Suatu pagi di akhir pekan, ibu sibuk melipat pakaian sementara Dong Gu berlatih akting. Tapi dialognya masih terbata-bata dan saat akan menangis pun air matanya tak mau keluar. Dong Gu kesal dan frustasi sendiri. Tak cuma Dong Gu yang kesal, Min Gu juga karena baju yang ingin dipakainya masih kotor. Jin Gu juga ribut mencari kaos biru langitnya yang ternyata sedang dicuci ibu.
Dan terakhir samchoon, ia keluar
kamar dengan cardigan yang super mengkerut. Ia kesal harusnya ini di dry
cleaning, bukan dimasukkan mesin cuci. Ibu gantian kesal dan mengomeli adiknya,
makanya menikahlah! Sudah bagus ibu mau mencucikannya, haha.
Sadar kalau semuanya mengeluh
soal baju, ibu curiga samchoon akan pergi kencan. Ia pergi mengintip bersama
Dong Gu, dan benar saja Kwang Soo sedang bersiap. Jin Gu juga. Begitu juga
dengan Min Gu. Mereka keluar rumah hampir bersamaan. Ibu tak banyak bertanya
kemana anak-anaknya akan pergi, ia lebih penasaran dengan Kwang Soo.
Ibu bertanya Kwang Soo akan berkencan
dengan siapa? Berapa umurnya? Tapi Kwang Soo malas menjawab dan pergi begitu
saja. Sebelum pintu tertutup ibu sudah berpesan untuk bawa payung karena
sepertinya akan hujan, tapi tentu saja tak dihiraukan. Meski begitu ibu tertawa
lega karena peramal bilang kalau Kwang Soo bertemu seseorang musim gugur ini,
ia akan bisa menikah.
Tiga pria yang masing-masing punya agenda
kencan ini turun dengan lift yang sama. Min Gu menodong keduanya untuk memberi
22.000 won masing-masing, ini hari ke 22-nya. Kwang Soo bahkan tak tau apa
artinya hari ke 22. Jin Gu berpesan harusnya Min Gu fokus di judo, bukannya
sibuk berkencan. Min Gu menenangkan, ia pro dalam keduanya. Jin Gu mengeluarkan
dompetnya dan memberi sesuai jumlah yang diinginkan Min Gu. Kwang Soo menyuruh
Jin Gu memberi bagiannya sekalian, nanti ia ganti. Jin Gu protes, tapi
diberikannya juga uang itu.
Kwang Soo heran sudah sekian
lama mereka di lift, tapi kok nggak sampai-sampai. Ternyata tak satupun dari
mereka yang mencet tombol lifnya, huahahaa.
Kwang Soo sibuk membersihkan
setiap sudut mobilnya, bahkan ia menambah jok anak-anak di kursi belakangnya.
Da In keluar bersama Eun Suh. Kwang Soo gembira menyambut mereka dan menyuruh
mereka segera masuk ke mobil. Tapi Da In ingin naik mobilnya sendiri saja.
Kwang Soo keberatan, tapi Da In sudah menuju mobilnya bersama Eun Suh. Kwang
Soo makin keberatan karena ia juga tak boleh menyetir dan harus duduk di jok
belakang bersama Eun Suh.
Tapi ternyata, Da In ingin Kwang
Soo duduk di belakang agar Eun Suh ada teman main. Da In memutarkan lagu
kesukaan Eun Suh, dan di jok belakang Kwang Soo menari-nari sambil menggelitiki
Eun Suh sampai tertawa-tawa. Da In tertawa senang melihat mereka.
Jin Gu menunggu Se Young di
bioskop. Dan ia kembali bengong saat Se Young datang, tapi lalu tertawa senang.
Saat Se Young menghampirinya, Jin Gu malah menggoda apa Se Young akan pergi
kencan buta? Jin Gu penasaran karena Se Young tampak sangat keren hari ini. Se
Young malu dan menyuruh Jin Gu cepat beli popcorn. Jin Gu sudah mau pergi beli,
tapi lalu berhenti dan memuji Se Young benar-benar cantik hari ini. Se Young
pura-pura heran Jin Gu kenapa hari ini, tapi lalu tersenyum senang saat Jin Gu
berbalik.
Mereka menonton film horor. Se Young
ketakutan dan bersembunyi di pundak Jin Gu. Jin Gu malah terus menakut-nakuti,
jadi Se Young terus bersandar di pundaknya, hahaa. Tapi nggak lama, karena Se
Young lalu sadar kalau Jin Gu bohong.
Se Young kembali asik menonton sambil makan popcorn, saat hendak mengambil minum, tangan Jin Gu menahan tangannya. Se Young berusaha melepasnya, tapi Jin Gu tetap memegang tangannya. Se Young gugup tapi membiarkan Jin Gu melakukannya.
Se Young kembali asik menonton sambil makan popcorn, saat hendak mengambil minum, tangan Jin Gu menahan tangannya. Se Young berusaha melepasnya, tapi Jin Gu tetap memegang tangannya. Se Young gugup tapi membiarkan Jin Gu melakukannya.
Soo Ah sedang menunggu Min Gu
saat sebuah mobil remote control mendekatinya. Ada surat cinta dari Min Gu di
situ. Soo Ah membukanya dan tersenyum senang. Mobil remote control itu kembali
ke pemiliknya, tentu saja Kang Min Gu. “Apa urri Bong Sook-ie tersentuh?” tanya
Min Gu saat melihat senyum Soo Ah. Soo Ah tak suka dipanggil itu, tapi menurut
Min Gu itu cute, dan Soo Ah bisa memanggil namanya sesukanya, Min Gu, Min Bong,
Myun Bong atau apapun. Soo Ah tertawa, “Min Goong-ie.” Min Gu minta Soo Ah mengulangnya
beberapa kali, ia merasa itu sangat cute.
Min Gu menarik tangan Soo Ah,
ada banyak tempat yang harus mereka datangi hari ini. Ternyata Min Gu membawa
Soo Ah ke wahana permainan dimana kita akan diputar-putar kencang dan harus
bertahan sekuat mungkin agar tak terlempar. Soo Ah tampak tak suka, tapi Min Gu
menenangkan dan memastikan Soo Ah aman bersamanya.
Saat giliran mereka, komentator di
wahana itu merasa familiar dengan wajah Soo Ah (well, aku bingung nyebutnya
apa, kayak kita kalo naik kora-kora di dufan terus ada suara-suara ‘lanjuut?’ ‘udaah?’,
yang gitu lah pokoknya). Soo Ah menggeleng panik, tapi suara itu malah menebak
Soo Ah datang dengan pacar barunya. Min Gu berteriak membela Soo Ah, kau pasti
salah orang. Suara itu tak yakin tapi lalu meminta maaf.
Kwang Soo, Da In, dan Eun Suh
bersenang-senang di kebun binatang, like a real family. Kwang Soo dan Eun Suh
duduk berdua menunggu Da In yang sedang ke toilet. Ibu menelpon Kwang Soo dan
bertanya kapan ulang tahun gadis yang bersamanya, ia ingin pergi ke peramal. Kwang
Soo melirik Eun Suh yang disampingnya, ia malas meladeni ibu dan menutup
telponnya. Saat menoleh, Eun Suh sudah tak ada. Kwang Soo panik mencari Eun Suh
di antara anak-anak TK yang sedang bermain. Setelah anak-anak itu berlari
pergi, barulah tampak Eun Suh bermain pasir, tak jauh dari Kwang Soo. Kwang Soo
lega dan langsung menggendong Eun Suh.
Tak ingin Eun Suh hilang lagi,
Kwang Soo membelikan balon dan mengikatnya di tas Eun Suh. Kwang Soo mengajak
mereka ke tempat yang menarik, kandang monyet. Mereka memakai kacamata dengan
gambar mata, karena monyet akan jadi agresif jika ada kontak mata. Kwang Soo
tau itu dari Sponge, hahaa. Mereka saling menertawakan muka mereka yang tampak
aneh dan gantian mengambil foto. Kwang Soo mengambil foto Da In dan Eun Suh. Da
In mengambil foto Kwang Soo sendirian.
Hujan tiba-tiba turun. Mereka pun
berteduh dulu, Eun Suh menggandeng tangan Da In dan Kwang Soo erat, like she’s
accepting Kwang Soo to be her appa. Kwang Soo merasa hujan akan lama
berhentinya dan pergi menembus hujan untuk mencari payung. Tapi saat Kwang Soo
yang basah kuyup kembali dengan payung, hujan sudah berhenti.
Da In mengajak pulang karena
sepertinya Eun Suh sudah mengantuk. Kwang Soo setuju dan akan menggendong Eun
Suh, tapi Da In mencegah karena Kwang Soo basah kuyup.
Jin Gu mengantar pulang Se Young
yang masih asik makan pancake padahal habis makan malam. Jin Gu jadi kasihan
pada suami Se Young nanti. Se Young kesal dan menyuruh Jin Gu pulang saja. Jin
Gu belum mau pulang dan mengajak Se Young berjalan sebentar, biar Se Young tak
menggendut karena langsung tidur setelah makan, hahaa. Terpaksa Se Young
menurut, oke oke aku akan berjalan. Tapi Jin Gu malah mendorongnya, menyuruh Se
Young lari, haha. Se Young kesal, ia kan pakai heels.
Jin Gu melepas jasnya. Se Young
langsung bilang kalau ia baik-baik saja. Jin Gu berdalih ia kepanasan, tapi ia
bercanda dan memakaikan jas itu untuk Se Young. Se Young berkata ia tak kedinginan,
tapi Jin Gu menyuruhnya diam. Ia mengancingkan semua kancing jasnya dan
mengunci Se Young dengan mengikat lengan jasnya. Se Young tertawa saat sadar
dan minta Jin Gu melepasnya.
Jin Gu malah menggoda Se Young. Ia
mengacak-acak rambutnya, tapi lalu merapikannya lagi. Jin Gu yang usil
memegangi pipi Se Young, mengatainya jelek. Se Young kesal dan minta Jin Gu
berhenti. Jin Gu tadinya masih ingin menggoda, tapi posisi itu membuatnya
terdiam menatap Se Young, ingin menciumnya. Jin Gu lalu sadar dan mengajak Se
Young pergi. Se Young menyusul dengan kesal karena Jin Gu belum juga melepas
ikatannya.
Min Gu mengajak Soo Ah makan
daging. Soo Ah bisa makan berapapun yang diinginkan karena ia dapat 48.400 won
untuk hari ke 22 mereka. Soo Ah tampak enggan masuk, tapi selagi masih berdiri
di pinggir jalan, seorang gadis yang dibonceng naik motor besar berteriak memanggil
Soo Ah. Min Gu dengar, tapi Soo Ah berpura-pura tak mendengar apapun dan
mengajak Min Gu segera masuk restoran.
Kwang Soo langsung flu dan
bersin-bersin di perjalanan pulang. Da In tetap menyetir dan ia tersenyum
melihat pemandangan di jok belakang. Kwang Soo tertidur sambil memegang tangan
Eun Suh.
Kwang Soo baru bangun saat
mereka sampai (btw itu mereka cute banget tidurnya). Da In berterimakasih untuk
hari ini. Kwang Soo tersenyum dan meraih tangan Da In, menggenggamnya. Tangan itu
tak dilepaskan sampai mereka keluar lift di lantai 10. Sudah 10 tahun sejak
mereka bergenggaman tangan, Kwang Soo tak ingin melepasnya. Da In hanya
tersenyum dan mengambil Eun Suh dari gendongan Kwang Soo, lalu masuk ke
rumahnya.
Kwang Soo hanya bisa memandangi
pintu Da In yang perlahan tertutup. Dalam hatinya Kwang Soo akan bersabar
menunggu, asalkan Da In kembali padanya.
Se Young menyuruh Jin Gu pulang
saja dan mengembalikan jasnya. Se Young akan mengatakan sesuatu, tapi Jin Gu berkata
ia ingin mengakhiri ini. Sebenarnya ia berbohong saat bilang akan berteman
dengan Se Young. Se Young tampak kecewa.
“Aku sama sekali tak pernah ingin
berteman denganmu. Aku hanya menunggu karena kau punya waktu sulit karenaku. Jadi,
mari berhenti jadi teman.”
Se Young diam saja. Jin Gu jadi
malu dan menyuruh Se Young mengatakan sesuatu. “Oppa,” panggil Se Young lalu
mendekat dan mencium Jin Gu. Gantian Se Young yang malu karena Jin Gu diam
saja. Se Young pamit pulang, tapi Jin Gu menariknya dan balas menciumnya.
[Aku mungkin akan menyesali ini nanti, tapi aku tak peduli.]
Happy samchoon mengirim
foto-foto di kebun binatang tadi ke Da In. Da In tersenyum melihatnya. [Kau tak bisa selalu melakukan yang kau inginkan.]
Min Gu – Soo Ah saling menyuap
daging dengan bahagia. [Tapi kami tetap
melakukannya meskipun kami tau kami akan menyesalinya.]
[.. Itulah cinta.]
Kwang Soo maskeran sambil
menikmati musik, ibu yang mau masuk kamarnya jadi curiga, dia pasti punya pacar.
Ibu super senang karena peramal benar soal tahun ini.
Penyakit yang lumayan menyebalkan adalah aku suka bosen nulis pas drama udah lewat pertengahan dan mendekati klimaks. Bawaannya maleeees banget, tapi mau nggak dilanjut kok sayang.. sisa 4 episode lagi. Hap hap, semangat Difa!
No comments:
Post a Comment