Hari masih pagi, tapi Se Ro
sudah terus-terusan mengirim pesan sampai Doo Soo terbangun. Ia sedang di
restoran kimbab dan bertanya apa yang Doo Soo suka dengan tak sabar karena tak
juga ada balasan. Pelayan restoran ikut tak sabar karena Se Ro hanya berdiri di
counter tapi tak juga memesan. Se Ro minta si pelayan menunggu, akan ada
jawaban sebentar lagi dan malah menunjukkan foto Doo Soo dari ponselnya. “Apa
kau tau orang ini? Dia sering datang ke sini. Apa yang paling dia suka dari
sini?” tanya Se Ro. Si pelayan tak tau, ada banyak sekali pelanggan.
Se Ro sedikit kecewa, kalau ia
pasti akan mengingatnya (ya iyalaaah). Ponsel Se Ro berbunyi, Doo Soo akhirnya
membalas pesannya dan berkata ia tak perlu apa-apa. Se Ro senang dan minta
saran ke si pelayan untuk jawabannya. “Jika kau bertanya ‘Apa yang sedang kau lakukan sekarang?’ Maka 100% aku yakin kau akan
mendapatkan jawaban,” saran si pelayan. Se Ro menurut dan menanyakan itu pada
Doo Soo. Tapi Doo Soo hanya membacanya dan menaruhnya di meja, ia mau tidur
lagi.
Se Ro kesal, saran si pelayan
sama sekali tak berhasil dan akhirnya ia memesan semua variasi kimbabnya.
Ahjumma Geum Shim sengaja
jogging di daerah rumah Kakek. Ia tak
yakin segalanya di rumah berjalan dengan baik tanpanya. Saat itulah Kakek
keluar. Ahjumma menahan Kakek yang tampak mengabaikan dirinya, berpikir Kakek
tak mengenalinya karena pakaiannya sekarang (yang ya ampun bikin sakit mata). Kakek
langsung bertanya apa yang Ahjumma lakukan di depan rumahnya?
Ahjumma beralasan ia hanya
sedang olahraga, dan ia tak suka Kakek bicara padanya dengan bahasa informal,
juga minta dipanggil Ny. Ahn. Kakek tertawa, kau bilang kau akan ke Ulleungdo
untuk melihat cucumu? Ahjumma akan kesana kalau cuaca sudah membaik, jadi ia
punya banyak waktu sekarang, ia akan banyak berjalan-jalan dan makan makanan
lezat. Kakek tak peduli, malah menyuruh Ahjumma jangan berkeliaran di rumahnya
dan minggirlah.
Ahjumma melihat baju Kakek penuh
debu dan langsung penasaran bagaimana ibu Yi Suk melakukannya. Kakek berkata
itu urusannya, jadi Ahjumma tak perlu repot-repot khawatir. Kakek baru mau
jalan lagi saat Ahjumma berkata kancingnya copot. Ia juga tanya apa Kakek mengganti
pakaian setelah mandi? Kakek kesal, ia sudah bilang kalau ia baik-baik saja. Dan
itu sebabnya Kakek tak suka pada Ahjumma, seseorang harus tau batasan dan
bijaksana. Ahjumma membenarkan dengan kesal, ia tak bijaksana sedikitpun, tapi
tetap saja Kakek sudah makan masakannya selama 20 tahun jadi Kakek tak
seharusnya begitu. Ahjumma sudah selesai bicara, berteriak semoga Kakek panjang
umur, dan melanjutkan joggingnya.
Melihat Ahjumma yang berlari, Kakek malah
mengatai bagian belakangnya besar sekali sampai celananya mau robek, haha.
Kakek tak jadi pergi dan masuk lagi ke rumah. Eh, kok nggak jadi pergi?? Jangan-jangan
dari awal emang nggak mau pergi? :p
Se Ro datang ke rumah sakit
dengan semua jenis kimbab di tangannya. Doo Soo meyakinkan kalau ia baik-baik
saja dan menyuruh Se Ro mengemasi semua.. blup. Belum selesai bicara, Se Ro
menutup mulut Doo Soo dengan tangannya, “Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Kata-kata
apa itu? Aku sudah terluka sampai hatiku hancur lebur, jadi hentikan itu.” Se
Ro merasa ini tak adil, tapi sekarang ia hanya bisa menunggu sampai Doo Soo
melihatnya atau ia akan menunggu sampai tak lagi dibutakan oleh cinta. Se Ro
memanggil Doo Soo ‘sunbaenim’ dan bertanya apa yang harus ia lakukan?
“Meskipun akan sulit, kau harus
melatihnya. Jika kau diam saja, orang itu akan selalu datang kepikiranmu. Jadi gunakan
semua kekuatan dan berlatihlah untuk tak memikirkannya selama satu detik, satu
menit. Dan ketika kau merindukannya sampai mati, hanya terasa sakit.”
Se Ro langsung memeluk Doo Soo, “Inilah
yang aku suka darimu.” Doo Soo tak menepisnya sampai Se Ro sendiri yang melepas
pelukannya. “Telpon aku kalau kau terluka, aku akan menjadi teman minummu.
Setuju?” ujar Se Ro. Doo Soo hanya tersenyum tipis dan menyuruh Se Ro pergi dan
berlatih.
Yi Suk membawa Hong Do ke sebuah
butik. Hong Do tak mau, ia punya banyak baju di rumah. Yi Suk malah menyuruh
Hong Do membuang saja semuanya, ia tak mau Kakek melihatnya dengan dandanan
begini. Yi Suk menyuruh Hong Do segera memilih, sambil meminta penjaga tokonya
pergi sebentar karena Hong Do pasti merasa tak nyaman. Aww!
Hong Do pun mencoba berbagai macam
baju. Baju pertama, membuatnya terlihat seperti anak SD.
Baju kedua, terlalu mengundang
sampai Yi Suk bisa melihat semua yang ada di dalamnya. Haha.
Baju ketiga, Hong Do terlihat
seperti calon menantu Cheongdamdong yang dijodohkan, dan roknya terlalu pendek.
Yi Suk sampai stress dan
akhirnya menyuruh Hong Do melakukan apapun yang ia mau.
Akhirnya Yi Suk dan Hong Do
pergi menemui Kakek yang sedang bersantai di kursinya. Hong Do maju dan menyapa
takut-takut. Kakek langsung bangun dan menyuruhnya pergi, siapa yang memberimu
izin untuk datang lagi? Kakek memarahi Yi Suk yang malah membawa Hong Do
bersamanya. Hong Do berlutut meminta maaf berulang kali. Kakek tak peduli dan
berteriak menyuruhnya pergi.
Yi Suk minta Kakek tenang dan
mendengarkan Hong Do yang terus meminta maaf. Kakek berkata Hong Do yang
menyamar dan menipunya bukan masalah besar, ia tak suka Hong Do yang datang dan
pergi semaunya. Yi Suk tak mengerti. Ibu yang mendengar Hong Do datang
buru-buru ke kamar kakek, dan bingung mendapati Hong Do yang berlutut di
lantai.
“Kau berkeliaran sesukamu tanpa
orang tua atau keluarga. Bagaimana aku tau apa saja yang sudah kau lakukan dan
di mana. Aku bahkan tak punya pertanyaan apapun untukmu. Pergi! Kubilang pergi!”
teriak Kakek yang lalu kesakitan
memegangi dadanya. Semua panik. Hong Do cepat mengambilkan obat Kakek di laci
meja dan segera meminumkannya. Masih kesakitan, Kakek memohon agar Hong Do
pergi demi cucunya.
Hong Do hanya bisa menangis dan
pergi. Yi Suk menahannya dan minta Hong Do untuk tak merasa bersalah, Kakek
tersinggung dan mengatakan itu untuk menyakitimu. Hong Do menggeleng, Kakek
hanya mengatakan hal yang sebenarnya. Yatim piatu, dikeluarkan dari SMA, tak
punya apa-apa, dan memiliki penyakit aneh. Ia juga tak pantas untuk Yi Suk.
Yi Suk minta Hong Do jangan
khawatir pada perkataan orang lain, cukup percaya kata-kata orang yang
menghargaimu, yang paling mengkhawatirkanmu, dan yang paling mencintaimu,
contohnya.. Go Yi Suk? Go Yi Suk menyukai Cha Hong Do yang yatim piatu,
dikeluarkan dari SMA, tak punya apa-apa, dan memiliki penyakit aneh. Hong Do
hanya menangis, dan Yi Suk memeluknya. Ia akan mengantar Hong Do pulang dan
menuntunnya pergi.
Ibu membantu Kakek yang sudah
membaik untuk istirahat. Kakek menyuruh ibu Yi Suk pergi saja, tapi ibu ingin
bicara sebentar. Ia di pihak Yi Suk, ia bisa mengerti kenapa Kakek tak menyukai
kekasih Yi Suk. Jika hanya melihat kualifikasinya, ibu juga tak puas. Tapi Yi
Suk bukan anak-anak lagi, ibu ingin menyerahkan pernikahannya pada dirinya
sendiri. Karena wanita itu, Yi Suk terlihat seperti anak normal, dia tak perlu
berkelahi, dan dia juga tak gelisah. Sama seperti Kakek yang membawa ibu dan
tak membuangnya, ibu memohon agar Kakek percaya pada Yi Suk dan menerima Hong
Do. Ibu minta maaf dan beranjak pergi.
Yi Suk sedang membuat kopi saat
Se Ro yang baru bangun menyapanya tak semangat. Yi Suk tanya apa yang terjadi,
tapi Se Ro malah bertanya apa oppanya yakin 100% atas Hong Do unni? Apa kau
yakin tak akan goyah? Yi Suk tak mengerti. Se Ro berkata Doo Soo dirawat di
rumah sakit, orang itu sangat merindukan Hong Do unni, tapi dia menahannya. Ia berharap
Hong Do bisa mengunjungi orang itu dan menenangkan hatinya.
Yi Suk terus memandangi adiknya,
“Apa kau gila? Kenapa kau berpura-pura jadi baik?”
“Hati seseorang memang menarik. Dia
cemburu dan sedih, tapi tetap saja.. melihat orang itu sakit, rasanya seperti
itu,” curhat Se Ro. Yi Suk menyilangkan tangan di dadanya dan memberi Se Ro
peringatan, jangan berkencan dengan orang itu, kenapa kau menyukai orang yang
sudah menyukai gadis lain? Yi Suk tak akan tinggal diam nanti. “Kenapa kau
memilihkan hatiku untukku? Aku yang tau hatiku lebih baik dari orang lain,”
keluh Se Ro lalu pergi.
Doo Soo terbangun, Detektif Yang
yang menemaninya masih tidur nyenyak. Doo Soo memandangi semua barang yang Se
Ro bawa untuknya. Buah, lilin aromaterapi, roti berikut toasternya, gelas-gelas
kecil.
Hong Do berlari menyebrang
sungai terburu-buru. Yi Suk yang ada di seberang sampai khawatir, kau bisa
jatuh. Hong Do berhenti persis di depan Yi Suk, “Ada apa pagi-pagi begini?” Yi
Suk hanya datang untuk melihat Hong Do di pagi hari, bukankah itu normal untuk
pasangan kekasih? Dan lagi, ia dengar Detektif Jang dirawat di rumah sakit.
“Benarkah? Kenapa?” tanya Hong
Do langsung. Yi Suk akan memberitahu, tapi jangan ada ekspresi khawatir di
matamu, kalau tidak ia tak akan memberitahu apapun. Tetap saja Hong Do
penasaran. “Apa dia sakit? Kenapa? Kapan? Bagaimana dia terluka? Sudah kubilang
jangan bertanya. Apa kau masih punya perasaan untuknya?” tanya Yi Suk. Hong Do
hanya senyum sambil tetap bertanya apa yang terjadi, tak ada yang serius kan?
Yi Suk pergi, ia pura-pura marah
karena Hong Do mencemaskan Doo Soo. Hong Do tertawa kesal, ia sudah memberitahu
berkali-kali kalau ia menyukai Yi Suk. Yi Suk ikut tertawa, Hong Do boleh
melakukan hal lain, kecuali mengkhawatirkan Detektif Jang.
Doo Soo bersiap keluar rumah
sakit. Detektif Yang disuruhnya mengemasi semua barang yang Se Ro bawa. Detektif
yang berkomentar kalau ada berbagai macam hal di sini, tapi ada satu yang
hilang.. Go Se Ro, tak mungkin dia tak tau kalau kau sudah boleh pulang. “Kau
masih hidup,” sapa Yi Suk yang baru saja masuk dengan Hong Do. Yi Suk
mencari-cari luka Doo Soo, tapi tak ada. Ia hanya buang-buang bensin dan
mengajak Hong Do pergi.
Tapi akhirnya mereka duduk
bertiga di ruang tunggu RS. Doo Soo tak menduga Yi Suk dan Hong Do akan datang
bersama ke RS. Yi Suk akan membicarakan hal yang mengganggunya dan menyuruh
Hong Do pergi membeli kopi, agar ia bisa membicarakan rahasia dengan Doo Soo.
Hong Do tak bergerak. Yi Suk jadi mendekat dan menutupi telinga Hong Do agar
tak mendengar pembicaraan mereka. Barulah Hong Do akhirnya pergi.
Yi Suk berdeham sebal karena Doo
Soo malah memandangi kepergian Hong Do. Doo Soo jujur kalau Hong Do terlihat
lebih menarik setelah jadi milik orang lain. Yi Suk tanya apa Doo Soo tak
penasaran kenapa ia datang ke RS? Ia mendengarnya dari Se Ro. “Sepertinya kau
berencana mempermainkan adikku setelah mempermainkan Cha Hong Do, tapi apa
sebenarnya yang kau rencanakan?”
“Apa ini pembicaraan rahasia
yang kau tak mau Hong Do dengar?” tanya Doo Soo. Yi Suk berkata itu karena Cha
Hong Do masih percaya bahwa kau orang baik, dan tak mau Hong Do kecewa dengan
mengungkapkan warna aslimu. Yi Suk tak bisa membiarkan Hong Do ditikam lagi
oleh seseorang yang ia percaya. “Kenapa kau pacaran dengan Se Ro? Apa kau mau
balas dendam kekanak-kanakan padaku?”
Doo Soo mendesah kesal, “Aku tak
tau bagaimana kau mengencani orang-orang, tapi orang normal hanya berkencan
karena mereka saling menyukai. Aku tidak berkencan dengan adikmu jadi berhenti
bereaksi berlebihan.” Gantian Yi Suk yang kesal, berarti maksudnya adiknya yang
bereaksi berlebihan karena dia bertepuk sebelah tangan? Ia heran bagaimana
perempuan terutama Hong Do dan Se Ro bisa tertarik pada Doo Soo yang sudah
menyuruh mereka pergi. Katakan padanya dengan jelas kalau kau tak menyukainya,
bukannya malah bermain-main dengannya. Tentu Doo Soo menyangkal, tapi Yi Suk
tak percaya, “Playboy yang sebenarnya bukan aku, tapi kau!”
Ponsel Yi Suk berdering, ia
pergi mengangkatnya dan menyuruh Doo Soo jangan pergi kemanapun. Kakek
menelponnya, menyuruh Yi Suk datang ke pertemuan perjodohan dengan putri kedua
perusahaan Saehan. Dia belajar di Amerika, sangat baik, cantik dan punya
segalanya. Yi Suk tak mengerti, “Maafkan aku karena mengatakan ini, tapi dia
gadis yang kau suka. Kau menyukai sifat Nenek Oh dan aku juga jatuh cinta
padanya karena itu. Dia baik, hangat, dan meskipun dia serba kekurangan, dia
akan bekerja keras. Jangan hanya melihat permukaan dan...”
Kakek tetap tak setuju. Jika Yi
Suk tak mau mendengarkannya, gadis itu hanya akan menderita. Kakek menutup
telponnya, tinggal Yi Suk yang bingung karena kakek tiba-tiba seperti itu.
Hong Do kembali dengan kopinya,
tapi hanya ada Doo Soo di tempat tadi. Doo Soo memberitahu kalau Yi Suk pergi
menjawab telepon. Hong Do menyerahkan kopinya dan bertanya soal kaki Doo Soo
yang pasti tak nyaman karena terluka. Doo Soo berkata ia baik-baik saja dan
akan segera pulih. Ia berkata canggung kalau tak menduga Hong Do jauh-jauh
datang ke rumah sakit. Hong Do berkata jujur kalau Doo Soo yang terluka sedikit
menganggunya.
Dulu Doo Soo bicara tanpa kesulitan
saat Hong Do tidak bicara, tapi sekarang rasanya agak aneh dan canggung. Yah,
mereka malah diam-diaman.
Hong Do kembali ke parkiran. Yi
Suk yang menunggunya langsung bertanya apa kalian bicara dengan baik? Tadi Yi
Suk sengaja pergi karena ingin melihat apa yang Hong Do dan Doo Soo lakukan
saat ia tak ada. Hong Do yang merasa tak perlu menjawab malah bertanya kondisi
Kakek, ia menyesal tidak dewasa melihatnya. Yi Suk berkata ia harus pergi ke
pertemuan perjodohan karena Hong Do. Hong Do tampak agak kaget.
“Haruskah aku pergi?” tanya Yi
Suk, “Kudengar dia sangat cerdas dan cantik, apa kau tetap ingin aku pergi?”
Hong Do menjawab percaya diri kalau Yi Suk tetap memilihnya dibandingkan semua
wanita yang benar-benar cerdas dan cantik, jadi Yi Suk boleh pergi. Ia tak bisa
berbuat apa-apa jika Yi Suk memang ingin melihatnya. Yi Suk langsung menggoda
Hong Do yang percaya dirinya sudah naik.
Tapi ia mengeluh sudah mengacaukan
semua. Yi Suk pikir Kakek akan berkurang marahnya jika mereka memohon, tapi
Kakek malah lebih keras kepala. Ia bingung, jika Kakek terluka karena Nenek Oh,
dia pasti marah tentang itu, kenapa dia malah membesar-besarkan kekurangannya?
Yi Suk sadar kalau ini tak akan berhasil, ia harus mengambil langkah ekstrim.
Hong Do tak mengerti, apa yang akan kau lakukan? Yi Suk akan menunjukkan
kehendaknya.
Bukannya pulang ke rumah, begitu
keluar RS Doo Soo malah ke kantor polisi. Detektif Yang mengomel soal Yi Suk
dan Hong Do yang tau-tau datang ke RS, mereka tak terlihat cocok sama sekali,
mereka pasti akan segera putus. Doo Soo minta Detektif Yang berhenti, semua
dengan Hong Do sudah berakhir. Detektif Yang tentu tak percaya, tapi itu bagus.
Ia menyodorkan bungkusan berisi barang-barang Se Ro, melihat Se Ro yang menemani
di RS, ia jauh lebih baik dari yang Detektif Yang pikir. Detektif Yang mengalah,
ia akan mundur, jaga Se Ro baik-baik. Doo Soo diam saja.
Se Ro di salon. Ia bertanya ke
hair stylistnya, apa yang salah dengannya dari sudut pandang pria? Menurut hair
stylistnya, Se Ro terlalu manis. Se Ro memejamkan mata dan menyuruh rambutnya
dipotong semua. Untungnya sebelum dipotong, pesan Doo Soo masuk ke ponsel Se
Ro, ‘Haruskah aku mengirim semua yang
ditinggalkan di rumah sakit dengan pengiriman cepat?’ Tentu Se Ro tak mau,
ia akan segera mengambilnya di kantor polisi dan buru-buru pergi.
Saat Se Ro datang, Doo Soo sudah
keluar membawakan bungkusannya. Se Ro tampak kecewa Doo Soo menghubunginya
karena itu. Doo Soo berkata Se Ro sudah bekerja keras jadi ia akan membelikan
kopi. Se Ro menunjuk mesin minuman instan di pojokan, tak perlu membeli kopi
yang mahal di luar sana, dan lagi ia tak tega Doo Soo banyak berjalan dengan
kakinya yang begitu.
Ada dua polisi lain lewat dan
menyapa Se Ro, bahkan memujinya sangat cantik,pakaiannya juga bagus. Se Ro
tersenyum sopan, tapi Doo Soo memarahi dan menyuruh mereka pergi. Se Ro tersenyum senang, “Apa kau tadi marah?
Karena aku?” Doo Soo menyangkal, hanya saja sekarang sedang musim dingin dan
pakaianmu sangat pendek, seorang gadis harus menutupi tubuhnya agar hangat. Se
Ro malah menyibak mantelnya dan menunjukkan baju di dalamnya yang lebih pendek.
Doo Soo langsung menutupnya, dan marah lagi pada dua polisi yang masih saja
nongkrong di dekat mereka.
Se Ro tertawa senang, Doo Soo
mulai cemburu dan ia menanyakan itu langsung, “Apa kau jadi cemburu karena
orang-orang menatapku saat memakai pakaian pendek? Jika aku berpakaian seperti
ini setiap hari, apa kau akan khawatir dan cemburu setiap hari juga?” Doo Soo
berkata itu tak akan terjadi. Meski ia membiarkan Se Ro terus mengoceh dan
tersenyum kecil karenanya.
Ibu sedang di kamar Kakek saat
Yi Suk masuk dengan kopernya. Yi Suk minta maaf pada kakek, tapi ia tak
mengerti kenapa Kakek menentangnya, jadi ia akan pergi. Yi Suk bahkan
belum memikirkan pernikahan, tapi berkat
Kakek, Yi Suk berpikir untuk menikahinya. “Kakek, aku akan tinggal bersama
gadis itu,” ujar Yi Suk.
Kakek marah, ibu juga langsung
memukulnya. Tapi Yi Suk akan pergi karena Kakek tetap ingin menjodohkannya. Ia tak
mau dijodohkan, tapi ia juga tak mau melawan kakek, jadi ia minta ibunya
menjelaskan dan bicara baik-baik dengan Kakek. Yi Suk pamit dan buru-buru
pergi. Kakek marah dan minta ibu menghentikannya, “Kubilang dia tak bisa bersama
gadis itu! Jangan sampai dia pergi!”
Ibu tak mau menuruti Kakek kali
ini, jika kakek mau mengubah keras kepalanya, ia akan menemui gadis itu atau ia
yang pergi. Kakek berteriak memanggil ibu yang melangkah pergi, “Apa kau tau
siapa dia? Dia cucu dari Ahjumma Naju.” Ibu langsung berbalik, otaknya mencerna
apa maksud perkataan Kakek.
Ibu Yi Suk sangat shock, “Gadis
yang Yi Suk bawa, gadis itu.. dia yang membunuh Il Suk kita? Begitukah, Ayah? Apa
itu benar, Ayah?”
Hong Do sedang sibuk dengan
jemurannya saat Yi Suk datang mengetuk pintunya. Hong Do keluar, bingung
melihat Yi Suk dan kopernya. Yi Suk berkata sudah melakukan tindakan ekstrim
dengan keluar dari rumah. Ia minta Hong Do memberinya tempat untuk tidur. Hong
Do kaget.
Komentar:
Yak, makjang! Sulit rasanya percaya kalo Hong Do kecil terlibat di kejadian memilukan itu. Tapi, dengan terbukanya luka lama, semoga pada akhirnya semua bener-bener bisa sembuh.
Btw, beberapa episode lalu aku sebel sama Doo Soo, tapi sekarang nggak bisaaa! Gemes banget deh ah liat dia sama Se Ro..
Mba', kok nda' dilanjutkan???
ReplyDeleteBukan nggak dilanjutkan, tapi episode 13 baru tayang malam ini.. :)
DeleteLho bukannya drama ini sudah lama ya mba' tayangnya???
ReplyDeletePenasaran sama endingnya
ReplyDelete