Four stones kembali melanjutkan
perjalanan menuju Skaftafell dan Jokulsarlon. Pemandangan berubah, kali ini
mereka melewati daerah yang tak banyak turun salju dan suhunya lebih hangat.
Setelah mengemudi cukup lama, ada pengumuman dari mobil belakang, kru memberi
informasi kalau gumpalan lumut melingkar yang ada di dua sisi jalan usianya
sekitar seribu tahun. Mereka langsung tercengang, wuaaaah, bisa ya ada lumut
setua itu? Haha, ya bisa..
Gumpalan lumut itu rupanya
dipagari sepanjang jalan untuk mencegah aktivitas manusia, biar mereka bisa
bertahan sampai ribuan tahun dan nggak rusak.
Perjalanan rupanya lumayan
panjang, jadi biar nggak bosan, four stones bikin acara radio ala-ala. “Kalian
sedang mendengarkan Bersama Jung Suk
Pukul 4 Sore. Tamu kita hari ini adalah Kang Ha Neul, aktor yang berhasil
menarik 10 juta penonton,” ujar Jung Woo yang ceritanya jadi PD dan
mempersilakan Jung Suk membuka acara.
“Halo, aku Jung Suk dari Bersama Jung Suk Pukul 4 Sore. Acara hari
ini tentang Iceland dan kita kedatangan tamu hari ini. Dia sangat populer
belakangan ini. Dia pintar menari, menyanyi, dan berakting. Dia berbakat dalam
segala hal. Dia adalah ...”
“Jo Jung Suk-ssi,” sambung Jung
Woo. Laaaaah? Kenapa jadi Jung Suk, hahaha. Terlanjur awkward, Ha Neul
mengambil alih acara dan menyapa Jung Suk yang ceritanya jadi bintang tamu.
Namanya acara radio, mereka juga nerima telpon dari penggemar. Ada telepon
masuk, seorang pendengar dari Yanbian. Ha Neul kaget, “Dari Yanbian? Apa ada
penggemar Jung Suk di Yanbian?” Si pendengar yang diperankan Sang Hoon hyung
bilang dia nelpon karena dia benci Jung Suk.
“Halo.. Permisi, kenapa?” tanya
Jung Suk tak terima.
“Siapa ini?” tanya si penelpon.
“Aku Jung Suk.”
TUT. TUT. TUT. Huahaha, telponnya
ditutup! Ha Neul berusaha menghubungi lagi, mungkin karena dia pendengar dari
Yanbian sambungannya lemah. Begitu panggilan tersambung lagi, Ha Neul tanya apa
yang ingin disampaikan pada Jung Suk? Si pendengar bilang kalau akting Jung Suk
palsu, semakin ditonton terasa palsu.
“Siapa namamu?” tanya Jung Suk.
“Namaku Jung San Man,” jawab
Sang Hoon hyung si pendengar.
“Jung Sang Man-ssi,” sapa Jung
Suk hendak bertanya. “Ini siapa?” potong si pendengar. Begitu dijawab itu Jung
Suk, telponnya kembali ditutup, TUT.. TUT.. TUT. Huahaha! Ha Neul langsung
ngakak, tapi terus minta maaf, waktu mereka terbatas jadi acara terpaksa
diakhiri sampai di sini. Jung Suk agak nggak terima, ia jadi kelihatan buruk,
hahaha.
Jadi, dibandingkan yang lainnya,
Jung Suk paling deket dan paling nyambung becandaan nggak pentingnya ya sama
Sang Hoon hyung. Di interview Sang Hoon hyung bilang mereka bertemu di musikal
‘Evil Dead’ tahun 2008. “Siapa dia?”
itu kesan mereka pas bertemu pertama kali, diucapinnya juga dengan nada males. Dulu
waktu belum sibuk, mereka sering minum bareng, latihan bareng, main gitar
bareng.
“Menurutmu Jung Suk sebagai
teman bagaimana?” tanya Ha Neul, masih sebagai pembawa acara, pada Sang Hoon
hyung. “Sebagai teman dia lumayan,” jawab Sang Hoon hyung. Jung Woo tak
percaya, menurutnya Sang Hoon hyung cuma bercanda karena dia tau mereka sangat
dekat. Jung Suk coba berdalih, buatnya Sang Hoon hyung juga teman yang
biasa-biasa saja.
“Begitu?” tanya Jung Woo tak
percaya. Sang Hoon hyung tampak menulis sesuatu di ponselnya, dan
menunjukkannya pada Jung Woo. Balasan yang dikirim untuk Jung Suk, yang
langsung dibacakan Jung Woo.
“Aku
sayang kamu, dongsaeng-ah. Kamu akan baik-baik saja selamanya. Kami semua
mendukungmu. Kamu aktor terbaik.”
AAAWW! Itu kata-kata jujur Sang
Hoon hyung buat Jung Suk! Aduh aduh aku terharu kayak Jung Suk gimana inii?
Sang Hoon hyung bilang dia kenal
banyak orang, tapi Jung Suk salah satu teman terdekatnya. Mereka pernah nangis
bareng selama 30 menit sambil berpelukan. Mereka tau beratnya merintis karir di
musikal.
Jung Suk juga pas ditanyain dari
mereka bertiga siapa yang paling dia percaya, tanpa berpikir dia langsung
jawab.. Sang Hoon hyung. Jung Suk tau saat-saat berat yang harus dilalui Sang
Hoon hyung, dan sekarang hidupnya sudah enak. Setiap kali Jung Suk liat Sang
Hoon hyung bersikap sangat ceria dan bikin orang ketawa di tv, dia malah pingin
nangis karena bahagia. Bagi Jung Suk, Sang Hoon hyung itu teman yang istimewa.
Aaaah, mereka ini lhoo so sweet banget!
Acara radio Jung Suk sudah
selesai, tapi mereka belum sampai juga. Kali ini mereka jalan di antara
pegunungan bersalju, sambil ngemil pisang dan susu coklat. Setelah mengemudi
lama dan menyebrangi lautan, mereka tiba di tempat es bertemu lautan. Di jalan
sudah keliatan gunung es berwarna zamrud yang mengapung di air. Dan tempat
menakjubkan itu bernama Jokulsarlon.
Sang Hoon hyung kali ini
bertugas sebagai fotografer dengan the other stones sebagai modelnya, dan
hasilnya.. cakep!
Pengen lihat lebih dekat, mereka
diantar naik mobil kru ke pantai yang penuh dengan bongkahan es besar yang
terbawa dari gunung es. Sebelum turun mobil, Sang Hoon hyung ijin ke sopir bawa
sandaran kepala buat mecah bongkahan es dan dibolehin (wait, what? Hahaha).
Menurut Sang Hoon hyung itu ide hebat sampe itu sandaran kepala dibawa dengan
bangga, HUAHAHA.
Mereka bersusah payah jalan ke
pantai karena tumpukan saljunya lumayan dalem, tapi begitu mendekat mereka
langsung terkesima dan nggak habis pikir bisa ada tempat seperti ini. Ladang
harta yang berkilauan, menurut mereka. Pantai berpasir hitam dengan bongkahan
es berbagai ukuran yang bersinar terkena cahaya matahari otomatis membuat
senyum mereka terbit semakin lebar.
Sang Hoon hyung yang penasaran
dengan rasa es dimanapun mereka berada mulai beraksi memecah bongkahan es
dengan sandaran kepala yang dibawa-bawanya tadi. Tapi tak berhasil, pikirnya
karena esnya sudah berusia seribu tahun. Ha Neul yang lebih pintar sedikit
mencoba memecah es dengan bongkahan es kecil, bisa, tapi hasil pecahannya kalo
nggak terlalu kecil, ya terlalu besar buat dimakan.
Jung Suk yang ternyata lebih
pintar dari Ha Neul nyoba mecah esnya dengan dua batu, dan berhasil! Begitu
nyoba rasanya, reaksi Jung Suk, “Wuah! Rasanya seperti es..” HUAHAHAHAHA,
ekspresinya yang tampak impressed itu lhoo yang bikin ngakak, dia bilang
pecahan gunung es purba rasanya seperti es. HUAHAHAHA! *ketawa lagi*
Jung Woo yang sibuk melamun
sendirian dipanggil Sang Hoon hyung, diajakin nyicipin pecahan es seribu tahun,
tapi Jung Woo tak tampak tertarik. Huahaha, mereka lho bangga banget makan es
yang usianya seribu tahun. Sang Hoon hyung sampe nanya ke Ha Neul, “Rasa
pecahan esmu bagaimana?” HUAHAHA, sumpah ini ngakak nggak kelar2! Belum lagi Ha
Neul ngakak liat sandaran kepala yang dibawa-bawa Sang Hoon, “Hyung, kamu dapat
dari mana?” Sang Hoon hyung cuma bisa ketawa malu, udah rempong bawa begituan,
eh ternyata nggak guna, hahahaha.
Puas menyusuri pantai penuh bongkahan
es menakjubkan, mereka kembali untuk selanjutnya pergi ke gua es. Mereka nggak
bisa pergi ke sana dengan mobil mereka atau mobil kru, perlu mobil off road
yang bannya bahkan sepinggang Ha Neul saking tingginya. Pemandu yang mau
mengantar mereka datang, dan Jung Suk yang ditinggal teman-temannya ke toilet
ngobrol super awkward dengan si pemandu. Dan begitu teman-temannya muncul, dia
langsung keliatan lega banget. HAHAHA.
Mereka lalu naik ke mobil dengan
semangat, di mobil pun mereka excited sekali. Pemandu mereka yang bernama
Goodman, memberi info soal glasier yang tampak di depan mereka yang tersambung
sejak tahun 1900. Tapi karena pemanasan global selama 100 tahun terakhir ini,
glasier menjadi semakin pendek.
Semua diam. Nggak ada satupun
yang ngerti omongan si om pemandu. Sang Hoon hyung malah bilang ini dia kayak
lagi ujian listening bahasa Inggris, hahaha.
PD Na yang pengen ngetes mereka
ngasih satu pertanyaan yang hadiahnya burger, “Apa penyebab glasier jadi pendek
seperti itu selama 100 tahun terakhir?”
Semua angkat tangan. PD Na
nunjuk Sang Hoon. “Lingkungan!” jawab Sang Hoon hyung.
Salah!
Ha Neul pun angkat tangan dan
langsung jawab, “Letusan gunung berapi!”
Masih salah!
Sang Hoon hyung angkat tangan
lagi, jawabannya kali ini.. pemanasan global! Dan benar, yaay! PD Na langsung
kasihkan burgernya, sementara yang lain surprise
menatap Sang Hoon hyung. Mereka nggak percaya Sang Hoon hyung pintar
mendengarkan dalam bahasa Inggris. Ha Neul refleks ngetes, “Apa bahasa
Inggrisnya pemanasan global?” Hahaha, Sang Hoon hyung nggak tau dong! Tapi
dengan baik hatinya burger tadi dibagi-bagi ke temennya buat dimakan bareng.
Sementara itu, mobil off road
yang mereka tumpangi mulai berbelok dari jalan aspal ke tumpukan salju untuk
menuju gua es. Pemandangan luar yang tampak seperti planet lain kembali membuat
mereka berdecak kagum.
Begitu sampai dan turun mobil,
mereka makin yakin sedang ada di planet lain. Rasanya seperti di film
Interstellar (well.. i never know Interstellar itu film kayak apa, hahaha).
Karena mereka harus jalan di atas salju dan es untuk menuju gua, pemandu mereka
membagi-bagikan sebuah benda untuk dipasang di sepatu.
Jung Suk memandangi benda di
tangannya dengan tatapan aneh. Like, what kind of weird thing it is? Hahaha.
Tapi semua langsung pakai itu
alas sepatu plus helm sebagai pengaman. Jung Woo yang dari atas sampe bawah
tertutup semua, masih ditambah masker dan kacamata hitam sampe dibilangin Sang
Hoon hyung kayak elang botak, hahaha.
Mereka lalu mulai jalan di atas
salju yang bawahnya adalah lapisan es. Awal-awal sih mereka semangat, bilang
itu keren lah, kayak di planet lain lah. Tapi semakin lama dan semakin kenceng
anginnya, semua jadi nggak menarik lagi. Anginnya bikin mereka sulit jalan.
Dingiiiin banget, sampe mereka ngangkat wajah aja sulit.
“Ini Iceland yang sesungguhnya..
I LOOOVE ICELAND!” teriak mereka gara-gara kedinginan, haha. Untunglah nggak
lama mereka sampe di mulut gua. Mereka bergegas masuk, dan yang terucap dari
mulut mereka cuma.. WUAAAAH! Gua es menakjubkan yang bikin mereka seolah ada di
dalam tsunami yang membeku.
Jung Suk menepuk-nepuk es di
dinding goa takjub, es yang sudah berusia 600-an tahun. Mereka lalu mengamati
esnya, garis tipis yang terlihat bisa memberitahu apakah ada letusan gunung
berapi atau sudah berapa tahun waktu berlalu. Ciri lain untuk tau usia esnya,
semakin tua esnya, warna birunya semakin gelap.
Oh btw, seperti biasa Sang Hoon
hyung penasaran rasa esnya, dan pengen langsung jilat itu esnya. Jung Woo
langsung geleng, “No.. no.. no, nanti lidahmu bisa menempel.” HAHAHA, nggak
jadi deh.
Foto dengan pemandu di mulut gua
menandakan mereka cukup puas ada di sana dan bergegas kembali ke mobil dengan
kaki yang nyaris membeku. Sang Hoon hyung malah bilang enam jari kakinya udah
hilang, huahaha. Dia terus tanya Jung Suk, jari kakimu sisa berapa? “Tinggal
4,5,” jawab Jung Suk. Mereka lalu melambai ke kamera, minta jari kaki mereka
yang hilang ditemukan. Eh tapi begitu sampe deket mobil, jari kaki mereka malah
udah ilang semua. HUAHAHA!
Karena dinginnya pol, begitu
berpisah dengan si pemandu dan mobil super tingginya, mereka mampir beli kopi
dulu. Jung Suk tertarik liat roti yang ada di sebelah mesin kopi, tapi karena
ternyata roti itu nggak gratis dan mereka harus beli sup, dia mengurungkan
niat.. mereka makan sisa burgernya aja. Liat gantungan kunci juga, Jung Suk
bilang dia belinya nanti aja di hari terakhir dengan sisa uang.
Yaaampuun mereka lhoo irit
banget sampe kata Sang Hoon hyung mungkin uang mereka masih sisa 700-an dollar.
Itu bikin kru ngerasa mereka bikin anggarannya terlalu besar. Semua ketawa.
Sang Hoon hyung bilang mereka sudah sewa mobil, beli sepatu, beli baju,
semuanya sangat murah.
“Mereka pikir kita bodoh,” ujar
Jung Suk dengan ekspresi bodoh, lalu ketawa. Jung Woo datang dan tiba-tiba
tanya apa rambutnya kelihatan jelek sekali? Jung Suk menggeleng, biasa aja.
“Mau lihat rambut yang sangat
jelek?” sahut Sang Hoon hyung yang lalu melepas topinya. Dan rambutnya beneran
jelek sampe semua langsung ngakak, hahaha.
Mereka baru mau jalan keluar,
tapi terus berhenti begitu lihat roti nganggur (entah punya siapa). Roti yang
nggak masuk mulut bahkan dikantongin Sang Hoon hyung! Tapi saking penuh
kantongnya, roti itu jatoh ke salju. Ha Neul langsung heboh ngambil rotinya,
dan bersihin si roti biar masih bisa dimakan. Yaaampuuuun mereka ini....
*speechless*
Mereka lalu kembali ke Vik, dan
begitu sampai langsung ke restoran yang persis sama dengan yang kemarin mereka
datangi. Duduk di meja yang sama, baju yang sama, juga posisi duduk yang sama,
HUAHAHA.
Mbak-mbak waitress yang menurut
mereka mirip Anne Hathaway datang membagikan menu. “You look.. Anne Hathaway,”
ujar Sang Hoon hyung bikin mbak-mbak itu bingung sebentar, tapi lalu
menyangkal, dia dari Barcelona, Spain. Suasana jadi awkward karena si mbaknya
nggak nangkep joke mereka, sampe Jung Suk ngasih isyarat ‘thank you, you can go now’ ke mbaknya, hahaha. Udahannya mereka
malu dan ngakak-ngakak sendiri, harusnya mereka nggak usah bilang gitu tadi.
Mereka lagi serius milih menu
waktu Jung Woo tiba-tiba megang tangan Sang Hoon dan tanya, “Anda mau makan
apa, biksu?” HUAHAHA, pake topi kupluk gitu beneran bikin Sang Hoon hyung
keliatan mirip biksu! Dasar Sang Hoon hyung, dia mulai dong ceramah ala-ala
biksu, hahaha.
Btw, kali ini mereka pesan menu
paling enak dari semua yang mereka pesan kemarin (yep, kari lagi!) plus
pepperoni pizza. Kekenyangan makan mereka langsung pulang, niatnya sih mampir
ke minimarket deket pom bensin.. tapi dong kayanya udah dasarnya mereka suka
mengabaikan tanda panah gede di jalan, mereka salah jalan ke arah Reykjavik aja
doong!
Huahaha, pantesan makin lama kok makin gelap dan makin sepi. Jung Suk mulai curiga, tapi Sang Hoon hyung bilang kalau mereka salah jalan pasti diklakson mobil belakang. Dan sedetik kemudian, mobil belakang beneran nglakson plus lampu jauh, salah jalan wooy! Hahaha.
Huahaha, pantesan makin lama kok makin gelap dan makin sepi. Jung Suk mulai curiga, tapi Sang Hoon hyung bilang kalau mereka salah jalan pasti diklakson mobil belakang. Dan sedetik kemudian, mobil belakang beneran nglakson plus lampu jauh, salah jalan wooy! Hahaha.
Mereka akhirnya menemukan
minimarket yang benar (yang ternyata kecil, dan sedihnya mereka nggak nemu yang
mereka cari. Yak betul! Apalagi kalo bukan sosis? Haha). Selesai belanja
makanan, mereka langsung ke apartemen yang sudah mereka pesan. Apartemennya ini
agak di pojokan kota, tempat yang hening dan gelap, tapi seluruh penjuru kota
yang terang kelihatan. Tempat sempurna untuk menunggu aurora.
Dalam apartemennya juga bagus
(well, tempet nginep mereka bagus semua sih), dan mereka muji Jung Suk yang
selalu berhasil menemukan tempat bagus untuk mereka. Hmm, standar hotel atau
semacamnya di Iceland ini kayaknya tinggi deh, soalnya dari semua tempet nginep
mereka nggak ada yang fail, oh and one thing for sure.. ada rupa ada harga,
hahaha.
Bersambung ke Part 2
Bersambung ke Part 2
Ditunggu kelanjutannya kaak ^^
ReplyDeleteKirain gak di lanjut lagi kak .. abis mayan lama gak diposting.. kangen sama 4 stones 😁.. but thank u very very munchi udah ngelanjutin... semangaaaat!!!
Ditunggu mbak kelanjutannya
ReplyDelete