Episode 15: Kehilanganmu
Soo Kyung mondar mandir di
kamarnya sambil senyum-senyum memegang bibirnya. Soo Kyung yang super happy
curhat ke Barassi, kenapa dia menciumku? Dia pasti melakukannya karena dia
tertarik padaku kan? Barassi menggonggong. “Tentu saja! Dia berpikir kalau aku
diculik dan datang menyelamatkanku meski tangannya jadi terluka. Itu jelas,
kan?” oceh Soo Kyung pada Barassi.
Tapi yang dicurhatin malah lari
keluar kandang dan duduk di pojok dekat tempat tidur. Soo Kyung jadi berpikir
kalau Barassi tak setuju, dia pria yang suka bercanda seenaknya, apa maksudmu
ini cuma bercanda? Barassi menggonggong dan menghampiri Soo Kyung lagi.
Di kamarnya, Dae Young berbaring
sambil (juga) memegangi bibirnya. Dae Young menoleh ke kamar Soo Kyung dan
tersenyum, makin lama makin lebar.
Sementara Jin Yi yang patah hati
menangis dan mengguntingi hadiahnya untuk Soo Kyung.
Soo Kyung memandangi ponselnya
dengan kesal dan mendekat ke tembok, tapi tak ada suara apapun di kamar
sebelah. Soo Kyung mengomel sendiri, dia bahkan tidak mabuk, dia melakukannya
dengan pikiran jernih dan tak mungkin dia tak mengingatnya, kenapa tiba-tiba
dia tak mengatakan apapun?
Bel pintu Soo Kyung berbunyi. Soo
Kyung heran siapa yang datang jam segini dan melihat interkom. Ternyata Dae
Young. Soo Kyung senang sekali dan minta Dae Young menunggu, sementara Soo
Kyung sibuk dandan. Dae Young di luar menunggu dengan gugup, dan tetep
senyum-senyum sendiri. Soo Kyung membuka pintu. Refleks Dae Young ngomel, apa
yang membuatmu begitu lama?
Begitu sadar dan melihat Soo Kyung yang sudah berdandan
rapi, Dae Young heran, apa kau mau pergi? Senyum Soo Kyung hilang dan
cepat-cepat berkata kalau ia punya janji.
“Janji? Dengan siapa?”
Soo Kyung kebingungan dan
bertanya balik kenapa Dae Young kesini? Dae Young pun menyodorkan tempat makan
yang kosong.
Soo Kyung tanya apa itu? Dae Young balik tanya apa Soo Kyung tak
ingat, ini tempat kau menaruh sup tulang sapi waktu itu. Soo Kyung menerimanya
enggan, apa cuma ini? Dae Young jadi salah mengerti, aku harusnya tak
mengembalikan wadah kosong, baiklah aku akan mentraktirmu lain kali. Soo Kyung
hanya mengiyakan dan menutup pintunya tanpa berkata apa-apa lagi.
Soo Kyung jadi kesal sendiri, di
umur seperti ini, kita bahkan bukan tidur bersama, hanya satu ciuman. Pasti aneh
kalau aku yang menanyakannya dulu. Soo Kyung malu melepas bando dan menghapus
lipstiknya dengan kesal.
Dae Young juga menyesali ia yang
tak bisa berkata apa-apa tadi dan berpikir apa aku harus memanggilnya lagi? Tidak
tidak, ia punya janji. “Apakah itu janji dengan Pengacara Kim? Tapi dia
menciumku dan dia juga berkencan dengan Pengacara Kim?”
Paginya, Soo Kyung menguap lebaar
sekali di halte. Dae Young yang baru datang menyenggolnya. Soo Kyung langsung
kaget. “Apa kau pergi bekerja sekarang?” tanya Dae Young. Soo Kyung balik tanya
kenapa kau ada disini? Dimana kau meninggalkan mobilmu? Dae Young akan menemui
klien, dan ia tak bisa mengemudi dengan tangan seperti ini. Dae Young mulai
mengungkit kejadian semalam, tapi Soo Kyung malah berteriak busnya datang dan
buru-buru pergi.
Dae Young mengira Soo Kyung
ingin melupakan yang terjadi waktu itu. Padahal Soo Kyung pergi gara-gara malu
menguap terus dan tak ingin lingkaran hitam di sekitar matanya dilihat Dae
Young. Bisa ketahuan kalau ia tak tidur semalaman, haha. Tapi Soo Kyung
mendadak kesal, lupakan saja pria yang bersikap seolah tak ada yang terjadi
setelah menciumku.
Manajer Choi mengelap meja
sambil terus menerus melirik Soo Kyung yang asik dengan coklatnya. Manajer Choi
akhirnya bertanya juga kenapa Soo Kyung jadi seperti ini, apa ada sesuatu yang
terjadi? Apa mungkin sesuatu terjadi dengan Pengacara Kim? Soo Kyung langsung
tanya apa yang mungkin terjadi dengan Pengacara Kim? Manajer Choi menyimpulkan
kalau Soo Kyung dan Hak Moon sudah berakhir, Pengacara Oh juga mengatakannya. Soo
Kyung mengangguk, kita tak punya hubungan apapun, jadi berhenti membaca
pikiranku mulai sekarang. Manajer Choi menghembuskan napas lega, kau tak tau
betapa tak nyamannya aku selama ini dan menjatuhkan lap yang dipegangnya ke Soo
Kyung, lap bagian lainnya. Haha, langsung berani nyuruh Soo Kyung dia.
Meski lega, Manajer Choi tetap
bertanya kenapa Soo Kyung membuang keberuntungan yang datang padamu? Maksudku lihat
sekitarmu, apa ada orang lain yang mengajakmu kencan seperti ini?
Soo Kyung komentar kalau sikap
Manajer Choi padanya berubah 180 derajat. Manajer Choi cuma tertawa dan minta
Soo Kyung mengerti, apa aku akan memujimu kalau keadaanya tak separah itu? Soo
Kyung cuma senyum melihat Manajer Choi yang benar-benar lega.
Hak Moon datang membawa
bungkusan dan mengeluarkan isinya di meja Soo Kyung, yang ternyata beraneka
macam sandwich. Do Yeon dan Manajer Choi excited melihatnya. Do Yeon bahkan
tanya bagaimana kau tau aku suka sandwich dan mulai memilih yang kalorinya
rendah. Tapi Hak Moon langsung menyingkirkan tangan Do Yeon dan Manajer Choi
yang siap mengambil sandwichnya, ini untuk Soo Kyung.
Hak Moon: “Soo Kyung-ssi,
pilihlah. Aku baru tau kau suka sandwich. Tapi aku tak tau kesukaanmu, jadi aku
beli satu tiap macamnya.” Soo Kyung bingung dan baru mau mengatakan sesuatu,
tapi Hak Moon malah bilang ke yang lainnya kalau kalian pasti tau aku menyukai
Soo Kyung. Soo Kyung menarik Hak Moon ke ruangannya, ingin bicara. Do Yeon membeku,
saking shocknya hampir aja jatuh kalau nggak ditahan Manajer Choi.
Soo Kyung bilang ia sudah
mengatakan perasaannya dengan jelas, ia sudah lama memikirkannya. “Aku juga
lama memikirkannya,” potong Hak Moon, “Karena kau tak menyukaiku, apakah aku
harus menyerah, namun aku masih belum bisa menghapus perasaanku padamu. Jika perasaan
selama 10 tahun bisa dihapus dalam 1 hari, maka itu adalah kebohongan.”
“Pengacara Kim..”
“Aku minta maaf jika kau merasa
terbebani, aku tak memintamu begitu saja menerima perasaanku. Hanya saja saat
mengakhirinya, aku tak ingin menyesal nantinya. Aku ingin mencoba yang terbaik
yang kubisa.”
Soo Kyung hanya diam.
Dae Young bertemu Jin Yi yang
sedang termenung di dekat lift dan tanya kenapa mata Jin Yi bengkak? Apa kau
tidur setelah makan ramen? Tidak, jawab Jin Yi. “Lalu kenapa? Apa kau merasa
kurang sehat,” tanya Dae Young sambil memegang dahi Jin Yi. Jin Yi bilang hidup
sendiri seperti ini, apa kau tau hanya kau satu-satunya yang khawatir padaku? Dae
Young heran. Jin Yi senyum dan mengajak Dae Young minum teh, ada sesuatu yang
ingin ia berikan.
Di cafe, Dae Young memuji
browniesnya yang enak dan mengambil foto piring kosongnya. Jin Yi tanya apa kau
ingin menunjukkannya pada seseorang? Dae Young menggeleng, ia hanya ingin
memperbaharui blognya. Saat kau banyak pikiran, lebih baik melakukan hal-hal
sepele.
“Banyak pikiran apa?” tanya Jin
Yi hati-hati. Dae Young kembali menggeleng, kau bilang ada yang ingin kau
berikan padaku? Jin Yi kembali riang dan menyerahkan penyangga lengannya. Dae Young
berterimakasih Jin Yi sudah repot-repot, jaket dan sekarang ini. Jin Yi
membantu Dae Young memasangkannya. Tapi posisi penyangga lengannya membuat tulisan
Soo Kyung tak jelas terbaca.
“Tulisan ini harus terlihat
jelas, Soo Kyung Noona menulisnya untukku,” ujar Dae Young sambil tersenyum. Senyum
Jin Yi hilang, “Karena tulisan Soo Kyung Unni, maksudmu kau tak mau menggunakannya?”
Dae Young menyangkal, ia bilang akan membuat tulisannya terlihat karena ini
pengganti kartu namanya. Jin Yi berkata kalau begitu ia juga meminta hadiah. Dae
Young mengangguk, kau mau apa?
“Ini..” jawab Jin Yi mendekat
dan mencium Dae Young. Dae Young tak bereaksi karena kaget, tapi kemudian
mendorong Jin Yi, apa yang kau lakukan? Apa kau lupa yang pernah kukatakan? Dae
Young memperingatkan Jin Yi, jika kau melakukannya lagi, aku tak mau bertemu
denganmu lagi. Jin Yi menjawab lemah kalau ia mengerti dan minta maaf.
Di kantor, Soo Kyung dan Do Yeon
tampak banyak pikiran. Do Yeon malah tampak kacau dan memandang ke luar dengan
tatapan kosong. Manajer Choi penasaran dan mendekat, apa ada sesuatu di luar?
Do Yeon bergumam, “Burung bulbul
yang terbang tinggi, jantan dan betina saling mencintai.” Manajer Choi makin
penasaran dan menyibak tirai, apa ada burung bulbul? “Semua di dunia ini
percuma menurutku, lagipula semua kembali ke tanah. Saat aku kembali, aku akan
kembali sendirian,” ucap Do Yeon yang kemudian meminta coklat Soo Kyung satu. Soo
Kyung memberikannya.
Do Yeon langsung memakannya,
meski aku memakannya untuk pertama kali setelah sekian tahun, namun rasanya
tetap sama. Manajer Choi makin heran, biasanya Do Yeon tak suka yang
manis-manis. Do Yeon bilang kalau ia akan berhenti diet, aku akan hidup dan
makan makanan yang kuinginkan.
Tak hanya itu, Do Yeon minta
Manajer Choi membelikannya cemilan yang sangat manis dan lezat untuk
menemaninya memeriksa kasus sidang besok. Manajer Choi mengiyakan, tapi dilema,
kalau aku membelikannya apa dia akan mengomeliku bahwa dia harus diet? Tapi sih
pergi juga.
Soo Kyung yang tak semangat
membuka blog Dae Young dan ada postingan baru di sana, piring brownies yang
kosong. Soo Kyung kesal, ia bahkan jadi tak semangat kerja tapi Dae Young malah
pergi ke restoran terkenal dan memperbaharui blognya, kemarin tak ada artinya
baginya huh? Soo Kyung memakan coklatnya dengan kesal.
Sementara itu, Kwang Suk ada
di... kamar Jin Yi, membongkar laci-lacinya dan langsung bersembunyi begitu
mendengar pintu terbuka. Jin Yi pulang sambil menelpon Hak Moon yang berkata
kalau tanggal sidang ayahnya sudah ditetapkan. Jin Yi mengerti dan akan segera
kesana. Jin Yi berkaca dan bergumam kalau ia tak boleh terlihat lebih jelek
dari Soo Kyung Unni. Jin Yi berpikir apa sebaiknya ia ganti baju dan melangkah
ke kamar ganti, tempat Kwang Suk bersembunyi.
Di balik pintu, Kwang Suk siap
menyerang dengan gunting yang dipegangnya. Jin Yi hendak membuka pintunya saat
ponselnya kembali berdering. Ibunya menelpon, Jin Yi memberitahu kabar baik
dari Hak Moon sambil berjalan keluar.
Kwang Suk keluar dari kamar ganti, “Apa?
Berita baik?”
Hak Moon mengiyakan dan
memberitahu Jin Yi kalau ayahnya bisa mendapatkan masa percobaan. Jin Yi
bertanya semangat, kalau begitu apa artinya ia akan dibebaskan? Melihat Hak
Moon mengangguk, Jin Yi membungkuk berkali-kali, berterimakasih dan memuji Hak
Moon. Hak Moon merendah, ia hanya melakukan yang seharusnya dilakukan seorang
pengacara. Namun kau tak menerima bayaran, sahut Jin Yi, ia tau semua ini
karena Soo Kyung Unni. Hak Moon jadi tak enak.
“Akhir-akhir ini, kau dan Soo
Kyung Unni baik-baik saja kan?” tanya Jin Yi, ia bertanya begitu karena
sepertinya akhir-akhir ini kau tak menjemputnya berangkat kerja. Hak Moon
berkata ia akan menjemputnya lagi mulai besok, aku akan melakukan yang terbaik
untuk Soo Kyung. Jin Yi mengacungkan jempolnya dan ia sepenuhnya mendukung Hak Moon.
Hak Moon senang sekali, dan Jin Yi bilang kalau seseorang setampan dan sehebat
kau menjadi kekasih Soo Kyung Unni pasti cocok sekali! Hak Moon tertawa senang.
Jin Yi berjanji kalau ia akan selalu memuji Hak Moon di depan Soo Kyung.
Hak Moon memegang tangan Jin Yi
dan berterimakasih, ia merasa yakin karena Jin Yi ada di pihaknya. Tepat saat
itu, Soo Kyung masuk mengantarkan teh. Hak Moon langsung melepaskan tangannya
dan kembali ke kursinya. Hak Moon menjelaskan kalau tak terjadi apa-apa, hanya
antara pengacara dan klien.
Soo Kyung mengiyakan, tapi Hak
Moon masih khawatir, kau tak salah paham kan? Kubilang aku menyukaimu tapi
tiba-tiba memegang tangan wanita lain, kau tak menganggapku pria semacam itu
kan?
Hak Moon memberi isyarat pada
Jin Yi untuk membantunya menjelaskan. “Apa mungkin Soo Kyung Unni salah paham
hanya karena berpegangan tangan? Bukan seperti kita berciuman,” ujar Jin Yi
sinis. Mata Soo Kyung melebar, tapi Jin Yi berubah riang dan mengajak Soo Kyung
makan siang bersama. Hak Moon setuju dan mengajak mereka semua pergi, ia yang
akan mentraktir.
Di restoran, semua memandangi
buku menu. Manajer Choi menanyai Soo Kyung ingin memesan apa? Tapi yang menjawab malah Do Yeon, ia pesan
carbonara dan seafood cream gratin, grilled mushroom chopped steak, bacon basil
lasagna.. Hak Moon menghentikan Do Yeon, kami akan pesan apa yang kami
inginkan. Do Yeon mengangguk dan berkata ia sudah selesai dengan pesanannya. Semua
kaget. Manajer Choi tanya Do Yeon akan memakan semuanya sendirian?
“Kenapa? Ini tak ada artinya
bagiku. Sudah kubilang aku akan berhenti diet,” jawab Do Yeon. Tapi meski tidak
diet, Hak Moon merasa kalau itu berlebihan. Do Yeon bilang ia biasa makan
seperti itu, ia hanya menahannya selama ini, dulu, beratku lebih dari 100 kg.
Manajer Choi kaget. Hak Moon juga. “Setelah berkurang, semua bilang aku lebih
cantik, jadi kupikir itu benar. Tapi melihat semua pria tak menyukaiku, kurasa
itu semua bohong,” jelas Do Yeon lalu tertawa sendiri.
Manajer Choi benar-benar
prihatin, tadi dia merasa sedih berbicara tentang burung bulbul, tapi sekarang
dia tertawa seperti itu, menakutkan sekali. Hahaa.
Pesanan mereka pun siap. Jin Yi
hanya memesan salad, tapi entah kenapa salad Jin Yi tampak menarik sekali. Melihat
Jin Yi yang hanya makan salad, Manajer Choi menawarkan spaghetti miliknya, yang
juga kelihatan lezat. Hak Moon juga asik dengan makannya, sampe merem melek
gitu. Dan Soo Kyung memesan lasagna, tapi belum makan sesuap pun, Do Yeon minta
dan memakannya lebih dulu. Enak sekali, kata Do Yeon yang menyuap lagi, lagi,
dan lagi. Do Yeon memakan pesanannya bergantian. Semua bengong lihat Do Yeon
yang makan tanpa jeda. Manajer Choi minta Do Yeon makan pelan-pelan saja.
Saat makan, Soo Kyung melihat
tatapan Jin Yi yang lain terhadapnya dan agak takut. Soo Kyung ingin minum,
tapi air di gelasnya habis. Hak Moon tanggap dan langsung menuangkan air ke
gelas Soo Kyung. Jin Yi komentar kalau Pengacara Kim dan Soo Kyung Unni cocok
sekali, benar kan Manajer Choi? Manajer Choi segera mengiyakan, “Tentu saja! Di
suatu drama ada cinta yang menunggu selama 400 tahun (huahahaa, maksudnya si Do
Min Joon!), kau tak bisa mengalahkan itu Pengacara Kim.” Hak Moon jadi
senyum-senyum ke arah Soo Kyung.
Jin Yi melanjutkan, mencintai
seseorang selama 10 tahun bukan hal mudah. Wanita yang mengabaikan pria seperti
itu dan mencari pria lain, tidak punya mata yang tajam, ujar Jin Yi sambil melihat
ke arah Soo Kyung. Soo Kyung jadi tak enak.
Jin Yi tanya ke Hak Moon apa ia
boleh minum teh dengan Soo Kyung Unni sebelum kembali? Hak Moon tentu
membolehkan dan mengajak yang lain kembali ke kantor. Tapi Do Yeon tak bergerak,
masih sibuk dengan makanannya dan berkata ia akan menghabiskannya dulu, baru
kembali. Semua pun akhirnya pergi. Sementara Do Yeon malah makan sambil
menangis, “Enak sekali! Kenapa aku berusaha keras tidak makan?” Haaah, jadi Do
Yeon nangis gara-gara nyesel udah diet selama ini??
Bersambung ke Part 2
Kamsahamnida eonni sinopnya
ReplyDeleteFighting ..^^