Jin Gu mengejar Se Young dan
menenangkannya, kita sudah tau ini akan terjadi. Se Young merasa tak seharusnya
melakukan ini. Jin Gu tak percaya, ini tak masuk akal. Se Young minta maaf, ia
tak bisa berpikir atau mengatakan sesuatu sekarang, lalu masuk ke rumahnya. Jin
Gu hanya bisa termenung di depan pintu yang tertutup.
Kwang Soo menerima pesan Da In
dan langsung panik. Ia mencari Da In ke rumahnya, tapi tak ada jawaban. Da In yang
sedih bersama Eun Suh di mobilnya, pergi ke suatu tempat.
[Putus paling menyakitkan bagi pria, tapi saat ini.. saat anak laki-laki
menjadi pria.]
Min Gu lega sekaligus senang
melihat Soo Ah datang melihatnya bertanding. Lawannya masih sama kali ini, Dong
Shik. Terakhir kali ia kalah karena insiden pup di celana, tapi kali ini Min Gu
yakin akan mengalahkannya dalam satu pukulan. Min Gu berusaha keras, tapi ia
tampak kepayahan dan malah Dong Shik yang berhasil menjatuhkannya lebih dulu. Min
Gu yang kalah melihat ke arah penonton, tak ada lagi Soo Ah di situ.
[Aku tak bisa memenuhi dua tujuanku.. Han Bong Sook dan Yongin.]
Kwang Soo mencari Da In ke
cafenya, tapi cafe itu tutup. Kwang Soo mencari ke sekolah Eun Suh, tapi Eun
Suh juga tak masuk sekolah. Kwang Soo mengirimi Da In pesan, ‘Da In-ah, kau bilang kau merasa bersalah
sudah menghilang dulu. Bagaimana bisa kau melakukan ini lagi? Telpon aku, aku
mengkhawatirkanmu.’
Jin Gu masuk kantor, dan tak ada
Se Young di mejanya. Sejak kemarin Se Young tak mau mengangkat telponnya,
sampai sekarang. Kepala Kim tak melihat Se Young dan bertanya pada Jin Gu, apa
dia cuti? Jin Gu bingung menjawabnya karena ia sendiri tak tau. Bos Jo datang
dan tau-tau berkata soal inilah kenapa kencan di kantor tak dibolehkan, saat
putus, salah satu dari mereka akan keluar. Jin Gu kaget, keluar?
“Kau tak tau? Dia datang
pagi-pagi sekali. Bagaimana bisa dia keluar saat kita sangat sibuk?” omel Bos
Jo. Jin Gu yang baru tau langsung pergi mencari Se Young. Tapi Se Young tak ada
di rumahnya. Telpon Jin Gu pun masih tak diangkat.
Jin Gu kembali ke kantor dengan
lesu dan langsung melangkah ke ruangan Jae Bum. Jin Gu minta Jae Bum untuk
menunda persetujuan pengunduran diri Se Young, dan menyodorkan surat
pengunduran diri miliknya. “Seperti yang Anda tau, Se Young mencintai
perusahaan ini dan punya mimpi besar. Dia menyukai orang-orangnya dan ini
tempat yang bagus untuknya. Aku tak berpikir dia benar-benar bermaksud keluar.
Jika salah satu harus keluar, jika sulit untuk bertemu satu sama lain.. aku
yang akan keluar,” mohon Jin Gu yang lalu melangkah keluar.
“Hey, Kang Jin Gu!” tahan Jae
Bum. Jin Gu berbalik, tapi kita tak tau yang terjadi selanjutnya.
Saking sedihnya Se Young
membungkus diri dengan selimut dan mengabaikan makanan yang ditawarkan Sun Ah.
Se Young benar-benar tak bereaksi meski Sun Ah menaruh ayam persis di depan
mukanya. Sun Ah jadi bingung, kau keluar kerja karena pria, dan kau membuat
dirimu kelaparan juga, kau benar-benar menyedihkan.
Ponsel Se Young berbunyi. Sun Ah
mau diam-diam mengangkatnya, tapi Se Young tau dan mereject telpon Jin Gu. “Kau
mau mengabaikannya selamanya? Apa sangat penting dengan yang orang lain
pikirkan? Bagaimana dengan perasaanmu dan Jin Gu?” tanya Sun Ah.
“Hubungan yang menyakiti orang
lain akan menyakiti dirimu sendiri,” jawab Se Young pesimis. Sun Ah
menyemangati Se Young, cinta itu selalu sulit, hanya saja tingkat kesulitannya
berbeda. Ia akan pergi agar Se Young bisa makan tanpa merasa malu atau menelpon
Jin Gu atau lakukan saja sesuatu. Tapi Se Young tetap tak semangat melakukan
apapun.
Young Hoon tak percaya Da In
menghilang lagi dan malah memarahi Kwang Soo yang membiarkan Da In melakukan
itu lagi. Kwang Soo berdalih Da In melakukannya karena ini sangat berat
untuknya. Young Hoon tanya apa kau sudah mencarinya? Kwang Soo merasa tak perlu
menjawab. Young Hoon jadi pesimis, dulu kau mencarinya kemanapun dan tak bisa
menemukannya, kau baru bertemu dengannya yang tinggal di lantai atasmu 10 tahun
kemudian, jadi kau akan bertemu dengannya 10 tahun lagi, hahaa. Kwang Soo
kesal, ia tak mood bercanda. Padahal Young Hoon sudah senang Kwang Soo bisa
tertawa lagi, tapi kau pasti kembali gloomy lagi.
Kwang Soo marah saat tau shownya
mungkin akan diberhentikan karena ratingnya jelek, apalagi ia produsernya dan
atasannya bahkan tak bicara dulu padanya. Atasannya heran dengan sikap Kwang
Soo yang tak seprti biasanya. Kwang Soo tak mau menyerah begitu saja, kalau ada
masalah merekka harus berusaha mengatasinya, bagaimana bisa kau melakukan ini
padaku tanpa memberiku kesempatan?
Atasannya berkata ini bukan hal
baru. Tapi tetap saja Kwang Soo merasa ini keterlaluan, beberapa penonton
menunggu shownya sepanjang minggu, dan lagi bagaimana dengan semua yang sudah bekerja
keras sambil menunjuk para asistennya. “Bagaimana bisa kau mengabaikan
ketulusan kami?” Kwang Soo berkata ia tak akan tinggal diam dan pergi. Tinggal
atasannya yang super heran, sejak kapan ia sepenuh hati dengan shownya?
Kwang Soo menyetir pulang dan
tergerak untuk menelpon acara curhat di radio yang sedang didengarkannya. Ia menepikan
mobil dan menelpon radio itu. “Aku Kwang Soo di Sangamdong dan aku 39 tahun.”
Kwang Soo berkata ingin mengirim pesan pada mantan pacarnya yang ia temui lagi
setelah 10 tahun, tapi dia menghilang lagi.
“Kau bertemu dengannya setelah
10 tahun tapi dia pergi lagi?” tanya si penyiar radio. Kwang Soo mengiyakan dan
mulai menyampaikan pesannya untuk Da In. “Da In-ah, di mana kau? Kau menangis
di suatu tempat kan? Telpon aku setelah kau mendengar ini. Aku menyesali setiap
hari dalam hidupku setelah kehilanganmu di usia 29-ku. Aku seharusnya tak
membiarkanmu pergi. Aku seharusnya tetap tinggal, tapi saat itu aku belum
dewasa. Kupikir akan ada gadis lain di masa depan. Kupikir cinta baru akan
datang jika aku melupakanmu. Tapi, 10 tahun berlalu dan aku sadar saat
melihatmu lagi. Kau satu-satunya gadis untukku. Jadi, tak apa jika ini
terlambat, cukup kembalilah. Aku akan tetap di sini. Da In-ah, aku
merindukanmu.”
Kwang Soo menutup telponnya dan
tanpa sadar air matanya mengalir.
Jin Gu yang kangen Se Young
membuka facebook dan melihat-lihat foto Se Young. Itu malah mengingatkannya
akan semua kenangannya dengan Se Young. Jin Gu memutuskan mencarinya lagi dan
pergi ke cafe Da In. Tapi cafe itu tutup. Jin Gu baru mau pergi saat Jae Bum
datang. “Kau mencari ke sini juga?” tanya Jae Bum. Jin Gu hanya mengangguk
sekilas.
Mereka duduk berdua dengan
canggung. Jae Bum berkata saat ia bertemu Se Young dua hari lalu, ia sangat
marah pada Jin Gu. “Kau membuatnya sangat stress sebelumnya kan? Jadi kupikir
kau akan melakukannya lagi padanya. Dia sangat menderita saat itu, tapi dia
bilang dia hanya mencintaimu sejak dulu.”
Jae Bum jadi cemburu pada Jin
Gu, tapi ia bisa melihat keseriusan Jin Gu kali ini dan minta maaf atas
kesalahpahamannya. Hanya saja itu juga berat untuk Jae Bum. Jin Gu menggeleng,
ia yang harus minta maaf. Ia tak ingin menyakiti Jae Bum dan benar-benar minta
maaf. “Ah, aku membencimu!” ujar Jae Bum dengan senyum dan nada bersahabat. Jae
Bum minta Jin Gu jangan sampai melepaskan Se Young, sepertinya ia lari karena
tak ingin menyakitiku, ia memang terlalu baik. Jin Gu tersenyum lega dan berterimakasih.
Jae Bum: “Hei, kau yakin kau
pacarnya? Kenapa kau tak bisa menemukannya?” Jin Gu yakin akan segera menemukan
Se Young. Jae Bum menyemangati dan bangkit berdiri, sambil bercanda menyuruh
Jin Gu hati-hati, ia direktur eksekutif sekarang, Se Young bisa saja berubah
pikiran. Jin Gu tertawa. Duh, syukur deh mereka akhirnya baikan..
Kwang Soo kembali murung. Ibu merasa
adiknya sangat menyedihkan, pergi buang sampah dan jalan-jalanlah! Kwang Soo
bangkit tanpa berkata apapun dan pergi membuang sampah dengan celana super
pendeknya. Selesai buang sampah, Kwang Soo berjalan kembali dengan lesu sampai
ia melihat gelembung sabun di udara. Eun Suh yang memainkannya. Kwang Soo
merasa mulai berhalusinasi.
Tapi ia melihat Da In yang berdiri di sudut sana dan menyapanya. Kwang Soo melangkah mendekati Da In dalam diam.
Tapi ia melihat Da In yang berdiri di sudut sana dan menyapanya. Kwang Soo melangkah mendekati Da In dalam diam.
Jin Gu masih terus menelpon Se
Young, tapi Se Young masih tak mau mengangkat telponnya. Jin Gu kesal dan saat
berbalik, ia bertemu Go Eun. Jin Gu mau pergi, tapi kali ini gantian Go Eun
yang menahannya.
Mereka duduk berdua. Go Eun
sangat kecewa pada Jin Gu, “Bagaimana bisa kau membiarkan pacarmu keluar?
Itulah kenapa pacaran sekantor buruk untuk si gadis, apalagi sangat sulit untuk
dapat pekerjaan.” Jin Gu mengakui itu salahnya dengan canggung. Go Eun jadi tak
bisa tidur karena khawatir dengan Se Young, ia tak melakukan sesuatu yang
buruk, tapi sampai stress seperti itu. Jin Gu diam, tak tau harus menjawab apa.
Go Eun tau dimana Se Young dan mengirimkannya pada Jin Gu. Go Eun benci pada
Jin Gu, tapi khawatir pada Se Young dan menyuruh Jin Gu segera pergi. Jin Gu
tertawa dan berterimakasih sebelum pergi.
Se Young berjalan pulang dengan
bungkusan di tangannya, dan saat melihat Jin Gu ia cepat-cepat melangkah masuk.
Tapi terlambat, Jin Gu bisa menahannya. Jin Gu kesal Se Young malah mau kabur
padahal ia sudah mencari kemana-mana. “Siapa yang menyuruhmu?” sahut Se Young
cuek.
“Kau tak merindukanku? Aku yakin
kau merindukanku, matamu sampai bengkak.”
Se Young tak menjawab dan
berbalik masuk. Jin Gu menahannya, “Aku bertemu Jae Bum, dia menolak
pengunduran dirimu. Dia menyuruhku memberitahumu untuk kembali kerja besok. Kita
punya banyak pekerjaan karenamu, kau harus datang pagi-pagi sekali besok.” Se
Young diam saja. Jin Gu berterimakasih, meski ia benar-benar tak mengerti Se
Young yang sangat baik. Melihat Se Young sangat menderita, Jae Bum dan Go Eun akhirnya
mengerti.
“Kau menyukaiku kan? Aku jadi
gila saat melihatmu. Aku akan lebih baik padamu. Aku hanya berakting seperti
aku tau cinta itu apa, tapi sebenarnya tidak. Sekarang kupikir aku tau. Aku selalu
bertengkar denganmu, tapi aku tak bisa melakukan apapun kalau kau tak ada di
dekatku. Inilah cinta. Ma Se Young, kita seperti kunci dan gembok, kita tak
terpisahkan sekarang. Kang Jin Gu dan Ma Se Young. Ma Se Young dan Kang Jin Gu.
Kau milikku sekarang.”
Se Young tertawa. Jin Gu
menawari pelukan. Se Young diam saja, jadi Jin Gu yang menganggukkan kepala Se
Young dan memeluknya. Baru sebentar, Jin Gu bertanya apa kau tak keramas? Se
Young kesal dan menjauh. Jin Gu memeluknya lagi dan menyuruh Se Young
mencucinya lain kali. Se Young memukuli Jin Gu kesal, ini semua salahmu! Jin Gu
tak membantah dan mengeratkan pelukannya.
Bersambung ke Part 2
No comments:
Post a Comment