Apa yang kita lakukan setiap
harinya bersumber dari kebiasaan kita. Makan dengan tangan kanan, masuk kamar
mandi dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan lebih dulu, mengucap alhamdulillah ketika bersin, minum
dengan tangan kanan dan sambil duduk. Tanpa sadar, banyak sekali hal yang kita
lakukan setiap harinya secara terus menerus dan menjadi kebiasaan. Masalahnya,
pernah nggak sekali kepikiran apa kebiasaan-kebiasaan kita itu termasuk kebiasaan
baik atau buruk?
Sejujurnya, aku mulai berpikir
soal kebiasaan setelah baca buku terbarunya Papa yang berjudul “The 9 Golden Habits for Brighter Muslim”.
Belum selesai dibaca sih, tapi aku tau buku ini buku yang bagus. Papa selalu
jadi sosok yang mengagumkan, tapi setelah baca buku ini sebagai anak aku merasa
semakin kagum. Papa merumuskan ada 9 kebiasaan emas, apa saja itu?
1. Tertib
shalat
2. Tertib
puasa sunah
3. Tertib
zakat, infak, dan sedekah
4. Tertib
adab
5. Tertib
tadarus Al-Qur’an
6. Tertib
membaca
7. Tertib
menghadiri taklim atau pengajian
8. Tertib
berjemaah dan berorganisasi
9. Berpikir
positif
Buku ini membuatku berpikir dan
mengevaluasi, kebiasaan akan membentuk pribadi. Lalu apa kebiasaan-kebiasaanku
sudah membuatku jadi orang yang lebih baik?
Orang dengan kebiasaan-kebiasaan
yang baik akan menjadi orang baik, dan sebaliknya. Kita akan menjadi apa
tergantung pada kebiasaan yang kita bangun. Pada awalnya, kitalah yang
membangun kebiasaan, tapi selanjutnya kebiasaanlah yang akan membentuk kita. Rasulullah
SAW bersabda, “Lakukanlah oleh kalian
amalan semampu kalian, sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang dikerjakan
terus menerus (menjadi kebiasaan) meskipun sedikit.”
Yap, sekecil atau sesepele
apapun kebiasaan, kalau kita punya banyak hal semacam itu tentu akan berdampak
besar. Sedikit sedikit toh lama-lama akan menjadi bukit. Dan aku jadi mulai
melist kebiasaan apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan, dan dikurangi. Tapi
rumitnya saat mau mulai melist adalah, kebiasaan itu kan sesuatu yang kita
lakukan bahkan tanpa berpikir dan sudah dalam kendali otak bawah sadar. Aku mencoba
untuk menulis kebiasaan-kebiasaan baik yang udah kulakukan, tapi entah kenapa malah
stuck dan sulit mengingat. Kayaknya banyak,
tapi apa aja ya? Haha, biarlah, yang jelas masih banyak kebiasaan baik yang
perlu kulakuin. Poin-poin dari 9 Golden Habits di atas udah jelas, tapi aku
sadar selain itu aku punya kebiasaan buruk yang perlu dienyahkan dari muka
bumi.
Pertama, aku ini pemalas, penunda
dan pelupa. Kombinasi super buruk! Kadang aku lebih milih untuk santai-santai
dulu dan ngerjain apa yang harusnya dikerjain pas udah mepet. Kedua, aku ini
super nggak sabaran, pengomelan pula. Hahaa, parah! Sekarang, aku mulai
mengurangi kebiasaan penunda sih, semoga aja aku bakalan bisa lebih rajin. Dan juga
harus lebih sabar, hohoo..
Membentuk kebiasaan awalnya
mungkin harus jungkir balik. Nggak mudah dan perlu tekad yang kuat. Misalnya kebiasaan
bangun pagi dan nggak tidur habis subuh. Menjaga buat tetep melek dan nggak
tertidur lagi itu susah, mata ini rasanya mau nutup aja terus, tapi kalo kita
ulang-ulang setiap harinya, lama-lama juga biasa. Bahkan di hari libur pas lagi
pengen tidur sampe siang pun, jadinya nggak bisa tidur lagi. Contoh lain,
kebiasaan untuk bersyukur instead of mengeluh. Selalu ada celah untuk mengeluh
soal apapun itu, tapi lebih banyak celah untuk bersyukur. Dan aku selalu
berusaha menghindar mengeluh di sosial media, aku nggak tega menebar energi
negatif ke orang lain.
Banyak cara untuk menjadi orang
yang lebih baik, salah satunya dengan melakukan hal-hal baik, sekecil apapun,
berulang-ulang, sampai jadi kebiasaan dan membentuk kepribadian kita. So, never
getting tired being a better person! Usaha keras kita lama-lama akan terbayar
dan kita bahkan nggak perlu berpikir untuk melakukan hal-hal baik karena sudah
jadi kebiasaan.
No comments:
Post a Comment