Episode 14: Dia Menghilang
Soo Kyung buru-buru keluar dan
saat memakai sepatunya, ia teringat pada mantel Hak Moon dan balik mengambilnya
dengan susah payah (Soo Kyung sudah pakai sebelah sepatunya, jadi dia
lompat-lompat sampai ke kursi, haha). Di luar kamarnya, Soo Kyung melihat jam
di ponsel dan panik karena sudah terlambat.
Di parkiran, Dae Young memanggil
Soo Kyung yang jalan keluar, tapi Soo Kyung sama sekali tak mendengar. Dae
Young bertanya-tanya, apa Noona pergi kencan?
Ternyata Soo Kyung mampir ke
tempat Ahjussi laundry dan tanya apa noda di mantel Hak Moon bisa dibersihkan?
Ahjussi laundry mengiyakan dan minta Soo Kyung menulis alamat dan nomor
kontaknya. Saat menulis, Soo Kyung menerima telpon dari pria yang akan
ditemuinya dan berkata ia sedang dalam perjalanan. Btw, ada yang bilang kalo
tatapan Ahjussi laundry ini mencurigakan, apa iya?
Di tempat janjian, Soo Kyung
menelpon Jin Yi, memberitahu kalau kakak dari korban ‘don’t ask’ ingin menyampaikan terima kasih dan minta Jin Yi menjaga
Barassi. Tapi pria itu belum muncul juga, Soo Kyung jadi ragu apa itu tempatnya
dan menelpon pria itu. Dalam kegelapan, pria itu melangkah mendekat dan
perlahan menepuk pundak Soo Kyung. Soo Kyung kaget, tapi langsung menyapa pria
itu, ia khawatir karena baterai ponselnya baru saja habis dan lega mereka sudah
bertemu.
Sementara itu, Dae Young panik
karena ponsel Soo Kyung terus sibuk dan minta Jin Yi terus coba menelpon Soo
Kyung. Dae Young menelpon Kepala Park tapi juga tak ada jawaban (btw, Kepala
Park itu siapa yak?). Dae Young tak bisa menunggu dan buru-buru pergi. “Oppa,
kau mau kemana?” panggil Jin Yi. Dae Young berhenti dan minta Jin Yi menunggu
di rumah, Soo Kyung Noona mungkin menelpon, jadi tunggulah!
“Tapi.. dimana adikmu?” tanya
Soo Kyung. Pria itu berkata kalau ia menunggu di mobil, adikku belum sepenuhnya
pulih dan mengajak Soo Kyung ke mobil. Sulit untuk parkir di sini, jadi aku
memarkir mobil di dalam gang itu. Soo Kyung menurut dan mengikuti pria itu.
Saat melihat CCTV yang terpasang, pria itu menunduk dan memakai topinya.
Dae Young ke kantor polisi,
melaporkan kalau Noona yang tinggal di sebelah rumahnya diculik. Pak polisi
langsung berdiri, memakai topinya dan bertanya panik, “Dimana? Dimana kau
melihatnya?” Dae Young berkata ia tak melihatnya, Noona itu pergi untuk bertemu
pelaku penyerangan ‘dont ask’. Pak
polisi tak mengerti dan minta Dae Young menjelaskan pelan-pelan.
Dae Young menjelaskan kalau Soo
Kyung ada di TKP, itu bahkan ada di berita, tapi di pelaku menyamar menjadi
kakak korban dan menghubunginya. Pak polisi cuma bengong, kenapa? Dae Young
menjawab tak sabar, tentu untuk membalas dendam padanya. Pak polisi yang masih
bingung bertanya, jadi pelaku menyamar menjadi kakak korban, tapi apa kau
mendengarnya langsung? Tidak, jawab Dae Young, tapi ia tau kalau korban tak
punya kakak laki-laki, lalu sejak ia bilang akan bertemu orang itu Soo Kyung
Noona tidak bisa dihubungi.
Pak polisi minta Dae Young
tenang, “Lalu... orang yang kau panggil Noona, kapan terakhir kali kau
menghubunginya?”
“Kami menghubunginya 10 menit
yang lalu,” jawab Dae Young. Pak Polisi melongo dan melepas topinya kesal,
“Aigoo, bahkan belum 1 jam atau 30 menit. 10 menit?” Dae Young bersikeras kalau
tak ada yang tau apa yang bisa terjadi selama 10 menit dan minta polisi segera
melacak ponselnya. Pak polisi yang tak tampak meyakinkan ini bergumam kalau tak
ada bukti ini adalah penculikan dan melacak ponsel bukan sesuatu yang bisa
dilakukan di sini, aku perlu mendapat ijin dari atasan dan minta Dae Young
menunggu.
“Apa maksudmu menunggu?
Seseorang mungkin akan mati!” sahut Dae Young tak sabar dan pergi. Pak polisi
ngedumel sendiri, kalau kau tak bisa menghubungi seseorang selama 10 menit,
maka kita akan dapat telpon dari seluruh negeri, hahaa. Btw, yang jadi pak
polisi ini kan Kasimnya Hwon yang cute itu, tapi lupa namanya.
Di luar, Dae Young melirik kesal
dan marah-marah ke arah kantor polisi, “Kalau sesuatu benar-benar terjadi pada
Lee Soo Kyung, aku benar-benar tak akan membiarkanmu.” Dae Young ingat kalau
tadi Soo Kyung membawa mantel Hak Moon dan segera menelpon Hak Moon.
Tapi Hak Moon tak bersama Soo
Kyung dan menurut Hak Moon mungkin Soo Kyung membawa mantelnya ke dry cleaning.
“Soo Kyung mungkin sedang bertemu dengan kakak korban penyerangan ‘don’t ask’ sekarang,” jawab Hak Moon.
Dae Young langsung tanya apa Hak Moon tau dimana mereka bertemu. Hak Moon tak
tau. Dae Young memberitahu kalau itu bukan kakak korban, tapi pelaku
penyerangan ‘don’t ask’.
Hak Moon tak mengerti. “Korban adalah anak tunggal,” jawab Dae Young sebelum menutup telponnya. Ia harus mencari Soo Kyung dulu. Hak Moon masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Hak Moon tak mengerti. “Korban adalah anak tunggal,” jawab Dae Young sebelum menutup telponnya. Ia harus mencari Soo Kyung dulu. Hak Moon masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.
Dae Young berlari ke Ahjussi
laundry dan bertanya tadi Soo Kyung Noona datang kesini kan? Ahjussi laundry
tak mengerti, Noona yang mana? “Tetanggaku, apartemen 805!” jawab Dae Young tak
sabar. Ahjussi kesal sendiri karena Dae Young malah marah-marah padanya dan
mulai mengecek data pelanggannya. Kelamaan, Dae Young merebutnya dan ada data
Soo Kyung disitu. Ahjussi teringat, dia tadi membawa mantel pria yang akan di
dry cleaning, kenapa?
Dae Young tanya apa dia bilang
kemana dia akan pergi? Ahjussi langsung menjawab untuk apa dia mengatakan itu
padaku, dan teringat kalau tadi Soo Kyung menelpon seseorang saat di sini, dan
menyebutkan gang dekat kafe, melewati pertigaan. Detik berikutnya, Dae Young langsung pergi
meningalkan Ahjussi yang keheranan, ada apa dengannya?
Soo Kyung dan pria itu berjalan
di gang sepi dan gelap. Si pria berkata hari itu kudengar kau melihat wajah
pelaku ‘don’t ask’. Soo Kyung
mengiyakan, tapi ia tak melihatnya dengan jelas. Si pria itu bertanya lagi,
bagaimana kau melihatku? Maksudku apakah aku terlihat mirip dengan adikku? Soo Kyung
mengangguk, sepertinya kau memang mirip dia.
“Itu tak mungkin..” gumam pria
itu. Soo Kyung heran, apa? Si pria bertanya lagi apa kau pernah melihatku
sebelumnya? Soo Kyung mengamati pria itu, tapi ia tak benar-benar ingat. Pria itu
ingin bertemu Soo Kyung karena ia pikir Soo Kyung melihatnya. Soo Kyung
tersenyum ragu, apa maksudmu? Pria itu tersenyum misterius, dan mengeluarkan
sebuah benda dari sakunya. Soo Kyung ketakutan dan langsung lari, tapi jalan
itu buntu. Soo Kyung kembali, tapi pria itu sudah ada di hadapannya.
“Ah, aku sangat suka ekspresi
itu. Keterkejutan. Kepanikan. Ketakutan. Seorang wanita dengan ekspresi seperti
itu memiliki aroma yang menarik,” ujar pria itu mendesak Soo Kyung yang makin
ketakutan. Pria itu mulai mengayunkan benda yang dipegangnya, dan menutup
matanya, menikmati aroma ketakutan Soo Kyung.
“Bagaimana menurutmu? Karena inilah
aku tak dapat berhenti menjadi ‘don’t ask’.
Jadi Lee Soo Kyung-ssi, kau hanya perlu menghilang.” Pria itu mengayunkan benda
yang dipegangnya, hendak memukul Soo Kyung. Soo Kyung berteriak ketakutan.
Gadis-gadis di pinggir jalan juga berteriak
melihat Dae Young yang tertabrak sepeda motor. Orang-orang langsung mendekati
Dae Young, bertanya apa ia baik-baik saja. Dae Young kesakitan memegang
tangannya tapi segera bangun dan pergi. Si penabrak menahan tangan Dae Young,
kau harus ke rumah sakit. Tapi Dae Young berkata kalau ia tak apa-apa dan
berlari pergi.
Saat Dae Young sampai di lokasi,
sudah banyak mobil polisi dan ada ambulance. Petugas ambulance mendorong tubuh
seseorang yang tertutup kain ke ambulance. Dae Young mengira itu Soo Kyung dan dengan
panik mencoba memastikan, tapi polisi menahannya.
“Go Dae Young-ssi,” panggil Soo
Kyung yang heran bagaimana bisa Dae Young sampai kemari. Dae Young langsung
menghampiri dan memeluk Soo Kyung erat, ia lega Soo Kyung masih hidup.
Soo Kyung melepaskan pelukan Dae
Young, “Apakah kau pikir aku akan mati? Sebenarnya ini tak begitu menakutkan,
tapi mereka bilang di bagasi pelaku ada mayat wanita.” Dae Young benar-benar
lega melihat Soo Kyung.
Soo Kyung salah tingkah, dan
saat menoleh si pelaku tersenyum mengerikan menatapnya. Soo Kyung buru-buru
menunduk sampai si pelaku dibawa ke mobil polisi. Seorang polisi berkata Soo
Kyung sudah bekerja keras, kami jadi bisa menangkap pelakunya dengan mudah. Dae
Young tanya apa maksudnya?
Di mobil polisi, Dae Young
memarahi Soo Kyung yang malah menemui si pelaku. Soo Kyung berkata ia punya
kecurigaan berlebihan dan mulai curiga karena ia bisa tau nomor ponselku. Aku tak
pernah memberitahu nomorku pada korban. Aku juga tak mendapat telpon dari
korban, tapi mendapat beberapa kali telpon dari kakaknya. Jadi aku menelpon
polisi dan ternyata korban adalah anak tunggal. Polisi menambahkan, jadi kami meminta
Lee Soo Kyung membantu kami.
Flashback, sebelum Soo Kyung
terkena pukulan si pelaku, polisi meringkusnya. Dae Young sadar kalau Soo Kyung
jadi umpan dan memarahinya, kau benar-benar wanita yang tak punya rasa takut? Dan
memarahi pak polisi, jika Noona terluka apa yang akan kau lakukan? Polisi yang mau
menjelaskan sampai speechless. Soo Kyung berkata ia sendiri yang bilang akan
melakukannya, kita harus menangkap pelakunya.
Dae Young masih marah-marah, “Apakah
kau memiliki dua nyawa? Belum cukup kau mengajukan laporan, mengapa kau juga
ikut menangkapnya? Apakah kau tak punya rasa takut?” Soo Kyung berkata ia juga
takut dan hampir mati ketakutan, tapi ia ingin menangkapnya. Dae Young tanya
alasannya.
“Aku melakukannya karena ingin
meminta maaf padamu, Go Dae Young. Aku mencurigai dan melaporkanmu. Karena aku
menyesal, jika aku tak mengajukan laporan, kau bisa menerima $100.000 dan bisa
membayar semua hutangmu. Aku merasa bersalah, jadi aku ingin menangkap
pelakunya dan aku ingin minta maaf dengan benar.”
Dae Young tertegun, tapi hidupmu
lebih penting dari uang itu. Tiba-tiba Soo Kyung berteriak, darah! Dae Young
tanya apa Soo Kyung terluka, dimana? Bukan aku, jawab Soo Kyung, itu kau Goo
Dae Young. Dae Young melihat tangannya sendiri, dan baru sadar kalau darah
mengalir di tangannya.
Mereka pun ke UGD. Dokter komentar
kalau biasanya Dae Young datang dengan klien, tapi sekarang kau datang setelah
menyakiti diri sendiri dan bahkan tak meminta pertanggungjawaban orang yang
menyebabkan kecelakaan ini. Goo Dae Young, kau bukan orang seperti itu. Dae Young
berkata kalau ia punya alasan. Dan alasan itu datang setelah membayar tagihan
RS. Iya, maksudnya Soo Kyung.
Soo Kyung minta maaf, karenaku
lenganmu jadi seperti ini. Dae Young baik-baik saja, ia hanya terluka karena
jatuh, jika orang lain mendengarnya, mungkin akan berpikir aku terluka karena
menangkap pelakunya. Soo Kyung khawatir bagaimana Dae Young bisa bekerja dengan
tangan seperti itu. Dae Young berpikir sejenak, dan meminjam pena pada perawat
yang lewat, menyuruh Soo Kyung menulis “Pendamping
kehidupan bahagiamu. Perencana asuransi, Goo Dae Young.” Agar ia tak perlu
membagikan kartu nama, orang akan tau dengan sekali lihat.
Soo Kyung tersenyum dan
menuliskannya untuk Dae Young. Dan saat menulis, Soo Kyung melirik Dae Young
dan tersenyum setelahnya, aww!
Mereka akan keluar RS saat Hak
Moon datang dan bertanya apa Soo Kyung baik-baik saja. Soo Kyung mengiyakan, ia
kemari karena Goo Dae Young terluka. Dae Young tak ingin mengganggu dan
langsung pergi tanpa berkata apapun. Soo Kyung heran bagaimana bisa Hak Moon
kesini? Dae Young menelponku, jawab Hak Moon.
Jin Yi juga datang dan terkejut
melihat tangan Dae Young, apa kau terluka? Dae Young menenangkan, aku baik-baik
saja, tulangku sedikit retak. Jin Yi khawatir dan bertanya bagaimana dengan Soo
Kyung Unni? Dae Young menahan Jin Yi yang akan menghampiri Soo Kyung, Noona
baik-baik saja dan mengajak Jin Yi makan, karena berlari sepanjang hari kulit
perutku menempel di punggungku.
Soo Kyung melihat mereka berdua
dan mengabaikan Hak Moon yang memintanya check up sekalian. Dan saat Dae Young
pergi merangkul Jin Yi, Soo Kyung berkata kalau ia baik-baik saja pada Hak Moon
dan mengejar mereka. Kasian Hak Moon ditinggalin sendirian.
Mereka pergi makan bertiga. Jin Yi
kagum pada Soo Kyung yang sangat berani, kalau aku pasti akan ketakutan, aku
pasti tak bisa makan atau melakukan apapun. Soo Kyung tersenyum, karena itulah
aku perlu makan sesuatu yang lezat untuk menenangkan diri. Dae Young mendengus
mendengarnya. Soo Kyung melirik Dae Young, kenapa kau bilang kau ingin datang
kesini? Butuh waktu lama untuk memasak daging di atas briket batubara, jadi aku
tak menyukainya.
Mata Dae Young melebar seperti
biasa, “Apa? Kau tak menyukai briket batubara? Sebuah briket batubara bukan
hanya sebuah bahan bakar.. tapi sebuah ilmu! Cairan atau bahan bakar kimia,
saat mereka terbakar akan mengangkat kelembaban di sekitar mereka, tapi briket
batubara tidak! Jadi ia tetap menjaga sari daging secara maksimal. Juga api
briket batubara bisa bertahan untuk waktu yang lama, bahkan jika kau tidak
mengontrol apinya. Daging atau seafood, tak peduli apa yang diletakkan di
atasnya akan tetap matang dengan sempurna. Juga sinar inframerah yang keluar
dari briket batubara membuat daging jadi lebih empuk. Aku yakin briket batubara
adalah metode terbaik untuk memanggang.”
Mereka pun segera mencobanya dan
langsung makan dengan lahap. Dae Young tersenyum melirik Soo Kyung yang makan
dengan bahagia. Dae Young ingin makan daging yang dibungkus selada, tapi
bingung bagaimana melakukannya dengan satu tangan.
Jin Yi melihatnya dan menyiapkan untuk Dae Young, plus menyuapinya. Ini adalah impian Jin Yi. Soo Kyung agak gimana melihatnya dan menyibukkan diri dengan makanan. Dae Young komentar, kau jangan hanya memakan dagingnya saja, tapi juga harus membungkusnya dalam selada. Soo Kyung kesal, apa kau pikir aku akan memakan semua dagingnya? Aku mengerti dan akan makan pelan-pelan.
Jin Yi melihatnya dan menyiapkan untuk Dae Young, plus menyuapinya. Ini adalah impian Jin Yi. Soo Kyung agak gimana melihatnya dan menyibukkan diri dengan makanan. Dae Young komentar, kau jangan hanya memakan dagingnya saja, tapi juga harus membungkusnya dalam selada. Soo Kyung kesal, apa kau pikir aku akan memakan semua dagingnya? Aku mengerti dan akan makan pelan-pelan.
Dae Young berkata bukan itu
maksudnya, hari ini kau mengalami hal yang mengejutkan, kau harus makan
beberapa selada. Lactucerin dan lactucin adalah komponen dalam selada yang
efektif untuk membuatmu tenang. Dae Young pun langsung menyuapi Soo Kyung
selada. Selada tok, tanpa daging hahaa.
Berita di tv mengabarkan kalau
pelaku penyerangan ‘don’t ask’ telah
ditangkap. Motifnya adalah karena si pelaku tak bisa mendapatkan pekerjaan dan
mengeluh pada dunia dengan melakukan kejahatan. Senjata yang digunakan adalah
piala yang ia terima dalam Olimpiade Ekonomi.
Jin Yi berterimakasih pada Soo
Kyung, berkatmu seluruh wanita di lingkungan ini bisa tidur dengan nyaman
sekarang. “Unni, kau benar-benar yang terbaik,” puji Jin Yi sambil mengacungkan dua
jempolnya. Soo Kyung hanya tertawa. Dae Young berkata semua kecurigaan telah diselesaikan, CCTV
apartemen yang rusak, juga surat-surat yang hilang dan jejak kaki di depan
rumah, itu semua perbuatannya. Soo Kyung mengangguk-angguk, tapi Jin Yi heran
kenapa ia membuka paketku? Dae Young menduga kalau paket itu dipikirnya milik
Soo Kyung Noona. Jin Yi dan Soo Kyung mengangguk-angguk.
Hak Moon minum sendirian di bar,
menyalahkan dirinya yang menyuruh Soo Kyung untuk pergi.
Di kamarnya, Soo Kyung tak bisa
tidur, teringat senyum menyeramkan si pelaku tadi. Soo Kyung memanggil Barassi
dan memeluknya. Ponsel Soo Kyung berbunyi, Soo Kyung kaget tapi terus lega, itu
bunyi pesan masuk. Dae Young yang mengiriminya pesan, “Apa yang kau lakukan kenapa tidak tidur?” Soo Kyung membalasnya, “Bagaimana kau tau?”
Dae Young tersenyum di kamar
sebelah dan membalas, “Aku tak bisa
mendengar dengkuranmu.” Soo Kyung tertawa dan menggeser duduknya ke dinding
yang memisahkan kamarnya dengan Dae Young, bertanya balik, “Goo Dae Young, mengaoa kau tidak tidur?”
“Dae Young: Karena aku tak bisa tidur.”
“Soo Kyung: Mengapa kau tak bisa tidur? Mungkin.. karena kau kesakitan?”
Dae Young belum juga membalas. Soo
Kyung terus menerus mengiriminya pesan, “Kenapa
kau tak menjawab? Apa kau sangat kesakitan? Karena itu kau tak dapat menjawab? Apa
kau memiliki waktu yang sulit? Bagaimana kalau kita pergi ke RS?”
Dae Young melirik kesal ke arah
kamar Soo Kyung dan menelponnya. Soo Kyung mengangkatnya di deringan pertama,
dan langsung bertanya apakah itu sangat sakit? Tidak apa-apa, jawab Dae Young,
lenganku sedikit tidak nyaman jadi aku lama membalasnya. Soo Kyung lega, tapi
kenapa kau tak bisa tidur? Dae Young merasa ingin soju, mereka bilang aku tak
bisa meminumnya, jadi aku merasa semakin ingin meminumnya. Dae Young juga ingin
kaki ayam dan daging dengan tulang rawan yang sangat cocok dengan alkohol.
Soo Kyung senyum-senyum di
seberang telpon, setelah makan begitu banyak perut babi, kau masih memikirkan
makanan? Aigoo, apakah kau benar-benar bisa mencernanya? Dae Young menggoda
pasti kau yang sedang ngiler sekarang. Aku tau tempat yang bagus untuk makan
kaki ayam dan daging dengan tulang rawan. Soo Kyung semangat dan menahan
liurnya, dimana itu? Tapi Dae Young bilang itu rahasia. Soo Kyung kesal, apa
ini? Kau sangat pelit! Dae Young tertawa, kalau kau mentraktirku, aku akan
membawamu ke sana. “Apa aku ini orang yang baik hati? Kenapa aku terus
mentraktirmu?” jawab Soo Kyung masih sambil senyum-senyum. Aiih, dua orang
ini..
Bersambung ke Part 2
Komentar:
Aku sampe lupa kalo pelaku don't ask belum tertangkap, tapi untunglah akhirnya ketangkap juga. Dan bukan Kwang Suk, tapi Kwang Suk ini siapa ya? Dia tetep mencurigakan ih.. Btw, Dae Young sama Soo Kyung sweet banget sih ah..
Bersambung ke Part 2
Komentar:
Aku sampe lupa kalo pelaku don't ask belum tertangkap, tapi untunglah akhirnya ketangkap juga. Dan bukan Kwang Suk, tapi Kwang Suk ini siapa ya? Dia tetep mencurigakan ih.. Btw, Dae Young sama Soo Kyung sweet banget sih ah..
No comments:
Post a Comment