Terlepas dari lamanya kita menunggu atau ruang tunggu yang penuh sesak hingga lebih mirip seperti terminal, bandara selalu menyenangkan. Terlebih untukku yang memang menyambangi bandara hanya beberapa kali dalam setahun. Meskipun keliatannya datar-datar aja, aku selalu excited kemanapun tujuanku. Ya, bandara is my gate of escape. Saatnya untuk sebentar melepaskan diri dari rutinitas yang itu-itu aja, dan menikmati suasana baru.
So thats why i love bandara.
Pernah baca di sebuah buku, di bandara, semua orang punya tujuan. Kita nggak bisa masuk tanpa tiket. Dan kita nggak bisa beli tiket tanpa tau tujuan kita. Pertanyaan basa basi pertama di bandara adalah, mau kemana? Dan hampir semua bisa menjawab. We all have a destination here.
Berbeda dengan hidup, kadang kita nggak benar-benar tau atau memikirkan tujuan hidup kita. Tujuan akhir ada, tapi how we live our life, what goal we need to achieve, sejujurnya masih blawur buatku.
Menunggu di bandara cukup membuatku merenung. Di antara sekian banyak orang ini, berapa banyak yang sudah tau atau bahkan sudah mencapai tujuan hidupnya? Dan apa sebenernya tujuan hidupku?
Sepertinya aku harus menetapkan tujuan hidup dulu. Baru bisa cari tiket untuk tujuan itu. Termasuk semua rencana yang berkaitan dengan itu.
I need time.
But at least, i have a destination now. Aku akan ke Jogja. Kunjungan ke Jogja kali ini mungkin akan berbeda dari kunjungan-kunjungan sebelumnya. I feel a pressure in the air, in my mind. I hope i can answer the question that i hate. But yeah, i have to stay happy and stay positive for next 2 weeks. Oh noo, i have to do that in my entire life! So, be happy and find your next destination, Difa!
Wednesday, June 26, 2013
Sunday, June 16, 2013
Dani Pedrosa Finish Kedua Lagi di MotoGP Catalunya
Kenapa lagi? Soalnya tahun kemaren juga finish kedua, dan race sebelumnya di Mugello juga finish kedua. Semua di belakang Lorenzo. Cerita race mirip-mirip sama Mugello juga. Dani as a poleman dan dua-duanya (Mugello & Catalunya) Dani menciptakan rekor tercepat untuk kualifikasi. Di Mugello Dani mematahkan rekor miliknya sendiri di tahun 2013. Di Catalunya Dani memecahkan rekor mantan teammatenya, Casey Stoner di tahun 2008.
I think it's a good sign, but not that really. Selepas start, Dani kurang bisa mempertahankan posisi pertamanya dan langsung disalip Lorenzo. Lap 1, Lorenzo, Dani, Marquez, Crutchlow, Rossi. Lap 25, Lorenzo, Dani, Marquez, Rossi. Membosankan, dari lap pertama sampe akhir posisinya nggak berubah. Nama Crutchlow nggak ada karna dia crash di awal balapan. Rossi yang nyariiiiiis diajak crash sama Bautista lagi akhirnya balapan sendirian di posisi 4, nggak mampu mendekat ke 3 rider terdepan.
Dani berusaha banget ngejar Lorenzo, tapi sampe lap terakhir nggak berhasil dan masih harus bertahan dari ancaman Marquez yang nempel terus di belakangnya. Nyaris kesalip, tapi Dani berhasil mempertahankan jalurnya dan Marquez hampiiir jatoh. Setelah itu Marquez agak menahan diri tampaknya, daripada kayak di Mugello, berhasil dapet posisi 2 tapi malah crash karena memaksakan motor. Beda sama Dani yang tau limit motornya dan milih untuk main aman.
Yah, second place was not so good but it good for the championship. Dani masih memimpin klasemen dengan keunggulan yang tinggal 7 poin dari Lorenzo. Aku nggak terlalu memperhatikan ekspresi Dani di parc ferme atau podium, tapi tampaknya dia lebih happy dibanding pasca race di Mugello. Meskipun pas interview post race, Dani nggak menyebutkan kata happy atau thanks to the team, thanks to the fans.
Honestly, i'm unsatisfied with the result. Second podium was great, but.... i think i had a high expectation about the race. Pertama, ini race ke 200 Dani dan di depan publik sendiri, harusnya bisa tampil 200% kan? Kedua, lap time Dani konsisten dan bahkan set up the new pole record, fastest man ever at Catalunya. Ketiga, race minggu kemarin Vettel dapet pole position dan menang di GP Kanada. Analogi yang aneh ya? Tapi kadang hasil balap mereka itu equal. Vettel finish kedua di Monaco, Dani finish kedua di Mugello.
Katanya, lagi-lagi karena masalah ban. Pfiuuh, pemilihan ban di Catalunya memang tricky. Dan ban depan Dani cepat habis.. *heran deh, F1 sama motogp masalahnya sama, ban!*
Pada intinya, aku nggak puas karena ekspektasiku yang ketinggian. Aku berharap banget Dani menang di GP ke 200nya, tapi kenyataannya lain. Kepuasan = kenyataan - harapan. Thats why i'm dissapointed with the race.
It's a tough weekend for me. Mati lampu 19 jam (i was hoping my lamp is on everytime i open my eyes, but not happen). Nggak bisa streaming itakiss, selalu buffering sampe akhirnya aku menyerah. PMS (ini memperburuk suasana). Dan Dani yang nggak menang. Sudahlah, semoga di Assen Dani bisa menang lagi. Oke my Dani?
Fightiiiiiingg!!
Keep calm and be a world champion.
Note: Lorenzo was faster than Dani because he using the new engine, his fourth engine. Dani masih pake engine pertamanya. Selama 1 musim, pembalap dibatasi hanya dengan 5 engine. Lorenzo may get trouble with it and i hope my Dani Pedrosa lancar di puncak klasemen sampe race terakhir. Hohoo..
I think it's a good sign, but not that really. Selepas start, Dani kurang bisa mempertahankan posisi pertamanya dan langsung disalip Lorenzo. Lap 1, Lorenzo, Dani, Marquez, Crutchlow, Rossi. Lap 25, Lorenzo, Dani, Marquez, Rossi. Membosankan, dari lap pertama sampe akhir posisinya nggak berubah. Nama Crutchlow nggak ada karna dia crash di awal balapan. Rossi yang nyariiiiiis diajak crash sama Bautista lagi akhirnya balapan sendirian di posisi 4, nggak mampu mendekat ke 3 rider terdepan.
Dani berusaha banget ngejar Lorenzo, tapi sampe lap terakhir nggak berhasil dan masih harus bertahan dari ancaman Marquez yang nempel terus di belakangnya. Nyaris kesalip, tapi Dani berhasil mempertahankan jalurnya dan Marquez hampiiir jatoh. Setelah itu Marquez agak menahan diri tampaknya, daripada kayak di Mugello, berhasil dapet posisi 2 tapi malah crash karena memaksakan motor. Beda sama Dani yang tau limit motornya dan milih untuk main aman.
Yah, second place was not so good but it good for the championship. Dani masih memimpin klasemen dengan keunggulan yang tinggal 7 poin dari Lorenzo. Aku nggak terlalu memperhatikan ekspresi Dani di parc ferme atau podium, tapi tampaknya dia lebih happy dibanding pasca race di Mugello. Meskipun pas interview post race, Dani nggak menyebutkan kata happy atau thanks to the team, thanks to the fans.
Honestly, i'm unsatisfied with the result. Second podium was great, but.... i think i had a high expectation about the race. Pertama, ini race ke 200 Dani dan di depan publik sendiri, harusnya bisa tampil 200% kan? Kedua, lap time Dani konsisten dan bahkan set up the new pole record, fastest man ever at Catalunya. Ketiga, race minggu kemarin Vettel dapet pole position dan menang di GP Kanada. Analogi yang aneh ya? Tapi kadang hasil balap mereka itu equal. Vettel finish kedua di Monaco, Dani finish kedua di Mugello.
Katanya, lagi-lagi karena masalah ban. Pfiuuh, pemilihan ban di Catalunya memang tricky. Dan ban depan Dani cepat habis.. *heran deh, F1 sama motogp masalahnya sama, ban!*
Pada intinya, aku nggak puas karena ekspektasiku yang ketinggian. Aku berharap banget Dani menang di GP ke 200nya, tapi kenyataannya lain. Kepuasan = kenyataan - harapan. Thats why i'm dissapointed with the race.
It's a tough weekend for me. Mati lampu 19 jam (i was hoping my lamp is on everytime i open my eyes, but not happen). Nggak bisa streaming itakiss, selalu buffering sampe akhirnya aku menyerah. PMS (ini memperburuk suasana). Dan Dani yang nggak menang. Sudahlah, semoga di Assen Dani bisa menang lagi. Oke my Dani?
Fightiiiiiingg!!
Keep calm and be a world champion.
Note: Lorenzo was faster than Dani because he using the new engine, his fourth engine. Dani masih pake engine pertamanya. Selama 1 musim, pembalap dibatasi hanya dengan 5 engine. Lorenzo may get trouble with it and i hope my Dani Pedrosa lancar di puncak klasemen sampe race terakhir. Hohoo..
Wednesday, June 12, 2013
Gu Family Book vs Itazura Na Kiss Love in Tokyo
Kenapa diversusin? Haha, iseng
aja, soalnya dua drama ini yang lagi aku ikutin banget. Yang satu K-drama,
satunya dorama. Dan dua-duanya bikin penasaran tiap minggunya. Gu Family Book
tayang di Korea sono tiap Senin – Selasa jam 9.55, sementara Itakiss Love in
Tokyo tayang tiap Jum’at jam 24.00 di Jepang sana. Drama Korea sih masih
mending, seminggu tayang 2x. Lha Itakiss tayangnya seminggu sekali. Aak, i’m
dying of waiting! Jadi dalam seminggu aku akan galau beberapa kali. Hari Senin
aku bakalan nggak sabar nunggu malam, waktunya mantengin soompi yang selalu
ngasih spoiler pic real time episode yang tayang, sekalian nunggu update-an blognya
Dani yang biasanya nongol Senin malem *oops, out of topic! :p*. Nggak lama
setelah tayang di Korea sono, biasanya udah ada cuplikan episodenya di kanal
youtube MBC (search aja MBCHot). Meskipun nggak ada subnya, tapi lumayan lah
bisa liat sweet scene Kang Chi – Yeo Wool. Hari Selasa masih sama, masih
mantengin Gu Family Book di soompi. Hari Rabu – Kamis waktunya nungguin
sinopsis lengkapnya di Kdramatized sama kutudrama. Hari Jum’at, hari yang
ditunggu-tunggu soalnya Itakiss tayang, tapi justru nggak bisa ngapa-ngapain,
soalnya ini drama Jepang yang nggak ada thread semacam soompi, jadi infonya
kurang update. Jum’at justru waktunya bersabar. Nah, Sabtunya baru deh ngecek
tumblr Itakiss (search aja Itazura Na Kiss Love in Tokyo tumblr), biasanya udah
bersliweran adegan penting yang baru tayang, sambil nunggu kalo-kalo mbak Dee
Kutudrama iseng bikin spoilernya atau Hazuki Clover Blossom udah posting
sinopsisnya (biasanya baru Minggunya sih). Sampai Sabtu pagi minggu kemarin aku
iseng main ke dramacrazy, dan ya ampun jam 6 pagi udah ada aja Itakiss sub
English yang baru tayang semalem , wow, so fast! I’m happy, meskipun kelar
nonton terus galau lagi nunggu lanjutannya, haha. Hari Minggu waktu khusus buat
nonton ayang Dani race *tetoot, OOT again!*
So, thats how i spent my entire
weeks, i’m quite busy right? :p
Sekarang Gu Family Book udah
tayang sampe episode 20 dari 24 episode yang direncanakan. Dan Itakiss baru
sampe episode 10 dari 16 episode. Jadi aku akan galau gara-gara Gu Family Book
sampai 2 minggu ke depan, dan galau gara-gara Itakiss masih 6 minggu lagi, omo!
Dan gara-gara drama ini aku jadi kesengsem sama cute Kang Chi and cool Irie Naoki.
Can i get a real Irie Naoki in my life? I want Kang Chi too, but remembering
that he is a half man and half gumiho, i’m a little bit scared, haha, i’m sorry
Kang Chi ya.
But honestly, aku jadi suka Lee
Seung Gi gara-gara Kang Chi, omoo, i love his smile, his eyes, and his voice. Lee
Seung Gi itu kalo main drama yaa ampun tatapannya, kalo liat sorot matanya
sedih rasanya jadi ikut sedih. Kalo liat dia senyum lebar rasanya pengen ikut
senyum. Selain aktingnya yang keren, suaranya juga baguus. Dia bahkan nyiptain
lagu sendiri plus nyanyiin lagu buat OST Gu Family Book ini, lagunya bagus pun,
ish kerennya. Sebenernya ini bukan drama pertama Lee Seung Gi yang kuikutin,
aku udah nonton dramanya dia sejak Shining Inheritance, My Girlfriend is a
Gumiho, sama The King 2 Hearts, tapi baru gara-gara Kang Chi aku kesengsem sama
dia. Lee Seung Gi ini sebenernya nggak cakep-cakep amat, tapi adorable.
Terus Naoki gimana? Meskipun aku
biasa aja sama Yuki Furukawa yang jadi pemeran Naoki, tapi he was playing his
role as Irie Naoki so well. Aku bisa merasakan Naoki yang sebenernya super
peduli sama Kotoko tapi berusaha ditutupin lewat sikap coolnya dia. Dan ya
ampuun, tatapannya bahkan mengalahkan Kang Chi! Aku meleleeeeh. Coba liat tatapan
dia yang ini, aaaah, tatapan cemburunya Naoki tu.
Atau tatapan yang ini, aiih,
naokiii..
Atau tatapan sayang yang ini? :’)
Secara cerita, dua drama ini
berbeda *ya iyaalah*. GFB ceritanya baru, fresh, sementara Itakiss ini versi
remake kesekian dari manga berjudul sama. Tapi, meskipun Itakiss udah tau jalan
ceritanya, aku sedikit lebih penasaran sama Itakiss daripada GFB, hahaa, entah
kenapa. Banyak yang bilang kalo Itakiss Love in Tokyo ini remake terbaik dan
yaah aku mengakuinya. I love Irie Naoki a thousand times more than Baek Seung
Jo. Meskipun Itakiss versi Korea a.k.a Playfull Kiss aku tonton berulang-ulang,
tetep aja aku kurang sreg sama yang jadi Baek Seung Jo dan Oh Ha Ni. Baru di
Itakiss ini aku sreg sama pemainnya, Naokinya cool dan imut, Kotoko cantik dan
heboh. Tapi ya rasanya aneh nonton drama Jepang, kebiasaan nonton K-drama siih.
Terus GFB gimana? Ah, i love
chemistry between Kang Chi and Yeo Wool. Sweet scene mereka nggak bosen
ditontonin berulang-ulang.
GFB masih menyisakan 4 episode
lagi, dimana Kang Chi dan Yeo Wool udah jadian dan semakin cinta *halah*, Kang Chi
ketemu ibunya (Seo Hwa) yang ternyata masih hidup dan meskipun harus melalui
heart breaking scene, Kang Chi bertanya alasan Seo Hwa membuangnya ke sungai,
apa Seo Hwa begitu membencinya? Kang Chi hanya menginginkan jawaban, sepahit
apapun itu, tapi Seo Hwa hanya bisa diam. Setelah Kang Chi pergi dengan sedih baru
Seo Hwa menangis dengan sedihnya. Tapi waktu denger ibunya dalam bahaya, Kang
Chi langsung pergi menyelamatkan ibunya. Saat Kang Chi mengulurkan tangannya
untuk membantu Seo Hwa, Seo Hwa justru mengambil pedang dan berjalan pergi,
berkata ada yang harus dia lakukan dan orang yang harus dia bunuh. Kang Chi
memintanya untuk pergi dengannya, tapi Seo Hwa justru berteriak dia harus
membunuh orang yang melakukan ini pada keluarganya, ayahnya, dan dia. Kang Chi:
“BAGAIMANA DENGANKU? Apa kau hanya melihat orang yang ingin kau bunuh? Apa kau
tak melihatku? Apa kau tak melihat anakmu? Aku anakmu. Aku anakmu, ibu”. Seo Hwa
menurunkan pedangnya dan meminta maaf pada Kang Chi karena memiliki ibu yang
sepertinya. Aaaaaah, scene ibu – anak ini benar-benar mengharukan.
Dan ini scene terakhir episode
20, family reunion. Kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa Wol Ryung
yang sudah menjadi iblis 1000 tahun bisa mengingat Seo Hwa? Apa Kang Chi harus
membunuh Wol Ryung, ayahnya sendiri? Kapan Kang Chi mulai mencari Gu Family
Book? Dan kapan Joo Gwan Woong mati? Sumpah ya sebel banget sama kakek tua ini,
dia penyebab penderitaan buanyak orang. Mari menunggu 2 minggu lagi, semoga aja
happy ending dan semakin banyak sweet scene dari our cute OTP, Kang Chi – Yeo Wool.
Kalo Itakiss masih kudu
banyak-banyak sabar. Soalnya ceritanya baru sampe yang Kotoko nginep di
apartemen Naoki and second kiss *kyaaa!*. Naoki sama sekali belom ngaku sama
Kotoko, Naoki belom pindah jurusan jadi dokter, Kotoko belum memutuskan jadi
perawat, mereka belom nikah, ah masih panjang lah ceritanya, tapi semoga sampe
Kotoko – Naoki punya anak ya? Hohoo..
Terus yang menang siapa, GFB
atau Itakiss? Dua-duanya lah, aku suka semuanya! Yang aku nggak suka harus
nunggu tayang tiap minggunya, nggak bisa dibikin tiap hari tayang gitu PDnim?
Sunday, June 9, 2013
Sinopsis J-Drama: Itazura Na Kiss, Love in Tokyo Episode 10
Musim dingin pertama setelah
Kotoko masuk universitas. Kotoko menyiapkan bekal dengan gembira di dapur, ayah
dan ibu Naoki serta ayah Kotoko akan melakukan perjalanan bersama ke pernikahan
kawannya. Mereka berpamitan dengan gembira pada Kotoko dan Yuki,namun ibu Naoki
khawatir meninggalkan mereka hanya berdua di rumah dan bertanya apa perlu
kupanggilkan Naoki? Kotoko berkata tak perlu, Irie-kun mungkin sibuk, hanya
sehari rasanya tak masalah. Kotoko menyerahkan sandwich yang dibuatnya sebagai
bekal. Ayah Kotoko sangsi dengan bekal buatan Kotoko *hahaa*, tapi Kotoko
meyakinkan kalau kemampuan memasaknya sudah meningkat sedikit sekarang. Mereka pun
akhirnya berangkat. Kotoko bertanya dengan riang pada Yuki, “kau mau apa untuk
makan malam?”. Yuki tak terlalu bersemangat dan berkata terserah Kotoko saja.
Makan malam siap dan Kotoko
memanggil Yuki. Hari ini Kotoko memasak hamburger, hmm, dari tampilannya sih
lumayan. Kotoko meminta Yuki mencicipi masakannya, Yuki memotong sedikit
hamburgernya, memakannya dan menilai kalau rasanya lebih baik dari tampilannya.
Kotoko senang, “Benarkah? Aku mengikuti resep Kin-chan kali ini dan aku sedikit
percaya diri. Oya, sayuran di sekeliling hamburgermu jangan lupa dimakan juga”.
Kotoko lalu mulai ikut makan dengan ekspresi puas, kali ini masakannya
berhasil, haha. Yuki tampak tak bersemangat dengan makanannya dan tiba-tiba
mengeluhkan perutnya yang sakit luar biasa. Kotoko panik dan khawatir kalau
Yuki jadi seperti ini karena masakannya. Kotoko mencoba menelpon Naoki, tapi
kemudian sadar kalau Naoki tak punya ponsel *whatt?? Hari gini nggak punya
ponsel??*. Ibu Naoki juga tak bisa dihubungi. Kotoko sangat panik dan menelpon
ke restoran ayahnya, Kin-chan yang mengangkat juga ikut panik karena tak bisa
memberikan solusi. Senior Kin-chan mengambil alih telponnya, “Kau bilang
keracunan makanan? Apa kau juga memakannya? Apa kau baik-baik saja saat ini?”. Kotoko
sadar kalau dia baik-baik saja. Senior Kin-chan melanjutkan, “berarti mungkin
bukan keracunan makanan, banyak sekali penyebab nyeri perut, bisa saja karena
usus buntu atau penyakit lain. Sekarang telpon ambulance segera”. Kotoko mengiyakan
dan Kin-chan berkata kalau ia akan membantu menemukan Naoki. Kin-chan segera
minta ijin pada seniornya untuk keluar sebentar, seniornya mengiyakan, tapi
shock begitu melihat banyaknya pengunjung dan dia sendirian, haha.
Kin-chan meminta bantuan Jinko
dan Satomi agar bisa segera menemukan Naoki. Tak ada seorang pun yang tau
alamat Naoki, tapi Kotoko tau tempat kerja Naoki, ingat Jinko dan Satomi.
Kin-chan langsung menelepon Kotoko, tapi Kotoko yang masih panik dan baru
sampai rumah sakit tidak mendengar kalau ponselnya berbunyi. Jinko dan Satomi
hanya tau daerah tempat kerja Naoki, Kin-chan memutuskan untuk langsung
mencari. Jinko dan Satomi yang ingin ikut dengannya diminta untuk mencari info
dari Matsumoto Yuko saja.
Dan ya ampun, Kin-chan keren
banget, semua kafe di daerah yang disebutkan tadi dimasuki satu per satu, tapi
ia masih belum menemukan Naoki. Jinko dan Satomi berhasil menemui Yuko yang
juga tak tau alamat rumah Naoki, Naoki tak pernah memberitahunya, tapi Yuko
menyebutkan kafe tempat Naoki bekerja meski Yuko tak yakin dengan shift kerja
Naoki. Kin-chan yang langsung diberitahu tempatnya langsung menuju kesana, dan
akhirnya Naoki ketemu. Yaampuun, untung ya Naoki lagi kerja, kalo nggak kudu
nyari kemana lagi coba??
Kin-chan memberi tau Naoki kalau
Yuki sakit dan tanpa banyak komentar Naoki langsung menyambar jaketnya dan
pergi dengan Kin-chan ke rumah sakit tempat Yuki dirawat.
Kotoko bingung saat dokter yang
merawat Yuki berkata kalau kondisi Yuki tak parah, tapi perlu segera dioperasi
dan bertanya apa kau keluarganya? Kotoko menggeleng dan berkata orang tua Yuki
sedang bepergian. Dokter meminta Kotoko menghubungi anggota keluarga yang lain
karena ada surat persetujuan yang harus ditandatangani. Kotoko semakin bingung.
Naoki sampai RS dan langsung
bertanya dengan panik pada perawat dimana Yuki dirawat. Naoki masuk ke kamar
Yuki dan bertemu Kotoko yang bilang kalau Yuki perlu segera dioperasi. Naoki menenangkan,
ia sudah menjalani semua prosedur yang diperlukan dan Yuki akan segera
dioperasi. Dokter masuk ke ruangan Yuki dan berkata operasi siap dilakukan
sekarang.
Yuki masuk ke kamar operasi. Kotoko,
Naoki, dan Kin-chan menunggu di luar. Kin-chan berpamitan pada Kotoko, ia harus
segera pergi karena ia meninggalkan seniornya sendirian di restoran. Kotoko berterimakasih
pada Kin-chan dan meminta Kin-chan menyampaikan terimakasihnya untuk senior
Kin-chan.
Kin-chan sudah berbalik pergi saat Naoki memanggilnya dan
membungkukkan badannya dalam-dalam, berterimakasih pada Kin-chan. Kin-chan
kembali mendekat dan marah, “Kau egois sekali. Tak ada seorang manusia pun yang
bisa hidup sendirian. Kau tidak memberitahu alamatmu pada siapapun, kau tidak
bisa ditemukan pada kondisi darurat seperti ini. Apa kau tau betapa paniknya
Kotoko?”. Naoki terdiam. Kin-chan pergi setelah Kotoko sekali lagi
berterimakasih padanya. Naoki tampak memikirkan perkataan Kin-chan dan terduduk
di kursi ruang tunggu. Kotoko yang serba salah berkata kalau ia harus segera
menelpon ibu Naoki. Naoki memberi isyarat kalau Kotoko tidak boleh ribut di
ruangan RS, Kotoko mengerti dan keluar untuk menelpon.
Ibu Naoki panik saat diberitahu
Yuki sedang dioperasi dan berkata kalau ia akan segera kembali ke Tokyo
bagaimanapun caranya. Haha, jadi pas ditelpon itu ibu ayah Naoki sama ayah
Kotoko lagi sibuk cari tumpangan ke Tokyo di tengah badai salju, sudah tidak
ada penerbangan atau kereta menuju Tokyo lagi.
Naoki menyusul Kotoko keluar dan
menemukan Kotoko yang menangis. Naoki menarik kepala Kotoko dan menyandarkannya
di dadanya *ceritanya back hug*. Kotoko semakin menangis dan berkata kalau ia
benar-benar takut. Kotoko berbalik dan memeluk Naoki. Naoki terkejut tapi
berusaha menenangkan Kotoko. *aww, scene ini beneran sweet banget,
Naokiiiiiiii!!*
Operasi Yuki berjalan dengan
lancar. Dokter berkata pada Naoki, untung gadis itu bertindak cepat dan
langsung membawa Yuki kesini, ini adalah penyakit yang bisa disembuhkan,tapi
dapat berakhir fatal, terutama jika terjadi pada anak kecil. Dokter meminta
Naoki untuk pulang malam ini, Yuki masih harus berada di ICU, tak perlu
ditunggui dan kembali saja besok.
Naoki menemui Kotoko yang langsung
berkata kalau ia saja yang menunggu Yuki malam ini. Naoki menggeleng, Yuki
berada di tangan yang tepat, sebaiknya kita pulang saja malam ini, aku akan
mengantarmu pulang. Eh tapi ternyata di luar lagi hujan salju. Naoki bergumam
kereta terakhir sudah tak ada, dan tak mungkin pulang naik taksi dalam kondisi
seperti ini. Kotoko mengamati jalanan dan sadar kalau dari tadi tak ada mobil
yang lewat.
Naoki: “Kalau begitu kita ke
apartemenku saja, hanya 10 menit berjalan dari sini”
Naoki berjalan duluan tanpa
menunggu jawaban Kotoko. Kotoko shock dan menyusul Naoki sambil ribut soal
payung.
Begitu sampai, Naoki membuka
pintu dan mempersilahkan Kotoko masuk. Kotoko mengamati sekeliling ruangan
dengan excited dan mulai heboh sendiri dengan imajinasinya.
“Apa Yuko-chan pernah kemari?”
“Tidak. Kau yang pertama.” *aawww...*
Naoki bertanya apa Kotoko mau
mandi duluan, kau pasti kedinginan. Kotoko langsung menolak, kau saja dulu, kaulah
pemilik rumah. Begitu Naoki mandi, Kotoko heboh sendiri dengan pikirannya. “Astaga,
hanya aku berdua dengan Naoki di ruangan ini. Dan lagi, hanya ada satu tempat
tidur. Aku pernah mengalami yang semacam ini, tapi sekarang situasinya berbeda”.
Pokoknya hebohnya Kotoko banget dah.
Naoki selesai mandi dan
menyodorkan baju ganti miliknya untuk Kotoko. Kotoko dengan gugup menerimanya
dan masuk ke kamar mandi. Di kamar mandi Kotoko heboh lagi, “ah, ini shampoo
yang dipakai Irie-kun. Ah, ini sabun yang baru dipakai Irie-kun” *lah, bukannya
pernah serumah ya?*. Naoki mengetuk pintu kamar mandi, Kotoko panik, tapi Naoki
hanya mengatakan letak handuknya. Kotoko mengambil handuk dan menciuminya,
terus pingsan. Hahaa, nggak tau ding pingsan apa nggak, yang jelas Naoki kayak
denger suara gedebuk, tapi nggak terlalu dia pikirin.
Naoki sedang membaca buku waktu
Kotoko selesai mandi dan berterimakasih. Naoki bilang kalau ia akan pergi tidur
sekarang, aku akan tidur di kasur dan kau di bawah. Kotoko langsung kaget, apa
kau tak seharusnya berkata, baiklah aku tidur di bawah, kau pakai saja tempat
tidurnya. Naoki akhirnya bilang kalau ia bercanda dan menyuruh Kotoko untuk
tidur di atas, dan dia menyiapkan selimut untuk alas tidur di lantai. Naoki mematikan
lampu dan bersiap tidur. Kotoko naik ke tempat tidur dengan ragu. Nggak lama, Kotoko
memanggil Naoki dan bertanya apa lampunya harus dimatikan semua, apa tak bisa
menyalakan satu lampu kecil saja? Naoki bilang ia tak bisa tidur kalau tak
benar-benar gelap. Tapi Kotoko kekeuh, aku tak bisa ke kamar kecil kalau
segelap ini. Naoki mengalah lagi dan menyalakan satu lampu di samping tempat tidur,
“apa ini cukup?”. Kotoko mengangguk.
Naoki kembali ke posisinya di
lantai dan berusaha tidur lagi. Kotoko gelisah dan bertanya lagi, ”apa kau tak
kedinginan? Biar aku saja yang tidur di lantai”. Naoki bangun dan kesal, tentu
saja disini dingin, lalu bangkit dan tidur di samping Kotoko, cuma ini cara
agar kau tidak cerewet lagi. Kotoko shock dan panik. Naoki tidur membelakangi
Kotoko.
Dalam hati Kotoko: “Apa yang aku harapkan? Yuki-kun dalam
keadaan seperti ini. Aku tak bisa melakukannya. Tapi...kita ada di kasur yang
sama dan dia tau mencoba melakukan apapun padaku. Apa ini berarti aku tak
menarik sebagai wanita? Ah iya, pasti begitu”
Naoki tiba-tiba bertanya, “Apa
kau depresi? Aku tau kau depresi karena aku tak mencoba melakukan apapun?” Kotoko
menyangkalnya. Naoki: aku tak ingin semua berjalan seperti keinginan ibu, jika
ia tau kau bermalam disini dan jika sesuatu terjadi, itu jelas yang ia
inginkan, dia akan mengontrol seluruh sisa hidupku. Kotoko membayangkan reaksi
ibu Naoki dan berkata ia mengerti.
“Itulah sebabnya aku tak
memberitau dimana aku tinggal. Jika ibu tau, dia akan membuat kunci duplikat,
mengundang dirinya sendiri untuk datang dan memasak 3 kali sehari untukku. Jika
itu terjadi, tak ada artinya lagi hidup sendiri. Jika aku tetap tinggal di
rumah, lulus kuliah, dan mengambil alih perusahaan ayahku. Aku mencari tau apa
itu yang kuinginkan. Aku hanya akan mengikuti takdir yang dibuat orang tuaku. Tak
masalah kalau itu sesuatu yang benar ingin kulakukan, tapi aku tak yakin. Aku ingin
hidup mandiri untuk menemukan apa yang ingin kulakukan pada hidupku”
“Kau pernah bilang kalau aku
sadar hidupku lebih menarik saat menghadapi tantangan daripada tanpa kerja
keras”
Naoki membenarkan.
“Jadi kau tidak memulai hidup
sendiri karenaku?”
“Untuk apa aku mencari banyak
masalah untuk hal semacam itu. Hidup sendiri sudah cukup berat. Aku sadar
betapa manjanya aku saat di rumah. Tapi, ini terjadi karena itu, kau selalu
menjadi sumber masalah bagiku, tapi kali ini aku yang menyebabkan masalah
bagimu”
Kotoko menggeleng, “Tidak
seperti itu, ini satu-satunya yang bisa
kulakukan. Kau bisa melakukan segalanya karena kau jenius. Aku berpikir soal
ini di RS tadi, hidup orang tergantung pada keputusan yang diambil dalam
hitungan detik, sesuatu yang sangat kecil bisa membuat penyakit yang bisa
diobati menjadi tak bisa diobati. Aku sadar betapa rapuhnya hidup manusia”
Naoki mengakui kalau ia juga
takut, tapi hidup kita sudah ditentukan Tuhan, tak ada yang bisa kita lakukan
“Tapi aku merasa kau bisa,
Irie-kun. Kau bisa menemukan obat baru. Atau kau bisa menjadi dokter dan
menyembuhkan penyakit dalam hitungan detik. Kau sangat berpotensi. Kau mulai
hidup sendiri untuk mencari kemungkinan-kemungkinan”
“Meskipun ada jutaan
kemungkinan, itu tak berarti apapun kalau kau tak tau apa yang ingin dilakukan.
Sampai aku mampu melakukan segalanya atau aku bosan. Saat hidupku menjadi
sangat sibuk. Apa yang penting untukku. Apa yang membuatku tertarik. Sedikit demi
sedikit, aku akan menemukannya”
Tak ada tanggapan dari Kotoko,
Naoki curiga dan berbalik. Bener aja, Kotoko sudah tertidur. Naoki memandangi
Kotoko dan berkata, “Kau selalu seperti ini di saat penting”, sambil terus
memandangi Kotoko yang tertidur. Aaaakk, Naoki, ciyee!
Paginya, Naoki bangun dan tak
menemukan Kotoko di sampingnya. Di meja sudah tersedia kopi, dan notes dari
Kotoko, “Aku langsung ke tempat Yuki. Minumlah kopi ini jika kau ingin. P.S.
kita berbicara banyak semalam. Terimakasih. Kotoko.” Naoki meminum kopinya
sambil menghela napas memandang apartemennya. Jangan-jangan dia kesepian lagi
udah nggak ada Kotoko, fufufuu..
Ayah ibu Naoki dan ayah Kotoko
sampai ke rumah dengan penampilan berantakan, banyak daun nempel gitu, dan ibu
Naoki langsung heboh manggil Kotoko. Ibu sedang sibuk menyiapkan pakaian Yuki
saat Iri-chan menariknya melihat keadaan rumah yang sepertinya takberubah sejak
semalam. Ayah Kotoko juga datang dan berkata kalau Kotoko tak ada di kamarnya,
sepertinya ia belum kembali. Ibu Naoki panik, kemarin katanya semua baik-baik
saja, tapi sesaat kemudian sadar, apa mungkin ia di apartemen Naoki? Ibu Naoki
heboh sendiri sementara para ayah sedikit shock.
Naoki berjalan di koridor RS
bersama seorang perawat (Aiko Sato! Kotoko di Itakiss 1996, aaak!), adikmu baik-baik
saja, seorang gadis muda datang sangat pagi dan merawatnya, tampaknya Yuki
sudah lebih nyaman. Mereka masuk ke kamar rawat Yuki dan mendapati keduanya
tertidur, “ah, dia pasti sangat lelah, jangan membangunkannya. Pacarmu sangat
cute, aku jadi ingat saat aku sepertinya, I-ri...” Yak, doi inget sama Kassi,
sebelum ngelantur, perawat Kotoko buru-buru pergi.
Naoki melihat barang-barang yang
dibeli Kotoko untuk Yuki, hiasan di dinding yang dibuatnya, burung-burung
kertas yang berserakan di tempat tidur, dan (kembali) memandangi Kotoko yang
tertidur di sisi Yuki.
Kotoko terbangun dan melihat
Naoki, “Irie-kun”. Naoki hanya berkata Yuki sedang tidur dan meletakkan bunga
yang ia bawa di kasur Yuki. “Sulit dipercaya ia sangat kesakitan kemarin,
dokter bilang ia bisa segera pulang.” Naoki mengiyakan dan mengajak Kotoko
untuk bicara. Mereka pergi ke loteng RS, Kotoko senang bisa menghirup udara
bebas. Sambil berjalan Naoki berkata, “hey, kau selalu berkata kau mencintaiku,
tapi apa kau pernah berpikir soal perasaanku?” Kotoko tersenyum, aku tau kau
sama sekali tak tertarik padaku. Naoki bergumam “bodoh” dan berbalik menatap
Kotoko yang terkejut, itu tak benar, kata Naoki yang semakin mendekat dan
mencium Kotoko.
Kotoko bangun dan berteriak,
YANG KEDUA! Kotoko sadar kalau itu cuma mimpi. Saat melihat ke arah Yuki yang
sudah bangun, Kotoko khawatir kalau teriakannya membuat Yuki terbangun dan
panik saat melihat wajah Yuki merah dan mengira suhu tubuh Yuki naik lagi. Yakin,
ekspresi Yuki juara! Antara frustasi, stress, sama bingung. Yuki berkata ia
baik-baik saja dan menunjuk bunga yang dibawa Naoki, kakak membawanya untukku, saat
kau tertidur. Kotoko kaget karena Naoki tak membangunkannya. Kakak harus segera
ke kampus, jawab Yuki. Kotoko lalu pergi menaruh bunga di vas.
“Jadi ini sama sekali bukan
mimpi”, pikir Yuki sambil mengingat sesuatu. Yuki membuka matanya saat
Naoki duduk di samping tempat tidurnya memandangi Kotoko yang tertidur. Yuki hendak
memanggil kakaknya saat Naoki tiba-tiba mendekat dan mencium Kotoko. Yuki melihat
semuanya dan shock! Saat sadar Yuki melihat apa yang dilakukannya, Naoki hanya
tersenyum dan memberi isyarat Yuki untuk diam dan pergi. Btw ini Naoki kok adem
ayem aja ya pas Yuki liat doi nyium Kotoko, nggak kaget sama sekali..
Saat Kotoko kembali dengan vas
bunga di tangannya, Yuki hanya bisa memandangi Kotoko, masih dengan wajah
shocknya.
Komentar:
Sweetness overload! Yang nggak
nguatin dari Naoki adalah tatapannya, he can’t take his eyes off to Kotoko. Coba
kalo Kotoko sensitif sedikiiiiiit aja. Paling kasian sama Yuki, dia nggak
percaya kalo Naoki ternyata beneran suka Kotoko, sampe bener-bener frustasi
gitu ekspresinya, haha. Btw, Kin-chan, Jinko dan Satomi bener2 sahabat yang paling baiik buat Kotoko. -Difa-
Thursday, June 6, 2013
Liburan Singkat di Bali
Baliiii, akhirnya aku ke Bali!
It’s like a dream comes true. Maklum lah, seumur hidup baru ini aku
menginjakkan kaki di tanah Dewata setelah sekian lama pengen tau Bali itu kayak
apa. Rencana tak terduga. Karena sebenernya tahun ini aku berencana ke Lombok,
tapi gagal, semesta belum mengijinkan. Batavia air pailit beberapa bulan
sebelum aku berangkat. Waktu itu aku sempat curhat ke Papa, “Pa, Difa nggak
jadi ke Lombok, huhu”. Papa jawab, “nggak apa2, nanti liburan sama Papa aja”.
Jawaban yang menenangkan, tanpa tau sebenernya semesta berkonspirasi untuk itu.
Ya, aku ke Bali ikut acaranya Papa Mama yang kebetulan membolehkan
masing-masing mengajak 1 orang lagi, jadilah aku dan adek ikutan. Love you, Pa, Ma :*
Liburan super singkat, karena
Sabtu berangkat dan Senin udah pulang lagi. Nggak kepikir buat extend, niatnya
kan yang penting liat Bali aja, lagian males kudu arrange liburan sendiri,
haha.
Sabtu pagi selepas subuh kita
berangkat ke Balikpapan, flight ke Surabaya jam 10 pagi. Flight langsung ke
Bali pake Garuda belom ada belom ada, jadi pake connecting flight di Surabaya.
Dan setelah sekian lama nggak menginjakkan kaki di Bandara Juanda, Surabaya,
aku takjub. Sumpah keren banget sekarang. Terakhir ke Bandara Juanda itu jaman
belum ada flight langsung ke Jogja, jadi selalu turun di Juanda baru lanjut
naik travel ke jogja, dan dulu bandaranya biasa aja. Sekarang besar, pake
garbarata jadi gatenya banyak dan ruang tunggu jadi nggak terlalu penuh kayak
terminal. Free wifi di seantero bandara, galon aqua di sudut ruang tunggu buat
yang haus, dan yang paling penting, ada colokan! :D
Bunga di Bandara Juanda ini asli lho |
Menurut jadwal, flight ke Bali
kita jam 1 siang. Tapi, kelar keliling-keliling bandara, kita dapet konfirmasi
dari Garuda kalo pesawat yang jam 1 siang nggak berangkat karena rusak, dan
kita dialihkan ke penerbangan jam 3
sore. Waduh, kalo sesore itu baru berangkat, bisa telat nyampe tempat acara.
Untungnya staf customer service Garuda di bandara very helpful, kita dicarikan
alternatif waktu penerbangan terdekat di maskapai lain, dapetlah Wings Air yang
boarding jam 12.30. Mepet, tapi daripada telat, jadi kita ambil juga. Dan aku
baru tau kalo pindah flight ternyata nggak seribet yang dibayangkan, tanpa
tambahan biaya apapun, mana pake dianterin check in segala. Pokoknya tinggal
terima beres aja.
Sampe ruang tunggu udah hampir
jam 12.30, tapi belom ada tanda-tanda mau boarding, maklumlah namanya juga naik
Wings yang satu grup sama Lion Air. Jam 1an, baru kita dipanggil untuk boarding,
dan begitu sampe pesawatnya aku shock. Pesawatnya kok kecil? Kok
baling-balingnya ada di samping? Kok bannya kayak kempes? Kok pas mau masuk
pesawat hawa di samping pesawat kok panas banget? Pas masuk, kok sempit gini?
Aku langsung nyesel ganti Garuda dengan Wings Air dan deg2an sepanjang
perjalanan. Tapi alhamdulillah perjalanan lancar dan kami sampai Bali dengan
selamat sentosa. Nambah pengalaman juga, aku jadi pernah naik Wings Air, haha.
Oya, aku sempat mengamati satu hal dan menyimpulkan kalo pramugari2 Garuda
melayani dengan hati makanya kita juga enak liatnya, sementara pramugari Wings
ekspresi mukanya yang “why i’m trapped in this small plane??”, makanya cemberut.
Haha.
Sampai Bandara Ngurah Rai yang
ternyata lagi di renovasi, kita langsung menuju hotel yang ada di daerah Kuta,
yang ternyata cuma sepelemparan batu dari Ngurah Rai, deket banget! Kita nginep
di hotel Bintang Kuta, bintang 4 loh ini. Berasa naik kelas banget setelah
liburan terakhir ke Singapura nginepnya cuma di hostel. Hotel yang bagus di
lokasi paling terkenal di Bali menyadarkanku kalo, liburan ala koper
dimulaaaaaii!
Acara malem cuma gala dinner di
pinggir kolam renang. Dari menginjakkan kaki di Bali sebenernya aku udah pengen
cabut cari pantai, sampai bapak-bapak yang semeja di gala dinner ngasih tau
kalo pantainya ada di belakang kita. Hah, aku yang penasaran langsung ke arah
yang dimaksud, tapi gelap banget, nggak keliatan apapun dan nggak kedengeran
suara ombak, jadi ragu. Besok paginya aku kesana lagi, dan ternyata emang beneran
pantai. Yay, finally ketemu pantai! Masih area pantai Kuta, dan memang nggak
berombak, makanya pas malem nggak denger suara ombak. Cuma bentar liat pantai
terus balik hotel buat sarapan and then ngumpul depan hotel, siap berangkat
trip hari ini!
I wanna go to the beach! |
Pantai Kuta persis di belakang hotel |
Jam setengah 9 pagi, bus
berangkat meninggalkan hotel dan langsung ke Krisna, tempat oleh-oleh khas
Bali. Waktu dibatasi 1 jam, dan semakin mendekati batas waktu, ibu-ibu peserta
trip semakin kalap saja. Belanjaan yang banyak sampe kudu dipak di kardus besar,
termasuk belanjaannya Mama, haha.
Oleh-olehnya, diborong-diborong! |
Jam 10, perjalanan lanjut ke
Bedugul, lumayan jauh karena Bedugul letaknya ada di tengah pulau Bali,
sementara kita start dari selatan pulau. Kira-kira 1 jam perjalanan, bisa buat
istirahat dulu, tapi entahlah, sayang rasanya buat mejam. Bali ternyata enak
buat diamati, bangunannya khas, feelnya mirip sama Jogja. Suasananya khas dan
menyenangkan.
Gloomy Danau Beratan |
Tepat jam makan siang, kita
sampai di Bedugul. Jadi Bedugul ini tempat yang mirip Ketep gitu, ada di
dataran tinggi, dan objek wisata utama di sini adalah Danau Beratan. Kita makan
siang di bangunan lantai 2 sebuah resto yang pemandangannya langsung ke danau.
Suasana siang agak mendung dan berkabut. Kelar makan, kita berpindah ke Pura
Ulun Danu yang ternyata deket banget sama resto tadi. Tanpa disadari, semua
mungkin udah familiar sama Pura Ulun Danu, soalnya pura ini yang ada di uang 50
ribuan, dan emang beneran persis.
Pura Ulun Danu, Danau Beratan, Bedugul, Bali |
Another view of beautiful Pura Ulun Danu |
Puas foto-foto di Pura Ulun
Danu, kita meninggalkan Bedugul dan menuju Pura Alas Kedaton, tempat yang
banyak monyetnya. Sempat horror takut monyetnya aneh-aneh, tapi untunglah
monyet disini kalem-kalem, mungkin beda cerita kalo ke Sangeh ya? Katanya
monyetnya ganas-ganas, kacamata bisa diambil dan nggak dibalikin, hii, bisa
kacau hidup kalo kacamataku sampe diambil monyet.
Alas Kedaton ini tempat yang
relatif sepi, dan waktu itu kebetulan cuma rame sama rombongan kita aja. Untuk
mengantisipasi serangan monyet, tiap 4 – 5 orang akan dapet 1 pemandu, ibu-ibu
yang nggak minta bayaran udah nemenin kita, tapi kelar muterin area pura kita
diminta mampir ke tokonya. Kalau beruntung kita bisa keluar dari tokonya tanpa
beli apapun, tapi kalo lagi sial kita terpaksa beli barang yang mahal dan susah
ditawar di tokonya. Yang unik dari toko-toko disini adalah semuanya kayak dikandangin,
biar aman dari monyet-monyet nakal. Jadi kesannya kayak tutup, baru dibuka pas
pemandunya bawa calon pembeli. Pas kita di dalem juga pintunya ditutup lagi,
beneran kayak dikandangin.. >.<
Oke, habis dari Alas Kedaton,
kita move on ke Tanah Lot, liat pura (lagi). Nah, beda sama Alas Kedaton yang
sepi, Tanah Lot rame banget. Dan akhirnya, aku ketemu pantai lagiii! Meskipun
sebenernya pantai yang kayak gini di jogja juga banyak.
Tanah lot. Rame banget kan? |
Pantai Tanah Lot |
Sama Papa di Tanah Lot |
Sebelum hari benar-benar gelap,
bis rombongan meninggalkan Tanah Lot menuju Jimbaran yang merupakan destinasi
terakhir trip hari ini. Jadi kita akan makan malam di Jimbaran, persis di
pinggir pantai. Jam 8 kita sampai di Jimbaran. Kita dijamu set makanan lengkap,
mulai dari sup sebagai appetizer, lanjut main course yang terdiri satu piring
penuh hidangan seafood (ikan bakar, sate cumi, udang bakar, kerang bumbu) dan
masih bonus kepiting asam manis, sambelnya sambel matah yang cocok sama
seleraku, nggak pedes dan banyak bawangnya. Minumnya kelapa muda utuh sama aqua
botol kaca. Dessertnya sepiring buah-buahan.
Flowery girl at Jimbaran |
Subhanallah, it’s an
unforgettable dinner ever! Best food, best place, best atmosfer. Makan malem di
pinggir pantai ditemani suara ombak ternyata rasanya sulit dideskripsikan. Dari
seharian tour di Bali, rasanya ini penutup yang super menyenangkan.
Ya, dengan berakhirnya tur
seharian, kelar juga liburan di Balinya. Super singkat, karena besoknya harus
kembali ke realita. Aku bahkan belum ketemu pantai bagus dengan pasir putih dan
air laut yang biru. Sepertinya harus diagendakan untuk kembali ke pulau ini
lain kali. But so far, i’m happy with this trip, meskipun cuma bentar,
setidaknya aku pernah ke Bali. Dan lagi, liburan ala koper ini menyenangkan. Semua
terjamin, hotel enak, makanan enak-enak. Beda ya liburan diarrange sendiri sama
ikut tur? Nggak bayar lagi. Kalo bayar sendiri bayangin aja, hotel semalemnya
1,3jt, belom makan prasmanan yang lengkap dan enak-enak itu, belum biaya
transport keliling Bali, belom lagi kita dikasih dinner di Jimbaran. Sempet penasaran,
biaya per orang buat dinner di Jimbaran, kata seorang sumber yang orang Bali,
seorang bisa sampe 200rb untuk set full menu. Sementara peserta tur jumlahnya 180an,
WOW, berapa habisnya??? Haha, sudahlah, sebagai peserta tinggal menikmati aja.
Thank you for this trip Pa, Ma. I’m
happy! :D
Whats happen with you, my dear Dani?
Balapan minggu kemarin di
Mugello, Italia kayaknya berat buat Dani. Iya sih Dani finish kedua dan tetap
dapet 20 poin yang berharga untuk tetap duduk di puncak klasemen, tapi he’s not
look that happy with the result. Pertama di sesi kualifikasi, dia keliatan
kesel sama pembalap lain di belakangnya yang dianggapnya memanfaatkan slip
streaming, salah satunya Dovi. Meskipun di parc ferme setelah kualifikasi
keduanya berjabat tangan. Terus pas race, dia menganggap manuver Lorenzo yang
nyalip dia di tikungan pertama lap pertama terlalu agresif dan berbahaya. Setelah
race, pas wawancara sama radio Dani mengungkapkan kalo Marc mengcopy data
settingan motornya. Dan di postingan blognya ada yang aneh, Dani sama sekali
nggak bilang kalo dia happy atau kata-kata lain yang bermakna sejenis. Dia cuma
bilang kalo hasil race kemarin quite positive, good result, and gives him a lot
of confidence for the race at Montmeló. Dan di akhir postingan dia cuma menutup
dengan “Dani”, no greetings like “A big hug” or “greetings to you all” like
usually he did.
Ini aneh.
So, whats happen with him?
Selama ini tampaknya Dani adem ayem
aja. Jarang keliatan kesel sama pembalap lain. Tapi kali ini dia kesel sama 3
pembalap sekaligus, Dovi, Lorenzo, sama Marquez. Kita nggak tau apa Dovi bisa
dapet posisi 3 di grid start karena efek slip streaming dari Dani yang ada di
depannya pas kualfikasi, tapi toh Dani bisa dapet pole postion sekaligus
pencatat rekor pole terbaru. Soal insiden dengan Lorenzo, Dani mengakui kalo
dia mengalami wheelie makanya sedikit melebar dan membuka celah Lorenzo untuk
masuk, tapi Lorenzo masuk dari dalam tikungan dengan kecepatan tinggi dan
keduanya nyaris bersenggolan. Lorenzo sudah meminta maaf untuk ini, dia
mengakui sudah membuat manuver berbahaya. Tanggapan Dani? Menurutnya manuver
Lorenzo sangat agresif untuk tikungan pertama lap pertama, tapi dia beruntung
masih bertahan (nggak senggolan dan jatuh). So, how about Marquez? Anak ini
jatuh di 3 sesi latihan bebas, paling parah pas FP2, tapi tanpa cedera parah
jadi tetep bisa ikut balapan. Yang mengejutkan, Marquez tampil mengagumkan pas
race, start dari posisi 6 tapi bisa langsung naik ke posisi 3 di belakang Dani.
Sepanjang balapan, dia menempel ketat Dani, sampai akhirnya bisa nyalip Dani di
5 lap jelang finish, tapi jatuh 2 lap kemudian di tikungan yang sama. Ini aneh,
he’s not in the best condition lho. Dan motornya, kenapa lebih sempurna dari
motor Dani? Sementara Dani harus struggling dengan motornya yang lack of grip
sepanjang balapan. Kalo Marquez nggak jatuh dan tetap finish di posisi 2,
selisih poin mereka semakin dekat. Kalau akhirnya Dani mengungkapkan kalo Marquez
mengcopy datanya, dia pasti udah beneran lelah dengan semuanya. Delapan tahun
di HRC, jelas Dani expert soal RCVnya. Kalo jerih payahnya ditiru begitu saja
sama teman setim yang sekaligus saingannya dan bahkan hasilnya lebih bagus, aku
paham kenapa Dani kesal. Mungkin kekesalan Dani akhir minggu kemarin akumulasi
semuanya.
Tapi Dani sayang, be calm. We all know
you always doing your very best, don’t be too disappointed with this. We miss
your wide smile, your happy face, and the happiness you share on your blog. Time
will tell. Stay positive, grateful, and be happy! Jangan ngomel-ngomel lagi ya,
senyum aja. Oke ganteng? :p
Tuesday, June 4, 2013
MotoGP Mugello,Italia 2013
Sejujurnya, race di Mugello
kemarin aku cuma kebagian 3 lap terakhir, pas Marquez udah jatuh, jadi Dani
balik ke posisi 2 di belakang Lorenzo dan semakin didekati Crutchlow yang ada
di posisi 3. Sampai akhirnya finish posisi nggak berubah, Lorenzo, Dani,
Crutchlow. Pas re run kemarin juga kurang beruntung, pas pagi cuma kebagian
nonton lap pertama yang Dani selepas start sebenernya masih di posisi pertama,
tapi langsung disalip Lorenzo di tikungan ketiga lap pertama, dan Marquez yang
naik ke posisi 3 setelah start dari posisi 6 sama Rossi yang terpaksa out
karena terlibat insiden dengan Bautista. Pas re run siang, cuma kebagian 6 lap
terakhir, waktu Lorenzo bahkan asap knalpotnya nggak keliatan karena gap udah
lumayan jauh, dan Dani harus mempertahankan posisi keduanya dari gempuran
Marquez. Lima lap menjelang finish, akhirnya Marquez berhasil menyalip Dani dan
mulai membuat gap, tapi nggak lama, karena dua lap berikutnya Marquez tau-tau
jatuh di tikungan tempat dia nyalip Dani tadi.
Jadi, dari balapan 23 lap, aku
cuma bisa nonton 1 lap awal dan 6 lap akhir, tapi rasanya nggak rugi-rugi amat.
Udah tau ceritanya ini. Dani sebenernya nempel ketat Lorenzo sampe lap 13, tapi
RC213Vnya lack of grip, jadi setelah itu Lorenzo semakin menjauh. Yah, YZRM1
Lorenzo kali ini lebih strong, keliatan dari awal weekend, lap time Lorenzo
jauh lebih stabil dari lap time Dani. Tapi
kejutan terjadi di sesi kualifikasi, di putaran pertama Q2, Lorenzo udah sangat
cepat dan semakin mempertajam catatan waktunya sampai melewati rekor pole
position di Mugello yang dipegang Dani Pedrosa di tahun 2012. Eh ternyata, di
putaran terakhirnya Dani yang dapat pole position dan rekor pole balik lagi
jadi milik Dani, haha, Lorenzo kaget karena dia merasa kalo dia yang bakalan
dapat pole. Di kualifikasi kemarin, Dani sempet agak bete sama pembalap lain
yang memanfaatkan slip streaming, salah satunya sama Andrea Dovizioso. Jadi,
slip streaming ini pembalap memanfaatkan efek aerodinamika pembalap yang ada di
depannya biar dapet lap time yang bagus. Makanya Dani keliatan kesel di
lintasan karena pembalap-pembalap di belakangnya pada nggak usaha sendiri dan
nggak pada duluan. Tapi untunglah Dani berhasil di putaran terakhirnya, dapet
pole position pertamanya musim ini, sekaligus memecahkan rekor miliknya di
Mugello dengan catatan waktu 1’47.157. jadi menurutku malah seruan pas
kualifikasi daripada balapnya, lebih drama, haha.
Tapi apa racenya beneran nggak
drama? Drama juga sih, Rossi jatuh di lap 1, padahal ini balapan kandangnya dan
dia berharap bisa finish di podium. Rossi terakhir kali menang di Mugello tahun
2008, dan mumpung dia udah balik ke Yamaha dia berharap bisa dapet hasil bagus,
eh malah jatoh, pas balapan baru mulai lagi. Marquez lebih nggak beruntung lagi.
Sepanjang weekend, Marquez jatoh 4 kali, di FP 1, FP2, FP3, sama terakhir di
balapan. Yang parah waktu jatuh di FP2, Marquez celaka saat kecepatan motornya
300 km/jam lebih, ngeriiii, untungnya Marquez nggak cedera parah, selain
dagunya yang bengkak dan cedera bahu, nggak ada patah tulang. Marquez ini
nyalinya beneran gede, dia balap dengan dagu yang masih bengkak dan diperban,
dengan kondisi yang jelas nggak 100% pun dia masih kompetitif. Selepas start,
dia langsung naik ke posisi 3 dan menempel ketat Dani yang ada di posisi 2
hampir sepanjang balapan, sampai akhirnya dia bisa nyalip Dani. Eh, tapi nggak
lama tau-tau jatoh sendiri, Marquez pun nggak tau kenapa bisa jatoh, jadi DNF
deh.
Dengan tambahan 20 poin, Dani
masih ada di puncak klasemen dengan 103 poin. Lorenzo naik ke posisi 2 menggeser
Marquez yang gagal finis dengan selisih 12 poin dari Dani. Semoga Dani tetap di
puncak klasemen sampai akhir musim dan jadi juara dunia, amiiiiin, FIGHTING
AYAANG, YOU CAN DO IT!! :p
And, i will give you a lot of my
handsome Dani, enjoy! :D
I'm ready for press conference |
During the press conference |
Diajak nggosip sama Lorenzo |
Rossi nggosipin apa ya kok Dani ketawa? |
Relaks duluu... |
Discussing his RC213V with Mike Leitner |
Yay, dapet pole position pertama musim ini |
Sempet kesel pas kualifikasi, tapi terus baikan sama Dovi |
Pemilik 3 posisi start terdepan MotoGP Mugello |
I'm fastest man ever at Mugello |
Starting grid race |
Duel ketat sama Marquez |
Parc Ferme MotoGP Mugello |
My trophy for second place |
Champagne timeee!! |
Saturday, June 1, 2013
Review J-Drama: Itazura Na Kiss Love in Tokyo
Hah, bukannya Itazura Na Kiss
itu drama jadul banget? Yup! Tapi aku nggak bermaksud bahas itakiss versi 1996
(buseet, 17 tahun lalu??), karena sekarang drama ini diremake lagi dengan
judul, “Itazura Na Kiss, Love in Tokyo”. Ini versi kesekian lho setelah versi
manga, versi 1996, versi Taiwan (It Started with A Kiss, plus sekuelnya They
Kiss Again), dan versi Korea (Playfull Kiss). Itakiss versi manga aku belum
pernah nonton, tapi pernah lah liat sekilas di youtube. Itakiss versi 1996
pernah nonton banget dan bikin jatuh cinta sama Takeshi Kashiwabara, pemeran
Irie Naoki, yang ganteng banget. Itakiss versi Taiwan rasa-rasanya sih belum
nonton, tapi pernah liat booklet kumpulan sinopsisnya di salah satu tabloid
yang hits jaman dulu (sinopsis super duper singkat tapi itu mah, selembar bisa
buat 4 episode). Itakiss versi Korea, aku nontoon, malah masih sering rerun
meski dramanya udah tayang dari 2010.
Semua Itakiss ceritanya sama. Buat
yang sama sekali belum tau ceritanya Itazura Na Kiss, kasian banget :p. Jadi,
Itakiss menceritakan tentang Aihara Kotoko, anak kelas F, yang naksir sama Irie
Naoki, anak kelas A. Kotoko ngasih surat cinta ke Naoki, tapi suratnya diterima
aja nggak, atau dengan kata lain Kotoko ditolak. Suatu hari, Kotoko yang baru
saja pindah ke rumah barunya terkena musibah, rumahnya hancur sebelum sempat
ditinggali. Berita hancurnya rumah keluarga Aihara disiarkan di tv dan dilihat
oleh Iri-Chan, teman lama ayah Kotoko, yang langsung menghubungi ayah Kotoko
dan mengajak tinggal di rumahnya. Tak ada pilihan, ayah Kotoko dan Kotoko
pindah ke rumah keluarga Iri-Chan. Nahh, tapi Iri-Chan ini ternyata ayahnya
Naoki, haha, Kotoko shock harus serumah sama orang yang sudah menolaknya. Ayah dan
ibu Naoki menerima Kotoko dengan sangat baik. Ibu Naoki seneeng banget akhirnya
punya anak cewek di rumah, sampe mempermak kamar Yukii (adik Naoki) jadi sangat
girly dan Yukii terpaksa pindah ke kamar Naoki, makanya Yukii sebel sama
Kotoko. Meskipun udah ditolak, Kotoko makin terpesona sama Naoki dan makin semangat
ngejar Naoki. Apa usahanya berhasil? Apa Kotoko yang heboh dan sedikit bodoh
bisa menaklukkan Naoki yang cool dan super pintar? Haha, semua pasti udah tau
gimana perkembangan cerita mereka dan gimana endingnya, karena pada akhirnya
mereka nikah.
Terus, kenapa tertarik sama
Itakiss Love in Tokyo? Bukannya ceritanya sama aja?
Yep, cerita emang sama, tapi
feelnya beda, lebih fresh! Dan menurutku pemerannya pas banget! Aihara Kotoko
diperankan Miki Honoka, Kotoko tercantik dan terekspresif dari semua versi.
Irie Naoki diperankan Yuki Furukawa, cocok dengan image Naoki yang cakep dan
cool. Meskipun pemeran Naoki terganteng masih dipegang Takeshi Kashiwabara,
tapi Yuki-lah pemeran Naoki terimut. Beda usia Yuki dengan Miki ternyata 10
tahun lho, Yuki udah 26 tahun, tapi masih imut banget jadi nggak keliatan gap
umurnya.
Miki Honoka, cantik kan? |
Yuki Furukawa and Naoki's smile |
Alur cerita Itakiss Love in
Tokyo persis dengan Playfull Kiss, yang masih sering ditonton. Jadi udah tau,
habis ini ceritanya yang apa, tapi tetep aja lho nggak sabar nunggu Itakiss
Love in Tokyo tayang tiap minggunya. Eh, ada beberapa yang beda sih, ada
tambahan detail cerita yang bikin ngakak. Jadi di episode 4, Kotoko kan ngasih
jimat buatan sendiri ke Naoki yang mau ujian, maksudnya buat jimat
keberuntungan, tapi gara-gara jimat itu yang ada Naoki malah sial terus. Pagi sebelum
berangkat ujian, Naoki agak nggak enak badan, demam sama batuk-batuk gitu,
Kotoko berinisiatif ngasih obat yang katanya ampuh. Setelah obatnya diminum,
Naoki baru tanya “Obat ini nggak bikin ngantuk kan?”. Kotoko baru nyadar kalo
obatnya bikin ngantuk, sekeluarga langsung panik dan minta Naoki muntahin
obatnya, haha. Tapi nggak, Naoki tetap berangkat. Di stasiun ia ketemu
Watanabe, temannya, yang liat ada jimat di tas Naoki, kata Naoki nanti ia akan
membuangnya. Tapi kesialan malah datang bertubi-tubi gara-gara jimat itu. Waktu
keluar lift, jimatnya malah nyangkut di pintu lift. Naoki kekeuh ngambil
jimatnya sampe ketinggalan kereta *padahal tadi katanya mau dibuang?? :D*. Pas akhirnya
sampe tempat ujian, jimatnya jatoh sendiri pas Naoki di tangga, pas diambil ada
yang lewat dan nggak liat Naoki, jadilah Naoki jatuh berguling-guling di
tangga. Jatohnya agak parah, jadi Naoki masuk ruang ujian pake penyangga kaki. Mana
pensilnya patah semua gara-gara jatoh tadi, untung tanpa diminta Watanabe
langsung minjemin. Pas istirahat makan siang, Naoki liat kotak bekalnya yang
dibuatkan Kotoko, dan Watanabe bilang jangan dimakan, daripada ntar diare,
HAHAA. Habis makan siang, lanjut ujian kedua dan saat itulah obat Kotoko
beraksi, Naoki ngantuk banget dan tertidur. Pengawas bangunin dia pas udah
tinggal 10 menit, dan Naoki langsung ngebut ngerjain soalnya yang belom
selesai. Watanabe bilang jimat itu sangat mengerikan, tapi ia malah punya
firasat kalo Naoki akan bersama selamanya dengan Kotoko, Naoki kesel. Pulang ke
rumah, semua shock liat kondisi Naoki, tapi saking keselnya Naoki sama Kotoko,
tanpa penjelasan doi langsung masuk kamar. Untuk pertama kalinya Naoki khawatir
dengan hasil ujiannya, gara-gara Kotoko.
Nah, beda kan yang ini? Nggak ada
di versi lain sepertinya. Itakiss tayang seminggu sekali setiap Jum’at di
Jepang sana, dan malam ini baru sampe episode 9. Belum sampe Naoki akhirnya
jadian sama Kotoko, tapi udah mulai ada tanda-tanda kalo Naoki itu sebenernya tertarik
sama Kotoko. Suka banget sama Naoki yang langsung kiss Kotoko waktu Kotoko
bilang dia mau ngelupain Naoki, haha, Naoki nggak mau Kotoko ngelupain dia. Kotoko
shock, dan akhirnya tetep ngejar Naoki *Naoki berhasil*. Terus lucu banget pas
Naoki cemburu sama KinChan, haha, meskipun Naoki diem aja dan stay cool, dari
tatapan matanya keliatan banget kalo dia cemburu sama KinChan. Padahal Kotoko cuma
ngganggep KinChan sahabat. Terus pas Kotoko sama ayahnya udah pindah rumah dan
Kotoko memutuskan menyerah soal Naoki, Naoki yang cari-cari alasan buat ketemu
Kotoko tiap hari. Jadi Naoki terima tantangan Sudo, senior di klub tenis, Naoki
harus berpasangan dengan Kotoko dan melawan Sudo yang berpasangan dengan Yuko (saingan
Kotoko, soalnya doi naksir Naoki). Beda banget sama Naoki yang nggak Cuma pinter
pelajaran, tapi juga jago olahraga, Kotoko nol banget soal tenis. Makanya,
Naoki ngelatih Kotoko subuh-subuh, malem-malem, setiap hari. Aww, alasan aja
deh Naoki ini. Soalnya pas akhirnya mereka kalah, Naoki bilang kalau dari awal
ia tak berminat menang, sebenernya kangen Kotoko kan Naoki?? :”>
Naoki cemburu, keliatan dari matanya |
Kotoko keseleo abis tanding tenis, digendong Naoki deh |
"Untuk pertama kalinya kau memanggil namaku kan?" |
Running with Irie Kun |
"It's hard for me to be with you, but i don't hate you" |
Naoki ini luarnya aja cuek, tapi
sebenernya dia tertarik sama Kotoko. Episode malem ini yang Naoki memutuskan
hidup mandiri dan keluar rumah. Kotoko sedih, dia pikir Naoki pergi dari rumah
karena Kotoko akhirnya kembali ke rumah keluarga Irie. Meskipun garis besar
ceritanya udah tau, tapi tetep aja penasaran. Mana tayangnya cuma seminggu
sekali, aaaarrgh!! Ah ya, pengen banget rasanya
buat sinopsis Itakiss ini, tapi apa daya, aku masih belom bisa donlot drama
gara-gara nggak punya IDM..
Dan astagaa, Kotoko dari Itakiss versi 1996 jadi cameo di episode 10, jadi perawat pas Yuuki sakit, AAAKK!!
Subscribe to:
Posts (Atom)