Hujan salju lebat disertai badai
yang terjadi di Iceland terakhir kali 78 tahun lalu, kali ini membuat
perjalanan four stones kembali ke Reykjavik berkali-kali lipat lebih berat dari
seharusnya. Jung Suk bertugas menyetir hari ini, Jung Woo duduk di sebelahnya
sebagai asisten (ngelap kaca depan, nanya Jung Suk capek apa nggak), dan dua
merkaat di kursi belakang yang menunggu dengan gelisah, hahaha.
Mereka memutuskan mengisi bensin
sebelum berangkat, dan karena ini pertama kalinya, mereka bingung di depan
mesinnya karena nggak ada tempat untuk naro uangnya. Sang Hoon dan Jung Suk
berusaha deketin orang untuk ditanyain.
Jung Suk: “Excuse me.. Excuse me..
Hey! CAN I HELP ME?” (sekali)
Orang yang mereka tanyain ngasih
isyarat kalau mereka harus masuk dan tanya di dalam. Di dalam, Jung Suk tanya
lagi ke orang pertama yang dia liat, “Excuse me.. CAN I HELP ME?” (dua kali)
HUAHAHAHAHA, dan Jung Suk nggak
sadar ada yang aneh dari pertanyaannya.
Untunglah orang itu ngerti kalau
mereka mau beli bensin, dan nyuruh mereka nunggu di depan counter. Jadi, buat
beli bensin mereka harus beli kartu prabayar dulu, jumlahnya terserah mereka,
dan mereka beli senilai 5000 krona. Isi bensin pun berhasil, tapi mereka jadi
kebasahan karena cuaca memburuk dan hujan lagi.
Mereka pun jalan hati-hati
menyusuri tol menuju Reykjavik di belakang mobil van kru. Untungnya jalanan sudah
tidak sebeku tadi. Jung Woo bergumam sedih kalau besok subuh Sang Hoon hyung
pulang duluan. “Bagaimana ini setelah Sang Hoon hyung berangkat?” ujar Jung Suk
lalu tertawa.
“Bisa apa kalian tanpa aku?”
sahut Sang Hoon hyung di kursi belakang. Jadi rupanya, Sang Hoon hyung harus
berangkat besok jam 3 pagi dan pulang lebih awal karena ada pentas musikal. Dan
selama trip, Sang Hoon hyung rajin sekali mempelajari naskahnya.
Jung Suk mengusulkan untuk pesta
malam ini, dan ia ingin kembali ke bar yang pernah mereka datangi dulu. Kalau
mereka jadi kembali, mereka masih pakai baju yang persis sama meskipun sudah
berhari-hari lalu, hahaha. Sang Hoon hyung bilang ini pasti pertama kalinya
mereka pakai baju yang sama selama ini, sampai-sampai bajunya bisa jadi maskot
(btw untunglah at least celana dalem mereka dicuci). Mereka jadi persis
teletubbies, Tinky Winky, Dipsy, Lala, Po, HUAHAHAHA, semua langsung ngakak.
Jung Suk udah senang karena
cuaca nggak seburuk dugaan, tapi drop lagi saat Jung Woo bilang mereka belum
masuk daerah yang kena badai. Dan benar, semakin jauh mereka melaju, cuaca
makin berubah, hujan salju berangin dan jalanan tampak licin. Ekspresi Jung Suk
juga berubah jadi lebih serius. Menurut google map, mereka sudah setengah jalan
dan hampir dekat Selfoss. Dan artinya, tantangan sebenarnya akan segera
dimulai, antara Selfoss dan Reykjavik adalah daerah berbahaya.
Saat itu masih jam 4 sore, tapi
hari sudah mulai gelap dan jalanan bersalju di depan mereka makin lama makin
tak tampak. Jung Suk nyaris tak bisa melihat apa-apa dan mengemudi hanya
mengandalkan lampu darurat mobil di depan mereka. Kru memberitahu lewat walky
talky kalau salju di jalanan terus dibersihkan tapi terus saja menumpuk, jadi
mereka akan berhenti dulu di Selfoss dan putuskan di sana, mau lanjut atau
tidak.
Mereka pun berhenti di Selfoss,
dan keadaan benar-benar mengkhawatirkan. Salju menumpuk tinggi di jalanan,
mobil juga ketutupan salju, dan hujan salju lebat terus turun. Mereka diminta
untuk tunggu dulu di sini sampai cuaca membaik. Selagi menunggu, Jung Woo
membersihkan kaca depan mobil yang penuh es yang membeku agar kerja wiper tak
terganggu.
Semantara itu tim produksi
membicarakan langkah selanjutnya, mau lanjut ke Reykjavik atau berhenti di Selfoss.
Dan hasilnya, mereka harus terus jalan sebelum salju benar-benar membeku karena
itu lebih baik daripada harus mengemudi di atas es (huaa, serem amaat!). Dan PD
Na menginstruksikan mereka berhenti setiap kaca depan penuh salju, karena
kecepatan wiper nggak sebanding sama hujan saljunya (huaa, tambah serem!).
Mereka pun lanjut jalan, tapi
setelah beberapa saat, jalanan benar-benar tak kelihatan lagi. Di mobil semua
diam, four stones terlalu gugup untuk bicara. Mobil mulai berguncang karena
angin, mereka mulai menaiki tanjakan yang cukup curam dan harus menaikkan
kecepatan. Tiga puluh menit lagi menuju Reykjavik yang rasanya seperti
selamanya.
Jarak pandang yang benar-benar
nol karena salju, dan kaca depan yang penuh es membeku membuat mereka berhenti
dan menepi dulu. Sang Hoon dan Ha Neul turun dan membersihkan salju yang
memenuhi kaca depan, sementara Jung Suk dan Jung Woo mengelap embun di kaca
dalam. Begitu juga dengan mobil lain.
Setelah semua oke, mereka siap
lanjut jalan. Tapi baru mulai gerak, van di depan mereka terperosok di salju. Semua
pria turun dan mendorong mobil di tengah hujan salju lebat. Sekali, dua kali
belum berhasil, dan mobil baru berhasil keluar di percobaan ketiga. Semua langsung
kembali ke mobil dan lanjut jalan.
Hari sudah benar-benar gelap dan
salju turun makin lebat. Masih butuh 10 menit untuk sampai. Tapi perlahan lampu
jalanan mulai tampak, dan mereka mendekati keramaian kota. Pfiuuuuuuuh, semua
lega dan berterimakasih pada Jung Suk yang susah payah menyetir. Astaga sepanjang
jalan tadi bener-bener gila! Untunglah semua sampai dengan selamat.
Berhasil mengalahkan cuaca
membuat mereka senang, meski Jung Woo merasa seandainya mereka nggak bersama,
dia bahkan nggak akan terpikir untuk mencoba. Jung Woo nggak yakin akan tiba
dengan selamat kalau dia pergi sendirian. Karena dengan keberadaannya saja,
teman sudah memberi dukungan, aaw!
Lega sudah sampai kota, mereka
langsung menuju hotel tempat pertama kali mereka menginap, Reykjavik Residence.
Mereka kembali ke titik awal perjalanan mereka, bahkan dengan pakaian yang
sama. Huahahaha, lima hari lalu sama sekarang kostumnya masih persis sama!
Sisa uang mereka cukup untuk
mendapatkan apartemen 3 kamar yang luas. Ruang tamu yang nyaman, dapur besar
yang bersih, dan tiga kamar yang nyaman membuat itu jadi hotel terbaik yang
pernah mereka tinggali. Mereka sampai heran saking luasnya, ini semua punya
kita? Hahahaha.
Mereka pun kembali ke mobil
untuk mengeluarkan barang bawaan. “Hyung-nim, kue beras yang kita beli di pasar
loak mau diapakan?” tanya Ha Neul (haaaaah, belom dibuang juga??).
“Kue beras? Kamu bisa bawa
pulang ke Korea,” jawab Sang Hoon hyung. HUAHAHAHA, itu makanan lho udah bikin
bau bagasi dan bikin lalet dateng, masih aja nggak dibuang-buang.
Bahkan di dua hari terakhir,
setelah pesen kamar hotel bagus, mereka masih punya uang sisa 1400 dollar. Mereka
pun memutuskan makan di luar dan berfoya-foya, meski Jung Suk nggak yakin
gimana ngabisin uangnya soalnya mereka nggak biasa foya-foya, haha.
Mereka pergi ke restoran bagus
bernama ‘Fish Company’ yang menjual
berbagai hidangan laut dari Reykjavik. Tempat yang hangat membuat mereka harus
melepas mantel sebelum masuk, daan karena itu ketahuan kalau Ha Neul pergi cuma
pake celana tidurnya, dengan kombinasi aneh jaket yang ditimpa tuxedo di
atasnya, huahahaha, aku baru nyadar ih! Ha Neul ternyata fashion disaster! Tapi
mau gimana lagi, lha nggak boleh bawa apa-apa, hahaa.
Masing-masing disodorkan menu,
dan seperti biasa.. semua hening. Dan seperti biasa lagi, saat semua masih
sibuk baca menu, Jung Woo udah mengabaikan buku menu yang tadi dipegangnya, sama
sekali nggak peduli, hahaha. Menu yang ditulis dalam berbagai bahasa (Inggris,
Iceland, Mexico, Perancis, Spanyol, bahkan Fiji), membuat mereka makin bingung
memilih. Dan seperti biasa lagi, Jung Woo usul mereka minta tiga hidangan
terbaik saja. Semua setuju, dan minta nasinya jangan lupa.
Waiter pun datang dan
merekomendasikan tiga menu utama, dan satu menu tambahan fish of the day seperti permintaan Jung Woo. Langsung mengiyakan
semuanya tanpa berpikir soal harga bikin mereka merasa jadi orang kaya baru,
yang nggak tau caranya berfoya-foya, hahaa.
Yang pertama datang ke meja
adalah tiga gelas chrismast beer special dan wine untuk Jung Woo. Bir yang enak
membuat four stones untuk pertama kalinya mentraktir kru, uwiiiiiih, gaya
banget! Nggak lama makanan mereka datang, dan semuanya enak. Mereka bahkan
merefill bir sama wine, ahaha, mentang-mentang banyak duit!
Mereka bersulang untuk malam
terakhir Sang Hoon di Iceland. Berkat Sang Hoon, perjalanan mereka di Iceland
sangat menyenangkan. Salah satu perjalanan terbaik dalam hidup mereka.
Kenyang makan, Sang Hoon ke
kasir. Jung Suk udah basa-basi mau traktir kru untuk ronde kedua, tapi langsung
dijawil Sang Hoon hyung buat diem karena total makan malam mereka hari ini hampir
400 dollar. Hahahaha, gilaa mahal banget, bisa dapet tiket ke Jepang aku! Mereka
ngakak, uang mereka bisa habis dengan sangat cepat, haha. Dan mereka nggak
mungkin pesan bir kalau tau harganya semahal itu, haha.
Menghabiskan uang sebanyak itu cuma
buat makan malem mau nggak mau bikin Sang Hoon hyung ngerasa berat. Maklum,
mereka dulu orang susah. Tapi gimana lagi, mereka cuma bisa ngakak menertawakan
mereka yang katanya mau foya-foya, tapi begitu uang berkurang cepet malah nggak
siap, hahaha.
Four stones jalan menyusuri
jalanan Reykjavik yang indah dan dipenuhi salju. Salju lebat membuat ranting
pohon tertutup salju, dan tampak keren sekali. Mereka pun selfie dengan
background pohon-pohon cakep itu. Dan pas giliran Ha Neul pose difotoin Sang
Hoon, Jung Woo dengan usilnya datang dan ngelempar bola salju ke Ha Neul,
huahahaa. Dan semua keusilan Jung Woo dipotret Sang Hoon hyung di ponselnya. Ya
ampuun mereka ini *ngakak sampe nangis*
Meskipun sudah malam, mereka
harus melakukan sesuatu begitu sampai hotel... wawancara. Sementara Sang Hoon
hyung diwawancara, yang lainnya di ruang makan sibuk nyari wiski dan mulai
pesta perpisahan tanpa Sang Hoon. Mereka khawatir, gimana kalau Sang Hoon hyung
menangis?
Dan tebakan mereka bener, pas
wawancara dan ditanya gimana perjalanannya, Sang Hoon hyung malah diem dan
mulai menangis.
Di luar, teman-temannya ikut
terharu bahkan cuma memikirkan hyung mereka yang mungkin sedang nangis. Ha Neul
sampe bilang ke Jung Woo jangan nangis. Tapi sebenarnya mereka semua sama, tipe
yang banyak menangis. Omo, really?
Sang Hoon pun kembali. Dia menyangkal
kalau nangis, tapi nggak ada yang percaya karena matanya merah dan basah. Mereka
pun minum bersama menemani Sang Hoon hyung yang tak berencana tidur malam itu. Mereka
ngobrol banyak hal. Dan Sang Hoon hyung pesen, mereka harus habiskan semua uang
sebelum perjalanan berakhir.
Makin malam, mereka makin mabuk.
Ha Neul mulai cerita kesulitan-kesulitan yang dialaminya selama ini. Sang Hoon
hyung bilang Ha Neul harus menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka saat
sedih karena semua akan lebih baik saat ditemani sahabat yang mengerti. Jung Woo
memuji Ha Neul kalau karirnya sekarang ini sangat bagus. Tapi karena sangat
sopan, jujur Jung Woo bilang kalau kadang dia merasa bosan saat bersama Ha Neul
karena sahabat karib biasanya saling memaki dan mengerjai satu sama lain untuk
bersenang-senang. Ha Neul cuma bisa ketawa waktu Jung Woo nyuruh dia lebih
arogan sedikit, dia terlalu rendah hati.
Jung Woo tanya sesuatu dan minta
Ha Neul janji jawab dengan jujur, “Siapa yang paling kamu suka dari kami
bertiga?” Jung Woo juga janji nggak akan kecewa dengan jawaban Ha Neul, bahkan
bergumam kalau dia suka jadi juara ketiga. Haha, yakiiiin?
Dan hasilnya.. 1. Jung Suk, 2.
Jung Woo, 3. Sang Hoon.
Semua langsung ngakak, gara-gara
jawabannya Ha Neul sampe teriak ‘Jangan bunuh akuu!’ Siksaan untuk Ha Neul
masih belum berakhir, Ha Neul yang selalu baik hati diberi kesempatan satu
menit untuk memaki hyung-hyungnya atau istilahnya ‘Yaja time’. Semua mulai ngasih contoh, dan beeeep.. tentu makian
mereka disensor. Setelah didesak dan terus menerus nolak, barulah Ha Neul
mulai.
Untuk Jung Woo, “Siapa yang
pergi ke Iceland bawa bantal leher?” HAHAHA
Untuk Sang Hoon hyung, “Kamu pikir
aku suka kamu ya? Berhenti bergurau soal Tsingtao!”
HAHAHA, semua ngakak. Malam terakhir
Sang Hoon di Iceland benar-benar seru. Nggak ada yang sakit hati, justru itu
yang mereka mau karena saat yang lebih muda nggak nyaman ada di dekat mereka,
mereka nggak akan bisa berteman. Hahaha, agak aneh ya harus saling memaki dulu
biar lebih deket?
Semua mulai ngantuk dan nggak terasa
20 menit lagi Sang Hoon harus berangkat ke bandara. Sang Hoon bangkit untuk
mandi dulu. Saat wawancara, Sang Hoon hyung merasa sedih karena nggak bisa
bareng yang lainnya sampai akhir, seandainya dia bisa masak lebih banyak sosis
untuk mereka, hahaha, sosis lagi! Sang Hoon hyung udah nyuruh mereka janji
habiskan sisa uang mereka, tapi dia yakin akan ada yang nggak bisa habiskan
uangnya, hahaa.
Sang Hoon hyung sudah selesai
mandi, sudah siap, dan Ha Neul buka pintu salah satu kamar, mau menunjukkan
yang sedang dilakukan Jung Suk. Pintu terbuka dan jeng jeng.. Jung Suk tidur
pules udah kayak orang pingsan (pasti capek banget udah tegang seharian). Jadi cuma Jung Woo dan Ha Neul yang nganter
Sang Hoon hyung sampe depan. Uwaaa, kok sedih yaa? Bye, Sang Hoon hyung..
Jung Suk yang entah jam berapa
terbangun keluar hotel, dan tentunya sudah tak ada Sang Hoon hyung. Captionnya,
dia bangun terlalu terlambat. Hahaa.
Bersambung ke part 2
Please part2 nya dong.....
ReplyDeleteThanks:-)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMbak dif.. part 2 donk..
ReplyDeleteThanks bgt mbak dif buat q suka ma four stones n pngen bgt traveling ke iceland.. haha..