Bong Sun yang pingsan karena
demam tinggi dilarikan ke UGD oleh Sun Woo. Untungnya menurut dokter Bong Sun
hanya shock sementara karena demamnya, tapi karena sistem imunnya lemah, Bong
Sun perlu diinfus dulu sebelum pulang. Sun Woo lega, sekaligus mengeluhkan Bong
Sun yang ahli membuat orang lain shock.
Bong Sun sadar, tapi langsung
kaget melihat hantu di tempat tidur di sampingnya. Tapi setelah itu ia malah
lebih kaget lagi melihat Sun Woo yang menungguinya. Sun Woo memberitahu Bong
Sun yang tampak kebingungan kalau mereka di RS. Sun Woo tak mengerti, dengan
demam setinggi itu harusnya Bong Sun ke RS atau memberitahunya. Oh, Bong Sun
sudah memberitahunya, tapi bagaimana ia bisa percaya pada seseorang yang terus
memintanya melakukan ‘itu’?
Bong Sun makin kebingungan saat
melihat hari itu tanggal 17 Juli. Hal terakhir yang diingatnya adalah saat ia
sempoyongan berjalan di halte bis. Sun Woo ingin Bong Sun istirahat beberapa
hari dan pergi mencarikan kamar untuknya. Bong Sun yang ketakutan melepas
infusnya dan keluar RS, membuat Sun Woo kebingungan setelahnya karena Bong Sun
pergi begitu saja.
Bong Sun kalut, sosok yang ia
lihat di kaca seperti bukan dirinya. Ia mengikat rambutnya yang tergerai dan
menghapusi lipstik warna terang di bibirnya. Gosiwonnya yang sudah ditempati
orang lain membuat Bong Sun menelpon neneknya setengah menangis. Dua minggu tak
mengingat apapun membuatnya takut. Firasat nenek benar, sesuatu terjadi saat
terakhir kali mereka bicara. Bong Sun dirasuki hantu.
Sun Woo kembali ke restoran,
tapi tak ada Bong Sun di sana, hanya Soon Ae yang cemas menanti kabar. Soon Ae
mengoceh mengkhawatirkan Bong Sun, tapi tentu Sun Woo tak mendengarnya. Sun Woo
juga khawatir, ia tau Bong Sun tak ada tempat lain untuk pergi. Tapi sudahlah,
ia mencoba untuk tak peduli.
Berada di luar tubuh seseorang
membuat Soon Ae bebas memandangi Sun Woo yang baru saja selesai mandi. Meski percuma,
ia tak bisa menyentuhnya sedikitpun. Soon Ae berbaring di sisi Sun Woo yang
siap tidur. Dengan mata terpejam Sun Woo tetap masih khawatir, menakutkan saat
Bong Sun terus menyerangnya. Ia khawatir saat Bong Sun ada, dan lebih khawatir
lagi saat ia tak ada.
Soon Ae berusaha mencium Sun
Woo, tapi tentu saja tak bisa. Ia frustasi dan mulai mencari target baru.. So
Hyung. Sayang, energi So Hyung terlalu kuat untuk bisa Soon Ae rasuki. Yang ada
ia malah membuat teman So Hyung ketakutan karena melihat bayangannya di layar.
Semalaman Bong Sun duduk di
taman. Neneknya berpesan kalau ia harus waspada dan menjaga tubuhnya, hantu
yang merasukinya sekali akan mencoba untuk kembali lagi. Jangan pernah menatap
matanya dan Bong Sun harus berpura-pura tak melihatnya. Kalau ia terus saja
kembali, Bong Sun harus kuat, menatap matanya langsung dan berteriak, “Kau tak
bisa mengacaukan manusia sepertiku!”
Sung Jae yang sedang patroli
berhenti saat melihat Bong Sun duduk sendirian. Ia membawanya ke kantor polisi
dan memberikan kopi hangat. Bong Sun berterimakasih dengan canggung, tapi Sung
Jae santai saja, mereka kan teman makan ramen. Bong Sun tak mengerti, tapi
terpaksa ia mengiyakan kalau ia ingat. Tapi jawaban itu dan wajah Bong Sun yang
pucat membuat Sung Jae khawatir. Karena Bong Sun diam saja, ia minta Bong Sun
menceritakannya nanti kalau sudah siap.
Bong Sun pamit, tapi Sung Jae
ingin mengantarnya ke restoran. Mereka sampai persis saat Sun Woo mau
bersepeda. Dari Sung Jae, Sun Woo tau kalau Bong Sun semalaman duduk sendirian,
ia pikir Bong Sun ke sauna lagi. Bong Sun kaget waktu Sun Woo menyuruhnya
masuk, tapi lalu menurut juga.
Bong Sun masuk ke restoran super
hati-hati, teringat pesan neneknya. Sun Woo ikut masuk, menanyainya yang malah
kabur dari RS. Bong Sun yang tergagap-gagap menjawabnya, membuat Sun Woo heran.
Apalagi ia kembali terus menerus minta maaf (kata yang sudah lama tak Sun Woo
dengar) lalu pergi.
Di jalan, seorang nenek
kerepotan dengan gerobak sampahnya, tapi bukannya membantu, mobil Sung Jae
malah sengaja mengenai gerobak itu. Well, day by day i’m getting scared with
him.
Bong Sun baru selesai ganti baju
saat rekan kerjanya datang. Ji Woong merangkulnya akrab, tapi Bong Sun malah
risih, minta maaf, dan buru-buru pergi. Semua jelas heran, belum lama Bong Sun
teriak ingin ke rumah Oppanya, tapi sekarang Ji Woong jadi merasa canggung. Joon
tak berkata apapun, tapi itu tampak mengganggunya.
Di briefing pagi sebelum
restoran buka, Min Soo menyebutkan reservasi mereka, memikirkan menu untuk
pengunjung khusus, dan Sun Woo yang memberikan instruksi. Bong Sun dapat jatah
mengambil taplak meja yang sudah dilaundry, tapi ia malah tertidur. Sun Woo
berteriak baru Bong Sun tergeragap kaget dan minta maaf, ia akan mengeceknya. Karena
buru-burur, ia menabrak barang di lantai lalu minta maaf lagi.
Semua memandangi Bong Sun heran.
Bong Sun yang lama, yang selalu mengantuk dan meminta maaf, telah kembali. Padahal
Dong Chul mulai menyukai Bong Sun yang baru. Sun Woo tak suka mereka sibuk membicarakan
Bong Sun dan menyuruh segera bekerja. Eun Hee juga khawatir, tapi Sun Woo juga
tak tau apa yang terjadi.
Bong Sun sudah mengambil
taplaknya. Soon Ae tau-tau ada di hadapannya, menyapanya akrab dan bertanya apa
Bong Sun baik-baik saja sekarang? Bong Sun bersikap seolah tak melihat dan
mendengar ocehan Soon Ae. Ia merapal mantera, yang tentu tak mempan. Soon Ae
terus saja mengikutinya, “Na Bong Sun, Na Bong Sun, Na Bong Sun!”
Bong Sun yang ketakutan berusaha
menghindar. Ia yang heboh sendiri membuat semua orang menatapnya heran.
Beberapa pengunjung orang asing
datang, Min Soo berusaha menyambut mereka, tapi ia tak bisa bahasa Inggris. Sun
Woo mengambil alih, dan bicara bahasa Inggris dengan lancar pada mereka.
Dapur sibuk karena banyaknya
reservasi. Bong Sun diminta turun ke gudang mengambil penyulut api yang habis..
dengan Soon Ae yang masih mengikutinya. Soon Ae berusaha meyakinkan kalau ia
bukan roh jahat, 2,5 tahun lalu ia masih manusia sepertinya. Bong Sun masih
saja cuek. Soon Ae mengeluh, ia pikir 2 minggu di tubuhnya membuat mereka punya
ikatan tapi tetap saja Bong Sun mengabaikannya.
Karena terus diikuti, Bong Sun
mengikuti saran neneknya yang lain. Ia menatap Soon Ae yang malah kesenangan
karena kontak mata mereka. Tapi Bong Sun yang tetap ketakutan tergagap bicara
kalau ia bukan orang yang bisa dikacaukan. Soon Ae tak sabar dan memohon agar
ia bisa meminjam tubuh Bong Sun sekali lagi saja.
Bong Sun panik dan menyalakan
penyulut apinya, sambil terbata-bata menolak. Ia menguatkan diri dan berkata
kalau ia tak bisa dirasuki lagi. Soon Ae minta Bong Sun tenang, tapi yang ada
Bong Sun malah panik dan api itu menyambar ke barang-barang di belakangnya, dan
api langsung membesar.
Semua karyawannya kagum melihat cara
Sun Woo melayani pelanggan asing itu. Min Soo yang tak bisa bahasa Inggris
masih saja kesal. Joon menantang Min Soo untuk ikut menyapa tamu-tamu itu, tapi
tentu saja Min Soo tak berani, haha. Tapi mereka lalu mencium bau terbakar dan
melihat kepulan asap putih.
Restoran langsung kacau dan para
pelanggan diminta segera keluar. Untunglah apinya tak menyebar dan bisa diatasi
dengan fire extinguisher, meski mobil
pemadam kebakaran dan ambulance tetap datang ke sana. Kyung Mo melihat mobil
pemadam kebakaran lewat, dan memberitahu ayahnya. Tapi menurutnya tak asik,
karena mobilnya cuma satu berarti kebakarannya tak besar. Ayah cuma bisa
geleng-geleng, anaknya yang sudah 26 tahun masih saja kekanakan.
Saat membereskan meja, soju
milik pelanggan masih tersisa. Ayah hampir meminumnya, tapi lalu teringat kalau
Bong Sun tak mau ia minum sendirian. Ayah mengembalikan botol soju itu, sambil
bertanya-tanya apa Bong Sun sibuk karena sudah 2 hari ini ia tak datang.
Api sudah padam, dan mereka
semua merapikan gudang. Min Soo memarahi Bong Sun, mendesaknya mengatakan awal
mula api. Gudang sampai begini, berapa kerugian mereka? Sun Woo
menghentikannya, bertanya dengan tenang dan minta Bong Sun menceritakannya.
Bong Sun yang tetap diam membuat Min Soo memarahinya lagi. Sun Woo teriak minta
Min Soo diam, dan minta Bong Sun bicara.
Tak bisa menceritakan yang
sebenarnya, Bong Sun hanya terus minta maaf. Matanya yang berkaca-kaca menatap
marah ke arah tangga. Sun Woo mengikuti arah pandang Bong Sun, tapi tak ada
apa-apa di sana.
Bong Sun terduduk sendirian di
ruang ganti. Soon Ae terus mengikutinya, berkata Bong Sun gila karena
bermain-main dengan api seperti itu, ia toh tak berbuat apa-apa. Sambil
menangis Bong Sun minta Soon Ae menjauh darinya, ia takut. Ia takut dirasuki
lagi. Ia takut orang-orang melihatnya seperti orang lain. “Aku membencinya, jadi
jangan muncul lagi di hadapanku. Tolong tinggalkan aku sendirian!” teriak Bong
Sun frustasi. Soon Ae terdiam.
Tapi Soon Ae menuruti permintaan
Bong Sun. Ia keluar dari restoran, mendatangi ayahnya. Tapi bagaimanapun ia
mengoceh, ayahnya tak bisa mendengarnya.
Ibu Sun Woo kaget saat tau soal
kebakaran di Sun Restoran dari Eun Hee. Ia lega karena itu kebakaran kecil dan
semua sudah aman. Ibu berpikir kebakaran itu kecil karena ia sudah melakukan
ritual dengan Ahjumma shaman yang sedang bersamanya. Ibu berterimakasih, dan
mereka sudah akrab sekarang, sampai ibu memanggilnya ‘chagiya’ alias sayang.
Ponsel ibu berbunyi, notifikasi
kalau honor mengajarnya sudah masuk. Soal uang selalu membuat Ahjumma shaman
penasaran dan bertanya berapa jumlahnya? Tanpa keberatan ibu memberitahu
totalnya 500 ribu won. Jadilah Ahjumma shaman mengusulkan segera membuat ritual
agar Eun Hee bisa hamil dan meminta ongkos jalan lagi, jumlahnya 500 ribu won. Seperti
biasa, ibu dengan senang hati memberikan uang yang baru saja diterimanya. Hahaha,
ibunya Sun Woo ini profesor tapi kok ya mau dibodohin terus?
Note:
Episode 5 ini feelnya jadi bedaa banget setelah Soon Ae keluar dari tubuh Bong Sun. Bong Sun yang udah timid jadi makin timid gara-gara takut dirasuki lagi..