Bong Sun yang membanting Sun Woo
ke lantai membuat semuanya kaget sekaligus heran. Min Soo mengatainya gila, kau
boleh saja keluar, tapi ini tak benar.
‘Apa ini? Apa aku membuat kesalahan?’ Soon Ae yang ada di dalam
tubuh Bong Sun kebingungan. Saat disuruh minta maaf pada Chef, ia malah makin
bingung, ‘Namanya Chef? Tapi dia bukan
orang asing’. Sun Woo minta semua berhenti, dan minta Bong Sun menyerahkan
kuncinya. Penasaran, Bong Sun merogoh sakunya, dan benar kunci itu ada di sana.
Sun Woo langsung pergi dengan
kunci itu, dan yang lain malah merubungnya. Semua merasa dirinya aneh. Soon Ae
tau ini tak akan berhasil lalu berusaha keluar dari tubuh Bong Sun. Tapi sekuat
apapun ia mencoba, ia tak bisa keluar. Ahjumma Shaman pernah memperingatkannya
kalau ia masuk ke tubuh seseorang yang frekuensinya cocok dengan sempurna, ia
akan terjebak dan tak akan bisa keluar.
“Sial..” erang Soon Ae saat
sadar dirinya terjebak di tubuh Bong Sun. Ia benar-benar tak mau dan berusaha
keras agar bisa keluar, tapi bukannya berhasil dirinya malah pingsan dan
membuat semuanya panik. Bong Sun dibaringkan ke meja. Mereka tak tau ia
benar-benar pingsan atau hanya akting. Seo Joon khawatir, haruskah kita
menelpon 911? Dong Chul merasa tak perlu, dari nafasnya sepertinya Bong Sun
baik-baik saja. Mereka menduga-duga, apa Bong Sun sakit? Atau karena insomnia
yang dideritanya?
Selagi dikelilingi pria-pria
itu, Bong Sun sebenarnya sudah sadar, tapi ia ragu harus membuka mata atau
tidak? Akhirnya ia membuka mata sedikit, dan pandangannya persis mengarah ke
celana pria-pria itu. Karena ini Soon Ae, tentu saja ia suka pemandangan
seperti itu, haha. Min Soo melihat matanya terbuka sedikit dan menyuruh Bong
Sun segera bangun. Terpaksa Bong Sun membuka mata.
Sun Woo yang tak ada di sana
ternyata sedang diobati lukanya oleh Eun Hee. Luka itu tak seberapa, ia hanya
merasa malu. Eun Hee tanya lalu apa yang akan Sun Woo lakukan pada Bong Sun?
Sun Woo berkata Bong Sun sudah membuat surat itu sendiri dan pergi, jadi ia
akan mengantar Bong Sun pergi saat ia sudah bangun. Eun Hee yakin itu bukan
sepenuhnya keinginan Bong Sun, bukankah setengahnya ia didorong untuk keluar?
Jika Sun Woo menekan orang sebelum ia siap, orang yang lemah seperti dirinya
dan Bong Sun tak akan bisa bertahan.
Sementara itu, Bong Sun didorong
ke sana untuk minta maaf. Eun Hee senang melihat Bong Sun baik-baik saja dan
meninggalkan mereka untuk bicara. Sun
Woo agak keberatan, tapi akhirnya berbasa-basi apa Bong Sun ini seorang atlet
atau semacamnya? Tapi ia bertanya juga apa Bong Sun baik-baik saja?
Setengah terpaksa, Bong Sun
berkata sepertinya ia membuat kesalahan. “Apa? Sepertinya aku membuat
kesalahan?” tanya Sun Woo heran. Bong Sun meralat kalau ia minta maaf, ia
sedang agak kacau sekarang dan ia berharap Sun Woo bisa membiarkannya sekali
ini.
Sun Woo menyuruh Bong Sun duduk,
“Na Bong Sun, mungkin tak mudah bagimu untuk meninggalkan tempat ini kan? Saat
kau memintaku membiarkanmu pergi, apa kau bilang kau belum siap untuk itu? Apa
kau bilang kau ingin tinggal?” Bong Sun mengiyakan, meski tak sepenuhnya yakin.
“Lalu kenapa kau pergi? Karena
apa yang kukatakan?”
Bong Sun bingung, tapi ia iyakan saja. Sun Woo akhirnya memberi
kesempatan lagi, Bong Sun ia beri satu bulan, dan dalam waktu itu Bong Sun
harus membuat keputusan, apakah ia akan mengabdikan hidupnya di dapur atau
tidak. Kali ini Bong Sun mengiyakan tanpa ragu. Ia bahkan langsung menjabat
tangan Sun Woo, dan mengajak melakukan yang terbaik karena mereka sudah
berbaikan. Sun Woo langsung menarik tangannya, yakin kalau Bong Sun sedang
kacau pikirannya lalu pergi.
Setelah Sun Woo pergi barulah
Bong Sun ngedumel sendiri soal bosnya yang kejam, meskipun wajahnya enak
dilihat. Tapi ia benar-benar bingung, lalu apa yang harus ia lakukan sebagai
gadis ini?
Bong Sun sudah berganti baju dan
melihat-lihat dapur, anehnya, ia tak merasa asing berada di dapur. Ia mengagumi
dan mencoba banyak hal, termasuk menyalakan api di kompor yang merupakan area
Min Soo. Min Soo datang dan menyuruh Bong Sun pindah ke areanya sendiri. Bong
Sun tentu saja bingung, sampai Min Soo berteriak kalau tempatnya di depan bak
cuci piring. Barulah Bong Sun beringsut malas ke tempatnya.
Sun Woo bertanya soal bahan yang
mereka simpan, tapi karena jawabannya tak memuaskan, ia harus mengingatkan anak
buahnya lagi. Sebagai chef kedua yang cuma berani saat Sun Woo tak ada, Min Soo
menyuruh Bong Sun menghitung jumlah seafood yang mereka punya di kulkas. Bong
Sun tak mau, bukankah ia menyuruhmu?
Semua berbalik heran. Min Soo
sampai berteriak kalau Bong Sun pasti sudah kehilangan pikirannya. Bong Sun
yang kaget malah balas berteriak. Min Soo sampai stress, apa kau benar-benar
gila? Sadar semua benar-benar bingung dengannya, barulah Bong Sun tertawa
canggung dan berkata dirinya belum
kembali ke dirinya sendiri sepenuhnya, lalu kabur ke toilet.
Bong Sun keluar toilet dengan
kesal karena ia benar-benar tak punya ide karakternya yang sebenarnya. Ia
melihat Sun Woo sedang membetulkan tali sepatu adiknya dan bergumam kalau ia
pikir Sun Woo bajingan tapi ternyata ia baik pada adiknya, sepertinya ia tak
seburuk itu. Sun Woo sadar Bong Sun memperhatikannya, tapi bukannya panik, Bong
Sun malah melambaikan tangannya. Hadiahnya tentu omelan Sun Woo, mereka sedang
sibuk tapi ia malah santai-santai berdiri di situ, hahaha.
Omelan itu membuat Bong Sun
berubah pikiran,’Dia pasti juga bukan
pria baik. Aku harus menjaga jarak dengannya’.
Restoran sibuk, dan itu membuat
Bong Sun terus mengeluh. Berapa banyak pun piring yang ia cuci tak ada
habisnya. Saking sibuknya Seo Joon sampai kepanasan dan mengibas-ibaskan
bajunya. Bong Sun malah terpana dan memandangi badan Seo Joon. Bahkan saat Seo
Joon memintanya minggir sedikit, ia tak mau dan malah tertawa girang saat
terpaksa Joon mengambil sesuatu melewati tubuhnya. Joon ternyata mengambil
serbet untuk mengelap keringat, dan itu membuat Bong Sun makin kesenangan,
hahaha.
Sun Woo menyuruh Bong Sun
mengepel lantai dapur, yang langsung dituruti Bong Sun. Tapi Sun Woo malah
hampir terpleset dan berteriak kesal memanggil Bong Sun. “Tak bisakah kau
menyuruhku sekaligus? Apalagi sekarang?” jawab Bong Sun tak kalah kesal.
Sun Woo: “Apa kau tak tau
seharusnya mengepel lantai dengan pel kering? Apa ini bagian dari balas dendam?
Apa kau sengaja membuatku jatuh?” Bong Sun tentu menyangkal, kalau ia mau balas
dendam, setidaknya ia harus mematahkan beberapa tulang. Sun Woo heran, apa kau
merusak otakmu atau semacamnya? Bong Sun hanya beralasan ia sibuk dan kembali
ke tempatnya.
Masih shock karena Bong Sun, Sun
Woo sudah mendapat telpon dari kantor polisi. Tentu saja karena masalah dengan food blogger kemarin. Sun Woo bersikeras
ia tak melakukan kekerasan, ia hanya mendorongnya sedikit agar ia pergi. Tapi
masalahnya, wanita itu mengajukan tuntutan dan berkata ia harus dirawat 3
minggu di RS. Sun Woo tertawa, itu omong kosong.
Sung Jae datang menemui kakak
iparnya. Saat ditanya apa yang terjadi, Sun Woo cuma bisa tertawa miris.
Masalah Sun Woo jadi pembicaraan
anak buahnya di restoran. Min Soo berkata ini akibat kesombongan Sun Woo.
Sementara Dong Chul khawatir karena kekerasan itu bukan tuduhan main-main,
orang Seoul benar-benar mengerikan. Bong Sun dengan sok asiknya bertanya, apa
dia benar-benar memukul seseorang? Semua diam memandang Bong Sun. “Hello,
kau-lah yang menyebabkan itu,” sahut Min Soo.
Bong Sun mengiyakan dan berdalih
kesehatannya memang agak naik turun akhir-akhir ini. Ia bicara sambil
memegang-megang tangan Seo Joon. Makin lah semua memperhatikannya. Buru-buru
Bong Sun melepas tangannya dan beralasan ia begini karena kurang perhatian.
Semua makin bengong menatapnya. Salah tingkah, Bong Sun malah bertingkah makin
aneh dengan menghebohkan sesuatu di dinding.
Saking anehnya, mereka sampai
berkumpul di belakang restoran membicarakan Bong Sun. Dia bukan seperti Bong
Sun, tapi seperti Bong Sun. Yang paling aneh adalah caranya bicara, tak
terdengar seperti Bong Sun. Bahkan orang yang tak peduli terhadap orang lain
bisa melihat perbedaannya. Semua bingung, apa yang salah dengannya? Apa dia
trauma karena kemarin atau semacamnya? Dan karena kebanyakan nonton TV, mereka
menebak ada yang salah dengan kepribadian Bong Sun.
Orang yang paling tertekan
adalah yang paling berpotensi menjadi psikopat, kata Dong Chul. Menurut
teorinya, setelah mendapat perlakuan buruk dari bosnya terus menerus, mereka akan
meledak. Jika ia belum melupakan semuanya, pasti ia ingin membunuh mereka semua.
Semua ragu.
Tapi saat kembali ke dapur, Bong
Sun sedang mencoba pisau yang menurutnya sangat mengagumkan, sambil
mengacung-acungkan pisaunya. Semua otomatis ketakutan dan minta Bong menurunkan
pisaunya dulu baru bicara. Bukannya menurut, Bong Sun malah bertanya apa pisau
itu bisa membunuh seseorang? Haha, kali ini semuanya langsung kabur.
Sun Woo keluar kantor polisi
dengan super kesal. Sung Jae memberitahu kalau blogger itu bukan wanita biasa
dan dia tak akan mau berdamai begitu saja, karena itu ia minta Sun Woo berpikir
ini seperti digigit anjing rabies saja dan minta maaf. Sun Woo jelas tak mau,
digigit anjing sudah menyebalkan, kenapa ia harus minta maaf? Ia tak peduli
meski dianggap figur publik, kalau harus ke pengadilan, ia akan pergi. Sung Jae
berusaha membujuk Sun Woo agar tak emosional, tapi tetap saja Sun Woo tak mau
dengar.
Semua sedang mandi saat Bong Sun
dengan (tak) sengaja membuka pintu kamar mandi. Semua langsung teriak heboh
sambil menutupi yang bisa ditutupi. Tapi kepala Bong Sun masih muncul di pintu
sambil bertanya kalau begitu dimana ia harus mandi? Bong Sun tak tampak ingin
segera pergi, tapi pergi juga karena semua terus teriak mengusirnya. Huahahaa,
paraah!
Bong Sun tentu saja kesenangan.
Saat mereka selesai dan Min Soo mengomelinya, pandangannya malah tertuju ke
celana Min Soo sambil geleng-geleng. Ia menepuk pundak Min Soo, menyemangatinya
kalau ia akan baik-baik saja, sekarang orang tak peduli dengan yang seperti
itu. Ekspresi Min Soo langsung berubah, dan berteriak, “Itu karena kau hanya
melihatnya sekilas!” Hahaha.
Bong Sun dengan ceria menyusul
Seo Joon yang berjalan pulang. Kelakuan Bong seharian ini benar-benar aneh
menurut Seo Joon, apa karena kau keluar dan kembali lagi? Apa kau memutuskan
untuk berubah sepenuhnya karena tak mau lagi menjadi korban? Bong Sun
mengiyakan saja, tapi karena tak enak bicara sambil berdiri begini, ia mengajak
Joon pergi ke suatu tempat untuk minum bir. Joon menurut saja.
Mereka sudah mabuk. Dan Joon
sama sekali tak mau meski Bong Sun berusaha menariknya ke hotel. Bong Sun janji
tak akan menyentuh, tapi Joon cuma ingin pulang dan tidur di rumah. Begitu ada
taksi, lewat ia langsung masuk dan meninggalkan Bong Sun yang kesal. Baru ini
ia ditolak tanpa alasan, dia terlalu mabuk atau tak melihatku sebagai wanita?
Setelah melihat dirinya di kaca
mobil, barulah ia sadar kenapa tak bisa menggoda pria. Bagaimana bisa ia masuk
di tubuh seseorang yang tubuhnya seperti ini. Dan Bong Sun makin kesal karena
tak tau dimana tempatnya tinggal. Untunglah pemilik asrama menelponnya, meski
hanya untuk mengusirnya keluar.
Begitu sampai di kamarnya, Bong
Sun tak habis pikir sendiri, hidup seperti ini tak lebih baik dari hidup
sebagai hantu. Belum lagi ada hantu anak kecil di pojokan kamar. Bong Sun
mengambil kesimpulan kalau tubuh yang dirasukinya ini menarik segala macam
hantu.
Sun Woo masih super kesal saat
sampai di kamarnya. Ia langsung mengecek blog wanita itu yang ternyata
mengatainya tak punya etika dalam pelayanan maupun makanannya, menyalahgunakan
kepopulerannya dan melakukan kekerasan. Sun Woo mengomel sendiri kalau mereka
punya novelis baru sekarang. Jadilah ia menulis komen di sana untuk membela
dirinya sendiri, dengan berbagai ID samaran.
So Hyung baru tau soal kasus
yang menimpa Sun Woo saat diingatkan untuk tak mengcasting Sun Woo untuk
program barunya.
Kasus itu benar-benar membuat
Sun Woo repot. Eun Hee bahkan membujuk kakaknya untuk berdamai saja. Sun Woo
tentu tak mau. Anak buahnya sampai khawatir kalau semua makin memburuk, mereka
akan kena getahnya. Baru serius bicara, Bong Sun datang dan menyapa mereka
super ceria. Semua sampai bengong. Apalagi dengan beraninya ia menyuruh mereka
semua pergi karena ia mau ganti baju.
Kasus Sun Woo benar-benar
berdampak ke restoran yang jadi sepi. Sun Woo malah jadi makin cerewet sampai
semua meninggalkan dapur untuk mengerjakan yang diperintahkannya. Tersisa Bong
Sun yang harus menghadapi pelanggan yang ingin pastanya dipanaskan lagi agar tak
terlalu berair. Belum lagi diprotes karena kerangnya terlalu sedikit. Bong Sun
tak setuju, ia sampai menghitung jumlah kerangnya. Tapi pelanggan itu tak mau
tau dan membawa-bawa masalah Sun Woo. Terpaksa Bong Sun tersenyum dan menurut.
Di dapur, Bong Sun melakukannya
sambil mengomel sendiri. Ia melakukannya karena pemilik restoran sedang dalam
situasi sulit. Sun Woo datang dan marah dengan yang Bong Sun lakukan, ia sampai
membuang makanan beserta pancinya ke tempat sampah. Kalau Bong Sun menambahkan
gochujang pastanya akan melebar dan tak berasa. Ia marah karena Bong Sun berani
menyentuh makanannya, “Apa kau Chef? Apa kau pemiliknya?”
Bong Sun minta maaf dan mengaku
salah, tapi pelanggan itu yang mengungkit-ungkit soal kekerasan chef terhadap
seseorang, makanya ia melakukan itu. Sun Woo tak peduli, memangnya siapa kau
melakukan itu? Bong Sun jadi kesal, tak bisakah ia memikirkannya? Kalau seseorang
punya maksud baik terima saja.
Sun Woo benar-benar pusing,
melihat bagaimana Bong Sun bertingkah kemarin dan hari ini, sepertinya
peringatannya disalahartikan. Mulai sekarang Bong Sun dilarang masuk ke dapur. Bong
Sun super kesal, Sun Woo benar-benar kejam.
Pelanggan yang minta makanannya
dipanaskan tadi akhirnya pergi tanpa dihiraukan Sun Woo. Eun Hee mengeluhkan
kakaknya yang seharusnya berusaha melayani mereka, kondisi mereka sedang tak
bagus sekarang. Sun Woo yang egonya besar berkata tak ada yang perlu
dikhawatirkan. Karena pelanggan sedikit, rasanya menyenangkan punya waktu
luang. Tapi polisi menelponnya, memberitahu kalau kasusnya sudah selesai. Ibunya
datang ke blogger itu, meminta maaf dan memberikan uang damai.
Sun Woo yang kesal buru-buru
mendatangi ibunya di kampus. Ibu cuma khawatir anaknya diam saja dan perlahan
jatuh ke dasar jurang, bagaimana bisa ia tak melakukan apapun sebagai ibu? Mendengar
itu setengah menyindir Sun Woo berkata ia terharu, ibunya bahkan tak pernah
memasakkan sesuatu yang layak, tak pulang sampai dini hari dan meninggalkannya
yang kedinginan dan menangis. Dan sekarang ibunya bicara tentang menjadi ibu? Ia
sudah 33 tahun, ia sudah tak memerlukan ibunya lagi. Harusnya ibunya ada saat ia
butuh dulu.
Ibu sempat speechless, tapi lalu
membenarkan, dulu ia terlalu muda dan sibuk mencoba untuk belajar, makan, dan
hidup. Makanya ia merasa bersalah sudah menjadi ibu yang buruk dan berusaha
memperbaikinya. Tapi Sun Woo malah berkata ia dibesarkan dengan cara yang salah
dan membuat ibunya meledak agar mereka hidup masing-masing saja sekarang. Sun
Woo setuju lalu pergi.
Baru beberapa langkah keluar
dari ruangan, ibu sudah menyusul Sun Woo dan memukulinya dengan berbagai kata
makian. Tak peduli sebanyak apapun kesalahannya, tetap saja ia ibunya. Itulah kenapa
semua orang berkata kau kejam dan tak punya sopan santun, omel ibunya. Sedang mengomel
begitu, mahasiswanya lewat dan menyapanya. Barulah ibu berhenti, sambil berkata
kalau pria di sampingnya itu anaknya, bukan pacar.
Ibu ingat soal jimat dan tanya
apa Sun Woo membawanya? Ia sudah bilang tahun ini akan berat bagi Sun Woo, hal
buruk seperti ini terjadi karena Sun Woo tak mau mendengarkan ibunya. Terlanjur
kesal, ibunya minta Sun Woo mengirim uang damainya sebesar 5 juta won. Sun Woo
kaget, sebesar itu? Tapi ia minta ibunya memberitahu nomor rekeningnya, nanti
akan ia kirim, lalu pergi. Baru keluar gedung, sms berisi nomor rekeningnya
sudah sampai. Kesal, Sun Woo mau langsung mengirim uangnya, tapi ternyata
uangnya sedang menipis. Jadilah ia menelpon minta diskon, haha.
Bersambung ke Part 2
No comments:
Post a Comment