Berapa hari sih idealnya ke
Jepang itu? Seminggu? 8 hari? 9 hari? 10 hari? Atau lebih?
Semua orang punya preferensinya
masing-masing. Bisa tergantung jatah cuti, budget, jumlah kota yang mau
didatangi, bisa juga kehendak semesta. Di aku, pilihan terakhir yang akhirnya menentukan
tanggal keberangkatan dan kepulangan. Sebenernya, karena tujuan awal pergi ke
Jepang buat nonton MotoGP Motegi yang udah fix diadakan tanggal 16 Oktober 2016,
kita sudah merencanakan pergi ke Jepang tanggal 11 – 19 Oktober 2016.
Tapi manusia boleh berencana,
Tuhan juga yang menentukan.
Di hari perburuan tiket promo di
Japan Travel Fair AEON Mall sekitar bulan Februari, nggak ada promo di tanggal
yang kita mau. Tiket promo yang ada untuk tanggal 10 – 20 Oktober 2016, di
harga 5,1 juta dengan ANA rute CGK – HND pp. Meski nambah 2 hari dari rencana
awal, nggak pake lama mikir tiket itu kita ambil, urusan cuti yang kelamaan
ntar aja dipikirin belakangan. Kita lebih khawatir nggak dapet tiket promo
semurah itu lagi, haha. Ya begitulah resiko promo travel fair, belum tentu
tersedia di tanggal yang kita mau. Kudu sedia plan A, B, C, sampai Z. Pokoknya nggak
boleh nyerah!
Karena opsi multicity nggak
tersedia, bandara kedatangan dan kepulangan sama-sama Tokyo Haneda. Idealnya,
misal kita datang dari Haneda, pulang paling oke dari Kansai, Osaka. Rutenya
searah, nggak perlu bolak balik, hemat waktu dan bisa menghemat biaya transportasi.
Tapi balik lagi namanya promo travel fair yang harganya bisa setengah harga
normal, udah deh terima nasib aja jangan kebanyakan protes. Udah bagus bisa
terbang enak tanpa bikin bangkrut, haha.
Singkat cerita, kami menerima
keputusan semesta untuk terbang dari Jakarta ke Tokyo Haneda dan sebaliknya
tanggal 10 – 20 Oktober 2016. Dan setelah diutak-atik itinerarynya, tanggal itu
yang terbaik (only God knows!). Osaka dapat 1 hari, Kyoto yang cantik dapat 2,5
hari, Nara meski cuma sebentar masih bisa disempilin, Motegi dapat 2 hari, dan
Tokyo dapat 3 hari full. Total 11 hari dengan perjalanan.
Yak, kota yang dipilih masih
versi Japan for beginner banget. Osaka, Kyoto, Nara, Tokyo, dan ekstra
Utsunomiya demi MotoGP Motegi. Alurnya Tokyo – Osaka – Kyoto – Nara – Tokyo. Mau
melipir kota lain waktunya nggak ada. Mungkin lain kali *amiin*.
Penyusunan itinerary terbantu
banget sama itinerary dari mbak Vika dan blognya Pichunotes yang super duper
lengkap dan detail. Aku bahkan bisa membayangkan arah menuju ramen Kaijin sebelum
bener-bener ada di Jepang saking canggihnya mbak Vika mengingat direction. Ketakutan
nyasar jadi agak berkurang *meskipun pas di lokasi blank juga, haha*. Rute kita
kurang lebih sama, cuma aku start dari Tokyo, mbak Vika dari Osaka. Tinggal dibalik
aja gampang kan? Haha.
Itinerary sifatnya panduan,
mengarahkan kegiatan harian biar teratur, terarah, efektif dan efisien. Sebagai
orang yang well planned, itinerary harus dibuat sedetail mungkin, sampai ke
exit stasiun dan petunjuk arah ke suatu tujuan. Tapi meskipun sebelum berangkat
itinerary sudah disusun serapi mungkin, pelaksanaan di lapangan nanti masih
butuh penyesuaian sana sini. Kayaknya bisa ikut 80% dari itinerary udah bagus
deh, haha.
Faktornya macem-macem, bisa
karna ada fakta yang kelewat kayak hari tutup tempat wisata, cuaca, badan yang
super capek, atau yang paling sering.. berangkat kesiangan dari hostel. Analisisku,
semakin banyak orang dalam satu trip, deviasi itinerary akan makin besar. Namanya
orang banyak, kebiasaan bangun pagi beda-beda, yang di itinerary jam 8 udah
jalan, jam 9 udah turun sarapan aja udah bagus. Belum lagi alokasi waktu di
tempat wisata, foto-foto sampe puas jelas makan waktu lama.. dan endingnya
waktu buat tempat lain jadi nggak cukup. Mungkin kalo jalan sendiri akan lebih
gampang nurut itinerary, kan tinggal perlu disiplin ke diri sendiri, hahaha *tapi
belom berani*.
Ini itinerary awal yang kubuat
sebelum berangkat ke Jepang.
Day 1 (10 Okt 2016): Heading to
Tokyo
Day 2 (11 Okt 2016): Tokyo –
Osaka (by shinkansen), Universal City Walk, Dotonburi Namba
Day 3 (12 Okt 2016): Osaka Castle,
Osaka – Kyoto (by shinkansen), Nishiki Market, Kiyomizudera, Gion
Day 4 (13 Okt 2016): Arashiyama,
Kinkakuji, Kyoto Imperial Palace
Day 5 (14 Okt 2016): Fushimi
Inari, Nara, Kyoto – Tokyo (by shinkansen)
Day 6 (15 Okt 2016): MotoGP
Motegi
Day 7 (16 Okt 2016): MotoGP
Motegi
Day 8 (17 Okt 2016): Kawaguchiko
Lake, Shinjuku, Tokyo Metro Government Building
Day 9 (18 Okt 2016): Asakusa,
Fujiko F. Fujio Museum, Odaiba, Tokyo Tower
Day 10 (19 Okt 2016): Omotesando,
Harajuku, Meiji Shrine, Shibuya, Ginza, Akihabara
Day 11 (20 Okt 2016): Back to
Indonesia
Dan seperti inilah
realisasinya..
Day 1 (10 Okt 2016): Heading to
Tokyo
Day 2 (11 Okt 2016): Tokyo –
Osaka (by shinkansen), Universal City Walk, Dotonburi Namba
Day 3 (12 Okt 2016): Osaka Castle,
Osaka – Kyoto (by shinkansen), Kiyomizudera, Gion
Day 4 (13 Okt 2016): Arashiyama,
Kinkakuji, Nishiki Market
Day 5 (14 Okt 2016): Fushimi
Inari, Nara, Kyoto – Tokyo (by shinkansen)
Day 6 (15 Okt 2016): MotoGP
Motegi
Day 7 (16 Okt 2016): MotoGP
Motegi, Asakusa
Day 8 (17 Okt 2016): Harajuku,
Meiji Shrine, Shibuya, Akihabara
Day 9 (18 Okt 2016): Kawaguchiko
Lake, Shinjuku, Tokyo Tower
Day 10 (19 Okt 2016): Fujiko F.
Fujio Museum, Odaiba
Day 11 (20 Okt 2016): Back to
Indonesia
Lumayan banyak kan perubahannya?
·
Day 3 terpaksa nggak jadi ke Nishiki Market karena
pagi keluar hostelnya molor 2 jam dari itinerary dan Osaka Castle ternyata
cakep banget jadi butuh waktu lebih lama baru puas. Sampe Kyoto udah lumayan
sore, dan daripada Kiyomizudera keburu tutup, jadwal ke Nishiki Market
dimundurkan ke day 4.
·
Day 4 terpaksa rencana ke Kyoto Imperial Palace dibatalkan
karena punggung rasanya mau patahh kebanyakan jalan (ampun deh padahal baru
berapa hari di Jepang). Akhirnya borong oleh-oleh di Nishiki Market, terus
santai-santai deh.
·
Day 7 sebenernya Asakusa nggak ada di rencana,
tapi karena bis balik dari Motegi cuma ada sore, jam 7 malam kita sudah sampai
di hostel di Asakusa buat ambil koper. Kebetulan aku penasaran sama Kaminarimon
pas malem, akhirnya jadwal keliling Asakusa dimajukan. Nakamise street sih
sudah tutup, tapi Asakusa pas malem enak banget ternyata karena nggak rame.
·
Selanjutnya day 8, 9, 10 berubah semuaa! Day 8
rencana ke Kawaguchiko terpaksa dimundurkan karena hujaaan. Mau liat apa di
sana ujan-ujan? Jadi day 8 berubah agenda jadi keliling Tokyo. Harajuku sambil
ujan-ujanan, Meiji Shrine, Shibuya, Akihabara.
·
Ginza terpaksa dicoret dari revisi itinerary day
8 karena jalurnya nggak masuk coveran JR Pass (iye, lagi pelit bayar tiket subway).
Jadi belom sempet ke Uniqlo sama liat Ginza Wako deh.
·
Day 9 akhirnya dipake ke Kawaguchiko yang
alhamdulillah cerah ceria, tapi rencana awal naik kereta berubah jadi naik bis
karena JR Pass habis masa berlakunya di day 8 (tambah ongkoos huhu). Malem harusnya
ke Tokyo Metro Government building, tapi udah sampe sana ternyata hari Selasa
tutup sodara-sodara. Jadi rencana berubah, Tokyo Tower dimajukan di day 9.
·
Day 10 yang harusnya keliling Tokyo berubah jadi
Museum Doraemon begitu kita mendarat di Haneda. Aku naro jadwal Doraemon di
hari Selasa tanpa tau kalau Selasa itu museum tutup, hahaa. Jadi jadwal
dimundurin ke day 10. Pagi harusnya ke Asakusa lagi, liat-liat Nakamise Street,
tapi kita terlalu mager buat pergi pagi dan milih tidur lebih lama plus
packing.
Tuh kan, sampe 80% dari rencana
awal nggak? Kayaknya mah nggak, tapi nggak masalah, itinerary toh sifatnya
fleksibel. Plan A nggak jalan, kudu cepet mikirin plan B dan seterusnya. Yang penting,
enjoy aja. Iya sih aku jadi belum sempet ke Kyoto Imperial Palace, Ginza, Tokyo
Metro Government building, sama liat-liat Nakamise Street. Tapi aku jadi punya
alasan buat ke Jepang lagi kan? Hahaha, doain doong..
Yang penting dari penyusunan
itinerary itu menyesuaikan gaya traveling. Pergi ke banyak tempat tapi
sebentar-sebentar, atau selektif pilih tempat wisata tapi bisa di sana sampe
puas. Aku versi yang laid back, nggak mau ambisius. Terbukti naro 4 tempat
wisata sekaligus dalam sehari ada aja yang nggak kelakon, realisasinya sehari
paling cukup untuk 2 – 3 tempat. Faktor fisik jadi pertimbangan penting. Osaka Kyoto
aku berasa capek banget karena jalan terus, tapi begitu di Tokyo udah lumayan
agak santai nggak kebanyakan jalan. Prinsipnya sih jangan dipaksa, kalo berasa
capek yaudah istirahat dulu. Kalaupun sampe ada satu tempat yang harus dicoret,
kayak aku nyoret Kyoto Imperial Palace, ikhlaskan aja. Daripada kecapekan terus
sakit, padahal di Jepangnya masih lama kan sayang.
Alokasi waktu di tempat wisata
juga perlu diperhitungkan. Semakin banyak orang dalam satu trip, alokasi waktu
kayaknya perlu ditambah. Rata-rata satu tempat butuh waktu eksplore sekitar 2 –
3 jam. Seriusan Jepang itu cakeep, butuh waktu lama sampe puas foto-foto, haha.
Molor dari estimasi boleh, tapi jangan kebangetan.. daripada nyaris ketinggalan
bis ke Tokyo yang udah dibayar? *pengalamaan*
Perkiraan waktu perjalanan juga
penting. Di Osaka dan Tokyo relatif gampang karena transportasi utama dengan
kereta atau subway yang ketepatan waktunya nggak perlu diragukan. Jauh pun
berasa deket karena jalur kereta relatif bebas hambatan. Beda sama di Kyoto
yang transportasi utamanya city bus, perkiraan waktu perjalanan agak susah. Semakin
jauh jarak, semakin lama sampenya (banyak lampu merah, berhenti di tiap halte).
Belum lagi bis lebih sering penuh jadi harus berdiri, capeek. Nunggu bis juga
waktunya agak-agak misteri alam semesta, beda sama kereta yang jadwalnya jelas.
Jadi di Kyoto perkiraan waktu perjalanan dibikin agak panjang.
#ruweet |
#ruweeet |
Berkat berbulan-bulan nyusun
itinerary, aku jadi sahabatan sama hyperdia.com. Situs yang mumpuni dan
membantu banget buat jalur dan perkiraan waktu perjalanan. Sahabatan juga sama
jalur kereta Osaka, peta bis Kyoto, plus peta subway super ruwet Tokyo..
sahabatan yang bikin puyeng luar biasa. Tapi begitu paham rasanya bangga
banget.
Oh yaa, karena Jepang bukan
negara muslim, soal makanan halal dan tempat sholat perlu dipikirkan di
itinerary. Dan dari awal aku udah memplot mau makan dimana aja selama di
Jepang. Oh, karena urusan perut itu penting, menyangkut kelancaran trip, haha. Semua
rekomendasi tempat makan halal dicatat, dan tinggal dipilih mana yang sesuai
rute dan budget. Kalo pas nggak nemu yaudah tinggal melipir ke Lawson beli
onigiri, atau bikin mi aja begitu sampe hostel. Di Jepang kemarin aku makan
Ramen Gion Naritaya, Ramen Ayam-Ya Kyoto, kebab di Motegi, kebab di Harajuku,
kebab di Akihabara, Naritaya Ramen Asakusa, Kaijin Ramen Shinjuku, sama Sojibo
DiverCity Tokyo Plaza. Alhamdulillah Jepang memudahkan muslim traveler banget. Perut
kenyang, hati senang.
Prayer room juga penting karena
kebanyakan waktu sholat Dzuhur Ashar posisi lagi di luar (sisanya bisa sholat
di hostel). Dan selama di Jepang aku pernah numpang sholat di Islamic Cultural
Center Kyoto, prayer room Kyoto Tower, prayer room tempat makan (ramen Ayam-Ya,
ramen Naritaya Gion, ramen Naritaya Asakusa semua nyediain), mushola di
Shibuya, ruang staf Museum Doraemon. Sisanya ada yang siang pas sampe hostel,
sholat di shinkansen, di tribun penonton
Motegi, di pinggir Lake Kawaguchiko. Di mana aja nggak masalah, dan aku yakin
makin lama prayer room di Jepang akan makin banyak. Nggak ada prayer room
khusus pun, mereka senang hati minjemin ruangan kosong buat sholat. Gimana
Jepang nggak super nyenengin dan bikin betah?
Penyusunan itinerary Jepang
pasti bikin pusing karena buanyak banget yang harus dipikirin detailnya. Karena
bagaimanapun, pergi ke Jepang beda dengan pergi ke KL yang nggak perlu ribet
mikirin di sana mau ngapain aja. Tapi begitu perjalanan lancar tanpa nyasar
yang berarti, semua rasanya paid off. Itinerary nggak perlu sempurna
pelaksanaannya, yang penting semua happy dan bisa menikmati betapa nyenenginnya
Jepang.
Karena aku gaptek dan nggak tau
caranya upload detail itinerary, aku kasih itinerary buat pengajuan visa aja ya,
hahaa..
旅行日程表 Itinerary
Jadwal Perjalanan
日付 date
tanggal
|
訪問先 place you visit
tempat yang akan dikunjungi
|
宿泊場所 place you stay
tempat menginap
|
10 October 2016
|
Depart from Soekarno Hatta
International Airport (CGK), Jakarta to Tokyo Haneda International Airport
|
Flight to Tokyo, Japan
|
11 October 2016
|
- Depart
from Tokyo Haneda International Airport to Osaka
- Universal
City Walk
- Dotonbori
|
J-Hoppers Osaka Guesthouse
4-22, Fukushima
7-chome, Fukushima-ku, Osaka-City +81-6-6453-6669
|
12 October 2016
|
Osaka
- Osaka
Castle
Kyoto
- Nishiki
Market
- Kiyomizudera
Temple
- Gion
|
Piece Hostel Kyoto 601-8004, Kyoto, Minami Ward,
Minami-ku Higashikujo Higashisannocho 21-1
p. +81-75-693-7077
|
13 October 2016
|
Kyoto
- Arashiyama
- Kyoto
Imperial Palace
- Kinkakuji
|
Piece Hostel Kyoto 601-8004, Kyoto, Minami Ward,
Minami-ku Higashikujo Higashisannocho 21-1
p. +81-75-693-7077
|
14 October 2016
|
Kyoto
- Fushimi
Inari
Nara
- Todaiji
Temple
- Nara
Park
Depart to Tokyo
|
Khaosan Tokyo Original
2-1-5 Kaminarimon
Taito-ku, 111-0034, Tokyo
p. +81-3-3842-8286
|
15 October 2016
|
Twin Ring Motegi
|
Khaosan Tokyo Original
2-1-5 Kaminarimon
Taito-ku, 111-0034, Tokyo
p. +81-3-3842-8286
|
16 October 2016
|
Twin Ring Motegi
|
Anne Hostel. 111-0052, Tokyo, Taito
Ward, Taito-ku Yanagibashi 2-21-14 p. +81358299090
|
17 October 2016
|
Tokyo
- Lake
Kawaguchiko
- Shinjuku
- Tokyo
Metro Government Building
|
Anne Hostel. 111-0052, Tokyo, Taito
Ward, Taito-ku Yanagibashi 2-21-14 p. +81358299090
|
18 October 2016
|
Tokyo
- Asakusa
- Fujiko
F Fujio Museum
- Odaiba
- Tokyo
Tower
|
Anne Hostel. 111-0052, Tokyo, Taito
Ward, Taito-ku Yanagibashi 2-21-14 p. +81358299090
|
19 October 2016
|
Tokyo
- Harajuku
- Meiji
Shrine
- Shibuya
- Ginza
- Akihabara
|
Anne Hostel. 111-0052, Tokyo, Taito
Ward, Taito-ku Yanagibashi 2-21-14 p. +81358299090
|
20 October 2016
|
- Check
out hostel
- Return
to Jakarta from Tokyo Haneda International Airport
|
|
Ciao, selamat berpusing-pusing
dengan itinerary Jepang! Good luck!
Your trip is very inspiring, there are many tourist destinations that you will visit. Thank you for sharing your experiences and knowledge about holidays. impi.com
ReplyDelete