Kwang Soo menemani Eun Suh
bermain di playground apartemen mereka dan Da In duduk sambil senyum mengamati
mereka. Da In melihat sekeliling, sepertinya sudah semakin sore, jadi Da In
mengajak Eun Suh pulang, sudah waktunya makan. Tapi Eun Suh melepaskan tangan
Da In, ia lebih memilih bersama Kwang Soo. “Paman sedang sibuk, nanti ibu akan
bermain denganmu,” bujuk Da In. Kwang Soo berkata ia tak sibuk dan mengajak Eun
Suh bermain sebentar lagi.
Ibu melihat mereka dan langsung
teriak memanggil adiknya. Da In tampak tak enak, tapi Kwang Soo cuek saja dan
tetap main dengan Eun Suh.
[Alasan kami bisa melalui waktu sulit adalah karena kami mencintai orang
itu.]
Pagi hari di lift kantor, Jin Gu
kesal mendengar karyawan lain yang memuji-muji Miss Piggy-nya, menurut mereka
Se Young lebih cantik sekarang dan ingin mengajaknya berkencan. Tapi pas sampai
di mejanya, ia senyum-senyum melihat Se Young yang tersenyum menyambutnya.
Kepala Kim menawari Se Young
kencan buta. Temannya jatuh cinta saat melihat foto Se Young dan dia
dermatologis terkenal di Gangnam. Kepala Kim menunjukkan fotonya, dia tinggi
dan tampan. Jin Gu langsung batuk-batuk. Bo Sun nimbrung dan berkata ini
benar-benar jackpot, Se Young bisa dapat perawatan kulit gratis seumur hidup. Se
Young menolak halus, ia tak tertarik kencan buta, lain kali saja.
Jawaban itu malah menguatkan
kecurigaan kepala Kim kalau Se Young punya pacar, si ‘idiot’ atau apalah itu.
Se Young menyangkal. Kepala Kim dan Bo Sun berusaha meyakinkan kalau ini
tangkapan bagus, dan menurut Bo Sun ia benar-benar calon suami ideal, 50 kali
lebih baik darimu.
Jin Gu tak bisa menahan diri dan
berkata Se Young 50.000 kali lebih baik. Kepala Kim jadi heran kenapa Jin Gu
sampai segitunya, apa kau pacarnya? Jin Gu diam. Bo Sun sampai menepuk dada
berkali-kali saking tak tahannya ingin mengatakan yang sebenarnya. Kepala Kim
hanya menganggap Jin Gu aneh dan terus membujuk Se Young.
“Idiot itu adalah aku!” teriak
Jin Gu tak tahan, aku pacar Ma Se Young. Semua kaget, Se Young apalagi, meski
Bo Sun malah tertawa lega karena tak lagi harus menjaga rahasia. Melihat Bo Sun
yang sudah tau, Kepala Kim kesal karena ia satu-satunya yang tak tau di antara
mereka.
Se Young menarik Jin Gu ke
tangga darurat dan memukulinya kesal. Jin Gu membela diri, ia jengkel dengan
mereka, padahal Miss Piggynya sangat cantik. Se Young mengeluh ia tak bisa
bekerja dengan damai lagi karena Jin Gu, rumor pasti sudah menyebar. Jin Gu tak
peduli, mereka toh bukan selingkuh. Se Young berkata Jin Gu tak tau beratnya
ini untuk wanita. Jin Gu tau, Se Young tak mau jadi tak nyaman kalau mereka
putus kan? Jin Gu minta Se Young tak khawatir, karena ia tak akan putus dengan
Se Young. Jadi jangan pernah berpikir untuk resign atau semacamnya setelah
mereka putus. “Miss Piggy, kau pacar terakhirku.”
Se Young tak percaya dan merasa
Jin Gu terlalu banyak menonton film. Jin Gu malah ingin memasang iklan kalau
mereka pacaran, ia benar-benar ingin menyombongkan Se Young. Se Young tetap
kesal, bagaimana bisa Jin Gu mengatakannya saat ada Go Eun di situ? Bukannya khawatir
soal Go Eun, Jin Gu malah senang mereka tak perlu datang diam-diam ke tangga
darurat lagi dan merentangkan tangannya, ia akan memberikan pelukan untuk
merayakan terakhir kalinya mereka ke sini. Se Young tak meladeni dan malah
menyuruh Jin Gu menghitung sampai 10 sebelum menyusulnya pergi. Jin Gu cuma
bisa berteriak kesal.
Jin Gu hendak mengcopy sesuatu
dan bertemu Go Eun di sana. Jin Gu memanggilnya, tapi Go Eun hanya mengangguk
sekilas, tak ingin bicara dengan Jin Gu. Go Eun baru menoleh di panggilan
kedua. Jin Gu mengajak Go Eun minum kopi, ada yang ingin ia bicarakan. “Sunbae,
aku pernah bilang kalau tersenyum adalah kebiasaanku, tapi itu sangat berat
saat ini,” ujar Go Eun lalu pergi.
Mereka rapat untuk program musim
dingin. Go Eun sibuk dengan pikirannya dan tak mendengar namanya dipanggil
berkali-kali untuk presentasi. Saat menyampaikan programnya pun, Go Eun
berbicara dengan patah-patah karena menahan tangis, tapi kemudian ia menangis
juga dan meninggalkan ruang rapat. Semua heran dengan Go Eun, apa ia sakit?
Go Eun menangis di toilet. Se
Young menghampirinya dan minta maaf. “Ini lebih berat karena itu kau, unni. Kau
bilang kau tak menyukainya. Aku ingin marah padamu, tapi tak bisa,” ujar Go Eun
yang terisak. Se Young makin merasa bersalah dan ikut menangis.
Soo Ah berjalan pulang dari
tempat lesnya tanpa semangat, ia merasa bersalah sudah mengatai Min Gu anak
kecil. Ia tak sadar kalau Min Gu berjalan beberapa langkah di belakangnya
sampai Min Gu memanggil namanya. Min Gu tersenyum mendekat, ia sudah memikirkan
perkataan Soo Ah. “Kau bilang kau ingin bersandar padaku? Sini bersandarlah,”
ujarnya merangkul Soo Ah. Soo Ah tertawa. Min Gu janji akan menjadi pacar yang
bisa diandalkan mulai sekarang dan minta Soo Ah terus jujur padanya. Soo Ah
tertawa mengangguk.
“Tapi apa kau tak capek?” tanya
Min Gu. Soo Ah menggeleng, kenapa? “Kau berlari terus di mimpiku sepanjang
malam, kau benar-benar tak capek?” gombal Min Gu. Soo Ah tertawa, cheesy
sekali. Min Gu agak kesal dikatai cheesy, tapi Soo Ah mengingatkan Min Gu yang
memintanya jujur, hahaa, lha emang cheesy kok :p.
Untuk pertama kalinya Min Gu
mengenalkan Soo Ah pada teman-temannya di tempat mereka biasa main game. Temannya
yang gendut menyapa Soo Ah sopan dengan panggilan Bong Sook-ie noona dan
mempersilahkannya duduk. Min Gu duduk dan mulai asik main dengan mereka. Soo Ah
bosan menunggunya, sudah 2 jam tapi Min Gu masih tetap asik. Temannya yang
gendut kebelet ke toilet dan minta Soo Ah menggantikan dirinya agar tak kalah.
Soo Ah duduk, dan bahkan ia
lebih jago dari Min Gu. Soo Ah main dengan serius dan menang. Dua teman Min Gu
memuji Soo Ah yang seperti pemilik PC game room atau pro gamer. Min Gu tampak
tak suka dan pergi tanpa berkata apapun. Soo Ah menyusulnya, bertanya apa Min
Gu marah lagi padanya? Min Gu penasaran darimana Soo Ah belajar main seperti
itu? Soo Ah berkata jujur kalau ia belajar dari beberapa oppa. Min Gu tampak
tak suka lagi.
Soo Ah berkata lebih jujur kalau
tadi ia tak serius main, dulu ia bahkan bisa main sampai jarinya berdarah. Min
Gu kaget. Soo Ah tertawa, ia bercanda. Ia cuma belajar sedikit dan berhenti,
sudah lama sejak ia main. Min Gu hanya ber ‘oh’ pendek.
Soo Ah tau kalau Min Gu marah
lagi. Min Gu menyangkal. Soo Ah minta Min Gu jujur, kau sangat terganggu? Min
Gu menyangkal lagi. Soo Ah tau Min Gu terganggu dan mulai menangis, ia sudah
tau ini akan sulit. Ia takut Min Gu tak menyukainya saat tau Soo Ah yang
sebenarnya dan itu membuat Soo Ah sangat khawatir setiap harinya. Soo Ah tak
pernah merasa tenang setiap menemui Min Gu dan akhirnya seperti ini.
“Apa maksudmu akhirnya seperti
ini?” tanya Min Gu. Menurut Soo Ah, Min Gu tak pernah benar-benar menyukainya. Gadis
yang Min Gu sukai bukan dirinya yang sebenarnya dan ia mengembalikan gelang
pemberian Min Gu. Min Gu kaget, “Han Soo Ah..”
“Namaku Bong Sook dan aku tak
butuh itu lagi. Aku baru menemukan kalau keinginanku tak akan terkabul,” ujar
Soo Ah lalu pergi. Min Gu memanggilnya, tapi Soo Ah terus jalan dan tak menoleh
lagi.
Kwang Soo sibuk mencari kunci
mobilnya. Dong Gu yang ditanyainya sama sekali tak membantu, malah menggoda
samchoonnya. Baru mau mencari lagi, ibu masuk tergopoh-gopoh dengan jok anak
milik Kwang Soo. Kwang Soo bertanya heran apa yang ibu lakukan? Ibu malah tanya
balik mau ke mana Kwang Soo, bukannya ini hari liburmu. Kwang Soo kesal kenapa
ibu mengambil kursi itu dari mobilnya.
“Untuk apa lagi? Aku ingin
menggunakannya,” dalih ibu yang langsung menduduki kursinya. Tapi itu malah membuat
kursinya rusak dan membuat Kwang Soo makin kesal. “Aku sudah bilang kau akan
bertemu seseorang musim gugur ini, tapi mereka kabur karena kau berkencan
dengan single mom. Bagaimana bisa kau menaruh kursi ini di mobilmu? Orang-orang
akan berpikir kau punya anak,” keluh ibu.
Kwang Soo tak peduli, ia sudah
seperti ayahnya. Ibu kaget. “Eun Suh adalah anakku,” ujar Kwang Soo serius. Kali
ini Dong Gu ikutan kaget. Ibu tak percaya dan minta Kwang Soo mengulangnya. Kwang
Soo minta ibu menjaga rahasia dan menyerah saja kali ini. Ibu yang shock mulai
berhitung, “Kau gila! Sudah 10 tahun sejak kau tak bertemu dengannya, Eun Suh
baru 5 tahun. Memangnya ia menua setahun setiap 2 tahun?”
Yang jelas Kwang Soo
menganggapnya seperti anak sendiri lalu pergi. Ibu memukulnya kesal, kenapa kau
mengharapkan wanita yang tak menginginkanmu? Kwang Soo jadi tau kalau ibu bicara
dengan Da In dan makin kesal, “Kenapa tak mengomporinya untuk putus saja
denganku?” Ibu menyangkal, ia tak melakukannya. Ibu hanya khawatir Kwang Soo
akan menderita kalau menikah dengan single mom. Kwang Soo minta kakaknya
menyerah karena ia akan menikahi Da In.
Kwang Soo buru-buru naik ke
lantai atas, dan sudah khawatir harus berkata apa pada Da In. Tapi Da In keluar
sambil tersenyum dengan Eun Suh, sudah siap pergi. Kwang Soo mau menjelaskan
soal kakaknya, tapi Da In malah berkata ia lupa berterimakasih sudah dibawakan
makanan dan minta Kwang Soo menyampaikan rasa terimakasihnya. Kwang Soo agak
heran, meski mengangguk juga. Da In ingin pergi ke suatu tempat dan mengajak
Kwang Soo segera pergi.
Da In ternyata ingin pergi
belanja ke mall. Kwang Soo mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi dan sibuk
memilihkan baju untuk Da In. Da In ingin tau siapa yang menelpon. Kwang Soo
bilang itu telpon spam.
Puas belanja, waktunya Eun Suh
bermain. Kwang Soo menemani Eun Suh main tangkap ikan dan Da In memandangi
mereka sambil senyum. Ponsel Kwang Soo yang ditinggal di meja bunyi lagi.. dari
ibu. Senyum Da In hilang saat melihatnya. Tapi ia berusaha kembali tersenyum
saat Kwang Soo duduk menghampirinya dan mengajaknya foto selca.
Kwang Soo melihat hasil fotonya
seksama dan menyuruh Da In pergi ke rumah sakit, “Wajahmu sangat kecil,
bagaimana nanti kalau sampai mengilang?” Err, samchoon.. Da In mengajak Kwang
Soo makan di rumah saja, ia akan memasak masakan kesukaan Kwang Soo. Kwang Soo
mengiyakan, tapi entah kenapa ia tak tampak terlalu senang.
Sudah hampir jam pulang saat Bos
Jo memberikan setumpuk dokumen sponsor untuk Se Young, deadlinenya besok dan Se
Young disuruh menyelesaikannya malam ini. “Semua ini saya yang mengerjakan?”
tanya Se Young. Bos Jo menyindir Se Young tak akan mengerjakan sendirian sambil
melirik Jin Gu, kalian kan bisa pacaran sambil bekerja atau sebaliknya.
Se Young sudah kesal gara-gara
bosnya, masih ditambah Jin Gu yang bukannya membantu malah nempel-nempel
padanya, bagaimana kalau orang lain melihat kita? Jin Gu mendekat dan menyender
ke bahu Se Young lagi, tak akan ada yang melihat, semua orang sudah pulang. Se Young
kesal dan mendorong Jin Gu jauh-jauh. Jin Gu mendekat lagi dan mengganggu Se
Young lagi. Se Young menendang kursinya lagi. Begitu berkali-kali sampai Se
Young tertawa-tawa mengeluhkan Jin Gu yang sama sekali tak membantu.
Jin Gu tanya apa Se Young tak
lapar dan menawarinya ayam. Jin Gu bingung pesan di mana dan ingat ayam yang
dibawakan Se Young dan Jae Bum saat ia lembur. Sedetik kemudian Jin Gu sadar
sudah salah bicara dan menarik flashdisk Se Young, ia akan menyelesaikannya di
rumah dan mengajak Se Young pergi. Se Young tak mau dan berusaha merebut
flashdisknya.
Tapi sepertinya Se Young lalu
mengalah karena mereka lalu jalan bergandengan ke tempat Han Gu. Dari jauh Han
Gu sudah memberi isyarat agar mereka tak mendekat. Ada Jae Bum dan dia sudah
minum 3 botol soju dalam 1 jam. Han Gu tau Jae Bum sudah jadi direktur
eksekutif dan bertanya apa kalian berdua belum dipecat? Hahaa.
Jin Gu minta Se Young menunggu,
dan ia menghampiri Jae Bum. Jin Gu mencegah Jae Bum yang mau minum lagi dan
meminta maaf. Jae Bum malas menanggapi dan bangkit pergi. Saat mau masuk taksi,
Jae Bum menyindir Jin Gu yang pasti senang mendengar semua kekhawatirannya. Ia merasa
bodoh berpikir kalau Jin Gu temannya dan pergi tanpa berkata apapun lagi. Se
Young dengar semuanya dan itu membuatnya sedih lagi.
Jin Gu berusaha menghibur Se
Young, tapi tak berhasil. Se Young menangis, apa mereka benar baik-baik saja
seperti ini? Jae Bum dan Go Eun menderita karena mereka. Se Young sangat merasa
bersalah tapi tak bisa melakukan apapun. Jin Gu menenangkan semua akan
baik-baik saja.
Se Young pamit masuk, tapi Jin
Gu tak bisa membiarkan Se Young sendirian. Ia harus memastikan Se Young tidur
dulu. Ia tak akan bisa tidur kalau Se Young masih sedih seperti ini. Se Young
diam saja dan membiarkan Jin Gu mengantarnya naik. Jin Gu memandangi Se Young
yang sudah tertidur dan membelai
kepalanya lembut.
Semoga Jin Gu sama Se young ga putus cuma gara" Jae Bum dan Ga Eun -,- btw gomawo and fighting~~ ^_^
ReplyDelete