendaki atau tidak?
They’re practically disscuss about everything! Udah kelar diskusi dan ada
keputusannya, juga masih bisa diskusi lagi, hahaha. Kru sampe udah apal kalo
mereka udah di mobil tapi nggak mulai-mulai jalan, berarti lagi diskusi, haha. But
untunglah arah pikiran mereka sama, jadi outcome diskusi bisa disetujui semua
orang.
Nggak lama kemudian pesanan
mereka datang, semuaaanya sosis! Sang Hoon hyung mencicipi satu, dan menurutnya
rasanya mirip dengan yang mereka makan di Iceland. Ia menyodorkan sosisnya ke
teman-temannya, dan semua setuju.. rasanya mirip. Dan semua lalu sibuk dengan
sosis masing-masing.
Jung Woo bilang selama di
Iceland ada kali dia makan hotdog 5 kali, dan nggak pernah bosen. Hotdog di
bandara. Hotdog sarapan pertama mereka. Hot dog world. Dan setiap ke Bonus,
pasti beli berbungkus-bungkus sosis. Bisa dibilang mereka makan sosis hampir
separuh dari makanan yang mereka makan di Iceland.
Nggak banyak makanan selain
sosis yang mereka makan. Jung Woo nggak suka waktu nyicipin lamb soup punya kru,
sukanya muffin coklat. Ada juga burger yang Jung Woo makan di malam terakhir di
Reykjavik, burger yang dia nggak tau namanya (soalnya dia cuma pesen ‘best
burger, you choose’, haha).
Sementara Jung Woo makan burger,
Jung Suk rupanya masih penasaran sama steak dan kembali ke restoran yang tadi
siang sempet bikin langkahnya terhenti. Katanya, dia nggak pernah makan daging
sama sekali selama di Iceland. Jung Suk pun masuk restoran dan melihat menu
dengan seksama (nggak kayak Jung Woo yang langsung minta dipilihin menu
terbaik, haha). Jung Suk pesan menu yang dibacanya aja susah, filetto di manzo ai funghi a.k.a grilled beef tenderloin with baked potato
and a creamy mushroom sauce. Dan dia pilih menu yang paling mahal, harganya
5450 Krona (wow, hampir 4x lipat makan siangnya tadi).
Steak bernama rumit yang tampak
menggiurkan itu akhirnya sampai di meja Jung Suk. Jung Suk menikmati secara
perlahan daging pertamanya di Iceland (kelihatannya enak, tapi ekspresi Jung
Suk nggak tampak se-impressed pas makan mi tadi).
Back to Seoul. PD Na tanya,
“Jika kamu bepergian lagi? Benda apa yang pasti akan kamu bawa?”
Sang Hoon hyung pilih bumbu
ramen. Jung Suk pilih kamera bagus. Sementara jawaban Ha Neul, “Aku pilih
teman-teman ini.”
Semua diam. Sang Hoon hyung tak
percaya, Ha Neul disuruh memilih benda, tapi malah memilih mereka, pasti agar
kelihatan baik. Tapi ternyata Sang Hoon hyung sendirian, karena Jung Suk suka
jawaban Ha Neul. Sang Hoon sampai bilang kalau ia pilih bumbu ramen agar mereka
bisa berbagi makanan, ia tidak mungkin bawa hanya hanya untuk dirinya sendiri.
Ha Neul tertawa dan merevisi
jawabannya, ia akan bawa sepatu yang benar-benar anti air dan anti angin.
Sepatu yang ia beli di sana sangat hangat, tapi sepatu vantofelnya dingin dan
air masuk setelah beberapa waktu (haha, sepatu awardnya!).
Sementara Jung Woo, dia pilih
bawa bantal lehernya lagi. Semua refleks ngakak. Dan Jung Woo juga setuju
dengan jawaban Ha Neul tadi, selama kamu bepergian dengan orang yang cocok
denganmu, kamu tidak perlu yang lainnya. Kamu bisa beli bumbu ramen di luar
negeri, selama kamu bepergian dengan orang yang kamu suka, itu yang terbaik.
Hahaha, bahkan jawaban Jung Woo ngikut Ha Neul! Semua kecuali Sang Hoon bilang
teman yang paling penting. Sang Hoon hyung jadi kelihatan jahat sendirian,
hahaha.
PD Na lalu bilang kalau kata
yang paling sering terdengar adalah ‘bodoh’. Mereka awalnya three stones,
setelah ada Ha Neul jadi four stones. Jung Woo ketawa, dari awal pun mereka
sudah tampak bodoh. Waktu mereka pertama ketemu di restoran di Gangnam, udah
pada ribut aja dong siapa yang paling bodoh, hahaha. Di awal waktu bagi tugas,
Jung Suk usul Sang Hoon yang jadi bendahara. Jung Woo setuju, atau ia juga
bisa, tapi itu Jung Suk yang nggak setuju (haha, kebayang kalo Jung Woo yang
pegang duit).
Jadi tugas Sang Hoon jadi
bendahara, Jung Suk jadi penerjemah, dan Jung Woo? Jung Woo sih menawarkan diri
jadi errand boy atau yang bisa
disuruh melakukan ini itu, tapi gimana lha Jung Woo nggak bisa bahasa Inggris,
hahaha.
Btw, Sang Hoon hyung ini bilang
dia yang paling bodoh tapi ternyata dia yang paling rajin baca buku tentang
Iceland. Di pesawat ke Amsterdam aja lainnya tidur, Sang Hoon hyung masih asyik
baca. Berkat rajin baca, Sang Hoon hyung kadang bisa ngasih informasi berguna
buat mereka, jadi ala-ala pemandu tur mereka gitu deh, haha.
Menurut Sang Hoon hyung, mereka
bisa lebih menikmati pemandangan jika tau latar belakangnya. Mereka terbantu
dengan informasi Sang Hoon hyung yang kadang terdengar menakjubkan, tapi tetep
aja ngakak karena Sang Hoon hyung yang ngomong, haha.
PD Na bilang kalau salah satu
yang membuat mereka lucu adalah.. mereka nggak bisa bahasa Inggris. ‘Open the door’-nya Jung Woo aja bikin Ha
Neul ketawa kenceng banget dan Jung Woo malu pas nonton siarannya.
Atau.. ‘I water, we are the water’ yang masih dari Jung Woo.
Ataaau.. ‘Can i help me?’-nya Jung Suk. Dan puncaknya, ‘Please hotdog world’. HAHAHA, ekspresi Jung Suk yang kayak habis
dikhianati itu lucu banget! Even habis itu dia masih aja lho pake app
translatornya, yang padahal makin lama nggak bisa diandalkan.
Nilai jual four stones justru di bahasa Inggris mereka yang seadanya. Kalo
diurutkan dari yang paling ngaco, Jung Woo, Sang Hoon, Jung Suk, baru Ha Neul.
Jung Woo hobi banget ngomong Inggris campur Korea campur bahasa tubuh. Pokoknya
Jung Woo jagonya bikin bule bengong liatin dia ngomong dan nggak ada yang
ngerti, hahaha.
Sang Hoon hyung kosakatanya
nggak banyak, tapi dia yang paling pede ngajakin bule ngobrol alias paling
nggak tau malu, haha. Kalo Jung Suk, dia sempet dipuji Jung Woo sama Sang Hoon
hyung Inggrisnya bagus sih, padahal dia nggak sekolah bahasa Inggris dan jarang
keluar negeri. Tapi menurut Jung Suk dia harus lebih banyak belajar.
Nah, Ha Neul sebenernya yang
paling jago dan pronounciationnya paling oke, tapii dia nggak pede dan
kebanyakan ngomong ‘sorry.’ Sampe
dibilangin dia tukang minta maaf kalau pake bahasa Inggris, haha.
Next mereka bahas Ha Neul yang
naik pesawat dengan jas awardnya. Tadinya ada di acara award dan mendadak ada
di pesawat yang siap lepas landas sukses membuat Ha Neul bingung, tapi
menurutnya itu seru dan menarik. Perjalanan spontan yang hanya berbekal satu
kantong plastik tak masalah buat Ha Neul, traveler yang ingin melihat banyak
hal.
Ini dia tips traveling ala Ha
Neul. Satu, pahami petanya. Dua, jika tak tau letak suatu tempat, tanya tempat
saingannya, saingan lokal pasti saling tau. Dan bener, Ha Neul tanya hotel yang
dia tuju ke hotel lain, dan dikasih tau tuh (dasarnya orang Iceland mah
baek-baek kali yaa..)
Back to Seoul. Jung Woo yang
nggak hati-hati mengambil makanan malah menjatuhkan roti dari piring. Semua
langsung heboh, “Bungkus rotinya!” Hahaha, mereka yang irit banget sayang kalo
sampe ada makanan kebuang. Selama di Iceland, Sang Hoon hyung yang
bertanggungjawab pada keuangan mereka nggak bisa sembarangan usul makan di luar.
Ia merasa seperti seorang ibu, kalau rencananya salah, mereka akan sial. Dan
untungnya, mereka semua irit.
Sang Hoon hyung sampe inget
kalau mereka sengaja makan sandwich cuma setengah dan setengahnya lagi
dibungkus. Dan semuanya sama, nyimpen makanan buat dimakan lagi nanti. Empat
manusia bodoh yang selalu menyimpan makanan.
Di akhir perjalanan, Jung Suk
bahkan masih punya camilan dari Jung Woo di hari pertama mereka pergi di saku
jaketnya. Jung Suk sengaja simpan kalau sewaktu-waktu dia lapar, sampe dia
nggak habis pikir, “Kenapa kamu sangat hemat, Jung Suk-ah?” PD bahkan nggak mau
waktu dikasih Jung Suk karena kayaknya udah nggak enak, dan bukannya dibuang,
itu cemilan masuk saku lagi aja dong, hahaha.
Dan saking iritnya, di bandara
Amsterdam mereka beli satu kopi large dan pinjam dua cangkir, dan voila mereka
punya tiga gelas kopi! Di Vik bahkan mereka pesan dua cangkir kopi plus air
panas, biar bisa dibagi empat! Astagaaa, mereka sampe ngakak nggak karuan waktu
sadar mereka berlebihan iritnya dan nggak tau caranya berfoya-foya. Mereka
selalu bilang, “Ayo berbagi!”, bukannya “Ayo makan!” HAHA.
Akibat irit dan sayang banget
buang makanan, di awal perjalanan mereka cuma punya satu kantung plastik, dan
makin lama kantung itu makin beranak pinak, padahal beberapa isinya makanan
yang udah lamaa banget, haha.
PD Na lalu minta mereka menebak
tiga adegan yang ratingnya paling tinggi, mulai dari peringkat ketiga. “Cahaya
aurora?” tebak Ha Neul. Jung Woo tak setuju, aurora pasti yang pertama.
“Gulfoss?” tebak Sang Hoon hyung. Dan benar, adegan peringkat ketiga adalah
saat mereka ke Gulfoss dengan rating mencapai 11,95%. Jung Woo bilang awalnya
dia nggak menyangka, tapi Gulfoss yang terbaik buatnya. Jung Woo berusaha
menggambarkan perasaannya saat melihat Gulfoss, tapi yang keluar dari mulutnya
cuma wuaah.. wuaah. He’s totally speechless, haha.
Dan yang kedua?
“Saat berbaring melihat
bintang?” tebak Ha Neul. Salah!
“Hotdog world?” tebak Jung Woo.
Masih salah! Karena nggak ada yang bisa nebak, PD Na ngasih tau kalo adegan
juara dua yang dapat rating 12,9% adalah adegan saat Jung Suk pake kacamata.
Jung Suk langsung ketawa, saat dia pake kacamata rating penonton naik. Ha Neul
takjub, “Kacamatamu lebih menakjubkan dibanding Gulfoss, hyung!”
Dan sesuai dugaan, aurora ada di
tempat pertama dengan rating 12,98%. Ha Neul makin takjub lagi, berarti
kacamata Jung Suk sama menakjubkannya dengan aurora? Hahaha, iya ya selisih
ratingnya cuma dikit! Jung Suk ketawa sampe air matanya keluar, hahaha, nggak
percaya dia!
Ha Neul bilang kalau cahaya
aurora itu cantik, tapi ia lebih suka melihat bintang. Berbaring sambil melihat
bintang bersama teman-temannya itu favoritnya, karenanya ia paling ingat saat
itu. Sementara menurut Jung Suk, aurora, air terjun, dan ombak di Reynisfjara
semuanya indah, tapi saat ia melihat matahari terbit di perjalanan menuju
Jokulsarlon sambil mendengarkan musik itu yang paling berkesan. Rasanya seperti
memulai awal baru.
Mereka pergi bersama, tapi
semuanya punya kenangan yang berbeda. Tempat yang mungkin biasa saja bagi
penduduk sekitar, bisa menjadi sangat penuh kenangan bagi seorang traveler.
Bersambung ke part 2