Kyung Mo datang ke Sun Restoran
mencari Bong Sun dan orang pertama yang ia temui adalah Sun Woo. Sun Woo
membenarkan kalau Bong Sun bekerja di sini. Kyung Mo memperkenalkan dirinya
sebagai anak pemilik restoran di dekat situ sambil mengembalikan barang-barang
yang diberikan Bong Sun. Mereka bukan pengemis yang butuh simpati. Dan jika ia
mengincar ayahnya, mereka sudah bangkrut dan Bong Sun tak akan mendapatkan
apapun. Kyung Mo minta disampaikan pesan agar Bong Sun tak mengganggu mereka
lagi lalu pergi.
Sun Woo awalnya bingung, tapi lalu
menarik Bong Sun untuk bicara. Begitu melihat kotak berisi barang-barang itu
Bong Sun langsung panik. Melihat reaksi itu yakinlah Sun Woo kalau Bong Sun
yang melakukannya. Ia minta dijelaskan sampai ia mengerti, kau tak mencoba
untuk bersama ahjussi itu kan?
“Ha? Apa itu yang anak itu
katakan?” sahut Bong Sun kesal sampai mengumpat. Sun Woo melihat Bong Sun
heran, yakin kalau Bong Sun benar-benar sakit. Patah-patah Bong Sun menjawab
kalau bisa dibilang ia tak sakit, ia hanya sedikit bingung. Sun Woo tak
percaya, Bong Sun terlalu aneh akhir-akhir ini lalu bertanya apa hubungan Bong
Sun dengan mereka sampai memberikan semua ini?
Bong Sun hanya merasa kasihan,
tak ada yang benar di restoran itu, putrinya meninggal dan pemiliknya bekerja
keras sendirian, dan putranya sama sekali tak membantu.
“Jadi kau memberi mereka semua
ini?”
“Iya.”
“Ini barang restoran, bukan
milikmu.”
“I.. iya.”
Woah, Sun Woo benar-benar merasa
gila, ia benar-benar tak mengerti, dulu bahkan Bong Sun tak berani menatap
matanya. Sekarang Sun Woo ingin tau apa yang akan dilakukan Bong Sun, Min Soo
sudah pergi, jadi bagaimana Bong Sun akan bertanggung jawab? Bong Sun tak mau
sepenuhnya disalahkan, tetap saja Sun Woo yang memecat Min Soo dan lagi ia
sudah berusaha menghentikannya tapi Sun Woo
terus saja marah.
Sun Woo super kesal, tapi ia menahan
diri dan ini disimpan untuk mereka berdua saja. Ia yang akan menyelesaikannya
dan menyuruh Bong Sun masuk. Bong Sun mengaku salah dan minta maaf, gajinya
dipotong saja untuk mengganti barang-barang itu. Lalu ia yang menyebut dirinya
berdosa pamit masuk ke dalam. Sun Woo sampai menggertakkan gigi agar tak
refleks marah dan menyuruh Bong Sun cepat masuk saja.
Sous chef kita ternyata
terdampar di tempat pencucian mobil milik saudaranya. Ia terus melakukan
kesalahan dan terus diomeli kakak iparnya. Disuruh mengelap mobil lebih kuat,
terpaksa Min Soo turuti. Tapi kaca mobil yang sedang dicucinya terbuka, dan
ternyata Sun Woo yang daritadi ada di mobil dan melihat semuanya. Mereka cuma
berbasa basi sampai akhirnya Sun Woo tak sabar dan menyuruh Min Soo cepat masuk
mobilnya.
Min Soo minta ditunggu sebentar,
tapi yang ia lakukan ternyata membuang lapnya dengan kesal dan masuk mobil. Min
Soo minta maaf sambil memeluk Sun Woo, berjanji akan lebih baik. Sun Woo malah
geli dan menjauhkan Min Soo yang kemarin bersikap seolah tak akan bertemu lagi
dengannya. “Tidak, tidak, aku akan terus bersamamu,” jawab Min Soo sambil
memeluk Sun Woo (lagi). Hahaha, geli ah!
Sun Woo lalu membawa Min Soo
lagi ke restoran, Bong Sun dan Eun Hee langsung bersorak gembira. Sun Woo ingin
kejadian lalu tak usah diungkit lagi anggap saja tak pernah terjadi. Semua
mengiyakan, dengan Bong Sun yang paling semangat. Sun Woo lalu mengajak semua
makan malam bersama.
Tapi selain Bong Sun sebenarnya
tak ada yang terlalu gembira menyambut Min Soo. Menurut Ji Woong malah Min Soo
seperti zombie yang terus saja kembali meski terus dibunuh, haha.
Semua sudah siap pergi saat ibu
Sun Woo dan Ahjumma Shaman yang mabuk datang. Bong Sun yang panik langsung
sembunyi di belakang Dong Chul. Seperti biasa Sun Woo tak suka ibunya datang,
apalagi dalam keadaan mabuk dan membawa Suhbingo, jadi ia menyuruh semuanya
menunggu di luar dulu. Semua lalu keluar setelah menyapa ibu, tapi Bong Sun
yang berusaha agar dirinya tak terlihat malah dipanggil ibu.. yang ternyata
minta diambilkan minum. Bong Sun yang tak bisa menolak berbalik pelan ke dapur.
“Tunggu,” tahan Ahjumma Shaman.
Bong Sun makin panik, tapi untunglah Ahjumma Shaman hanya minta air hangat
untuknya. Ahjumma merasakan hawa aneh di restoran, gabungan antara hawa dingin
dan vitalitas. Begitu melihat Sun Woo, meski mabuk Ahjumma langsung merasakan
aura Sun Woo yang sangat kuat. Itu akan menarik banyak hantu di sekitarnya. Di
tempat ini juga banyak hantu, tambahnya. Sun Woo minta maaf, ia tak percaya
hantu dan pamit pergi karena ia ditunggu di luar.
Ibu berusaha mencegah, tapi
Ahjumma minta dibiarkan saja, kalau dia tidak percaya semua ramalan dan jimat
akan percuma. Sementara itu Bong Sun menaruh minumnya di meja lalu beringsut
pergi diam-diam, tapi tetap saja Ahjumma memanggilnya.. untuk berterimakasih
atas minumannya. Bong Sun tertawa lega lalu buru-buru pergi. Begitu Bong Sun
keluar, Ahjumma melotot melihat lonceng di atas pintu yang bergoyang.
Saat makan bersama, semua
menyoraki Sun Woo agar mau love shot dengan Min Soo, terpaksa Sun Woo mau.
Sambil memeluk lengan Sun Woo, Min Soo berkata ia sudah berpikir seharian
tentang hidup dan ia bersyukur Sun Woo yang mencarinya lebih dulu, tapi ia
hanya mengambil caviar, lainnya tidak. Karena masalah itu hampir diungkit lagi,
Bong Sun buru-buru mengajak mereka minum lagi, cheers!
Bong Sun yang sudah mabuk
bertemu Sun Woo di tangga restoran. Tak sengaja jatuh ke pelukan Sun Woo malah
membuat Bong Sun betah. Jelas sekali Bong Sun mengincar dada bidang Sun Woo
sambil terus menggoda dan memanggilnya ‘Chef’. Sun Woo tentu saja risih,
untungnya saat sudah terpojok ada panggilan masuk di ponselnya, jadi bisa
kabur, haha.
Panggilan itu ternyata dari So
Hyung yang membuat Sun Woo segera datang dengan taksi ke tempatnya. So Hyung
tampak ketakutan karena ia pikir habis menabrak kucing atau semacamnya.
Ronde kedua dan semua sudah
makin mabuk. Min Soo meracau soal ia yang merindukan dan terus memikirkan
mereka semua. Dong Chul refleks tertawa, itu bohong. Joon berkata jujur kalau
hanya Bong Sun yang memikirkan Min Soo dan berkali-kali minta pada chef mereka
untuk membawanya kembali. Min Soo berterimakasih, Bong Sun juga. haha, mereka
yang udah pada mabuk ini lucu banget. Karena menurutnya Bong Sun keren, Min Soo
menyuruh Bong Sun memanggilnya ‘Oppa’. Mulai sekarang mereka keluarga.
“Benarkah? Jadi sekarang aku
punya Oppa?” tanya Bong Sun girang dengan aegyonya, “Oppa, di mana kau tinggal?
Apa kau tinggal sendirian?”
Bong Sun yang mabuk benar-benar
ingin pergi ke rumah Oppa-oppanya. Tentu semua menolak, sekaligus heran dengan
Bong Sun yang sangat agresif. Joon capek berjalan berangkulan seperti itu, tapi
Joon tak boleh melepaskan diri karena mereka semua keluarga. Semua meracau
makin kacau sampai akhirnya bubar ke rumah masing-masing.
Bong Sun yang mabuk sampai di
restoran ayah persis saat ayah mau pulang. Bong Sun mengoceh kalau mereka habis
makan malam dan minum bersama, rasanya menyenangkan tertawa, bicara, dan minum
dengan orang-orang. Ia mau pulang tapi terpikir ayah dan mengajaknya minum soju
bersama, “kau suka ini kan Ahjussi?” Ayah
hanya tertawa.
Bong Sun kecewa karena barang
yang ia berikan semuanya dikembalikan, padahal ia tak punya maksud tertentu.
Ayah minta maaf, itu karena putranya yang terlalu curiga. Dan sekarang ayah juga
harus pergi karena putranya tiba-tiba mengajaknya makan soondae. Bong Sun juga
suka soondae, tapi ayah tak bisa mengajaknya karena putranya pasti tak suka.
Sebelum pergi ayah berkata kalau ia lebih suka kalau Bong Sun tak memberinya
macam-macam. Ia tau Bong Sun bermaksud baik, tapi ayah tak ingin merasa
terbebani. Meski ayah mempersilakan Bong Sun datang untuk makan kapan saja,
ucapan itu membuat Bong Sun hanya bisa mengangguk-angguk sedih.
Bong Sun sadar ayahnya tak tau
siapa dirinya, tentu saja putranya lebih didahulukan, kenapa juga ayah mau
makan soondae bersamanya? Bong Sun jadi menyesal, harusnya ia tak usah pergi
dan minum sendirian saja tadi.
Bong Sun lewat kantor polisi dan
bingung melihat Sung Jae bersama Eun Hee. Tapi saat mendengar Sung Jae menyebut
Eun Hee ‘istriku’ pada temannya, Bong Sun langsung kaget dan makin bersembunyi.
Sun Woo mengantar So Hyung
pulang. So Hyung merasa bersalah sudah mengganggu Sun Wo, tapi ia memang
sensitif pada hal-hal semacam itu, seperti kucing tadi. Ia juga tak suka
menerima tanaman atau bunga sebagai hadiah karena mereka akan mati pada
akhirnya. So Hyung menawari Sun Woo mampir minum kopi karena sepertinya akan
hujan. Hening sejenak sebelum akhirnya Sun Woo menolak, “Bagaimana kalau kau
melompat padaku dan mencoba menggodaku?” Haha, itu mah Bong Sun, eh Soon Ae! :p
So Hyung tertawa tak percaya, ia
memang kelaparan tapi tetap saja ia pemilih soal makanan. Gantian Sun Woo yang
tak terima, memangnya ia seburuk itu? So Hyung tertawa. Sun Woo lalu berbalik
pulang. Di belakang, So Hyung mengeluh karena Sun Woo yang dingin sama sekali
tak menoleh lagi.
Begitu So Hyung masuk, barulah
Sun Woo berbalik dan menunggu sampai lampu apartemennya menyala. Tepat saat itu
hujan deras turun.
Flashback. Saat kuliah dulu
diam-diam Sun Woo menyukai So Hyung. Di perpustakaan, Sun Woo senyum-senyum
memandangi So Hyung yang terkantuk-kantuk. Sun Woo pergi dan kembali dengan
kopi, tapi So Hyung sudah tak ada di sana.
Di restoran tempatnya bekerja,
Sun Woo tak bisa menolak permintaan temannya yang ingin menyenangkan gadis yang
disukainya. Sun Woo langsung terdiam begitu gadis itu datang.. ia adalah So
Hyung.
‘Saat itulah aku tau, cinta itu menyedihkan bukan karena dua orang yang
salah. Itu karena waktunya yang salah. Dan sekali kau melewatkan waktu itu, kau
tak akan bisa membalikkan keadaan.’
Sejak itu, Sun Woo, Chang Kyu,
dan So Hyung berteman akrab.
Sama seperti Sun Woo, Bong Sun
juga berjalan sendirian di tengah hujan. Sedih karena tau Sung Jae sudah
menikah dan istrinya Eun Hee. Sementara ia sudah mati, dan badan ini bukan
miliknya. Soon Ae sadar, tiga tahun bukan waktu yang singkat, banyak hal bisa
terjadi. Ada yang menikah, ada yang kehilangan anak, tapi terus hidup karena
mereka tak bisa mati.
Soon Ae sedih menatap
pantulannya di kaca, ia bukan Na Bong Sun, dan juga bukan Shin Soon Ae. Ia
hanya seorang hantu yang merasuki badan orang lain.
Hujan sudah reda begitu Bong Sun
sampai di gosiwon, tapi barang-barangnya sudah di luar kamarnya semua. Kamarnya
sudah disewa orang lain. Terpaksa Bong Sun berakhir di taman, kesal karena ia
baru terlambat bayar beberapa hari sudah diusir. Bong Sun memeriksa bawaannya,
tapi di dompet bahkan tak ada satu kartu kredit pun.
Ponsel Bong Sun berdering, nenek
menelponnya khawatir karena sudah beberapa hari tak ada kabar. Ia sudah
menerima uang yang Bong Sun kirim, juga uang untuk operasi punggungnya, tapi ia
tak ingin mengirimnya tiap bulan. Soon Ae minta nenek Bong Sun tak khawatir,
dalam bahasa formal. Nenek jadi heran, tak biasanya Bong Sun bicara formal..
sampai ia diam sejenak di telpon. Nenek akhirnya berpesan agar cucunya makan
dengan baik dan jangan lupa menyalakan dupa. Soon Ae mengiyakan dan menutup
telponnya.
Telpon itu membuat Soon Ae
berkesimpulan kalau Bong Sun benar-benar cucu yang baik, ia memberikan semua
uangnya untuk neneknya.
Soon Ae lanjut bongkar-bongkar
dan menemukan tas make up. Tapi semua dalam ukuran sampel, persis dirinya dulu.
Dan itu membuatnya menyesal, hidup cuma sekali dan mati juga sekali, kau harus
menggunakan dan melakukan semua yang kau mau. Kencan dengan satu, dua, atau
tiga pria sekaligus. Jika menunggu seperti dirinya, semua akan sia-sia.
Bingung harus tidur di mana
karena itu bukan tubuhnya, Soon Ae mengendap-endap masuk Sun Restoran. Ia naik
ke kamar Sun Woo dan melihat Sun Woo yang baru selesai mandi. Cuma mengecek,
Soon Ae turun lagi. Dan di bawah, seorang hantu jahat mengganggunya. Soon Ae
sedang lelah meladeni dan minta hantu itu pergi ke tempat lain. Tapi hantu itu
malah terus mendekat dan membuat Soon Ae terpojok. Terpaksa ia mengancam hantu
itu dengan senjata super besarnya (entah apa namanya).
Soon Ae menyerang, tapi hantu
itu berhasil menghindar dan malah membuat senjata itu mengenai peralatan di
dapur. Hantu itu langsung menghilang, dan Soon Ae membeku. Suara ribut itu
mengagetkan Sun Woo. Ia ingat, Suhbingo pernah berkata akan ada banyak hantu di
sekelilingnya, dan di restorannya juga akan ada banyak hantu.
Note:
Screencaps akan dibuat begitu sempat, maklum masih mudik.. :)
No comments:
Post a Comment