Soo Kyung dan Jin Yi pergi minum teh bersama. Soo Kyung komentar kalau ia tak tau Pengacara Oh suka sekali makan dan meletakkan gelas tehnya, tapi tak sengaja tumpah dan mengenai Jin Yi. Soo Kyung panik dan minta maaf. Jin Yi melapnya sambil tersenyum dan berkata tak perlu minta maaf untuk hal seperti ini, ada hal lain yang seharusnya kau meminta maaf. Soo Kyung tak mengerti. “Sebenarnya aku melihat kau dan Oppa berciuman kemarin,” jelas Jin Yi.
Soo Kyung akan menjelaskan, tapi
Jin Yi memotong dan berkata tak apa-apa, selama kau tak menyukainya tak
masalah. Soo Kyung diam saja. Jin Yi jadi marah dan berkata kau tak punya
alasan untuk menyukai Dae Young Oppa, karena aku menyukainya, kau tau semua
kekhawatiran dan sakit hatiku. Saat aku menyatakan perasaan, kau membantuku
seperti kakakku sendiri, benar kan? Soo Kyung masih diam.
“Aku bukan anak kecil, itu hanya
karena kau terbawa suasana. Aku tau hal seperti itu bisa terjadi. Dan bagi
Oppa, ciuman itu mungkin tak ada artinya juga. Dia bahkan juga berciuman
denganku. Jadi mulai sekarang, jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali
padaku, Unni,” ancam Jin Yi lalu pergi, meninggalkan Soo Kyung yang terkejut.
Dae Young keluar kamar dan
bertemu agen real estate dan seorang wanita calon penyewa keluar dari apartemen
Soo Kyung. Dae Young mengira Soo Kyung akan segera pindah dan kesal sendiri.
Padahal si wanita tadi mau menyewa
apartemen 905, tapi pemiliknya sedang ke luar negeri. Jadilah, si agen
membawanya ke apartemen Soo Kyung yang layoutnya serupa. Oow, Dae Young salah
paham!
Tapi Dae Young kepikiran dan
berjalan tanpa sadar kalau Jin Yi memanggilnya. Setelah Jin Yi menghampiri dan
memegang tangannya, baru Dae Young menyapa Jin Yi tanpa semangat. Jin Yi
memberitahu kalau ia baru saja kembali dari kantor pengacara dan kasus ayahku
bisa diselesaikan dengan baik. “Benarkah? Bagus sekali, selamat,” sahut Dae
Young masih tak bersemangat dan bertanya apa Soo Kyung Noona mengatakan sesuatu
di kantor? Kurasa ia akan pindah.
Senyum Jin Yi hilang, pindah? Benar,
sebaiknya begitu, dia terlibat dalam penangkapan pelaku kasus serangan ‘don’t ask’ dan Pengacara Kim bilang ia
mengkhawatirkannya, jadi kurasa ia mencarikan rumah untuknya yang lebih baik
dan aman, Pengacara Kim keren kan? Dae Young cuma mengangguk dan menyuruh Jin Yi
masuk lalu pergi. Jin Yi bergumam sedih, dia bahkan tidak memberiku selamat
mengenai ayahku, dia hanya membicarakan tentang Unni (lah, tadi udah ngasih
selamat kan? tapi emang setengah hati sih)
Jin Yi duduk sendirian di bangku
taman. Kwang Suk menghampirinya dan bertanya kenapa Jin Yi lesu sekali? Jin Yi
senang melihat Kwang Suk lagi dan bertanya kenapa Kwang Suk bisa disini,
bukankah kau berhenti bekerja mengantar paket? Kwang Suk mengangguk, ibunya
sakit jadi ia akan kembali ke Busan dan ia datang untuk berpamitan. Karena dingin,
Kwang Suk mengajak Jin Yi pergi minum teh. Tapi daripada teh, Jin Yi malah
mengajak minum alkohol.
Di jalan pulang, Soo Kyung
mengingat perkataan Jin Yi tentang Dae Young yang juga menciumnya. Sebuah mobil
berhenti dan mengklaksonnya, ternyata Hak Moon, ia menyuruh Soo Kyung masuk.
Soo Kyung enggan, ia akan naik bis saja dan lanjut jalan. Hak Moon maju sedikit
dan mengajak Soo Kyung masuk lagi. Soo Kyung tetap enggan. Tapi lalu terdengar
suara klakson dari mobil-mobil yang terhalang mobil Hak Moon, tak bisa jalan. Hak
Moon berteriak minta maaf dan minta Soo Kyung cepat masuk. Terpaksa, Soo Kyung
akhirnya masuk.
Belum lama, Soo Kyung minta
diturunkan di pinggir jalan. Hak Moon mengajak makan dulu sebelum pulang, tapi
Soo Kyung menolak, ia akan makan di rumah. Hak Moon menahan Soo Kyung yang akan
turun dan minta ditemani makan, kau juga perlu makan kan dan kau tak suka makan
sendirian.
“Pengacara Kim, aku juga tak
bisa makan bersamamu.”
“Kenapa?”
“Dengan menolak perasaanmu,
kupikir aku menyakitimu jadi aku tak ingin mengatakan ini padamu, tapi
sebenarnya aku.. menyukai orang lain.”
Hak Moon menatap tak percaya. Soo
Kyung minta maaf dan pergi.
Dae Young minum sendirian di
minimarket. Melihat tulisan Soo Kyung di gipsnya, Dae Young ingin menelpon Soo
Kyung, tapi tak jadi. Dae Young mencoba tak peduli, Soo Kyung mau pindah atau
tidak apa pentingnya untukku. Dae Young membeli satu kimbab segitiga yang
tersisa dan pulang. Kimbab segitiga ini bikin inget Shi On deh, haha.
Di belakangnya, ternyata ada Soo
Kyung yang juga berjalan masuk minimarket yang sama. Soo Kyung mencari kimbab
segitiga, tapi sudah tak ada di rak. Pegawai toko baru sadar dan mengisi
stoknya lagi. Soo Kyung membeli satu dan pulang.
Begitu masuk, Barassi
menyambutnya, tapi Soo Kyung sama sekali tak bersemangat. Sambil memakan kimbab
segitiganya, Soo Kyung malah ingat semua hal yang dilaluinya dengan Dae Young. Dulu
kan Soo Kyung ngomel-ngomel mulu sama Dae Young, haha.
Di kamarnya, Dae Young juga
sedang termenung dan memakan kimbab segitiganya.
Di restoran, Kwang Suk asik
makan sementara Jin Yi terus minum. Kwang Suk menyuruh Jin Yi makan, ini enak
sekali. Jin Yi malah menawari Kwang Suk minum, tapi ingat kalau ia harus
menyetir. Kwang Suk bertanya tentang ayah Jin Yi yang sekarang ada di penjara,
apa yang akan terjadi? Jin Yi bilang sepertinya ayah akan segera dibebaskan
setelah menerima masa percobaan.
“Bagaimana bisa?” tanya Kwang
Suk.
“Apa maksudmu bagaimana bisa?”
tanya Jin Yi balik. Sejak awal ia yakin ayahnya tak bersalah, hukum sialan itulah
masalahnya, semua berkat Pengacara Kim yang membereskannya. Kwang Suk tertawa. Jin
Yi tanya kenapa? Kwang Suk menggeleng dan memberi selamat. Jin Yi
berterimakasih, tapi lalu teringat, apa aku pernah memberitahumu kalau ayahku
di penjara?
Kwang Suk sadar dan buru-buru
bilang kalau Jin Yi pernah memberitahunya. Melihat Jin Yi yang tampak sedih,
Kwang Suk heran, padahal ada hal baik terjadi. Jin Yi, “Sebenarnya hal terberat
dalam hidupku terjadi, Oppa yang kusukai, aku melihatnya mencium Unni
tetanggaku.”
“Itu.. hal terberat?” tanya
Kwang Suk.
“Apa yang lebih berat dari cinta
di dunia ini?” jawab Jin Yi. Tentu saja Dae Young Oppa tak mencium Soo Kyung
Unni karena dia menyukainya. Karena dia menghadapi situasi yang berbahaya,
karena dia khawatir, Oppa pasti merasa sedikit bingung.
“Lalu.. kenapa kau tak mencoba
menghilang?” saran Kwang Suk. Jika kau menghilang seperti Noona itu, maka Hyung
itu akan khawatir. Kau juga bisa mengetahui perasaannya. Dan Kwang Suk akan
membantu Jin Yi.. menghilang tanpa jejak. Hii, horor!!
Saat sedang minum dan melihat
tempat makan yang kosong di pojok meja dapur, Soo Kyung jadi kesal dan
memasukkannya ke laci. Soo Kyung berkata akan bersih-bersih pada Barassi dan
mulai membersihkan bantal-bantal sofa.
Dae Young mendengar suara
ribut-ribut dan mengira Soo Kyung sudah bersiap-siap untuk pindah. Soo Kyung
keluar kamar. Dae Young juga, dan langsung bertanya apa kau akan membuang
semuanya? Mengira yang dimaksud Dae Young sampah, Soo Kyung mengiyakan dan
melangkah pergi.
“Ah, kurasa begitulah kepribadianmu.
Membuang semuanya dan kabur. Itu gayamu kan?”
Soo Kyung berbalik kesal dan
meletakkan sampahnya, “Apa maksudmu?” Dae Young berkata setelah kau menciumku,
kau mencoba kabur dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa, wow bagaimana kau
bisa makan dan kabur seperti ini? (Eat and run! Haha, kali ini jadi inget Man
Se!)
“Makan dan kabur? Goo Dae Young,
kau yang makan dan kabur. Tiba-tiba kau menciumku, kenapa kau tak berkata
apa-apa sampai sekarang?”
“Karena kau bersikap seolah tak
terjadi apa-apa. Kupikir kau ingin melupakannya. Itu sebabnya aku berpura-pura
tak tau.”
“Ha! Lihat siapa yang mengatakan
hal yang seharusnya aku katakan! Hari itu, kau menciumku apa tak ada artinya
untukmu, Goo Dae Young-ssi? Kudengar kau bahkan mencium Jin Yi.”
Dae Young tentu bilang itu salah
paham, ia tak menduganya dan bertanya bagaimana denganmu, kudengar Pengacara
Kim mencarikan rumah untukmu. Dae Young tak ingin menahan orang yang akan
segera pergi. Soo Kyung heran, siapa yang pergi? Dae Young berkata ia sudah tau
Soo Kyung akan pindah, waktu itu seseorang datang bersama agen dan mereka
melihat-lihat..
“Bukan aku! Bukan aku!” sangkal
Soo Kyung. Wanita di apartemen 905 pindah, karena layoutnya sama, pemilik
memintaku menujukkan apartemenku. Dae Young sadar ia sudah salah duga, tapi
terus marah-marah karena Soo Kyung membiarkan orang asing masuk rumahnya. Soo Kyung
membalas dengan nada tinggi, pemilik memintaku melakukannya, apa alasanku
menolaknya?
Tetangga dari apartemen 808
keluar dan minta mereka diam, lanjutkan pertikaian cinta kalian di luar oke? Dae
Young pun menggengam tangan Soo Kyung, menariknya pergi. Persis di depan
gedung, Soo Kyung minta Dae Young berhenti, kita bicara di sini saja.
“Ah, apa lagi yang perlu
dikatakan?” sahut Dae Young sambil mengangkat tangan Soo Kyung yang
digenggamnya, “Aku sudah selesai bicara.” Soo Kyung jadi gugup dan diam saja. Dae
Young tanya bagaimana perasaan Soo Kyung, apakah Pengacara Kim? Cepat-cepat Soo
Kyung menjawab tidak, sungguh tak ada apa-apa antara aku dan Pengacara Kim. Dae
Young pun tersenyum.
“Aku, juga...” ujar Soo Kyung yang
juga mengangkat tangannya yang ada dalam genggaman Dae Young.
“Aku juga apa? Aku ingin melihatmu
sepanjang hari juga? Kupikir aku akan mati karena cemas juga? Aku juga.. tangan
ini kau tak akan pernah melepaskannya?”
Soo Kyung tersenyum dan
mengangguk. Dae Young juga senyum dan mengaitkan jari-jarinya di tangan Soo
Kyung. Keduanya pun tersenyum malu-malu.
Melihat penyangga tangan yang
dibuat Jin Yi, Soo Kyung merasa mereka harus memberitahu Jin Yi, Jin Yi akan
sangat terluka. Soo Kyung khawatir, dia bahkan melihat kita berciuman kemarin. Dae
Young jadi sadar, itu sebabnya dia bersikap aneh sepanjang hari ini dan setuju,
ayo kita temui Jin Yi bersama.
Dae Young hendak mengambil
ponsel di sakunya, tapi tangan kirinya digips dan tangan kanan memegang tangan
Soo Kyung. “Lee Soo Kyung, hands-free,” ujar Dae Young. Soo Kyung bingung. Dae
Young bilang kalau ia tak akan melepaskan tangan Soo Kyung dan menyodorkan
sakunya. Soo Kyung senyum senyum dan mengambil hape Dae Young, memencet nomor
Jin Yi dan memegangkan ponselnya sekalian di telinga Dae Young.
Jin Yi senang Dae Young
menelponnya, tapi malah memutuskan untuk mematikan ponselnya. Jin Yi bergumam
pada Kwang Suk yang menyetir di sampingnya, saat Soo Kyung Unni menghilang dan
tak bisa dihubungi, Oppa sangat khawatir. Jika aku juga melakukan ini, Oppa
juga akan sangat khawatir kan? Tapi Kwang Suk tak menanggapi, diam saja dari
tadi. Jin Yi heran, kita akan kemana? Kwang Suk berkata ada sebuah tempat yang
ingin ia tunjukkan dan mereka sudah sampai.
Jin Yi keluar dan kagum melihat
gedung yang dibangun ayahnya, senang rasanya melihat gedung ayahku setelah
sekian lama. Jin Yi berkata ia juga datang kesini bersama Dae Young. Kwang Suk
tak menanggapi dan mengajak Jin Yi masuk.
Di lift, Jin Yi tanya apa Kwang
Suk membawanya kemari karena tau ini gedung ayahnya? Saat ayahku dibebaskan
sebentar lagi, dia akan membangun banyak gedung yang lebih bagus dari ini. Melihat
Kwang Suk tetap diam, Jin Yi bertanya hati-hati, apa yang ingin kau tunjukkan
padaku?
Kwang Suk mengajaknya ke
rooftop. Jin Yi heran, tak ada apa-apa di sini. Aah, karena aku sedih, untuk
menghiburku kau sengaja membawaku ke gedung yang dibangun ayahku kan?
“Gedung ayahmu? Jangan konyol!
Ini gedung yang dibangun ayahku!”
Jin Yi bingung, “Apa maksudmu? Kenapa
kau tiba-tiba seperti ini?”
“Karena ayahmu, Yoon Jung Do,
ayahku terjun bunuh diri dari sini. Di atap gedung yang dia bangun dengan
keringat darah. Ayahku kehilangan hidupnya. Tapi apa? Dia akan dibebaskan dalam
masa percobaan. Tanpa membayar kejahatannya hah?” ujar Kwang Suk yang terus
mendesak Jin Yi melangkah mundur, sampai Jin Yi ada di pinggir atap gedung.
Jin Yi yang terus terdesak
sangat ketakutan.
Kyung Mi datang ke apartemen Soo
Kyung untuk membawa Barassi jalan-jalan karena agen akan segera datang melihat
rumah. Tapi Barassi malah menyodorkan piringnya, dia lapar, hahaa.
Kyung Mi melihat jam, masih ada waktu untuk makan dan mulai mencari apa yang bisa dimakan Bara. Ah, karena kau seekor anjing, aku bisa memberimu apa saja kan?
Kyung Mi melihat jam, masih ada waktu untuk makan dan mulai mencari apa yang bisa dimakan Bara. Ah, karena kau seekor anjing, aku bisa memberimu apa saja kan?
Barassi menggonggong semangat
dan bernarasi (well, ini pake suara Dae Young), “Setelah berlatih untuk menjaga beratku, ikan salmon kaleng merupakan
protein tinggi. Setelah dimarahi oleh pemilikku, saat kupikir aku tak sanggup
tanpa mengunyah sesuatu, kunyah, robek, rasakan dan nikmati, permen karet
anjing! Di hari yang istimewa, dendeng sapi spesial! Dan aku bahkan bisa
menjual jiwaku demi itu, sosis! Banyak sekali jenis makanan, namun apa maksudmu
apa saja?”
Kyung Mi mengerjap dan menuangkan
makanan anjing kering ke mangkuk Barassi. Barassi sempat bengong, mungkin doi
pengen bilang ini doang nih? Tapi dimakannya juga, namanya juga lapar, hahaa.
Komentar:
Barassi ini lucu dan pintar amat yak? Nggemesin! Btw, episode 15 ini ngingetin sama Yul, Da Jung (yang janji nggak melepaskan tangan sama yang Soo Kyung ngambil hape di saku Dae Young), Man Se (eat and run!), Do Min Joon (Manajer Choi kan nyebutin soal cinta 400 tahun gitu) dan Shi On (kimbab segitiga!) sekaligus! Hahaa..
Barassi ini lucu dan pintar amat yak? Nggemesin! Btw, episode 15 ini ngingetin sama Yul, Da Jung (yang janji nggak melepaskan tangan sama yang Soo Kyung ngambil hape di saku Dae Young), Man Se (eat and run!), Do Min Joon (Manajer Choi kan nyebutin soal cinta 400 tahun gitu) dan Shi On (kimbab segitiga!) sekaligus! Hahaa..
No comments:
Post a Comment