Selesai urusan dengan ibunya,
Sun Woo pergi dengan So Hyung yang menelponnya. Menghibur diri, Sun Woo berkata
ia punya banyak waktu luang sekarang. So Hyung tak percaya, menurutnya Sun Woo
hanya berpura-pura baik-baik saja. Sun Woo bersikeras ia baik-baik saja, semua
akan berlalu dan selama ini ia terlalu sibuk. So Hyung mengiyakan saja, dan
menyuruhnya ikut programnya, syutingnya minggu depan.
So Hyung merasa ini cara terbaik
di saat seperti ini, Sun Woo harus keluar dengan percaya diri, bahkan bisa
mengklarifikasinya kalau mau. Kalau Sun Woo bersembunyi, orang akan berpikir ia
melakukan sesuatu yang salah. Program ini bagus untuk imagenya, dan juga Sun
Woo pintar bicara. Sun Woo mengiyakan saja, ia memang sangat menghibur. Mereka sudah
mengcasting chef lain untuk program itu, tapi levelnya masih di bawah Sun Woo. Kalau
Sun Woo mau, So Hyung bisa membatalkannya dengan mudah. Dan Sun Woo diberi satu
hari lagi untuk berpikir.
Mereka sampai di tempat orang
yang mereka kunjungi, tempat peristirahatan terakhir Chang Kyu, orang terdekat
mereka berdua. So Hyung menyapanya dan berkata ia membawa Sun Woo karena tau
Chang Kyu merindukannya. Sun Woo malah berkata kalau ia membencinya sampai
mati. So Hyung mengeluhkan Sun Woo yang begitu lagi, lalu berkata ada lirik
lagu yang ‘Baiklah padanya selagi ia
masih bersamamu’ dan mendadak membuat So Hyung sedih. Di situ tertera Chang
Kyu lahir pada tahun 1983 dan meninggal pada 2004, udah lama banget dong ya?
Restoran masih saja sepi sampai
semua bisa bersantai di meja tamu. Kekuatan internet benar-benar mengerikan,
Sun Woo sekarang bahkan mendapat julukan ‘Gangster
Chef’. Menurut Min Soo, orang-orang itu tak punya hiburan apapun untuk
melepaskan stress sampai berkomentar buruk tentang bos mereka. Itu aneh sampai
semua memandang Min Soo curiga. Min Soo buru-buru menyangkal, ia bukan salah
satu dari orang-orang itu.
Tapi Bong Sun malah setuju
dengan orang yang memberi julukan itu, gangster. Dia benar-benar ahli menyakiti
orang dengan kata-katanya.
Sun Woo datang dan semua bubar. Bong
Sun sempat menghalangi langkahnya lalu bertanya apa ia boleh menggunakan kamar
mandi? Katanya apapun yang ia lakukan harus mendapat ijin. Sun Woo menyuruh
Bong Sun melakukan apapun yang dimau, dan jangan pernah bicara padanya.
Min Soo mendekati Sun Woo dan
berkata kalau temannya yang bekerja pada Chef Marco beranggapan Sun Woo menolak
program itu karena malu. Sun Woo tak suka mendengarnya, saat Min Soo berkata
penampilan Chef Marco kurang, Sun Woo menambahkan kalau kemampuan memasaknya
juga sama, kurang.
Tapi omongan itu rupanya berhasil,
karena Sun Woo langsung panas dan menelpon So Hyung, meski pura-pura ia salah
menekan speed dial, haha. Sun Woo lalu turun ke dapur (Bong Sun buru-buru pergi
dari sana), dan memberitahu kalau ia akan ikut program itu minggu depan. Katanya
ia tak tertarik, tapi temannya yang memintanya dan ia menunjuk Min Soo jadi
chef kedua. Min Soo tentu saja menerimanya dengan girang. Semua menyelamati Min
Soo untuk TV debutnya.
Ahjumma Shaman pulang kelelahan
tanpa hasil, ia masih belum bisa menemukan Soon Ae. Dan lampu rumahnya
tiba-tiba mati, pertanda kalau ia harus segera menemukan Soon Ae. Sedang kesal
karena Soon Ae merepotkannya, ponselnya berdering, Ibu Sun Woo yang minum
sendirian di pojangmacha menelponnya. Ia mendapat nomor Ahjumma Shaman dari
temannya, dan memintanya datang karena Suhbingo-dong terlalu jauh dari
tempatnya. Ahjumma Shaman sih mau saja, asal ada ongkos jalannya. Terpaksalah ibu
menuruti dan menutup telponnya.
Karena terbiasa berurusan dengan
shaman, ibu berpikiran Ahjumma Shaman memang bagus karena ia meminta banyak
uang.
Melihat ibu sendirian, penjaga
pojangmacha bertanya dimana pria yang bersamanya terakhir kali? “Oh, mantan
pacarku? Kami putus 2 bulan lalu,” jawab ibu. Karena tak berkencan dengan
siapapun sekarang makanya ibu merasa kesepian dan selalu mengkhawatirkan
putranya. Ia bercerita kalau putranya akan punya keberuntungan yang buruk tahun
ini, tapi ia sama sekali tak tau betapa ia mengkhawatirkannya.
Ibu mengakui ia sudah gagal
sebagai ibu, ia hamil tanpa sengaja di umur 19 dan melahirkan, hidup dengan
seorang pria, dan punya anak perempuan kemudian. Ia meminta bibinya merawat
anak perempuannya agar ia bisa kuliah, jadi ia bahkan tak pernah membuatkan
mereka makanan enak. Ia juga tak pernah datang ke kelulusan putranya. Sun Woo
pasti sangat kesepian, semua karena ia dilahirkan oleh ibu yang buruk. Ibu yang
merasa bersalah sampai menangis.
Sun Woo dan Eun Hee baru mau
meninggalkan restoran saat ibu mereka yang mabuk datang dan memanggil Sun Woo,
gangster! Ia minta diambilkan wine, tapi Sun Woo malah memapahnya keluar. Di luar,
ibu yang mabuk memberitahu Eun Hee kalau Sun Woo mengiriminya uang yang selama
ini tak pernah ia lakukan. Sun Woo membawa ibunya masuk ke mobil dan
mengantarnya pulang.
Di jalan pulang dari rumah
ibunya, seekor anjing liar mengikutinya. Sun Woo berkata pada si anjing kalau
ia tak suka anjing dan ia juga bukan tipe yang memberi makan anjing liar. Tapi anjing
itu terus saja mengikutinya.
Mau tak mau Sun Woo memberi
anjing itu makan juga. Tapi ia memberi makan dan membiarkannya tidur di sini
hanya untuk hari ini, ia tak akan melakukannya lagi besok. Anjing itu tentu tak
merespon dan tetap sibuk dengan makanannya.
Soon Ae dalam tubuh Bong Sun
mengeluhkan dirinya yang harusnya menggoda pria saat berada di tubuh orang
dalam waktu lama begini. Tapi bagaimana bisa ia terjebak di tubuh yang bagian
depan dan belakangnya sama begini? Makanya keputusan dalam hitungan detik itu
penting, tak peduli kau manusia atau hantu, haha.
Di sebuah apartemen yang Bong
Sun lewati ada orang-orang berkerumun dan tempat itu dijaga polisi. Ada Sung Jae
di sana, dan begitu melihatnya Bong Sun merasa familiar, apa ia pernah
menggodanya sebelumnya? Tapi ia tak yakin. Begitu polisi lain membawa mayat
keluar dari apartemen itu, Sung Jae menutup mata anak kecil di depannya. Bong
Sun melihatnya dan memuji polisi itu benar-benar hot. Bong Sun suka, pria itu
tipenya.
Di rumah makan ayah Soon Ae,
seorang pelanggan protes harga di sana kemahalan untuk rasa yang tak enak, dan
lagi makanan pendampingnya cuma kimchi lama. Kyung Mo emosi mendengarnya,
kenapa baru bilang setelah selesai makan? Ayah bingung dan menyuruh si
pelanggan pergi tanpa membayar. Tapi saat itu Sung Jae masuk dan bertanya apa
ada masalah? Tak mau kena masalah, pelanggan itu buru-buru membayar dan pergi,
meski sambil bergumam kalau ia tak akan datang lagi.
Kyung Mo tak suka ayahnya
begitu, bagaimana bisa mereka mendapatkan uang kalau menjualnya secara gratis?
Ayah hanya merasa yang orang itu katakan tak sepenuhnya salah dan menyuruh Sung
Jae duduk. Di meja mereka, temannya berbisik kalau seharusnya mereka tak datang
kesini. Sung Jae hanya senyum dan menyadari ada kotoran di gelasnya dan
membersihkannya diam-diam.
Sun Woo sudah di set syuting
bersama So Hyung dan Chef Marco. Chef Marco minta agar dibolehkan membawa 2
pengawal di belakangnya, ia takut kenapa-kenapa. Sun Woo dengar, “Jangan
khawatir, aku tak melawan seseorang yang lebih besar dariku.”
Min Soo sedang menyiapkan
peralatan dan sadar ada sesuatu yang kurang. Ia beralasan kebelet ke toilet dan
ijin keluar pada Sun Woo. Di luar ia menelpon Bong Sun dan memintanya
membawakan pisau Chef. Bong Sun yang di restoran mengeceknya, dan benar di sana
pisau dengan inisial K.S.W tertinggal.
“Kang Sun Woo, lahir di tahun
guihai,” Ahjumma Shaman berusaha meramal Sun Woo tapi baru sampai tahun
lahirnya saja ia sudah heran, berapa umur ibu Sun Woo sampai anaknya sudah
lebih dari 30 tahun? Ibu hanya tertawa tak enak. Ahjumma shaman bisa melihat
keberuntungan Sun Woo yang sangat kuat. Ibu langsung membenarkan, ia punya
kekuatan di dua tangan dan jadi pintu gerbang para hantu.
“Itulah kenapa kau memberinya
banyak jimat?” tanya Ahjumma Shaman. Ibu terkejut Ahjumma Shaman tau itu, tapi
tak ada gunanya, berapapun yang ia berikan pasti dirobek. Ahjumma shaman tak
bisa melakukannya begini saja, ia harus melihat wajah Sun Woo. Dan melihat wajah
ibunya, ia bisa menebak kalau ibu bisa melakukan apapun yang ia mau meskipun
hidup sulit kan? Dan ia tau kalau ibu tak bisa hidup tanpa pria.
Ibu tentu terkejut ia bisa
dibaca hanya dengan melihat wajahnya, jadi ia mengajaknya ke restoran untuk
melihat anaknya langsung. Ahjumma Shaman meniup-niup amplopnya, ia harus pergi
jauh lagi, berarti bayarannya harus naik 4 kali lipat. Ibu kembali senyum tak
enak, mungkin batinnya ini ahjumma matre amat ya? Hahaa.
Mereka sampai di Sun Restoran.
Bong Sun yang baru mau keluar kaget melihat si Ahjumma dan buru-buru pergi
sambil pura-pura tak lihat. Itu membuat dirinya mendapat pandangan heran dari
ibu dan Ahjumma shaman karena pergi tanpa menyapa sedikitpun.
Bong Sun sampai dan langsung
muncul di ruang rias Sun Woo yang langsung heran melihatnya, kenapa kau di
sini? Dengan polos Bong Sun menjawab kalau ia datang karena Min Soo memintanya
membawakan pisau Sun Woo. Sun Woo jadi kesal dan bertanya di mana dia setelah membuat
kekacauan?
Min Soo rupanya ada di luar. Tak
bisa masuk karena visitor pass dan ponselnya ketinggalan di dalam. Ia sudah berusaha menyogok, menerobos masuk,
tapi tetap saja dicegah masuk oleh penjaganya, haha. Sun Woo menelponnya dari
tadi dan tak ada jawaban, padahal mereka sudah mau syuting. Tak ada waktu lagi,
So Hyung minta Sun Woo mengajak Bong Sun saja. Terpaksa Sun Woo mengajak Bong
Sun sambil mewanti-wantinya untuk tak melakukan apapun.
Syuting dimulai. Mereka diminta
untuk mengatakan sepatah kata dulu. Tak banyak yang ingin dikatakan Sun Woo,
hanya berkata kalau tangannya tak digunakan untuk menyakiti orang, tapi tangan
yang digunakan untuk memasak. Secara tak langsung Sun Woo berusaha memberikan
penjelasan untuk situasinya. Sun Woo tersenyum, dan berkata lagi kalau semua
yang dilihat itu selalu benar. MC masih penasaran, tapi mereka akan membahasnya
lain kali dan memulai acaranya.
Misi kali ini adalah menyiapkan
sarapan pagi yang enak seperti yang seorang ibu siapkan untuk putranya yang
mabuk malam sebelumnya. Ekspresi Sun Woo langsung mengeras. Tapi duel tetaplah
duel dan Sun Woo mulai bersiap dengan bahan-bahannya. Seperti tugasnya di
restoran, Bong Sun hanya berkutat di bak cuci piring sementara Sun Woo sibuk
sendiri.
Sepuluh menit lagi. Chef Marco
tinggal menata makanannya, sementara nasi yang dimasak Sun Woo malah gosong.
Bong Sun mengambil alih dan membuat burnt
rice pollack soup.
Menu itulah yang ditanyakan
pelanggan lama restoran ayah Soon Ae, tapi menu itu sudah lama tak ada.. sejak
anaknya pergi.
Masakan mereka selesai. Chef
Marco membuat full set menu nasi beserta lauk pendampingnya, sementara dari
kubu Sun Woo adalah burnt rice pollack
soup dan sepiring makanan pendamping. MC menyebut masakan Sun Woo sangat
nyaman dan menghangatkan selagi para juri mencicipinya. Selanjutnya para chef
dipersilahkan saling mencicipi. Meski tak suka nasi, ia cicipi juga masakan
kreasi Bong Sun dan tampak terkejut. Oh i’m kinda sad for him, he never get a
warm meal before..
Hasilnya, Sun Woo yang menang. So
Hyung senang meski ia sempat khawatir dengan misinya, ia tau Sun Woo tak suka
nasi. Sun Woo berdalih hanya karena ia tak suka bukan berarti ia tak bisa
memasaknya. Saat itu barulah Min Soo berhasil masuk dan langsung kena semprot
Sun Woo. So Hyung menahan Sun Woo yang marah dan berkata sepertinya Bong Sun
yang harus lanjut ikut di acaranya, agar berkelanjutan mereka tak bisa
mengganti asistennya.
Min Soo tentu tak terima, Bong
Sun tak berkualifikasi untuk itu dan mengangkut-angkut peralatan itu sangat
berat, ia terlalu lemah untuk melakukan semua itu. Tepat saat itu Bong Sun lewat
dengan membawa semua peralatan mereka.
Min Soo berusaha membujuk Sun
Woo, tapi Sun Woo tak bisa melakukan apapun. Bong Sun sudah menaruh peralatan
di mobil dan akan pergi saat Sun Woo memanggilnya, berkata ia boleh kembali ke
dapur mulai besok. Bong Sun kaget sedikit, tapi sambil memegang lengan Sun Woo
dengan ceria Bong Sun berkata kalau Sun Woo pasti berterimakasih padanya karena
syuting hari ini. Sun Woo tentu menepis tangan Bong Sun, menyangkal, lalu
pergi.
Sambil jalan pulang, Bong Sun
senang dengan hari ini. Meski penasaran bagaimana bisa ide menakjubkan itu
muncul pada saat yang tepat? Apa itu masakan kesukaannya?
Bong Sun melihat seorang pria
super mabuk terkapar sendirian di pinggir jalan. Bong Sun sudah berusaha
membantu dengan menelpon ayah pria itu, tapi tak ada jawaban. Ia sudah
melangkah pergi, tapi nuraninya tak tega dan Bong Sun akhirnya susah payah
membawa pria yang dipanggilnya ahjussi itu ke kantor polisi.
Sung Jae yang ada di sana
ternyata mengenal pria yang dibawa Bong Sun, juga Bong Sun. Sung Jae langsung
menelpon ayah pria yang ternyata bernama Kyung Mo itu, menjelaskan kalau
anaknya tidur di jalanan dan seorang wanita muda berbaik hati membawanya. Selesai
menelpon Bong Sun diminta untuk menunggu sebentar karena ayah Kyung Mo ingin
berterimakasih. Bong Sun merasa tak perlu, tapi lalu duduk dan menunggu.
Karena Sung Jae mengenalnya,
Bong Sun tentu senang, kalau saja ia bukan polisi, ia pasti langsung... Gumaman
itu berhenti saat ayah Kyung Mo datang dan berusaha membangunkan putranya. Kepala
Bong Sun langsung terasa sakit, ia mengingat sesuatu. Itu persis ayahnya
membangunkan adiknya tapi tak pernah berhasil, dan ia akan turun tangan memukul
adiknya sampai terbangun.
Ingatannya kembali. Ahjussi itu
adalah ayahnya, dan pria itu adiknya, Shin Kyung Mo. Bong Sun alias Soon Ae
tertegun. Dulu, restoran ayahnya selalu ramai karena dirinya.
Tanpa sadar Bong Sun menangis. Di
telinganya terngiang ayahnya yang selalu memanggil namanya, ‘Soon Ae-ya.. Soon Ae-ya.. Soon Ae-ya.’
Note;
Sebenernya aku bingung mau nyebut Bong Sun jadi Soon Ae atau Bong Sun. Di dalam sih Soon Ae, tapi semua orang liatnya dia sebagai Bong Sun, jadilah aku pake sebutan Bong Sun aja. Untuk itungan first week, this drama has something and i love the vibe. Di episode 2 ingatan Soon Ae udah kembali aja, mendadak jadi sedih..
No comments:
Post a Comment