Wednesday, March 5, 2014

Sinopsis Let's Eat Episode 14 Part 2


Kyung Mi sudah sibuk memasak di dapur sejak pagi. Manajer Choi yang baru bangun mengintip isi panci yang ternyata sup tulang sapi dan menggoda istrinya, karena menu sarapan telah berubah. Tapi Kyung Mi sengaja membuatnya bukan untuk Manajer Choi, tapi untuk Soo Kyung. Muka Manajer Choi langsung berubah dan bergumam, dia bertemu dengan suami yang salah, bahkan dia harus menjilat temannya sendiri. Manajer Choi mencicipi supnya yang sepertinya enak sekali.


Bunyi bel dan gonggongan Barassi membangunkan Soo Kyung yang tidur dengan ponsel masih menempel di telinganya (omo, telponan sama Dae Young sampe ketiduran doong? Hohoo). Soo Kyung melihat jam dan heran siapa yang datang jam segini. Ternyata Kyung Mi dan anak-anak.


Begitu masuk Kyung Mi langsung mengeluarkan sup tulang sapi yang dibawanya dan menyuruh Soo Kyung makan sebelum bekerja. Ia bawa banyak, jadi simpan di kulkas dan ambil satu per satu. Soo Kyung yang masih ngantuk menguap, “Aku tak berencana menikah dengan Pengacara Kim, jadi jangan lakukan ini.”


Kyung Mi memukul Soo Kyung dan memarahinya karena kejadian semalam. Soo Kyung heran bagaimana Kyung Mi bisa tau? Ternyata Jin Yi yang memberitahu, “Kenapa? Kau bahkan khawatir ibumu tau sehingga kau tak memberitahu keluargamu?” Padahal Soo Kyung tak memberitahu ibunya karena ibu akan memukulnya sampai mati jika tau.


“Kau ini, kau pikir aku tak khawatir padamu? Jika ada yang salah padamu maka apa yang harus kulakukan?” Kyung Mi benar-benar sedih dan menangis. Soo Kyung memeluknya, tapi Kyung Mi malah memukulinya,bagaimana kau bisa melakukan itu? Soo Kyung berusaha menenangkan Kyung Mi yang khawatir.


Soo Kyung sarapan bersama Kyung Mi dan anak-anak. Kyung Mi minta Soo Kyung pindah saja, bagaimana kalau si pelaku penyerangan bebas dan mencarimu? Kyung Mi berkata akan mencarikan rumah, tapi Soo Kyung tak mau, ia baik-baik saja. Biaya untuk pindah cukup banyak dan aku juga telah melekat padanya. “Melekat.. pada siapa?” tanya Kyung Mi. Soo Kyung sadar kalau sudah salah omong dan menjawab.. pada rumah ini, haha. Kyung Mi tetap minta Soo Kyung pindah. Tapi Duk Young tak setuju, kalau Bibi pindah nanti aku tak bisa berkunjung. Soo Kyung berkata kau bisa datang bahkan jika aku pindah, tapi Soo Kyung lalu berkata kalau ia tak akan pindah.


“Benarkah?” tanya Duk Young yang langsung minta ijin ibunya untuk pergi main ke rumah Jin Yi Noona. Si Kakak, Hoon Young, juga ingin ikut dengan semangat. Kyung Mi mengijinkan, tapi sebentar saja ya.


Do Yeon meminta Manajer Choi mengulang pekerjaannya. Manajer Choi tampak keberatan, tapi Soo Kyung datang dan Manajer Choi langsung memuji Soo Kyung, kau benar-benar menakjubkan, kau memenuhi syarat untuk  penghargaan warga yang berani!


Do Yeon mendengus mendengarnya. Soo Kyung tak mau berlebihan, tapi Manajer Choi berkata ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan siapa saja. Manajer Choi memuji Soo Kyung yang cantik dan pemberani, apa yang tak kau miliki Sekretaris Lee. Soo Kyung tertawa dan minta Manajer Choi berhenti. Manajer Choi tertawa-tawa dan Do Yeon masih mendengus gara-gara itu.


Tiba-tiba  Hak Moon keluar ruangan dalam keadaan berantakan dan memegang sikat gigi. Semua terheran-heran, kapan kau datang? Apa kau menginap di sini? Hak Moon mengiyakan dengan enggan dan segera pergi. Melihat Hak Moon yang bekerja begitu keras, Manajer Choi berkata pada Soo Kyung kalau ia tak akan membiarkanmu kelaparan kalau menikah dengannya. Soo Kyung tak nyaman dengan ini, tapi Manajer Choi tak melihatnya dan pergi membuat kopi untuk Soo Kyung.


Do Yeon mendekati Soo Kyung dan minta Soo Kyung jangan khawatir padanya, ia sudah tau semuanya, jadi lakukan yang terbaik. Soo Kyung heran. Do Yeon tertawa, sejujurnya ia pikir selama ini kau tak punya pesona sama sekali, seperti nasi putih. Tapi sekarang bukan lagi, kau seperti nasi bungkus. Soo Kyung makin heran. Do Yeon berkata kau bahkan tak takut pada pelaku ‘don’t ask’, seorang wanita agresif, kupikir kecerobohan itu yang bisa memikat Pengacara Kim. Sebenarnya, itu satu-satunya hal yang tak kumiliki, seperti bunga di rumah kaca, aku dibesarkan dengan hati. Do Yeon tertawa dan minta Soo Kyung melakukan yang terbaik dengan Pengacara Kim.


Dae Young keluar kamar mau cari makan, tapi baru beberapa langkah, Dae Young mundur dan ada bungkusan di depan pintunya. Sup tulang sapi dari Soo Kyung, dengan pesan “Makanlah dan segera sembuh”. Dae Young tersenyum memandang pintu Soo Kyung dan masuk lagi ke kamarnya.


Soo Kyung menemui Hak Moon, mengajak makan siang. Tak berani menatap Soo Kyung, Hak Moon berkata ia punya janji lain, kalian pergilah makan. Soo Kyung mengiyakan dan pergi. Kasian Hak Moon, dia beneran merasa bersalah gitu.


Soo Kyung, Manajer Choi dan Do Yeon mengantri di sebuah restoran. Antriannya sudah panjang. Manajer Choi mengusulkan pergi ke tempat lain saja, tapi Soo Kyung tak mau, kudengar makanan di sini benar-benar lezat. Manajer Choi tentu menurut, jika kau ingin makan maka kita harus tetap antri (hahaa, yang penjilat siapa sih disini? :p). Do Yeon lagi-lagi mendengus kesal.


Manajer Choi heran, janji apa yang Pengacara Kim miliki? Dan malah menggoda Soo Kyung, apa janji denganmu? Periksa ponselmu, mungkin kau menerima pesan darinya. Soo Kyung kesal dan minta Manajer Choi berhenti. Do Yeon mengeluh kedinginan dan minta pesan dibungkus dan makan di kantor saja. Soo Kyung terpaksa mengiyakan.


Mereka bertiga kembali ke kantor dengan bungkusan di tangan dan bertemu Hak Moon yang baru keluar pantry dengan mi instannya. Hak Moon segera berkata kalau ia tak bohong, janji makan siangku tiba-tiba harus dibatalkan. Do Yeon bertanya siapa bilang kau berbohong? Hak Moon salah tingkah dan tertawa, ia pikir kalian akan berpikir seperti itu. Manajer Choi menawarkan makanan bagiannya, dan menyuruh Soo Kyung makan berdua dengan Pengacara Kim. Hak Moon menolak, ada beberapa dokumen yang harus kulihat sambil makan dan buru-buru masuk ruangannya. Soo Kyung sadar kalau Hak Moon bersikap aneh.


Jin Yi selesai membuat penyangga tangan untuk Dae Young saat pengantar barang datang. Jin Yi membukanya dengan senang hati, ia pikir itu Kwang Suk, tapi ternyata bukan. Jin Yi heran dan menanyakan soal Kwang Suk. Si pengantar barang bilang kalau Kwang Suk berhenti kemarin, sepertinya karena masalah di rumah. Jin Yi pun menerima paketnya, tapi tak semangat, harusnya ia memberitahuku kalau ia berhenti.


Hak Moon keluar ruangan, lagi-lagi tak berani melihat ke arah Soo Kyung dan berkata ia harus pergi ke pengadilan dan harus bertemu klien, mungkin tak akan kembali ke kantor hari ini. Manajer Choi mengiyakan dengan heran, apa ia ada pengadilan hari ini? Dan aku tau kalau ia tak punya janji dengan klien. Soo Kyung berkata ia juga harus pergi ke pengadilan dan buru-buru pergi.


Manajer Choi seperti biasa salah duga, mereka harusnya berkencan secara terbuka. Mereka jadi sering berbohong karena kita. Do Yeon bilang kalau Manajer Choi benar-benar tidak peka, Pengacara Kim sedang menghindari Sekretaris Lee karena dia tak menyukainya lagi (gubrak banget dah Do Yeon ini, hahaa). Manajer Choi tak percaya, ia menyukainya selama 10 tahun, apa bisa berubah begitu mudah?


“Itulah mengapa kau tak pernah bisa tau hati seseorang. Pasti karena peristiwa dengan pelaku penyerangan, ia merasa muak dengannya,” duga Do Yeon semakin ngaco. Manajer Choi bengong, kenapa? Do Yeon berkata kalau pria tak suka dengan wanita keras kepala yang pergi menghadang api. Seorang wanita harus lembut sehingga kau ingin melindunginya. Manajer Choi menyipitkan mata, speechless, haha. Do Yeon masih ngoceh, kalau Pengacara Kim menarik pengakuannya, ia pasti punya begitu banyak kekhawatiran. Manajer Choi udah duduk lagi, mendengarkan dengan enggan.


Soo Kyung berteriak memanggil Hak Moon yang berjalan tanpa semangat. Hak Moon jadi mempercepat langkahnya. Soo Kyung berhasil mengejar dan minta Hak Moon berhenti, kau tak ada pengadilan kan? Minumlah secangkir teh denganku.


Di sebuah cafe, Soo Kyung bertanya kenapa Hak Moon tiba-tiba menghindarinya. Tidak, tidak seperti itu, jawab Hak Moon tanpa menatap Soo Kyung. Soo Kyung tanya alasannya. Hak Moon masih menunduk, ia malu bertemu Soo Kyung, ia yang memintanya pergi menemui kakak korban. “Kau hampir terluka karenanya, itu semua salahku. Maafkan aku, Soo Kyung-ssi,” pinta Hak Moon. Soo Kyung tak menganggap ini kesalahan Hak Moon.


Masih tertunduk, Hak Moon sadar ini sebabnya cintanya bertepuk sebelah tangan selama 10 tahun, karena hanya ini yang ia punya.


Soo Kyung ingat, orang yang memberiku jepit rambut dan langsung pergi itu kau kan? Hak Moon mengangguk. “Setelah mendengarkan apa yang kau katakan, aku melihat album alumni. Sebenarnya setelah itu aku tak pernah melihatmu, jadi aku penasaran. Benar, kau sudah jauh lebih keren, jadi bagaimana bisa aku mengenalimu?”

“Aku.. Kau ingin tau tentang aku?”

“Jepit rambut itu.. temanku, karena rambutnya terus jatuh ketika sedang belajar, dia keras kepala membawanya pergi. Mungkin terlambat, tapi aku minta maaf.”


Hak Moon menggeleng, tidak perlu. Soo Kyung berterimakasih Hak Moon memberinya hadiah (coklat) dan juga mengaku padanya. Soo Kyung merasa Hak Moon berkata kalau ia masih bisa dicintai seseorang dan itu membuatnya bahagia. Setelah bercerai, Soo Kyung terpuruk dan merasa tertekan dan hanya peduli pada dirinya sendiri.

“Jadi, itulah sebabnya aku harus memberitahu yang sebenarnya padamu. Aku akan memberi jawaban sekarang. Pengacara Kim, kupikir aku tak bisa menemuimu sebagai seorang pria lagi.”

Hak Moon cuma menghela napas panjang.


Dae Young datang ke Ahjussi laundry, membawa kemejanya yang kena darah. Ahjussi kaget melihatnya dan tanya kenapa lengan Dae Young jadi seperti itu? Dae Young tertawa dan hanya berkata kalau terjadi sesuatu. Ahjussi bisa menduga kalau ini ada hubungannya dengan wanita dari apartemen 805 kemarin. Dae Young kagum, kau seperti paranormal. Tapi Ahjussi langsung nyemprot, kau pergi dengan panik seperti itu, bukankah itu jelas? Ahjussi tanya apa alasannya. Dae Young berkata ini cuma salah paham, kupikir Noona diculik, saat aku pergi mencarinya aku terjatuh.


“Goo Daegi, kau.. menyukai wanita itu kan? Kau akhirnya mulai berkencan!” Ahjussi tertawa.

“Apakah kau gila?”


Ahjussi kesal Dae Young mengatainya orang gila. Dae Young juga kesal karena Ahjussi bicara sembarangan seperti itu. “Jika tidak maka bilang tidak. Kenapa kau marah?” balas Ahjussi. Melihat Dae Young diam saja, Ahjussi makin menggoda, kau begitu karena kau merasa bersalah. Dae Young diam tak berkutik. Ahjussi menyodorkan mantel Hak Moon, menyuruh Dae Young sekalian memberikannya pada wanita yang tinggal di sebelahmu. Dae Young ngomel, kau sudah bicara omong kosong dan sekarang kau membuat seorang pasien yang hanya bisa menggunakan satu tangan melakukan tugasmu? Tapi sih dibawa juga sama Dae Young, haha.


Dae Young kembali saat Soo Kyung hendak membuka pintu apartemennya. Dae Young menyodorkan mantelnya, Ahjussi laundry memintaku membawanya. Soo Kyung menerimanya dan berterimakasih. Tapi Dae Young tak mau cuma terimakasih dan minta dibelikan makan malam. Mata Soo Kyung melebar, ia sudah mentraktir perut babi kemarin. Dae Young mulai mengeluh dan berpura-pura tangannya sakit karena sudah membawakan mantel itu. Soo Kyung tertawa, baiklah, sebagai gantinya ayo kita pergi makan kaki ayam dan daging dengan tulang rawan yang kau sebut kemarin. Dae Young langsung segar dan tertawa senang.


Soo Kyung, “Ayo kita mengajak Jin Yi.” Dae Young pun memencet bel kamar Jin Yi sementara Soo Kyung memasukkan mantel ke kamarnya, tapi tak ada jawaban.


Ternyata Jin Yi sedang di luar dan minta mereka berdua makan dulu. Pelayan toko memberikan pesanan Jin Yi dan Jin Yi senang sekali dengan hasilnya. Entahlah itu apaan, yang jelas hadiah buat Soo Kyung.


Daging dengan tulang rawan dan kaki ayam pun terhidang di meja, sluurp, kayaknya enak banget! Dae Young mengambil satu kaki ayam dan memakannya dengan nikmat. Sementara Soo Kyung lebih konsentrasi dengan daging tulang rawan yang tampak tak kalah lezat. Soo Kyung dan Dae Young berkali-kali memuji rasanya. Soo Kyung sampe tertawa-tawa saking enaknya. Soo Kyung minta maaf pada Dae Young dan menuang segelas soju. Dae Young melirik berkali-kali, kepingin.


Dae Young berusaha mengambil gelas soju diam-diam, tapi Soo Kyung langsung memukul tangannya. Tanganmu retak, kau tak boleh meminumnya, ujar Soo Kyung sambil meminum sojunya.


Di kamar, Jin Yi sedang menyiapkan hadiah untuk Soo Kyung dan Dae Young. Jin Yi senang sekali, impiannya adalah memberikan hadiah kejutan. Dan Jin Yi pun berangkat menyusul mereka berdua ke kedai. 


Begitu Jin Yi keluar, sebuah telapak tangan keluar dari kolong tempat tidur Jin Yi. Hii, tangan siapa itu??


Dae Young menertawakan Soo Kyung yang kepedasan, kau terlihat benar-benar jelek sekarang, hidungmu, bibirmu, semuanya merah. Soo Kyung beralasan itu karena ia makan sesuatu yang pedas. Dae Young tertawa lagi, Apa kau satu-satunya yang memakannya? Kenapa hanya kau yang seperti itu?


Soo Kyung beneran kepedasan dan mengipas-ngipas mulutnya dengan tangan. Dae Young hendak memfoto Soo Kyung, tapi Soo Kyung tak mau dan menutupi mukanya.

“Kau bahkan direkam saat mendengkur, mengapa kau malu hanya karena ini?”


Soo Kyung melotot, kau masih belum menghapusnya? Tentu saja tidak, jawab Dae Young, mengapa aku menghapus sesuatu yang lucu? Dae Young mencoba menyingkirkan tangan Soo Kyung dengan lengannya, tapi Soo Kyung tetap menutupi mukanya. Dae Young tak ingin menggunakan kekerasan, jadi terpaksa ia meletakkan ponselnya di meja dan menahan tangan Soo Kyung dengan tangannya yang sehat.


Soo Kyung ngomel-ngomel minta dilepaskan, mengapa kau ingin memotret bibir orang lain? Tapi Dae Young malah mendekat dan.. menciumnya. Soo Kyung diam dan terbelalak kaget.



Dan ternyata ada orang lain yang kaget melihat mereka berciuman.. Jin Yi. 

Komentar:
Omo omo, i'm not expecting this one to come! Best episode so far, the hug, the phone call, and the kiss.. :p

No comments:

Post a Comment