Profile
Drama : Oh My Ghost/Oh My Ghostess
Revised romanization : Oh Naui Gwishinnim
Hangul : 오 나의 귀신님
Director : Yoon Je-Won
Writer : Yang Hee-Seung
Network : tvN
Episodes : 16
Release Date : July 3, 2015 -- Agustus 22, 2015
Runtime : Fri & Sat 20:30 KST
Language : Korean
Country : South Korea
Revised romanization : Oh Naui Gwishinnim
Hangul : 오 나의 귀신님
Director : Yoon Je-Won
Writer : Yang Hee-Seung
Network : tvN
Episodes : 16
Release Date : July 3, 2015 -- Agustus 22, 2015
Runtime : Fri & Sat 20:30 KST
Language : Korean
Country : South Korea
Cast
Park Bo Young as Na Bong Sun
Jo Jung Seok as Kang Sun Woo
Kim Seul Gi as Shin Soon Ae
Kwak Si Yang as Seo Joon
Shin Hye Sun as Kang Eun Hee
Malam hari di kota Seoul, Na
Bong Sun berjalan dengan terkantuk-kantuk. Tanpa sadar ia melewati ambulance
yang lalu berjalan membelah keramaian kota menuju rumah sakit. Di dalamnya
seorang pria berusia sekitar 25 tahun ditemukan tak sadar di sebuah club di
Itaewon. Tanda vitalnya tak stabil, dan suhu tubuhnya di bawah 25 °C.
Ini kejadian kesekian kalinya, padahal Seoul sedang dilanda musim panas yang sangat panas. Semua korban sedang bersama wanita sebelum kejadian, tapi tak ada yang menghubungkan wanita-wanita itu. Tapi ada satu kesamaan, semua sangat cantik dan badannya proporsional. Polisi curiga, jangan-jangan hantu?
Ini kejadian kesekian kalinya, padahal Seoul sedang dilanda musim panas yang sangat panas. Semua korban sedang bersama wanita sebelum kejadian, tapi tak ada yang menghubungkan wanita-wanita itu. Tapi ada satu kesamaan, semua sangat cantik dan badannya proporsional. Polisi curiga, jangan-jangan hantu?
Sementara itu, seorang wanita
cantik berbadan proporsional mengomel sendirian di pinggir jalan. Seseorang
keluar dari tubuhnya, dan membuat wanita itu kebingungan tak mengingat apa yang
terjadi. Shin Soon Ae, berjalan lemas menembus orang-orang yang melewatinya.
Bunga-bunga yang tadinya mekar dengan cantik, berubah menjadi hitam dan layu
begitu Soon Ae lewat.
Bong Sun yang masih berjalan
dengan terkantuk-kantuk berpapasan dengan Soon Ae. Ia berhasil menghindar
sebelum menabrak Soon Ae, dan minta maaf lalu lanjut berjalan sambil
menepuk-nepuk pipinya agar sadar. Soon Ae menoleh heran pada Bong Sun yang
menjauh, kau bisa melihatku? Lalu ia menghilang seperti asap.
Siaran radio memberitahu kalau
suhu tertinggi hari itu akan mencapai 30 °C, tapi semua orang pasti
punya cara untuk melawan panas. Menyalakan AC atau kipas angin, atau menonton
film horor mungkin bisa membantu, saran si penyiar radio. Ngomong-ngomong soal
hantu, biasanya orang akan berpikir hantu dengan gaun putih dan rambut hitam
panjang hanya muncul di rumah tak berpenghuni. Tapi kenyataannya, mereka ada di
kehidupan sehari-hari kita. Sekarang. Di dekat kita. Dan berbicara pada kita.
Soon Ae berjalan di tengah
pekerja kantoran yang akan makan siang. Ia ingin makan bibimbap, atau sup pasta
kacang juga tampaknya enak. Mereka tak setuju, di hari sepanas ini paling pas
makan mi dingin. Semua setuju, tapi Soon Ae tetap bersikeras untuk makan nasi
saja. “Nasi! Nasi! Nasi!” ujar Soon Ae girang. Tapi wajahnya langsung berubah
saat mereka berjalan menembusnya. Kesal karena mereka tak mengajaknya, haha.
Soon Ae yang duduk sendirian di
taman menceritakan tentang dirinya. Ia adalah seorang hantu perawan, hantu
dengan dendam paling menyedihkan di antara semua hantu. Bayangkan betapa
sakitnya meninggal sebagai seorang perawan dan menolak ajakan surga dan hanya
berkeliling di ‘dunia lain’. Soon Ae sedih akan dirinya sendiri. Ia adalah lagu
cinta yang menyedihkan, jiwa yang penuh penyesalan. Dan juga dia sangat sangat
bosan.
Seorang anak kecil bersuara
seolah memanggilnya. Senyum Soon Ae langsung terbit dan mengajak main anak itu.
Sebuah bola basket yang nyasar hampir saja mengenai anak itu, tapi Soon Ae
berhasil menangkisnya dan bola itu jatuh ke arah lain. Soon Ae heran. Pertama,
anak itu bisa melihatnya. Kedua, tangannya bisa menangkis bola itu.
Soon Ae yang super bosan hanya
memandang langit biru yang cerah sebelum akhirnya bangkit. Ia akan mencari
makanan pemakaman untuk mendapat energi.
Sementara itu, di Sun Restoran
yang tenang sebelum jam makan siang, Min Soo, sous chef di sana memarahi Dong
Chul, seorang asisten chef yang mengaduk saus tidak pada arah yang sama.
Setelah itu ia ganti memprotes Seo Joon yang memotong daging terlalu tebal.
Tapi tak ada yang menghiraukan omelannya. Ji Woong, asisten chef lainnya yang
tak kena protes mencium bau hangus yang berasal dari luar.
Mereka langsung berlari keluar,
dan menemukan Bong Sun yang tertidur di depan panci sausnya. Bong Sun terbangun
kaget dan langsung minta maaf berkali-kali. Min Soo kesal karena Bong Sun
hampir saja menyebabkan kebakaran dan ingin memecatnya, “Restoran siapa yang
coba kau bakar?”
Tapi tentu saja bukan milik Min
Soo, karena Kang Sun Woo, chef kepala sekaligus sang pemilik datang dan
bercanda apa mereka sedang di Himalaya karena asapnya sangat tebal. Dan semua
mukanya langsung berubah tegang, terutama Min Soo dan Bong Sun. Sun Woo
memarahi keduanya. Min Soo ini chef kedua setelah dirinya, tapi malah berakting
seperti pemilik restoran, dan juga memasrahkan sausnya pada orang seperti Bong
Sun.
Min Soo berdalih ia ada di sana
sepanjang waktu, dan hanya minta Bong Sun mengawasinya selama 10 menit. Tapi itu
membuat Sun Woo makin marah, “Apa ada kata sebentar di dapur? Kau tak tau itu
menyangkut hidup dan mati?” Min Soo langsung minta maaf, Bong Sun juga. Tapi
Sun Woo tak tampak menghiraukan Bong Sun, ia kesal pada Min Soo yang berkata
buruk tentangnya. Min Soo berdalih lagi kalau ia tak akan berani. Sun Woo juga
tak bisa mentoleransi Min Soo yang kurang profesional dan bisa-bisanya menyuruh
orang lain mengerjakan tugasnya. Itu bagian dari sifat dan karakter, bukan
sesuatu yang bisa dipelajari. Min Soo cuma bisa terus menunduk dan berjanji
akan lebih baik. Sementara Bong Sun, masih tak dihiraukan sejak tadi.
Begitu bosnya pergi, Min Soo
langsung menarik Bong Sun dan gantian ia yang kesal. Ia sudah 30 tahun dan
dimarahi seperti anak kecil sampai ia ingin pergi dan membuka restorannya
sendiri. Bong Sun minta maaf. Min Soo benar-benar kesal, “Kenapa kau tak tidur
di malam hari saja? Kenapa kau tertidur di tengah hari? Kenapa?” Bong Sun tak
bisa menjawab dan terus saja menunduk sampai Min Soo akhirnya pergi.
Bong Sun mencuci panci saus yang
gosong, sambil tetap terkantuk-kantuk. Ia sampai harus mengoleskan cairan di
matanya agar tetap terjaga. Dan saat itu, sekelebat bayangan hitam tiba-tiba
lewat mengagetkannya. Bong Sun buru-buru merapal mantra, sampai tangan yang
akan mencengkram bahunya akhirnya menghilang.
Bong Sun lega. Neneknya menelpon
dan jadi khawatir mendengar suara Bong Sun yang begitu lemah, “Apa kau bisa
tidur? Apa hantu-hantu masih mengganggumu?” Terpaksa Bong Sun berbohong, ia
tidur dengan baik dan tak ada lagi hantu yang mengganggunya. Itu membuat
neneknya lega, ia tak ingin Bong Sun hidup seperti dirinya yang seorang shaman.
Nenek mengingatkan Bong Sun untuk membakar dupa sebelum tidur. Bong Sun cuma
bisa mengangguk-angguk meski wajahnya jelas tampak ketakutan dan kurang tidur.
Sun Woo memiliki seorang adik
perempuan yang selalu tampak gembira meski ia harus di kursi rodanya setiap
saat. Ia yang mengelola keuangan restoran Sun Woo, dan laporannya hasilnya
menyenangkan. Sun Woo bangga dan dengan yakin memuji-muji dirinya yang keahlian
memasaknya bagus, penampilannya oke, dan ia juga lucu. Surga benar-benar tak
adil karena memberinya segalanya. Hahaha, adiknya malah menyindir Sun Woo akan
sempurna kalau saja tak selalu memuji dirinya sendiri. Sun Woo tertawa, itu
kelemahan yang sengaja ia ciptakan. Kalau ia terlalu sempurnya, ia malah akan
dibenci.
Gantian adiknya yang tertawa,
tapi ia jadi penasaran, sikap Sun Woo sangat bersahabat, tapi kenapa ia seolah
bermusuhan dengan dua wanita. “Siapa?” tanya Sun Woo tak mengerti.
“Bong Sun-ssi”, jawab adiknya, ia
makin tak percaya diri karena Sun Woo sangat keras padanya. Sun Woo beralasan
itu hanya karena ia tak cukup baik, tapi siapa satunya?
Dan jawabannya langsung datang..
ibu mereka. Dan ya, Sun Woo tak suka melihat ibunya. Ibunya yang masih tampak
muda tak peduli, kenapa ia tak bisa datang ke restoran anaknya sendiri? Sun Woo
tak suka anggapan orang lain tentang mereka, ibunya dikira bibinya atau malah
pacar rahasianya yang lebih tua. Semua karena ibunya melahirkannya di usia baru
19 tahun.
Ibu tak terima, “Memangnya
kenapa ha? Apa hidupku milik mereka? Siapa yang bilang begitu?” Sun Woo malah
ingin ibunya mengurus urusannya sendiri saja, kenapa harus datang kemari? Ibu malah
senyum-senyum dan menyodorkan jimat berwarna kuning pada Sun Woo. Ibunya percaya
ramalan. Katanya Sun Woo punya keberuntungan di dua tangan. Ia akan sangat
sehat, dan tahun ini ada sebuah hantu di keberuntungan Sun Woo. Ada hantu yang
akan tertarik padamu. Eun Hee sepertinya sudah biasa melihat yang seperti ini
dan malah tertawa.
Sun Woo berkata ia baik-baik
saja, dan lagi ia tak percaya hantu. Tapi ibunya terus memaksa Sun Woo membawa
jimat itu dan membuatnya kesal, “Kau professor, tapi kenapa percaya pada hal
mistis begini? Apa mahasiswamu tau kau seperti ini?” Sun Woo lalu pergi karena
ponselnya berdering.
Soon Ae datang ke pemakaman, dan
di sana teman-teman hantunya sudah berkumpul. Soon Ae jarang datang, jadi salah
seorang dari mereka menyindir Soon Ae pasti sangat lapar karena tak bisa
memakan makanan persembahan untuk dirinya. Ternyata, Soon Ae adalah hantu yang
tak mengingat apapun tentang masa hidupnya. Dan Soon Ae yang mati perawan
membuat mereka makin menertawakannya.
Soon Ae kesal dan berhenti
makan, tapi ia terus saja disindir soal ia yang merasuki wanita untuk menggoda
para pria sampai Suhbingo keluar mencarinya. Kesabaran Soon Ae habis dan mereka
mulai bertengkar. Saat suasana makin panas, mendadak hantu-hantu tadi bubar
berlari menembus dinding, termasuk hantu wanita yang tadi berdebat dengan Soon
Ae. Soon Ae malah menantang mereka semua untuk keluar, tanpa tau siapa yang ada
di belakangnya. Suhbingo yang tadi disebut-sebut, ahjumma shaman yang mau
menangkap Soon Ae ada di situ.
Ahjumma shaman tampak seperti
orang gila yang berbicara sendiri, karena hanya ia yang bisa melihat Soon Ae. Tapi
ia tak peduli dan berteriak mengejar Soon Ae yang berusaha kabur. Soon Ae sudah
berlari kencang, tapi ahjumma itu berhasil mengimbanginya. Terpaksa Soon Ae
melompat masuk ke bis yang berjalan. Ahjumma tak menyerah dan menghentikan
taksi untuk mengejar bis itu.
Begitu Soon Ae melompat turun
dari bis, Ahjumma juga turun dari taksi dan lanjut mengejarnya. Tak ada tempat
bersembunyi, terpaksa Soon Ae masuk ke tubuh seorang wanita yang sedang mengantri
di depan stasiun TV. Tentu saja Ahjumma kehilangan jejaknya. Ia bisa menebak
Soon Ae merasuki tubuh seseorang, tapi karena banyak orang di sana, ia sampai harus
melihat satu per satu mereka.
Saat itu Sun Woo juga datang ke
tempat yang sama, menemui temannya yang seorang PD. Dan tanpa sengaja ia
sedikit menyenggol gadis yang dirasuki Soon Ae. Anehnya, tubuh Soon Ae langsung
terlempar keluar. Ia berusaha merasuki gadis itu lagi, tapi tubuhnya seolah
tertolak. Akibatnya si Ahjumma berhasil menangkapnya. Dan lagi-lagi ia tak
peduli semua orang menganggapnya gila karena seolah menarik sesuatu di udara
kosong.
Sun Woo sedikit heran, tapi saat
mengambil ponsel di sakunya, ternyata jimat kuning dari ibunya juga ada di
sana. Haha, pasti dimasukin pas Sun Woo angkat telpon tadi deh, pantesan Soon
Ae langsung keluar. PD wanita itu meminta Sun Woo datang karena ia punya
program baru, program memasak dengan menerima misi dari penonton, dan ia ingin
Sun Woo tampil di episode 1 bersama Chef Marco.
Chef Marco sepertinya saingan
Sun Woo, karena Sun Woo tak suka mendengar namanya dan ia menganggap Chef Marco
berpikiran dirinya selebriti karena terlalu sering muncul di tv. Jadi Sun Woo
menolak, ia tak mau dijadikan percobaan. Ia baru akan memikirkannya kalau itu
menjadi program reguler. So Hyung berusaha membujuk, tapi Sun Woo tak mau. Ia harus
menghentikan acara memasaknya sendiri karena saat ia tak memperhatikan
restorannya sebentar saja, semua langsung merosot. So Hyung yang sudah berteman
lama dengan Sun Woo langsung tau kalau maksudnya untuk menyombongkan diri. Sun
Woo tak setuju, ia memang sebegitu bagusnya, haha.
Karena Sun Woo tetap saja
menolak, So Hyung jadi kesal karena yang menolaknya adalah teman yang ia
percaya. Sun Woo suma senyum dan pamit pergi. So Hyung ikut bangkit dan berkata
ia akan pergi ke suatu tempat akhir minggu ini, apa Sun Woo mau ikut? Sun Woo
tak langsung mengiyakan, ‘dia’ pasti ingin hanya ada kalian berdua dalihnya.
Di luar, Sun Woo memandang
sebuah foto di ponselnya. Dirinya, So Hyung, dan ‘dia’, seorang pria yang akan
mereka kunjungi nanti.
Ahjumma shaman berhasil menarik
Soon Ae sampai rumahnya. Saat akan menekan password pintunya, ia tak ingin Soon
Ae mengintip. “Kau tau kan kalau aku berusaha keluar, bukannya masuk?” sahut
Soon Ae sambil melotot kesal, hahaha.
Begitu masuk di rumah yang penuh
jimat, Soon Ae langsung berakting dirinya mendadak lemah. Tentu saja si Ahjumma
tau, jimat-jimat hanya membuat Soon Ae tak bisa keluar, bukannya menyakitinya.
Soon Ae merajuk, kenapa ia harus ditangkap? Dan otomatis ia kena semprot, semua
kacau karena Soon Ae sembarangan merasuki tubuh orang dan menggoda para pria. Kalau
ia tak mengunci Soon Ae, Ahjumma tak akan diperlihatkan keberuntungan lagi.
“Lalu apa yang harus kulakukan?
Aku suka pria,” jawab Soon Ae cuek. Tentu saja si Ahjumma tau karena Soon Ae
hantu perawan, tapi di sini tak akan ada pria yang bisa menahan kedinginan
hantu. Soon Ae tak setuju, ada pria yang dua tangannya bersinar, pria yang
sangat sehat. Ahjumma tertawa, “Itu satu di antara sejuta? Kau bisa mencarinya?”
Tetap saja Soon Ae akan mencoba,
kalau ia melewati masa 3 tahun sebagai hantu, ia akan menjadi hantu jahat. Jadi
ia harus menyelesaikan dendamnya sebelum itu dan pergi dari dunia ini. Ahjumma
ingin Soon Ae melupakan saja dendamnya, temukan kedamaian, dan pergilah dengan
tenang. Soon Ae tak yakin, dan itu membuat Ahjumma makin kesal, kalau Soon Ae
masuk di tubuh yang frekuensinya cocok dengan sempurna, ia akan terjebak dan
tak bisa keluar. Ahjumma sampai menangis saat mengatakan itu.
Mau tak mau Soon Ae tersentuh,
ia senang ada yang mengkhawatirkannya. Punya seseorang untuk diajak bicara juga
menyenangkan. Ahjumma mendekat dan memeluk Soon Ae, tapi sekarang gantian
Ahjumma yang berakting. Karena sebenarnya ia malah memasang kalung di leher
Soon Ae dan langsung tertawa-tawa karena ia berhasil. Hanya ia yang bisa
menyentuh atau melepaskannya. Soon Ae langsung merengek minta dilepaskan. Tentu
saja Ahjumma tak menghiraukannya.
Jam makan di Sun Restoran sudah
lewat, dan sekarang gantian mereka yang harus makan malam. Min Soo mengusulkan
mereka makan nasi saja, mumpung Sun Woo tak ada. Lainnya tak berani, Sun Woo
sangat membenci nasi. Min Soo tak suka mereka harus terus makan mi karena itu,
menurutnya Sun Woo itu diktator. Seo Joon tak setuju, chef mereka tak pernah
memaksa, mereka saja yang secara alami mengikutinya. Tapi tetap saja mereka
ingin makan nasi dan menyuruh Bong Sun yang memesan. Bong Sun ragu, tapi
sebagai anak bawang, terpaksa ia menurut. Belum juga mulai memesan, Sun Woo
tau-tau datang dan mengajak mereka makan sup mi pedas. Semua langsung
mengiyakan, termasuk Min Soo (meski terpaksa).
Mereka makan malam bersama
sambil Sun Woo mengecek salmon yang baru saja datang. Saat dibelah dan baru
mencabut satu durinya, Sun Woo langsung tak puas dan menyuruh mereka
mengembalikan ikan itu. Dan masih ada masalah, masih ada kerang yang tersisa
dari kemarin, mereka memesannya terlalu banyak. Tapi tentu Sun Woo punya ide, today’s special besok adalah kerang dan
pasta bayam. Ia akan bertanggungjawab soal rasanya, dan mereka hanya perlu
meyakinkan pengunjung kalau itu sangat enak.
Saat jam makan siang, Sun
Restoran penuh dengan orang-orang yang mengantri masuk. Dapur sangat sibuk. Semua
kompor menyala. Semua ada di station masing-masing, memastikan semua pesanan
terlayani dan siap dengan cepat. Bong Sun ada di tempatnya, di depan bak cuci
piring, sambil bertugas mengambilkan alat masak yang diperlukan.
Ahjumma shaman terus merapal
mantra sementara Soon Ae malah menari-nari di belakangnya. Saat Ahjumma
menghardiknya kesal, Soon Ae cuma cuek berkata siapa suruh ia menaruh kalung di
lehernya? Ahjumma memukul kepala Soon Ae kesal sampai Soon Ae teriak kesakitan.
Di tempat lain, mendadak kepala
Bong Sun terasa sakit. Pekerjaan mereka di restoran hari itu selesai, dan Min
Soo mengajak Sun Woo minum bersama mereka. Sun Woo tau itu cuma basa-basi lalu
pergi. Setelah mengucapkan selamat tinggal, Min Soo malah tertawa-tawa senang,
setidaknya ia tau ia tak diinginkan. Mereka lalu pergi mandi, sementara Bong
Sun masih menyelesaikan cucian piringnya sendirian.
Selesai mandi, Min Soo masih
saja bergosip soal Sun Woo. Menurutnya ia tak baik pada mereka setengahnya saja
dari baiknya ia pada adiknya. Bong Sun yang hampir masuk buru-buru pergi lagi
karena mereka baru akan berpakaian. Tak ada yang tampak menyadari kehadiran
Bong Sun tadi, dan terus saja berbicara soal adik Sun Woo. Dulu ia sangat
ceria, tapi lalu kehilangan kakinya karena tabrak lari. Tapi sepertinya surga
sangat sayang padanya, sebagai gantinya, ia punya suami dan kakak yang sangat
baik.
Kata-kata itu sebenarnya tak
salah, tapi karena Min Soo yang mengatakannya semua menyuruhnya diam. Saat sudah
dibawa pergi Ji Woong, baru Dong Chul ngedumel sebenarnya ia lebih tua tapi Min
Soo terus saja tak sopan padanya. Seo Joon cuma bertanya bijak soal kenapa Dong
Chul berbohong soal umurnya? Dong Chul tak punya pilihan lain karena umurnya
tak masuk syarat interview, tapi malah apa lebih baik ia terus di bengkel saja?
Saat Min Soo memanggilnya untuk
segera pergi, barulah Dong Chul terpaksa menjawab dengan manis dan menurut. Dan
bukannya tak ada yang menyadari kehadiran Bong Sun, karena Seo Joon menyuruhnya
masuk karena mereka semua sudah selesai.
Setelah yakin mereka benar-benar
pergi, barulah Bong Sun ganti baju dan jadi orang terakhir yang meninggalkan
restoran.
Note:
Ahaha, i'm back! Awalnya karena penasaran sama Kim Seul Gi, but so far i do like this drama..
So fighting!! :D
izin copas
ReplyDeleteizin copas
ReplyDeleteHaii mas bro mba bro?...
ReplyDeleteAda kabar bahagia nihh buat kalian yang suka banget nonton drama korea gak perlu ribet tinggal install aja aplikasi my drakor di play store kalian,sekarang juga yahh guys jangan sampe lupa nanti nyesel lohh…!
Ini ada aplikasi buat kalian yang suka nonton film bisokop juga guys Namanya inflixer aplikasinya sangat bagus bangett aaadudududuuu ayeayeaye euhh mantap deh pokoknya…!