Episode 16. Tetap... Mari makan.
Di rooftop, Kwang Suk berkata kalau ayah Jin Yi lah
yang membuat ayahnya bunuh diri di sini, di atap bangunan yang ia bangun dengan
keringat darah. “Tapi apa? Dia hanya mendapat hukuman bersyarat tanpa membayar
sedikitpun kejahatannya, ha?” teriak Kwang Suk. Jin Yi yang makin terdesak ke
pinggir atap ketakutan, tak mengerti kenapa ayah Kwang Suk bunuh diri karena
ayahnya, kau pasti salah.
“Bukankah kau yang salah? Saat ayahmu membangun ini,
setelah ia subkontrak dengan ayahku, di tahap terakhir tiba-tiba dia mengalami kebangkrutan.
Ayahku bahkan meminjam uang untuk melanjutkan pembangunan dan karena semua
utang dan merasa malu, dia bunuh diri!”
Jin Yi menggeleng, “Tidak! Ayahku tak mungkin jadi
orang yang melakukan hal seperti itu! Tak mungkin!”
“Tak mungkin? Apakah benar atau tidak, kenapa kau tak
menanyakannya kepada ayahku di surga?” desak Kwang Suk terus melangkah maju.
Jin Yi makin ketakutan.
Soo Kyung akan berangkat kerja dan terhenti di depan
pintu Jin Yi. Dari banyaknya susu yang tergantung di pintu, Jin Yi tampaknya
belum pulang selama beberapa hari. Soo Kyung menekan bel berkali-kali dan
khawatir kemana Jin Yi pergi. Dae Young keluar apartemennya dan bertanya Jin Yi
belum kembali juga hari ini? Soo Kyung mengangguk. Dae Young sudah bertanya
pada semua teman Jin Yi di SNS, tapi tak ada yang tau dimana dia. Soo Kyung
merasa Jin Yi pergi karenanya, tapi Dae Young tak sependapat, dia mungkin belum
tau kalau kita pacaran. “Dia melihat kita berciuman,” ujar Soo Kyung, “selain
itu tak ada alasan Jin Yi jadi seperti ini.” Dae Young mulai mengangguk-angguk.
Ponsel Soo Kyung berbunyi. Soo Kyung tampak ragu mengangkatnya. Dae Young mengintip siapa yang menelpon dan
menyuruh Soo Kyung menjawabnya. Ternyata Hak Moon, ia mengatakan sesuatu soal
Jin Yi sampe Soo Kyung berteriak kaget.
Di kantor, Hak Moon, Do Yeon, dan Manajer Choi duduk
dengan cemas saat Soo Kyung datang dan langsung bertanya apa ada pesan dari Jin
Yi. Manajer Choi menunjukkan pesannya. “Pengacara
Kim, terimakasih untuk perhatianmu selama ini. Kau tak perlu membela ayahku
lagi.”
Manajer Choi heran, bagaimana bisa Jin Yi melakukan
ini? Selama ini Pengacara Kim sudah sangat bekerja keras, segera setelah
ayahnya bisa segera bebas, ia mencampakkannya seperti ini. Apa mungkin ia pergi
ke kantor pengacara lain?
“Jin Yi bukan orang seperti itu!” sangkal Soo Kyung.
Manajer Choi tetap heran kenapa Jin Yi tiba-tiba melakukan ini, bahkan tanpa
menelpon. Hak Moon tanya apa Soo Kyung tau sesuatu? Tapi Soo Kyung tak tau.
Do
Yeon tak percaya Jin Yi juga tak mengatakan apapun pada Soo Kyung, kupikir
kalian dekat seperti saudara sesungguhnya. Kau bahkan membantunya agar
hubungannya dengan Dae Young berjalan lancar. Hak Moon minta Do Yeon berhenti,
Jin Yi pasti punya alasannya sendiri, bagaimana bisa Sekretaris Lee tau
segalanya? Soo Kyung merasa tak enak. Do Yeon bingung, Jin Yi masih muda dan ia
pergi tanpa penjelasan apapun, jika ia hanya mengirimkan pesan seperti ini, apa
yang harus kita lakukan? Soo Kyung makin merasa bersalah.
Di telpon, Soo Kyung bilang pada Dae Young mungkin Jin
Yi pergi karena tak mau bertemu dengannya dan mencari pengacara lain. Dae Young
tak sependapat, kondisi keuangan Jin Yi sedang tak baik, di mana lagi ada
tempat yang mau menangani kasusnya secara gratis? Dae Young berkata akan
menghubungi teman-teman Jin Yi lagi dan menutup telponnya.
Dae Young melihat seorang petugas pengantar barang dan
langsung terpikir soal Kwang Suk. Rekan kerjanya berkata kalau Kwang Suk sudah
keluar. Dae Young ingin tau tempat tinggal dan nomor kontaknya, tapi tentu
nggak semudah itu. Untung Dae Young banyak akal, dia bilang dia menerima paket
beberapa hari yang lalu, tapi semua isinya hancur, apa perusahaan mau
bertanggung jawab menggantinya? Dan berhasil, si rekan kerja Kwang Suk langsung
ngasih alamat plus nomor telpon Kwang Suk, haha, Dae Young pinter ih.
Dae Young langsung menelpon Kwang Suk, baru aja memperkenalkan
diri, tapi Kwang Suk terus menutup telponnya. Dae Young pun memutuskan untuk
mencari Kwang Suk di alamat yang didapatkannya.
Di kos, Kwang Suk melepas semua foto Jin Yi yang
ditempel di dinding, merobek, dan membuangnya. Kwang Suk juga mengemas tasnya
dan buru-buru pergi. Tapi terlambat, Dae Young sudah sampai saat Kwang Suk
turun gedung. Kwang Suk yang panik langsung berlari naik lagi. Dae Young
mengejarnya, sampai Kwang Suk terpojok. Kwang Suk berusaha menyerang, tapi Dae
Young lebih jago dan berhasil melumpuhkannya. Kwang Suk berkata ia tidak
melakukannya dengan sengaja, tanpa sadar ia melampiaskan kemarahannya.
“Di mana Jin Yi?” teriak Dae Young.
“Jin Yi? Jin Yi tidak di rumah?” tanya Kwang Suk
heran.
Di cafe, Kwang Suk takut-takut duduk di sebelah Dae
Young. Bahkan pas Dae Young cuma ngangkat tangannya yang digips aja, Kwang Suk
langsung refleks menghindar, haha. Soo Kyung datang dan langsung bertanya pada
Dae Young, kau mencari tau di mana Jin Yi? Apa kau menemukannya? Dae Young
melirik Kwang Suk, “Dia tidak tau.” Saat itu, Kwang Suk memang mengancam Jin Yi
dan memintanya membatalkan banding, tapi satpam gedung memergoki mereka. Jin Yi
langsung lari, Kwang Suk mengejarnya, tapi tak menemukan Jin Yi, jadi Kwang Suk
berpikir kalau Jin Yi pulang ke rumah.
Dae Young tak percaya, tapi Kwang Suk berkata itu yang
sebenarnya. Ia tak punya niat jahat dan hanya ingin tau bagaimana sidangnya
berlangsung, makanya ia mendekati Jin Yi. Tapi setelah mendengar bahwa ayah Jin
Yi mendapat hukuman bersyarat, ia jadi marah dan tanpa sadar melakukannya. Dae
Young langsung mencengkram leher Kwang Suk, ”Kenapa kau melakukannya pada Jin
Yi? Itu bukan salahnya. Jin Yi tak tau apa-apa tentang pekerjaan ayahnya.”
Kwang Suk berkata ia menyesal. Dae Young sadar, orang yang membuka paket Jin Yi
adalah kau, tapi Kwang Suk langsung menoleh kaget (lah, berarti bukan Kwang Suk
dong?).
Dae Young terus mengejar Kwang Suk agar memberitahu
dimana Jin Yi berada, jangan berlagak naif dan tak bersalah, kau pikir semua
orang akan tertipu padamu? Tapi Kwang Suk berkata kalau benar-benar bukan dia.
Soo Kyung minta Dae Young jangan memaksanya dan bertanya
lagi, kau benar-benar tak tau di mana Jin Yi? Tapi kenapa kau mencoba
meninggalkan Seoul? Kwang Suk hanya ingin kembali ke Busan, Jin Yi sudah tau
identitasnya dan tak ada lagi yang bisa dilakukan di sini. Soo Kyung berkata
tenang kalau Kwang Suk harus tetap di Seoul sampai Jin Yi menghubunginya dan pastikan
untuk menjawab telpon, jika kami tak bisa menghubungimu, kami akan melaporkanmu
ke polisi.
Kwang Suk mengangguk, “Aku juga tak punya niat
menyakitinya. Setelah datang ke Seoul, dia orang pertama yang mengajakku makan
bersama dan dia satu-satunya temanku. Ah, apa mungkin karena aku, dia tak akan
melakukan sesuatu yang buruk kan?”
Di kantor, Do Yeon duduk di meja Soo Kyung dan memakan
coklat Soo Kyung. Hak Moon yang keluar mencari Soo Kyung sampe kaget waktu
sadar siapa yang sebenarnya duduk disitu, hahaa, kagetnya Hak Moon epic banget
dah. Do Yeon memberitahu kalau Soo Kyung pergi ke depan kantor sebentar.
Melihat Do Yeon yang memakan coklat Soo Kyung, Hak Moon mengingatkan Do Yeon
untuk menggantinya nanti.
Manajer Choi menerima fax dan kaget saat tau itu surat
pernyataan penolakan banding Yoon Jung Do. Hak Moon dan Do Yeon juga kaget.
Manajer Choi baru mengerti, jadi ini maksud sms yang dikirimkan Jin Yi dan
bertanya-tanya, kenapa ia menolak banding ketika ia bisa mendapatkan hukuman
bersyarat? Hak Moon tak sabar menunggu Soo Kyung kembali, dan keluar
mencarinya.
Soo Kyung kembali ke kantor bersama Dae Young. Setelah
mendengar berita tentang ayahnya, pasti Jin Yi sangat khawatir. Dae Young minta
Soo Kyung jangan khawatir dan menggenggam tangannya, “Dia adalah Jin Yi yang
sangat positif, dia akan baik-baik saja.” Soo Kyung mengangguk. Pintu lift
terbuka, dan Hak Moon yang keluar kaget melihat mereka berdua.
Dae Young
mengangguk sopan, tapi mata Hak Moon tertuju pada genggaman tangan mereka. Soo
Kyung jadi canggung dan berusaha melepaskan tangannya, tapi Dae Young tetap
menahannya (aww, Dae Young bertahan pada janjinya kalo nggak akan lepasin
tangan Soo Kyung!). Tatapan Dae Young ke Hak Moon seolah bilang, she’s mine!
Hak Moon baru ingat kalau ia ingin menunjukkan fax
dari Jin Yi. Melihat itu, Dae Young berpikir kalau Jin Yi pasti pergi menemui
ayahnya, jika kita pergi menemui ayah Jin Yi bukankah kita bisa tau keberadaan
Jin Yi? Soo Kyung setuju dan menatap Hak Moon, pengacaranya bisa mengunjunginya
kapan saja kan?
Hak Moon dan Soo Kyung selesai menemui ayah Jin Yi di
penjara. Ponsel Soo Kyung berbunyi, Dae Young menelponnya. Soo Kyung
memberitahu kalau kemarin Jin Yi pergi kemari dan bertanya soal ayah Kwang Suk,
dan setelah tau ada penggelapan dana, Jin Yi minta ayahnya untuk menolak
banding. “Jadi ayah Jin Yi juga tak tau kalau Jin Yi menghilang?” tanya Dae
Young. Soo Kyung mengiyakan, berkata sampai jumpa di rumah, dan menutup
telponnya.
Selama Soo Kyung menelpon, Hak Moon terus menatapnya
dan bertanya apa itu Goo Dae Young-ssi? Soo Kyung mengiyakan dengan canggung.
Hak Moon minta besok Soo Kyung mengirimkan pernyataan penolakan banding. Soo
Kyung mengiyakan dan masih khawatir soal Jin Yi. Hak Moon menduga apa Jin Yi
menemui ibunya di Amerika? Karena di sini, meskipun dia mengalami kesulitan,
tak ada tempat untuknya bersandar. Hak Moon merasa Jin Yi hanya butuh waktu
sendiri, jika pikirannya sudah tenang, ia akan segera mengubungimu.
Hak Moon mengajak Soo Kyung makan malam. Soo Kyung
tampak akan menolak, tapi Hak Moon berkata, mari kita makan malam untuk
terakhir kalinya. Soo Kyung bingung, terakhir kalinya?
Mereka pergi makan steak. Hak Moon bertanya langsung
orang yang kau sukai adalah Goo Dae Young-ssi kan? Seberapa banyak kau
menyukainya? Apakah kau menyukainya sebanyak orang yang menyukai seseorang
selama 10 tahun? Sudah berapa lama sejak kau bertemu dengannya? Untukku ini
sudah 10 tahun. Sejak kau mengenalnya, kira-kira baru 10 bulan? Apakah kau akan
tetap bertemu dengannya? Mengapa kau menerima Goo Dae Young-ssi sedangkan aku
tidak?
“Pengacara Kim,” potong Soo Kyung.
Hak Moon, “Aku ingin makan denganmu, aku juga ingin
menonton film denganmu, aku juga ingin melakukan perjalanan denganmu. Ada banyak
hal yang ingin kulakukan bersamamu. Di antara itu semua, apa kau tau apa yang
paling ingin kulakukan?” Soo Kyung jengah mendengarnya dan bangkit akan pergi.
“Aku ingin membiarkan kau pergi dengan tenang. Jika
kau bilang bahwa aku bukan orang pilihan hatimu, aku hanya ingin membiarkan kau
pergi dengan tenang. Seperti 10 tahun yang lalu, aku tak akan tenggelam dalam
perasaanku dan berkata akan balas dendam. Jadi, selesaikan makanmu sebelum
pergi,” pinta Hak Moon. Soo Kyung pun mengangguk dan kembali duduk.
Hak Moon berkata bahkan lain kali kita bisa makan
bersama kan? Jika kita tak bisa bertemu sebagai seorang pria dan wanita, kita
bisa bertemu sebagai rekan kerja yang baik. “Rekan kerja?” tanya Soo Kyung.
“Kita memang rekan kerja kan? Aah, apa kau akan keluar dari pekerjaanmu lagi?
Kali ini aku tak akan memintamu untuk kembali,” ujar Hak Moon sambil tertawa.
Soo Kyung menggeleng, ia tak akan berhenti. Hak Moon tersenyum dan minta Soo
Kyung melanjutkan makannya.
Hak Moon memandangi Soo Kyung yang makan sambil
menahan air mataya. Soo Kyung sadar kalau diperhatikan, jadi Hak Moon menunduk
dan buru-buru mengoceh soal steak yang lezat. Lain kali kita harus mengajak
Pengacara Oh dan Manajer Choi, dan kemudian meralatnya, tidak tidak, kita tak bisa mengajak
Pengacara Oh, dia makan terlalu banyak akhir-akhir ini, kantor kita akan
bangkrut, hahaa. Aduh aduh i wanna burst into tears liat Hak Moon, dia keren
sekali! He deserves sweet love story, meski bukan sama Soo Kyung.
Soo Kyung pulang sambil telponan dengan Dae Young, bertanya
apa yang sedang Dae Young lakukan? Apa kau sudah makan? Soo Kyung melihat pintu
apartemen 804 yang terbuka dan langsung berteriak, Jin Yi! Tapi malah Dae Young
yang kaget keluar dari sana, dipikirnya Soo Kyung melihat Jin Yi. Dae Young
ternyata bertanya password Jin Yi pada Kwang Suk dan masuk mencari nomor telpon
ibu Jin Yi, tapi nihil.
Soo Kyung sadar kalau kita tak tau apa-apa tentang Jin
Yi. Tempat yang sering ia datangi, teman yang dekat dengannya, situasi yang
dialami ayahnya, kita tak tau hal-hal yang paling penting. Dae Young
mengangguk. “Jika kita tak bisa menemukan Jin Yi, aku tak berpikir kita bisa
berkencan dengan nyaman,” lanjut Soo Kyung.
Dae Young berkata ini bukan waktunya untuk merasa
bersalah. Soo Kyung menggeleng, jika bukan karena aku, ketika dia menghadapi
situasi yang sulit seperti ini, Jin Yi pasti akan bersandar dan bergantung
padamu, aku mencuri tempat itu darinya. Soo Kyung masuk ke apartemennya,
meninggalkan Dae Young.
Malamnya Soo Kyung tak bisa tidur dan mengirim pesan
ke Jin Yi, meminta maaf. Barassi seperti mengendus sesuatu dan mengonggong. Soo
Kyung heran melihat Barassi, Barassi mendekat sambil membawa hanbok bikinan Jin
Yi di mulutnya. Soo Kyung sadar, Jin Yi sudah kembali dan segera keluar. Soo
Kyung memencet bel berkali-kali, tapi tak ada jawaban. Jadi Soo Kyung membuka
pintunya, tak terkunci. Saat masuk, Soo Kyung menyalakan lampu, dan ada Jin Yi
duduk dengan sedih di tempat tidur.
Jin Yi akan bercerita soal ayahnya, tapi tak sanggup
dan makin menangis. Soo Kyung memeluknya, berkata ia sudah tau semua, ini pasti
sulit untukmu. Jin Yi pun menangis tersedu di pelukan Soo Kyung.
Beberapa hari kemudian
Jin Yi memberi instruksi pada para petugas pindahan
untuk berhati-hati. Hah, apa Jin Yi mau pindah? Tenang, nggak kok. Saat Soo
Kyung datang dan tanya apa yang Jin Yi lakukan di sini, Jin Yi bilang ia
membantu Unni di apartemen 905 pindah.
Unni itu bahkan memberi teko air yang
menurut Jin Yi vintage, Unni di apartemen 905 benar-benar yang terbaik, ujar
Jin Yi. Soo Kyung tak yakin, kupikir ia membuangnya dengan memberikannya
padamu. Jin Yi yang berpikiran positif tetap merasa kalau barang ini bagus.
Petugas pindahan mulai kelaparan dan ingin mencari
makanan enak di sekitar sini. Jin Yi langsung berteriak kalau ia tau, saat ia
pindah dulu, Oppa tetangga sebelah memesan jajangmyeon dan babi asam manis
untukku, restoran itu benar-benar lezat! Soo Kyung langsung menelan air liur,
ingat Dae Young yang makan jajangmyeon dengan lahapnya dulu.
Jin Yi akan memesannya dan minta mereka yang ingin
makan jajangmyeon untuk angkat tangan. Selain para petugas pindahan, Soo Kyung
juga mengangkat tangannya dengan semangat, aku juga! Aku juga! Aku juga!
Jajangmyeon dan babi asam manis untukku. Jin Yi mengerti dan memesannya,
sementara Soo Kyung lompat-lompat kegirangan. Hahaa, akhirnyaa Soo Kyung
kesampaian juga makan jajangmyeon yang dipengenin banget di episode 1.
Dae Young di RS, siap melepas gipsnya. Dokter berpesan
kalau Dae Young tetap harus berhati-hati. Dokter akan memotongnya, tapi Dae
Young minta tunggu sebentar.
Soo Kyung menyambut Dae Young dengan gembira di
apartemennya, kau bilang kau punya sesuatu untukku, apa itu? Dae Young
malu-malu menunjukkan potongan gipsnya, “Pendamping
hidup bahagiamu, Perencana Asuransi, Goo Dae Young.” Soo Kyung menerimanya
dan tersenyum senang.
“Aigoo, apa kau benar-benar menyukainya? Kau seperti
tersenyum dari telinga ke telinga.”
Soo Kyung dan Dae Young sama-sama tertawa. Dae Young, “Yah, tak banyak pacar sepertiku yang
sangat peka, cerdas, dan perhatian.” Senyum Soo Kyung langsung hilang dan mulai
ngomel, itu semua hanya di mulut, kau hanya bisa mengatakannya saja!
Dae Young
berpikir kalau begitu apa ia harus menunjukkan dengan tindakan? Dae Young pun
melepas jaketnya dan mulai mendekati Soo Kyung. Soo Kyung gugup dan terus
mundur sampai terduduk di tempat tidur. Dae Young makin mendekat, dan Soo Kyung
sudah menutup matanya.
Bersambung ...
No comments:
Post a Comment