Kyung Mi sudah sibuk memasak di
dapur sejak pagi. Manajer Choi yang baru bangun mengintip isi panci yang
ternyata sup tulang sapi dan menggoda istrinya, karena menu sarapan telah
berubah. Tapi Kyung Mi sengaja membuatnya bukan untuk Manajer Choi, tapi untuk
Soo Kyung. Muka Manajer Choi langsung berubah dan bergumam, dia bertemu dengan
suami yang salah, bahkan dia harus menjilat temannya sendiri. Manajer Choi
mencicipi supnya yang sepertinya enak sekali.
Bunyi bel dan gonggongan Barassi
membangunkan Soo Kyung yang tidur dengan ponsel masih menempel di telinganya
(omo, telponan sama Dae Young sampe ketiduran doong? Hohoo). Soo Kyung melihat
jam dan heran siapa yang datang jam segini. Ternyata Kyung Mi dan anak-anak.
Begitu masuk Kyung Mi langsung mengeluarkan
sup tulang sapi yang dibawanya dan menyuruh Soo Kyung makan sebelum bekerja. Ia
bawa banyak, jadi simpan di kulkas dan ambil satu per satu. Soo Kyung yang
masih ngantuk menguap, “Aku tak berencana menikah dengan Pengacara Kim, jadi
jangan lakukan ini.”
Kyung Mi memukul Soo Kyung dan
memarahinya karena kejadian semalam. Soo Kyung heran bagaimana Kyung Mi bisa
tau? Ternyata Jin Yi yang memberitahu, “Kenapa? Kau bahkan khawatir ibumu tau
sehingga kau tak memberitahu keluargamu?” Padahal Soo Kyung tak memberitahu
ibunya karena ibu akan memukulnya sampai mati jika tau.
“Kau ini, kau pikir aku tak
khawatir padamu? Jika ada yang salah padamu maka apa yang harus kulakukan?”
Kyung Mi benar-benar sedih dan menangis. Soo Kyung memeluknya, tapi Kyung Mi
malah memukulinya,bagaimana kau bisa melakukan itu? Soo Kyung berusaha menenangkan
Kyung Mi yang khawatir.
Soo Kyung sarapan bersama Kyung
Mi dan anak-anak. Kyung Mi minta Soo Kyung pindah saja, bagaimana kalau si
pelaku penyerangan bebas dan mencarimu? Kyung Mi berkata akan mencarikan rumah,
tapi Soo Kyung tak mau, ia baik-baik saja. Biaya untuk pindah cukup banyak dan
aku juga telah melekat padanya. “Melekat.. pada siapa?” tanya Kyung Mi. Soo
Kyung sadar kalau sudah salah omong dan menjawab.. pada rumah ini, haha. Kyung
Mi tetap minta Soo Kyung pindah. Tapi Duk Young tak setuju, kalau Bibi pindah
nanti aku tak bisa berkunjung. Soo Kyung berkata kau bisa datang bahkan jika
aku pindah, tapi Soo Kyung lalu berkata kalau ia tak akan pindah.
“Benarkah?” tanya Duk Young yang
langsung minta ijin ibunya untuk pergi main ke rumah Jin Yi Noona. Si Kakak,
Hoon Young, juga ingin ikut dengan semangat. Kyung Mi mengijinkan, tapi
sebentar saja ya.
Do Yeon meminta Manajer Choi
mengulang pekerjaannya. Manajer Choi tampak keberatan, tapi Soo Kyung datang
dan Manajer Choi langsung memuji Soo Kyung, kau benar-benar menakjubkan, kau
memenuhi syarat untuk penghargaan warga
yang berani!
Do Yeon mendengus mendengarnya.
Soo Kyung tak mau berlebihan, tapi Manajer Choi berkata ini bukan sesuatu yang
bisa dilakukan siapa saja. Manajer Choi memuji Soo Kyung yang cantik dan
pemberani, apa yang tak kau miliki Sekretaris Lee. Soo Kyung tertawa dan minta
Manajer Choi berhenti. Manajer Choi tertawa-tawa dan Do Yeon masih mendengus
gara-gara itu.
Tiba-tiba Hak Moon keluar ruangan dalam keadaan
berantakan dan memegang sikat gigi. Semua terheran-heran, kapan kau datang? Apa
kau menginap di sini? Hak Moon mengiyakan dengan enggan dan segera pergi.
Melihat Hak Moon yang bekerja begitu keras, Manajer Choi berkata pada Soo Kyung
kalau ia tak akan membiarkanmu kelaparan kalau menikah dengannya. Soo Kyung tak
nyaman dengan ini, tapi Manajer Choi tak melihatnya dan pergi membuat kopi
untuk Soo Kyung.
Do Yeon mendekati Soo Kyung dan
minta Soo Kyung jangan khawatir padanya, ia sudah tau semuanya, jadi lakukan
yang terbaik. Soo Kyung heran. Do Yeon tertawa, sejujurnya ia pikir selama ini
kau tak punya pesona sama sekali, seperti nasi putih. Tapi sekarang bukan lagi,
kau seperti nasi bungkus. Soo Kyung makin heran. Do Yeon berkata kau bahkan tak
takut pada pelaku ‘don’t ask’,
seorang wanita agresif, kupikir kecerobohan itu yang bisa memikat Pengacara
Kim. Sebenarnya, itu satu-satunya hal yang tak kumiliki, seperti bunga di rumah
kaca, aku dibesarkan dengan hati. Do Yeon tertawa dan minta Soo Kyung melakukan
yang terbaik dengan Pengacara Kim.
Dae Young keluar kamar mau cari
makan, tapi baru beberapa langkah, Dae Young mundur dan ada bungkusan di depan
pintunya. Sup tulang sapi dari Soo Kyung, dengan pesan “Makanlah dan segera sembuh”. Dae Young tersenyum memandang pintu
Soo Kyung dan masuk lagi ke kamarnya.
Soo Kyung menemui Hak Moon,
mengajak makan siang. Tak berani menatap Soo Kyung, Hak Moon berkata ia punya
janji lain, kalian pergilah makan. Soo Kyung mengiyakan dan pergi. Kasian Hak
Moon, dia beneran merasa bersalah gitu.
Soo Kyung, Manajer Choi dan Do
Yeon mengantri di sebuah restoran. Antriannya sudah panjang. Manajer Choi
mengusulkan pergi ke tempat lain saja, tapi Soo Kyung tak mau, kudengar makanan
di sini benar-benar lezat. Manajer Choi tentu menurut, jika kau ingin makan
maka kita harus tetap antri (hahaa, yang penjilat siapa sih disini? :p). Do
Yeon lagi-lagi mendengus kesal.
Manajer Choi heran, janji apa
yang Pengacara Kim miliki? Dan malah menggoda Soo Kyung, apa janji denganmu?
Periksa ponselmu, mungkin kau menerima pesan darinya. Soo Kyung kesal dan minta
Manajer Choi berhenti. Do Yeon mengeluh kedinginan dan minta pesan dibungkus
dan makan di kantor saja. Soo Kyung terpaksa mengiyakan.
Mereka bertiga kembali ke kantor
dengan bungkusan di tangan dan bertemu Hak Moon yang baru keluar pantry dengan
mi instannya. Hak Moon segera berkata kalau ia tak bohong, janji makan siangku
tiba-tiba harus dibatalkan. Do Yeon bertanya siapa bilang kau berbohong? Hak
Moon salah tingkah dan tertawa, ia pikir kalian akan berpikir seperti itu.
Manajer Choi menawarkan makanan bagiannya, dan menyuruh Soo Kyung makan berdua
dengan Pengacara Kim. Hak Moon menolak, ada beberapa dokumen yang harus kulihat
sambil makan dan buru-buru masuk ruangannya. Soo Kyung sadar kalau Hak Moon
bersikap aneh.
Jin Yi selesai membuat penyangga
tangan untuk Dae Young saat pengantar barang datang. Jin Yi membukanya dengan
senang hati, ia pikir itu Kwang Suk, tapi ternyata bukan. Jin Yi heran dan
menanyakan soal Kwang Suk. Si pengantar barang bilang kalau Kwang Suk berhenti
kemarin, sepertinya karena masalah di rumah. Jin Yi pun menerima paketnya, tapi
tak semangat, harusnya ia memberitahuku kalau ia berhenti.
Hak Moon keluar ruangan,
lagi-lagi tak berani melihat ke arah Soo Kyung dan berkata ia harus pergi ke
pengadilan dan harus bertemu klien, mungkin tak akan kembali ke kantor hari
ini. Manajer Choi mengiyakan dengan heran, apa ia ada pengadilan hari ini? Dan
aku tau kalau ia tak punya janji dengan klien. Soo Kyung berkata ia juga harus
pergi ke pengadilan dan buru-buru pergi.
Manajer Choi seperti biasa salah
duga, mereka harusnya berkencan secara terbuka. Mereka jadi sering berbohong
karena kita. Do Yeon bilang kalau Manajer Choi benar-benar tidak peka,
Pengacara Kim sedang menghindari Sekretaris Lee karena dia tak menyukainya lagi
(gubrak banget dah Do Yeon ini, hahaa). Manajer Choi tak percaya, ia
menyukainya selama 10 tahun, apa bisa berubah begitu mudah?
“Itulah mengapa kau tak pernah
bisa tau hati seseorang. Pasti karena peristiwa dengan pelaku penyerangan, ia
merasa muak dengannya,” duga Do Yeon semakin ngaco. Manajer Choi bengong,
kenapa? Do Yeon berkata kalau pria tak suka dengan wanita keras kepala yang
pergi menghadang api. Seorang wanita harus lembut sehingga kau ingin
melindunginya. Manajer Choi menyipitkan mata, speechless, haha. Do Yeon masih
ngoceh, kalau Pengacara Kim menarik pengakuannya, ia pasti punya begitu banyak
kekhawatiran. Manajer Choi udah duduk lagi, mendengarkan dengan enggan.
Soo Kyung berteriak memanggil Hak
Moon yang berjalan tanpa semangat. Hak Moon jadi mempercepat langkahnya. Soo Kyung
berhasil mengejar dan minta Hak Moon berhenti, kau tak ada pengadilan kan? Minumlah
secangkir teh denganku.
Di sebuah cafe, Soo Kyung
bertanya kenapa Hak Moon tiba-tiba menghindarinya. Tidak, tidak seperti itu,
jawab Hak Moon tanpa menatap Soo Kyung. Soo Kyung tanya alasannya. Hak Moon
masih menunduk, ia malu bertemu Soo Kyung, ia yang memintanya pergi menemui
kakak korban. “Kau hampir terluka karenanya, itu semua salahku. Maafkan aku,
Soo Kyung-ssi,” pinta Hak Moon. Soo Kyung tak menganggap ini kesalahan Hak Moon.
Masih tertunduk, Hak Moon sadar
ini sebabnya cintanya bertepuk sebelah tangan selama 10 tahun, karena hanya ini
yang ia punya.
Soo Kyung ingat, orang yang
memberiku jepit rambut dan langsung pergi itu kau kan? Hak Moon mengangguk. “Setelah
mendengarkan apa yang kau katakan, aku melihat album alumni. Sebenarnya setelah
itu aku tak pernah melihatmu, jadi aku penasaran. Benar, kau sudah jauh lebih
keren, jadi bagaimana bisa aku mengenalimu?”
“Aku.. Kau ingin tau tentang
aku?”
“Jepit rambut itu.. temanku,
karena rambutnya terus jatuh ketika sedang belajar, dia keras kepala membawanya
pergi. Mungkin terlambat, tapi aku minta maaf.”
Hak Moon menggeleng, tidak
perlu. Soo Kyung berterimakasih Hak Moon memberinya hadiah (coklat) dan juga
mengaku padanya. Soo Kyung merasa Hak Moon berkata kalau ia masih bisa dicintai
seseorang dan itu membuatnya bahagia. Setelah bercerai, Soo Kyung terpuruk dan
merasa tertekan dan hanya peduli pada dirinya sendiri.
“Jadi, itulah sebabnya aku harus
memberitahu yang sebenarnya padamu. Aku akan memberi jawaban sekarang. Pengacara
Kim, kupikir aku tak bisa menemuimu sebagai seorang pria lagi.”
Hak Moon cuma menghela napas
panjang.
Dae Young datang ke Ahjussi
laundry, membawa kemejanya yang kena darah. Ahjussi kaget melihatnya dan tanya
kenapa lengan Dae Young jadi seperti itu? Dae Young tertawa dan hanya berkata
kalau terjadi sesuatu. Ahjussi bisa menduga kalau ini ada hubungannya dengan
wanita dari apartemen 805 kemarin. Dae Young kagum, kau seperti paranormal. Tapi
Ahjussi langsung nyemprot, kau pergi dengan panik seperti itu, bukankah itu
jelas? Ahjussi tanya apa alasannya. Dae Young berkata ini cuma salah paham,
kupikir Noona diculik, saat aku pergi mencarinya aku terjatuh.
“Goo Daegi, kau.. menyukai wanita
itu kan? Kau akhirnya mulai berkencan!” Ahjussi tertawa.
“Apakah kau gila?”
Ahjussi kesal Dae Young
mengatainya orang gila. Dae Young juga kesal karena Ahjussi bicara sembarangan
seperti itu. “Jika tidak maka bilang tidak. Kenapa kau marah?” balas Ahjussi. Melihat
Dae Young diam saja, Ahjussi makin menggoda, kau begitu karena kau merasa
bersalah. Dae Young diam tak berkutik. Ahjussi menyodorkan mantel Hak Moon,
menyuruh Dae Young sekalian memberikannya pada wanita yang tinggal di
sebelahmu. Dae Young ngomel, kau sudah bicara omong kosong dan sekarang kau
membuat seorang pasien yang hanya bisa menggunakan satu tangan melakukan tugasmu?
Tapi sih dibawa juga sama Dae Young, haha.
Dae Young kembali saat Soo Kyung
hendak membuka pintu apartemennya. Dae Young menyodorkan mantelnya, Ahjussi
laundry memintaku membawanya. Soo Kyung menerimanya dan berterimakasih. Tapi Dae
Young tak mau cuma terimakasih dan minta dibelikan makan malam. Mata Soo Kyung
melebar, ia sudah mentraktir perut babi kemarin. Dae Young mulai mengeluh dan berpura-pura
tangannya sakit karena sudah membawakan mantel itu. Soo Kyung tertawa, baiklah,
sebagai gantinya ayo kita pergi makan kaki ayam dan daging dengan tulang rawan
yang kau sebut kemarin. Dae Young langsung segar dan tertawa senang.
Soo Kyung, “Ayo kita mengajak
Jin Yi.” Dae Young pun memencet bel kamar Jin Yi sementara Soo Kyung memasukkan
mantel ke kamarnya, tapi tak ada jawaban.
Ternyata Jin Yi sedang di luar
dan minta mereka berdua makan dulu. Pelayan toko memberikan pesanan Jin Yi dan
Jin Yi senang sekali dengan hasilnya. Entahlah itu apaan, yang jelas hadiah
buat Soo Kyung.
Daging dengan tulang rawan dan
kaki ayam pun terhidang di meja, sluurp, kayaknya enak banget! Dae Young
mengambil satu kaki ayam dan memakannya dengan nikmat. Sementara Soo Kyung
lebih konsentrasi dengan daging tulang rawan yang tampak tak kalah lezat. Soo Kyung
dan Dae Young berkali-kali memuji rasanya. Soo Kyung sampe tertawa-tawa saking
enaknya. Soo Kyung minta maaf pada Dae Young dan menuang segelas soju. Dae Young
melirik berkali-kali, kepingin.
Dae Young berusaha mengambil
gelas soju diam-diam, tapi Soo Kyung langsung memukul tangannya. Tanganmu
retak, kau tak boleh meminumnya, ujar Soo Kyung sambil meminum sojunya.
Di kamar, Jin Yi sedang
menyiapkan hadiah untuk Soo Kyung dan Dae Young. Jin Yi senang sekali,
impiannya adalah memberikan hadiah kejutan. Dan Jin Yi pun berangkat menyusul
mereka berdua ke kedai.
Begitu Jin Yi keluar, sebuah telapak tangan keluar dari
kolong tempat tidur Jin Yi. Hii, tangan siapa itu??
Dae Young menertawakan Soo Kyung
yang kepedasan, kau terlihat benar-benar jelek sekarang, hidungmu, bibirmu,
semuanya merah. Soo Kyung beralasan itu karena ia makan sesuatu yang pedas. Dae
Young tertawa lagi, Apa kau satu-satunya yang memakannya? Kenapa hanya kau yang
seperti itu?
Soo Kyung beneran kepedasan dan
mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan. Dae Young hendak memfoto Soo Kyung,
tapi Soo Kyung tak mau dan menutupi mukanya.
“Kau bahkan direkam saat
mendengkur, mengapa kau malu hanya karena ini?”
Soo Kyung melotot, kau masih
belum menghapusnya? Tentu saja tidak, jawab Dae Young, mengapa aku menghapus
sesuatu yang lucu? Dae Young mencoba menyingkirkan tangan Soo Kyung dengan
lengannya, tapi Soo Kyung tetap menutupi mukanya. Dae Young tak ingin
menggunakan kekerasan, jadi terpaksa ia meletakkan ponselnya di meja dan
menahan tangan Soo Kyung dengan tangannya yang sehat.
Soo Kyung ngomel-ngomel minta
dilepaskan, mengapa kau ingin memotret bibir orang lain? Tapi Dae Young malah
mendekat dan.. menciumnya. Soo Kyung diam dan terbelalak kaget.
Dan ternyata ada orang lain yang
kaget melihat mereka berciuman.. Jin Yi.
Komentar:
Omo omo, i'm not expecting this one to come! Best episode so far, the hug, the phone call, and the kiss.. :p
No comments:
Post a Comment