Jin Gu heran dengan Se Young
yang tiba-tiba menyusulnya dan minta ia untuk tak mengangkat telpon dari Go
Eun. “Apa ada yang mau kau katakan?” tanya Jin Gu. Melihat Se Young gelagapan,
Jin Gu menggodanya, kau pasti tersentuh kan? Se Young yang salah tingkah minta
Jin Gu diam, ia akan mengantar Jin Gu pulang, bukan, maksudnya mengantar ke bis
stop. Jin Gu menyuruh Se Young pulang saja, tapi Se Young bilang ada yang ingin
ia beli di minimarket dan menarik Jin Gu pergi. Jin Gu tak habis pikir, ia
sudah membelikan sup rumput laut, tapi Se Young masih saja ingin beli sesuatu
jam segini, hahaa.
Bis Jin Gu datang. Jin Gu sudah
akan naik bis saat Se Young memanggilnya dan berterimakasih untuk kadonya. Jin
Gu tertawa dan menyuruh Se Young memperlakukannya lebih baik mulai sekarang. Di
bis, Jin Gu masih heran dengan kelakuan Se Young malam ini.
Han Gu yakin Se Young menyukai
Jin Gu. Jin Gu menyangkal. “Lalu kenapa dia tak ingin kau mengangkat telpon Go
Eun? Dia cemburu,” duga Han Gu. Dan Han Gu jadi penasaran kado apa yang
diberikan Jin Gu sampai membuat Se Young tergerak seperti itu, kau
membelikannya tas? Tentu saja tidak, jawab Jin Gu, aku membelikan sup rumput
laut. Han Gu tak habis pikir dan merasa Se Young aneh karena menyukai Jin Gu
karena sup rumput laut? “Tak seperti itu,” jawab Jin Gu.
“Lalu bukankah segalanya
berjalan lancar dengan Go Eun?” tanya Han Gu. Jin Gu lagi-lagi menjawab tidak.
Han Gu menyuruh Jin Gu bersama Se Young saja, cium dia. Jin Gu hanya menghela
napas kesal, dan itu membuat Han Gu tertawa, tau kalau Jin Gu kena tampar Se
Young setelah menciumnya. Kalau Jin Gu melakukannya lagi, ia yakin mereka tak
akan pernah berteman lagi. Han Gu memberi saran agar Jin Gu menggunakan metode
favoritnya, ajak dia keluar untuk tau dia tertarik padamu atau tidak. Jin Gu
menggeleng, itu tak akan berhasil untuknya. Tapi menurut Han Gu, Jin Gu tetap
harus melakukannya karena Se Young terlalu lambat sadar.
Han Gu melihat ada harapan
karena Jin Gu terus naik bis yang sama dengan Se Young dan memberi selamat
terlebih dulu. Jin Gu yang daritadi tak mau berharap mulai goyah dan tersenyum.
[Kata-kata yang tampaknya tak signifikan memberiku harapan lagi.]
Se Young datang ke kantor dengan
penampilan baru. Ia tampak cantik dengan rambut tergerai, dress dan ia bahkan
berdandan. Semua orang bengong melihatnya. Go Eun langsung memuji Se Young yang
tampak seperti Son Ye Jin dengan rambut tergerai seperti ini. Se Young malu, ia
bisa dilempari batu kalau seseorang mendengar ini. Go Eun jadi penasaran apa Se
Young punya rencana malam ini? Tidak, jawab Se Young, ia hanya mencoba apa yang
Go Eun berikan. Go Eun memuji Se Young tampak cantik dan minta persetujuan Jae
Bum. Jae Bum yang tadi ikut bengong mengangguk.
Tapi bengongnya Jae Bum belum
seberapanya Jin Gu. Mulut Jin Gu menganga lebar sampai ia harus menutupinya
dengan tangan. Jin Gu berlagak cool saat Se Young duduk di mejanya. “Kau
memutuskan berpakaian seperti gadis untuk berubah?” tanya Jin Gu.
“Bilang saja aku cantik,” jawab
Se Young. Jin Gu tertawa, cantik apanya? Tapi Jin Gu penasaran apa Se Young
punya kencan buta? Se Young menggeleng. “Lalu siapa yang ingin kau buat tertarik?”
selidik Jin Gu. Se Young hanya menjawab malas, pikirkan saja urusanmu sendiri.
Melihat perubahan Se Young, Jin Gu jadi senyum-senyum dan berpikir,
jangan-jangan...
Jin Gu pun browsing di internet
tentang tanda-tanda kalau ia memang untukmu. Pertama, saat ia memegang telinga
dan menunjukkan pergelangan tangannya untukmu, 30%. Kedua, kakinya mengarah ke
arahmu saat ia menyilangkan kaki, 50%. Ketiga, ia menyibak rambutnya dan
menunjukkan telinga dan tengkuknya, 80%. Senyum Jin Gu makin lebar karena semua
itu persis yang dilakukan Se Young, ia cuma perlu 1 lagi dan itu 100%. Yang
keempat, jika ia secara kasual menyentuhku, 100%.
Jin Gu mendekati Se Young dan
Jae Bum yang sedang mengobrol, berpura-pura sakit, ia mengeluh demam dan
kepalanya sakit sekali. Jin Gu melirik Se Young dan mendekat-dekatkan
kepalanya, tapi Se Young cuek dan malah Jae Bum yang menaruh tangannya di dahi
Jin Gu. Menurut Jae Bum sepertinya memang demam dan ia menawarkan aspirin. Se
Young menyuruh Jin Gu pulang cepat saja, jangan menular-nulari. Jin Gu kesal
dan malah batuk-batuk di dekat Se Young. Huahahaa, failed!
Jin Gu menyabarkan diri dalam
hati, yang ia hadapi saat ini tak lain dan tak bukan adalah Se Young.
Kwang Soo datang saat kafe Da In
baru buka. Da In kaget tapi langsung mempersilahkan Kwang Soo masuk. Di dalam
ternyata ada Eun Suh, dan Kwang Soo langsung menyapa dan bermain dengannya.
Kwang Soo mengajak Eun Suh melihat binatang, kau mau? Eun Suh mengangguk.
“Kalau begitu kapan kita pergi? Besok?” tanya Kwang Soo lagi. Da In memotong
kalau Kwang Soo sibuk, ia akan pergi berdua dengan Eun Suh kapan-kapan. Kwang
Soo berkata ia tidak sibuk.
“Kau sibuk, Oppa,” sahut Da In.
Kwang Soo otomatis tersenyum, sekarang Da In memanggilnya Oppa secara natural,
“Oppa tak sibuk sama sekali. Oppa punya semua waktu di dunia ini. Oppa bahkan
bisa bekerja part time disini.” Kwang Soo mengajak Da In pergi besok, pas sekali
besok hari Sabtu. Da In berkata nanti saja. Kwang Soo membawa-bawa Eun Suh yang
sudah ingin pergi, pria dewasa harus menjaga janji mereka. Da In tak menjawab,
jadi Kwang Soo berpesan agar Da In memberitahunya kalau punya waktu, ia pasti
akan datang tepat waktu.
Menurut Young Hoon, Da In tak
mau karena wanita tak suka berjalan kecuali saat berbelanja, kau harusnya pergi
ke pulau saja agar bisa sendirian. Kwang Soo bilang mereka akan pergi dengan
putri Da In. Young Hoon tak percaya, “Kalau begitu apa ia menelponmu?” Kwang
Soo menutupi ponselnya yang memang tak ada panggilan atau pesan apapun dari Da
In. Young Hoon memberi saran agar Kwang Soo kencan saja dengan gadis yang
menyukaimu, dia akan langsung membalas pesanmu. Kwang Soo tak masalah, ia
bahkan sudah menunggu selama 1 dekade, jadi 1 atau 2 hari bukan masalah besar.
Kwang Soo mengirim pesan untuk
Da In, kalau tak bisa besok, mereka bisa pergi lain kali. [39. Aku sudah melewati usia untuk jual mahal. Aku harus mudah
didapatkan]
Teman-teman Soo Ah penasaran
dengan reaksi Min Gu saat ia tau nama Soo Ah yang sebenarnya. Melihat muka Soo
Ah yang sedih, mereka tau kalau Soo Ah dicampakkan. Tapi Soo Ah berkata
malu-malu kalau Min Gu bilang itu cute. Dua temannya langsung bengong dan ingin
muntah, hahaa. Soo Ah bilang kalau Min Gu sudah terlalu jatuh cinta padanya,
dia berpikir namanya adalah hal paling cute. Temannya menyuruh Soo Ah hati-hati,
kalau ia sudah tau namamu sebenarnya, dia akan segera tau yang lainnya. Soo Ah mengiyakan
dengan kesal dan minta 2.200 won dari masing-masing. Teman-temannya kaget dong.
“Pasangan akan awet kalau
temannya memberi 2.200 won di hari ke 22,” sahut Soo Ah yang mengulurkan kedua
tangannya. Temannya geleng-geleng, sekarang Soo Ah juga berakting seperti anak
SMA. Soo Ah tetap memintanya meski mereka beralasan tak punya uang cash. “Tapi
kenapa harus 2.200 won?” tanya temannya. “Memangnya kalian mau kalau 22.000
won?” jawab Soo Ah cuek.
Dan Min Gu pun melakukan hal
yang persis sama, ia juga minta 2.200 won pada dua temannya. Bedanya, mereka
langsung memberikannya meskipun nggak ikhlas. Teman Min Gu melihat surat cinta
di tas Min Gu dan langsung membukanya. Dengan bangga Min Gu berkata kalau itu
hasil kerja kerasnya semalaman, kau tak bisa melakukannya tanpa cinta. Temannya
yang gendut bertanya apa Min Gu membuat rencana untuk hari ke 22-nya? Tentu saja,
jawab Min Gu, ia sudah membuat banyak rencana.
Sementara teman satunya sibuk
membuka-buka surat cinta milik Min Gu, ia heran kenapa ada nama Han Bong Sook
di situ? Ibunya ya? Min Gu menjawab enteng kalau itu nama asli Soo Ah, “Han
Bong Sook, cute kan?” Dan meledaklah tawa kedua temannya, “Bong Sook itu nama
nenekku.” Min Gu awalnya juga tertawa, tapi karena temannya benar-benar
menertawakan Soo Ah, ia jadi kesal dan minta mereka berhenti. Mereka berhenti
sebentar, tapi lalu tertawa lagi, hahaa.
Min Gu sih sudah cuek dan
kembali ke hobinya, selfie dengan surat cintanya. Ia menguploadnya dengan
capton, ‘Hari ke 22 Kang Min Gu dan Han
Soo Ah. Tunggulah Bong Sook-ah, itu akan jadi hari paling romantis di hidupmu.
Karena Oppa adalah virus bahagiamu.’
Di sekolah akting, Baek Ji
diberi selamat karena berhasil menjadi peran utama di film On the Way Home 2. Audisi untuk pemeran prianya akan segera
menyusul jadi ibu guru menyuruh anak-anak untuk fokus pada adegan menangis. Semua
mengiyakan dan kelas pun bubar. Dong Gu dengan muka masam melihat Baek Ji
memegang tangan Min Joon dan menyemangatinya, berharap Min Joon yang menjadi
peran utamanya.
Dong Gu menunggu Baek Ji dan
menyodorkan cincin pororo untuk Baek Ji. Baek Ji tak mau, ia bukan bayi dan ia tak
suka pororo lagi. Dong Gu belum menyerah dan menawarkan diri membonceng Baek Ji
dengan sepedanya, bermain piano bersama, dan juga mentraktir Baek Ji. Dong Gu
ingin Baek Ji jadi pacarnya lagi. Baek Ji langsung menjawab tak mau, ia lebih
suka Min Joon Oppa sekarang. Dong Gu tak terima kenapa Baek Ji lebih
menyukainya.Baek Ji berkata jujur kalau ia baik, tampan, dan aktor yang jauh
lebih baik. Baek Ji menunjuk poster film On
the Way Home 2, “Aku akan syuting film itu dengannya.” Baek Ji lalu
meninggalkan Dong Gu yang menggeram kesal.
[Baek Ji-ah, aku akan menjadi peran utamanya.]
Da In melihat penampilan baru Se
Young dan mengira Se Young sudah mantap dengan Jin Gu. Se Young menyangkal dan
itu membuat Da In heran, lalu kenapa kau tampak sangat cantik hari ini? Se
Young tertawa, ia hanya ingin berubah di musim gugur ini. Da In berpesan agar
Se Young berkencan selagi masih cantik seperti ini, jangan seperti dirinya. “Apa
yang salah denganmu, Unni? Kau masih sangat cantik,” ujar Se Young, “tapi unni,
apa kau tak bertemu siapapun?”
Da In hanya berkata berkencan
itu bukan untuknya. Se Young menawarkan kencan buta dengan rekan kerjanya, tapi
Da In langsung menolak, ia hanya perlu Eun Suh. Ponsel Da In berbuyi, pesan
dari Kwang Soo yang bertanya Da In akan pergi kan besok? Kwang Soo bahkan
berpesan, dilema tak bagus untuk kesehatanmu. Se Young tau kalau Da In dapat
pesan dari seorang pria dan penasaran siapa pria itu. Da In hanya tersenyum dan
menggeleng, tak mau memberitahu.
Kwang Soo tak konsentrasi pada
pekerjaannya karena Da In. Akhirnya ia menelpon Da In, lagi-lagi bertanya Da In
akan pergi ke kebun binatang kan besok? Da In berkata kalau sepertinya ia tak
bisa besok. “Bagaimana kalau besoknya lagi?” tanya Kwang Soo tak menyerah. Da
In berkata kalau ia sibuk dan menutup telponnya.
Tak lama Kwang Soo menelpon
lagi, masih menanyakan hal yang sama. Dan jawaban Da In masih sama, ia tak
bisa. Tapi Kwang Soo malah mengusulkan agar mereka pergi sekitar jam 10 saja. Da
In berkata ada pengunjung datang dan menutup telponnya lagi. Kwang Soo frustasi
dan makin tak konsentrasi pada pekerjaannya.
Kwang Soo menelpon lagi. Da In
mengabaikannya. Kwang Soo mencoba menelpon lagi. Kali ini Da In mau mengangkat.
“Aku mengerti sekarang kenapa
kau meninggalkanku 10 tahun lalu. Aku tau apa yang kau rasakan dulu, tidak, itu
pasti lebih berat. Aku menduga kau tak bisa melakukan apapun karena menungguku
sepanjang hari. Aku membuatmu kesepian kan? Aku janji tak akan seperti itu
lagi, aku ingin memperbaiki semuanya sekarang. Jadi Da In-ah, kau akan pergi
kan besok?”
Da In tertawa pelan, dan Kwang
Soo mendengarnya. Lagi-lagi ia mengusulkan untuk pergi jam 10, itu kalau Da In
setuju. Da In beralasan ia sedang membersihkan cafe sekarang dan menutup
telponnya (padahal mah lagi santai baca buku).
Kwang Soo yang putus asa lalu
kembali berusaha konsentrasi pada pekerjaan editingnya, tapi saat itu pesan
dari Da In masuk, ‘Kalau begitu sampai
ketemu besok’. Dan itu berhasil membuat Kwang Soo tersenyum senang.
Jam pulang kantor, tapi Se Young
dan Jin Gu masih di mejanya. Jae Bum dan Go Eun mengajak mereka pulang, tapi
masing-masing bilang masih ada yang harus diselesaikan. Jae Bum jadi curiga,
kalian tampak aneh. Jin Gu dan Se Young kaget bersamaan. “Apa kalian berdua
bertengkar lagi?” tebak Jae Bum. Dan keduanya kompak menyangkal. Go Eun dan Jae
Bum akhirnya pamit dan pulang duluan.
Sampai jam 8, keduanya masih
sibuk di depan komputer.. main game ternyata, hahaa. Jin Gu tanya apa yang Se
Young lakukan, apa kau tak pulang? Haha, jadi rupanya mereka tunggu-tungguan,
Se Young akhirnya mau pulang saat Jin Gu mengajaknya. Ih sumpah mereka cute
amat sih, nggak mau buru-buru pulang biar lebih lama barengnya..
Sedikit canggung, mereka jalan
menuju bis stop berdua. Jin Gu berbasa basi pulang sendirian malam-malam itu
menakutkan kan? Ia takut, jadi Se Young harus mengantarnya pulang. Se Young
sebal dan memukul Jin Gu yang bercanda dan mengatainya seperti pria. “Hey
sakit, kau sangat suka menyentuhku ya? Teman tak seharusnya melakukan itu,”
ujar Jin Gu. Se Young malas mendengarnya.
Jin Gu menawarkan diri mengantar
Se Young pulang. Se Young menolak, kenapa kau harus mengantarku pulang, kau
bahkan bukan pacarku? Jin Gu tertawa membenarkan, padahal Se Young tampak
menyesal sudah mengatakannya.
Mereka menunggu di bis stop, dan
tampak tak ingin segera pulang padahal bisnya sudah hampir datang. Jin Gu tanya
apa Se Young tak lapar? Se Young bergumam kalau ia selalu lapar. Jin Gu menatap
Se Young. Se Young sadar arti tatapan itu dan tersenyum, “Ayam dan bir?” Jin Gu
mengangguk dan keduanya tertawa.
Dan mereka pergi ke tempat Han
Gu. Melihat mereka yang tampak akur Han Gu jadi heran sendiri, bukannya
biasanya kalian menggigit kepala satu sama lain? Se Young jadi curiga kalau Jin
Gu mengatainya lagi, apa yang kau katakan? Jin Gu menyangkal dan mereka
lagi-lagi berdebat. Tapi lalu tertawa-tawa, Han Gu jadi memperhatikan tatapan mereka
yang mengabaikannya dan tertarik.
Jin Gu yang mulai mabuk ingin ke
toilet, tapi ia takut dan mengajak Se Young menemaninya. Tapi Jin Gu hanya
bercanda dan pergi sendiri ke toilet yang agak jauh dari situ.
Se Young memuji bir Han Gu yang
sangat enak. “Benarkah? Lalu ayamnya tidak?” tanya Han Gu. Se Young tertawa dan
minta Han Gu bertahan, ia akan sering datang dan beli banyak. Han Gu merasa
dirinya tak perlu diperhatikan dan menyuruh Se Young melakukan sesuatu untuk
Jin Gu saja, “Si brengsek itu mencintaimu, kau satu-satunya untuknya. Aku sudah
menghabiskan 730.000 won untuk alkohol dan menghiburnya. Itu semua salahmu, dia
selalu membicarakanmu dan pergi tanpa membayar.” Han Gu yang khawatir ayamnya
gosong lalu pergi meninggalkan Se Young, saat itu Jin Gu kembali. Se Young
menatap Jin Gu yang setengah mabuk dan tertawa padanya.
Sepertinya sudah lama mereka
duduk berdua karena Han Gu sampai tertidur di mobil boxnya. Jin Gu terus
memandangi Se Young yang asyik dengan ponselnya. Se Young sadar dan menatap Jin
Gu balik. Perlahan Jin Gu mendekatkan wajahnya, ingin mencium Se Young. Tapi
ingatan soal tamparan Se Young membuatnya sadar dan menutup mulutnya sendiri
kesal.
Jin Gu bergumam kalau besok
weekend dan cuacanya pasti bagus. Se Young setuju. “Kau mau menonton film
besok?” ajak Jin Gu. “Film?” tanya Se Young heran. Jin Gu mengiyakan, kau
selalu menonton sendirian karena tak punya teman jadi aku akan menemanimu. “Tidak,
terimakasih, aku punya banyak teman,” jawab Se Young malas.
“Benarkah? Lalu apa yang akan
dilakukan Go Eun besok?” sahut Jin Gu sambil mengecek ponselnya. Se Young lalu
bergumam film apa yang sedang diputar sekarang dan mencarinya di ponselnya. Jin
Gu tertawa, “Kau mau menontonnya bersamaku?” Se Young salah tingkah dan berkata
ia sedang mencarinya sekarang. Tawa Jin Gu makin lebar, lalu kau mau
menontonnya bersamaku? Se Young akhirnya mengiyakan. Jin Gu senang, film apa
yang ingin kau tonton? Se Young berusaha cool dan berkata ia tak masalah dengan
film apapun.
No comments:
Post a Comment