Empat pria kita berkumpul di
ruang keluarga. Sementara yang lain asyik menonton tv, Dong Gu kembali berlatih
akting, tapi sekeras apapun ia berusaha, air matanya tak juga keluar (padahal
Dong Gu udah pegang bawang bombay segala, hahaa). Melihat adiknya frustasi, Min
Gu berkata air mata tak bisa dipaksa keluar dan menawarkan bantuan, “mau aku
membuatmu menangis?”
Mau tak mau Dong Gu bertanya
caranya. Dan, Min Gu pun mencubiti pipi adiknya sampai Dong Gu teriak-teriak
kesal, hahaa. Samchoon mengomelinya, kakak macam apa kau ini? Dong Gu yang
menangis berlari ke pangkuan samchoonnya. Paling suka deh pas mereka kumpul di
ruang keluarga gini, so warm..
Jin Gu heran kemana ibunya
pergi? Min Gu berkata ibu ke lantai atas, dan samchoon langsung mengeluh, apa
yang ia lakukan di sana jam segini? Samchoon menyuruh Dong Gu menyusul ibunya, Dong
Gu yang masih merajuk enggan. Tapi tanpa disusul pun ibu segera kembali.
Samchoon kesal pada kakaknya yang malah berkunjung ke rumah orang semalam ini.
Ibu ikut kesal dan menyuruh
Kwang Soo diam, memangnya masalah kalau ia pergi minum teh dengan Da In? Tapi
ibu lalu penasaran dengan wanita yang ditemui Kwang Soo dan ingin bertemu
dengannya. Kwang Soo menyangkal, ia tak bertemu siapapun. Jin Gu dan Min Gu tampak
surprised dan senang samchoonnya punya pacar juga. Ibu membawa-bawa perkataan
peramal kalau salah satu dari kalian akan bertemu seorang gadis di musim gugur
ini. Dan menurutnya, Kwang Soo tampak mencurigakan akhir-akhir ini. Kwang Soo
tetap tak mau mengatakannya.
“Lalu siapa lagi yang bisa punya
pacar di sini?” tanya ibu kesal. Jin Gu dan Min Gu sama-sama mengangkat tangan,
tapi ibu tak peduli. Tak percaya malah, dipikirannya Jin Gu hanya bekerja 24/7
(hahaa, you’re so wrong, omma). Ibu mendesak Kwang Soo membawa gadis itu, ia
tak peduli usia, penampilan, atau kebangsaannya. Alien juga tak masalah. (muahahaa,
alien??)
“Kau benar-benar tak peduli?”
tanya Kwang Soo. Ibu mengiyakan, “Kau tak boleh terlalu pemilih, kau hampir 40
tahun! Yang penting ia tak punya anak.” Kwang Soo terdiam, semua keponakannya
mengangguk-angguk meyakinkannya (termasuk Dong Gu), jadi Kwang Soo ikut
mengangguk meski ia tau.. ini akan sulit.
Da In mengeringkan rambut Eun
Suh, tapi pikirannya tertuju ke saat Kwang Soo melepaskan tangannya di lift
tadi.
Jin Gu baru datang dan langsung
menuju tangga darurat. Ia membawa kopi untuk Se Young dan menyuruhnya datang.
Se Young rupanya sedang di toilet, dan saat keluar ia tak sadar ponselnya
tertinggal di sana. Jin Gu tak sabar menunggu Se Young yang muncul-muncu lalu
mengirim pesan, berkata ia merindukan Ma Se Young. Tapi seseorang di toilet
menemukan ponsel Se Young dan mengambilnya.
Jin Gu kesal karena Se Young
bahkan tak membaca pesannya dan melangkah masuk kantor tanpa semangat. Se Young
yang tak tau apa-apa tersenyum menyapanya. Jin Gu tak bisa menutupi kesalnya
karena Se Young tak membaca pesannya, padahal ia sudah datang pagi demi kopi
untuknya. Se Young heran, pesan? Barulah ia mencari ponselnya, tapi tak ada..
ponselnya hilang.
Se Young mencarinya di mana-mana
tapi tak menemukannya, padahal sepertinya tadi tertinggal di toilet. Jin Gu
curiga ada yang mengambilnya. Se Young panik, ia tak menguncinya dengan
password. Jin Gu menghela napas frustasi, pesannya.. Se Young penasaran dengan
pesan yang dikirim Jin Gu, tapi Jin Gu lagi-lagi hanya menghela napas frustasi.
Se Young minta Jin Gu menghubungi ponselnya.
Jin Gu melakukannya, dan
seseorang mengangkatnya.. Bo Sun, sunbae mereka yang hobi gosip, omo! Jin Gu
bertanya panik di mana sunbaenya itu dan segera lari menyusulnya. Mereka datang
tepat saat Bo Sun akan mengatakan sesuatu pada Jae Bum dan Go Eun. Jin Gu dan
Se Young langsung menarik Bo Sun dengan mencurigakan. Jae Bum heran sendiri
melihatnya.
Se Young dan Jin Gu memohon agar
Bo Sun merahasiakan ini. Bo Sun ragu, ia tak sepandai itu menjaga rahasia, tapi
keduanya lalu memegang tangan Bo Sun dengan wajah memelas. Bo Sun akhirnya
setuju, ia akan mencoba. Mereka lega dan berterimakasih.
Meski sejauh ini aman, mereka
tetap saja frustasi. Jin Gu mengacak rambut Se Young kesal, “Kau ingin
merahasiakan ini dan kau malah membuat masalah.” Se Young khawatir, ini akan
baik-baik saja kan? Jin Gu menenangkan, tapi bagaimana kalau semua orang
akhirnya tau? Kita tak melakukan sesuatu yang salah.
Se Young akan jujur mengatakan
sesuatu yang membuatnya ingin merahasiakan ini. Tapi Jin Gu sudah tau, “Karena
Jae Bum kan? Aku sudah tau dia menyukaimu dan aku tau kau tak ingin menyakiti
perasaannya.”
“Kau sudah tau?” tanya Se Young.
Jin Gu mengangguk dan bertanya-tanya, kenapa dia bisa menyukai gadis jelek
sepertimu? Se Young memukulnya kesal. Jin Gu bingung apa yang harus mereka
lakukan, suatu hari mereka harus memberitahu Jae Bum. Se Young bisa memberitahu
orang lain, tapi benar-benar tak bisa pada Jae Bum. Jin Gu menenangkan Se
Young, ia yang akan mengatasinya. Pikirkan saja hal-hal baik, dan pegang erat
tanganku. Se Young tersenyum mendengarnya.
Dua teman Min Gu ingin
memberitahunya sesuatu tapi ragu. Mereka sampai dorong-dorongan siapa yang
harus mengatakannya. Temannya yang gendut akhirnya menunjukkan ponselnya pada
Min Gu. Min Gu tak mengerti maksudnya. Temannya menjelaskan, “Kau lihat
Jungbalsan kan? Sepertinya dia tinggal disana dan pacarmu juga tinggal disana. Tapi
dia dikenal sebagai preman wanita Jungbalsan dan mereka mirip, kau mengerti
kan?”
Min Gu tak mau percaya. Temannya
berkata kalau mereka tak mungkin kembar. Preman Jungbalsan biasanya preman
motor, mereka naik motor besar dengan para pria. Min Gu teringat saat Soo Ah
dipanggil seseorang yang naik motor besar, tapi ia tetap tak mau percaya.
Min Gu pun memata-matai Soo Ah,
bukan karena curiga, tapi ia ingin membuktikan kalau teman-temannya salah. Min
Gu melihat Soo Ah menemui seorang pria dengan motor kerennya. Ia bahkan
mengikuti mereka yang pergi ke toko kosmetik. Soo Ah mencoba-coba lipstik, yang
ternyata untuk ibunya yang berulangtahun hari ini, dan pria itu Oppanya. Min Gu
lega.
Min Gu merasa bersalah sudah
mencurigai Soo Ah dan selfie di SNSnya seperti biasa, ‘I’m sorry, but i love you’. Saat itu teman-teman Soo Ah keluar,
mereka rupanya tertarik dengan kakak Soo Ah dan minta dicomblangkan dengannya. Soo
Ah tak mau. Kalau begitu temannya minta dicomblangkan dengan anak SMA
teman-teman Min Gu saja. Jika tidak, mereka akan mengatakan kalau Soo Ah
pembohong. Soo Ah tau teman-temannya cemburu, tapi Min Gu sudah cinta mati
padanya. Min Gu yang mendengar semuanya tampak terkejut.
Da In sedang lumayan sibuk saat
Kwang Soo datang, tapi Kwang Soo tetap memaksanya duduk. Ia mengajak Da In
pergi. Da In tak bisa, sekarang mereka sedang sibuk. Kwang Soo berkata cuma
sebentar, dan ada part timer juga (aku nggak suka ih Kwang Soo yang suka maksa
gini). Da In masih tampak ragu, jadi Kwang Soo minta maaf soal kemarin. Ia tau
Da In pasti kecewa karena ia melepaskan tangannya saat bertemu kakaknya. Da In
menyangkal. Kwang Soo beralasan ia sangat terkejut, apalagi kakaknya
menyeramkan begitu. Kwang Soo berjanji tak akan melepaskan tangan Da In lagi
dan meminta maaf.
“Aku tak kecewa,” sangkal Da In.
Kwang Soo tak percaya, ia sudah berubah, ia bisa tau apa yang Da In pikirkan
hanya dengan melihat wajah Da In. “Kau sudah lebih baik sekarang?” tanya Kwang
Soo. Da In mulai tersenyum. Kwang Soo bangkit dan akan menunggu Da In di luar.
Da In keluar, tapi rupanya Kwang
Soo sampai tertidur menunggunya. Sepertinya mereka hanya menjemput Eun Suh dan
pulang. Kwang Soo menggenggam tangan Da In saat mereka berjalan masuk, tapi Da
In tampak keberatan karena mereka sedang bersama Eun Suh. Jadi Kwang Soo minta
ijin Eun Suh untuk meminjamkan tangan kanan ibunya untuknya. Eun Suh mengangguk.
Mereka pun masuk saling bergandengan.
Tak selang lama, ibu dan Dong Gu
juga pulang. Ibu tau Kwang Soo sudah pulang dari mobilnya dan mengomel
lagi-lagi Kwang Soo pulang cepat. Tapi ibu heran melihat kursi anak-anak di jok
belakang mobil adiknya itu. Dong Gu kebelet dan minta cepat-cepat masuk. Mereka
pun berlari dan berteriak untuk menahan pintu lift yang baru saja tertutup. Pintu
lift kembali terbuka, dan ibu kaget melihat siapa yang di dalam.
“Samchoon?” panggil Dong Gu tak
percaya. Ibu terkejut melihat adiknya yang menggenggam tangan Da In. Da In
berusaha melepaskan tangannya, tapi Kwang Soo tak membiarkannya. Ia menggenggam
tangan Da In lebih erat. Saking terkejutnya ibu tak bisa mengatakan apapun.
Min Gu menunggu temannya datang
membawakan buku tahunan Jungbalsan High School. Temannya mengkhawatirkan Min
Gu, tapi Min Gu hanya menyuruhnya pergi. Sebelum pergi temannya berpesan agar
Min Gu tak terkejut, dia pasti punya alasan untuk ini. Tapi tetap saja Min Gu
terkejut melihatnya.
Soo Ah tersenyum mendatangi Min
Gu yang menunggunya. Ia heran dengan Min Gu yang ingin bertemu jam segini dan
menebak Min Gu merindukannya. Min Gu hanya diam memandang Soo Ah. Soo Ah jadi
bingung, apa ada sesuatu yang terjadi? Min Gu mengeluarkan buku tahunan
Jungbalsan dari tasnya. Soo Ah kaget melihatnya.
“Ini bohong kan? Ini bukan kau
kan?” tanya Min Gu. Min Gu berharap Soo Ah menyangkal, tapi tidak, Soo Ah
membenarkan kalau itu dirinya. Soo Ah minta maaf tak memberitahu ini sebelumnya
dan ingin menjelaskan, tapi Min Gu tak mau dengar dan bangkit pergi.
“Hey Kang
Min Gu!” panggil Soo Ah tegas. Langkah Min Gu terhenti, ia menoleh. Soo Ah
menyuruhnya kembali duduk. Min Gu kaget dengan nada suara Soo Ah yang berbeda.
Sudah malam saat Jin Gu
mengantar Se Young pulang. Jin Gu mengeluhkan itu karena mereka harus menunggu
teman-temannya pulang dulu. Se Young sudah menyuruh Jin Gu langsung pulang,
kenapa harus mengantarnya? Jin Gu tentu saja khawatir, jalanannya gelap, ia tak
bisa membiarkan Se Young pulang sendirian. Se Young tertawa senang.
Mereka sudah sampai, dan Se
Young pamit masuk. Jin Gu ingin mengantar Se Young naik, alasannya, tangganya
tampak membahayakan, hahaa. Se Young menolak, ia baik-baik saja. Jin Gu kembali
beralasan berbahaya kalau Se Young sampai jatuh. Se Young akhirnya setuju, tapi
hanya sampai tangga? Jin Gu mengangguk.
Saat di atas, Jin Gu menyuruh Se
Young masuk dulu, baru ia akan pergi. Tapi begitu pintu terbuka, Jin Gu
langsung menerobos masuk. Jin Gu berdalih ia haus dan minta minum dulu. Se Young
menarik-narik Jin Gu agar keluar, tapi alasan Jin Gu malah bertambah. Ia harus
mencharge ponselnya dulu sebelum pulang agar bisa telponan dengan Se Young di
perjalanan dan malah makin masuk mencari charger. Se Young panik karena Jin Gu
malah mau ke kamarnya. Sementara itu, Jae Bum di mobilnya menghubungi Se Young
tapi tak diangkat.
Se Young tak mendengar ponselnya
bunyi karena ia sibuk mengusir Jin Gu dari kamarnya. Bukannya pergi Jin Gu
malah menemukan foto masa kecil Se Young, ia merasa itu lucu dan memintanya. Se
Young tak mau dan berusaha merebutnya. Tapi Jin Gu yang setinggi itu bukan
tandingan Se Young, sudah jinjit pun foto itu masih tak tergapai. Jin Gu
tertawa-tawa dan malah memeluknya.
Mereka berdiam dalam posisi itu
selama beberapa saat sampai bunyi pesan di ponsel Jin Gu membuat Se Young
melepaskan diri. Malas-malasan Jin Gu membukanya, ternyata pesan dari Go Eun
yang memberitahu drama Amerika keren yang sedang ditontonnya. Se Young yang
ikut membaca jadi kesal sendiri.
Jin Gu tertawa saat tau Se Young
cemburu dan merajuk. Jin Gu berkata ia sudah menghapus semua kontak wanita. Ia
menunjukkan ponselnya dan meyakinkan kalau ia hanya suka Se Young. Se Young
melirik ponselnya dan bertanya siapa itu Bok Ja-ssi?
“Bok Ja-ssi? Itu ibuku,” jawab
Jin Gu santai. Ia menyodorkan ponselnya, Se Young bisa melihat sendiri kalau
tak percaya. Se Young mengambilnya juga dan mulai menscroll daftar kontak Jin
Gu. Se Young melihat yang mencurigakan, “Itaewon 20? Ini pasti gadis umur 20
tahun di Itaewon.” Jin Gu berdalih ia pasti lupa menghapusnya, ia bahkan tak
ingat wajahnya.
“Ji Su?” tanya Se Young lagi.
Jin Gu buru-buru berkata dia pria. Se Young tak percaya dan akan menelponnya.
Jin Gu tak takut, telpon saja. Tapi saat Se Young akan menekan tombol call, Jin
Gu panik dan berusaha merebut ponselnya. Mereka kejar-kejaran sampai dekat
pintu depan. Jin Gu menggelitiki Se Young yang tak mau memberikan ponselnya,
barulah Jin Gu berhasil merebut ponselnya.
Melihat Se Young yang masih
cemberut, Jin Gu mengunci posisi Se Young di dinding dan semakin mendekatkan
wajahnya.
Sementara itu, di luar Jae Bum
tampak ragu untuk menekan bel rumah Se Young.
[Cinta dimulai saat tak ada lagi rahasia]
Komentar:
I don’t think Jae Bum dengar
keributan Se Young sama Jin Gu di dalem. But, kasian Jae Bum, cepat atau lambat dia bakalan patah hati juga..
No comments:
Post a Comment