Ho Tae membawa Jin Sook ke
sebuah pantai yang tenang. Mereka berjalan bergandengan di tepi pantai, yaampun
serasi banget sih. Malamnya, mereka menikmati pemandangan dari balkon. Jin Sook
merasa sangat nyaman ada seseorang yang menemaninya.
Ia memegang tangan Ho Tae dan
berterimakasih, dan berandai-andai, sepuluh tahun yang lalu jika kita tak
terpisah seperti itu, seperti apa hidup kita sekarang? Jika aku bukanlah
seorang pencuri, tapi seperti orang yang kau kenal selama ini, putri seorang
pemilik warung, Lee Sook Ja. Ho Tae tak berkata apa-apa, hanya mendekat dan
mencium Jin Sook. Jin Sook sempat melepaskan diri dan memuji Ho Tae yang
membuat kemajuan besar, tapi Ho Tae tetap diam dan kembali mencium Jin Sook.
Detektif Oh dan yang lainnya
berkumpul menonton pertandingan baseball. Kepala Polisi bergabung dan bertanya
dimana Ho Tae?
Ternyata yang dicari sedang
bertransaksi dengan seseorang pria yang membuatkan paspor palsu untuk Jin Sook.
Pria itu berkata ini pertama kalinya ia bertransaksi dengan polisi dan
memberikan paspornya. “Tak akan ada masalah kan?” tanya Ho Tae. Yang ditanya
cuma melengos pergi sambil bergumam, orang sendiri masih mau tanya. Hahaa.
Kepala Polisi membicarakan Ho
Tae yang bayangannya pun tak pernah kelihatan sejak pengumuman promosinya.
Seorang detektif mencoba menelponnya, tapi tak ada jawaban. Kepala polisi jadi
khawatir, jangan-jangan terjadi sesuatu dan bertanya pada Detektif Park.
Detektif Park tak menjawab dan pura-pura sibuk makan.
Ho Tae dan Jin Sook ternyata
menonton pertandingan baseball langsung di stadion. Jin Sook menangkap bola
yang mengarah padanya... dan terekam kamera. Detektif Oh langsung merasa
seperti pernah melihatnya. “Si Yoon Jin Sook! Yoon Jin Sook!” ujar detektif
lain dengan yakin. Melihat orang di samping Jin Sook, Detektif Oh curiga,
bukankah itu Ho Tae? Detektif Park menyangkal, mungkin cuma orang yang mirip.
Detektif Oh tetap yakin itu Ho Tae. “Kau begitu iri Lee Ho Tae dipromosi?”
tanya Kepala Polisi. Tapi karena detektif lain juga yakin itu Ho Tae, mereka
pun mulai bergerak.
Ho Tae dan Jin Sook sudah di
pelabuhan. Ho Tae menyerahkan paspor pada Jin Sook dan memintanya percaya padanya.
Jin Sook berkata permintaan Ho Tae terlalu kekanak-kanakan, kalau aku pergi kau
bagaimana? Ho Tae minta jangan mencemaskannya, ia akan menjenguk Jin Sook
nanti.
Sebelum pergi, Ho Tae
mengeluarkan cincin dari sakunya dan memakaikannya di jari Jin Sook, “Ini
desain yang paling populer 10 tahun yang lalu.” Ho Tae sendiri sudah memakai
miliknya. Jin Sook terharu, melewati 42 hari bersama Ho Tae, ia mendapatkan
sesuatu yang tak pernah ia dapat, cinta.. cinta pertama. Ho Tae memeluk Jin
Sook.
Ponsel Ho Tae berbunyi, pesan
dari Detektif Park. Ho Tae segera menarik Jin Sook ke kapal. Ho Tae berkata ini
adalah perpisahan yang terakhir kalinya, kelak tak akan ada lagi perpisahan di
antara mereka. Kapal Jin Sook pun menjauh. Hanya selang sebentar, terdengar
suara sirine mobil polisi mendekat. Ho Tae yang berjalan pergi dengan gontai
dipanggil oleh sebuah suara.. Jin Sook, yang mendekat dan memeluknya.
Saat itu,
polisi sampai dan menodongkan pistol ke arah mereka. Jin Sook tak takut,
keinginannya adalah ditangkap Ho Tae, ia tak ingin melarikan diri lagi. Jin Sook
melepaskan pelukannya, dan tangannya sudah terborgol di tangan Ho Tae. Melihat
Jin Sook sudah tertangkap, polisi pun menurunkan lagi pistol mereka.
Ho Tae menjalani prosesi
pengangkatan dirinya menjadi kapten polisi. Sementara Jin Sook diinterogasi
oleh Detektif Oh yang kesal, ia tak mau bicara sedikitpun. Saking kesalnya
Deteltif Oh menyiram air ke muka Jin Sook yang tertidur dan menyuruhnya cepat
mengaku, kunyuk yang menyembunyikanmu selama ini, siapa dia? “Si Lee Ho Tae
kan?” tanyanya sambil berbisik. Tapi Jin Sook tetap tak mau buka mulut.
Ho Tae membereskan barang-barang
di meja kerjanya dan mendengar rekan kerjanya yang membicarakan Jin Sook yang
tetap bungkam, meski diiming-imingi pengurangan masa tahanan 2 tahun. Ho Tae
tak tega mendengarnya.
Saat membawa barangnya keluar,
seorang gadis sedang diinterogasi, namanya Lee Sook Ja. Ho Tae terhenti, dan
menyapanya, “Lee Sook Ja dari warung Sook Ja?” Gadis itu mengiyakan dengan
heran.
Flashback. Ho Tae berlari ke
Sook Ja supermarket dan berlutut pada ibu Sook Ja, meminta bertemu Sook Ja, ia
tak mau mengangkat telpon dan membalas pesan. Si ibu terkejut, S..sook Ja? Ho
Tae mengangguk, iya saya yang terlalu tak sabaran. Si ibu makin kaget, apa hubunganmu
dengan Sook Ja? Dan darah tingginya kumat saat Ho Tae bilang dirinya pacar Sook
Ja. Si ibu pun teriak memanggil Sook Ja. Dengan muka ngantuk dan belepotan
coklat, seorang anak bernama Sook Ja keluar. Gantian Ho Tae yang kaget.
Kembali ke masa sekarang. Ho Tae
bertanya bagaimana kabar ibumu? Sook Ja bingung. “Aku pernah menyukaimu,
sekarang pun aku masih menyukaimu,” lanjut Ho Tae lalu pergi.
Tapi gara-gara itu Ho Tae langsung pergi ke ruang interogasi Jin Sook. Kepala polisi menyambutnya dan
berkata serahkan saja pada Detektif Oh, cepat atau lambat dia juga akan buka
mulut. Detektif Park minta Ho Tae keluar saja, tapi melihat Jin Sook yang terus
didesak, Ho Tae tak tega dan ingin menerobos masuk. Detektif Park sampai sekuat
tenaga menahan pintunya.
Ho Tae akhirnya berbicara
melalui mikrofon, ia minta Jin Sook mengaku, katakan saja siapa yang menyembunyikanmu,
membeli kembali porselen itu dan mengembalikan pada pemiliknya, orang yang berniat
menyelundupkanmu keluar negeri. Kekasihmu adalah Lee Ho Tae, kenapa tak kau
katakan?
Jin Sook hanya memandangi Ho
Tae, sementara Detektif Park stres dan Kepala Polisi heran.
“Kenapa aku menjadi polisi?
Karena kau bilang polisi itu keren dan berwibawa. Tapi aku sedikitpun tak punya
wibawa. Jika aku bukan seorang polisi, kau tak akan seperti ini sekarang. Gara-gara
kau menginginkanku menjadi polisi. Dibandingkan dengan sepatu olahraga itu, kau
jauh lebih berharga. Selama ini aku tak menyadarinya, selama 10 tahun ini tak
henti-hentinya aku menyalahkanmu. Karena itu, tetaplah bertahan, masih ada satu
orang yang menunggumu. Jin Sook-ah, aku mencintaimu.”
Kepala Polisi memanggil Ho Tae,
yang langsung meminta maaf. Bukan itu, sahut Kepala Polisi, itu... mikrofonnya
lupa dihidupkan. Ho Tae yang udah nangis-nangis ngomongnya tadi, langsung
mendesah kesal, huahahaa, koplak! Detektif Park menyalakan micnya dan minta Ho
Tae bicara sekali lagi. Huahahaa, jadi daritadi Jin Sook nggak denger?? Ho Tae kali ini nangis stress dan matiin
micnya lagi. Epic fail!
“Kita dipertemukan dengan status seorang polisi dan seorang kriminal. Akhirnya
kita menjadi mitra dalam kejahatan.” Headline koran pun menjadi: Dalam waktu
satu malam, Detektif berubah menjadi Penjahat. Akibat dari Detektif yang lebih
memilih cinta. Pertama kalinya seorang polisi diturunkan pangkatnya 4 level.
Ho Tae menjenguk Jin Sook di
penjara, kau baik-baik saja? Jin Sook mengangguk, tak sejelek yang kubayangkan
dan gantian bertanya hal yang sama. Ho Tae tersenyum, aku di luar, mana bisa
dibandingkan denganmu? Jin Sook mengeluh sebenarnya di dalam agak
membosankan,badanku juga sakit semua.
Jin Sook minta Ho Tae menyanyi
untuknya, seperti dulu. Ho Tae jelas tak mau, ia masih malu tiap mengingatnya. Tapi
Jin Sook malah minta ijin pada sipir, dan mau tak mau Ho Tae mulai menyanyi. Jin
Sook memandangi Ho Tae yang menyanyi untuknya, dan teringat masa pacaran mereka
dulu. Lagu yang sama seperti 10 tahun lalu, Kim Dong Ryul – Should I Say My
Love to Her Again (seriously, i love this song! Yah, faktor pernah dinyanyiin
Joo Won juga sih)
Yang awalnya pelan, lama-lama Ho
Tae makin menghayati dan menyanyi dengan keras, sampai semua menoleh dan sipir
terpaksa menyeretnya keluar. Jin Sook cuma bisa bengong. Nggak lama, Ho Tae
masuk lagi dan meyakinkan sipir kalau ia tak akan nyanyi lagi. “Jin Sook-ah,
aku punya cara supaya kau bisa bebas 3 bulan lebih cepat,” ujar Ho Tae. Jin
Sook tertawa, disini 3 bulan itu cepat sekali berlalu... kalau 5 bulan masih
boleh dipertimbangkan. Hahaa, LOL!
Kepala Polisi dan detektif lain
sedang membicarakan sebuah kasus, tapi mereka tak punya bukti. Ho Tae tiba-tiba
masuk dan berkata tentu saja kita harus mendapat bukti. “Ah, polisi patroli
Lee, menurutmu apa yang harus kita lakukan?” tanya Kepala Polisi. Ho Tae
berkata tak ada yang bisa masuk ke rumah itu, di setiap sudut setidaknya ada 20
kamera CCTV, di halaman rumah juga ada banyak anjing, rumah itu dilengkapi
sensor panas, dan Ho Tae menunjukkan satu sudut yang tak masuk dalam kamera
CCTV. Karena masalah rancangan, dindingnya tak kuat menahan berat seorang pria
dewasa, karena itu tak dilengkapi dengan CCTV dan hanya ada 1 orang yang bisa
masuk kesana, ahli wire, ahli dari segala ahli.
Siapakah orang itu? Tentu saja Jin
Sook, ia berhasil masuk dan berkonsentrasi membobol brankas. Ho Tae dan tim
detektif menunggu di luar, sambil memberi instruksi. Pemilik rumah sudah
kembali, semua panik dan minta Jin Sook cepat keluar.
Seseorang mengetuk
jendela mobil, ternyata Jin Sook sudah keluar dengan aman. Ia memberikan
datanya pada Kepala Polisi yang lalu kegirangan karena sudah dapat bukti. Melihat
Ho Tae dan Jin Sook yang berjalan pergi, Detektif Park berkata kerjasama dua
orang itu.. dari awal aku sudah tau.
Ho Tae berjalan bersama Jin Sook
di luar dan berkata senang, bisa jadi semakin banyak masa tahanan yang akan
dipotong. Tak lama lagi kau akan bebas, sudah saatnya memikirkan apa yang akan
dikerjakan kelak. Jin Sook tertawa, apa lagi yang harus disiapkan? Aku kan
sudah menjadi PNS.
“Kau tak mengambil apa-apa dari
dalam kan?” selidik Ho Tae. Jin Sook tanya apa Ho Tae tak mempercayainya? Ho Tae
tersenyum, percaya. Tapi dong ternyata di balik jaket Jin Sook nyimpen segepok
uang di saku celana, hehe. Mereka pun lanjut berjalan menyusuri jalan setapak
yang indah.
Tamat.
Komentar:
Akhirnyaaaaaaa.. setelah
berminggu-minggu selesai juga! ini udah mulai kutulis sejak pemilu 9 April lho,
baru pula selesai sekarang, hahaa. Nulis sinopsis film karena nggak bakal ada
episode selanjutnya jadi nyantaaaai banget. Iseng-iseng aja sih, mumpung lagi
nggak ada drama yang diikuti dan Joo Won gitu loh yang maen. Meskipun rasanya
ada plot hole, tapi overall film ini menghibur, terutama karena senyumnya Joo
Won! Entahlah, aku lemah sekali sama oppa satu itu. Dan pemain ceweknya pun aku
suka, cantikk. Film ini lumayan recomended laah!
No comments:
Post a Comment