Doo Soo memegang erat tangan
Hong Do, membuat Yi Suk dan Se Ro terutama, memandangi mereka tak percaya. Hong
Do ingin melepaskan tangannya dan menuju Yi Suk, tapi Doo Soo menahannya makin
erat.
Episode 10.
Hong Do tersenyum di antara
penjaga stand makanan yang memujinya. Yi Suk muncul, dan menurut mereka Yi Suk
adalah pacar yang luar biasa. Yi Suk berterimakasih pada mereka dan mengajak
Hong Do pergi.
“Karenamu, aku merasa seperti
melakukan pertunjukan bintang,” ujar Yi Suk senang. Hong Do juga senang, ini
pertama kalinya ia berbelanja di tempat seperti ini. Yi Suk terus memandangi
Hong Do sampai ditanya kenapa. “Orang jelek sepertimu, berpura-pura lemah. Apa?
Bahkan jika aku mulai bosan pada wanita cantik dan hebat apa aku akan tetap
bermain denganmu? Jika aku bicara gegabah, bagaimana jika aku benar-benar hanya
bermain denganmu?”
“Aku akan bergantung padamu,”
jawab Hong Do tenang. Ia akan menerima perawatan, mengatasi masalahnya, dan
menjadi wanita yang hebat. Hong Do memegang pergelangan tangan Yi Suk dan
memintanya jangan pergi dengan wanita itu. Yi Suk tersenyum, benarkah? Hong Do
sadar Yi Suk aneh, bahkan jika jadi Go Yi Suk, ia akan memilih wanita itu.
“Tapi kenapa aku? Karena aku menyedihkan? Karena kau merasa bertanggung jawab
padaku setelah kita tidur bersama?” tanya Hong Do blak-blakan.
Yi Suk hanya senyum dan mengajak
Hong Do makan malam di apartemennya, apa kau tau caranya memasak? Tentu saja,
jawab Hong Do percaya diri. Melihat ekspresi itu Yi Suk jadi ingat kalau Doo
Soo bilang rasanya enak, “Selama 7 tahun, apa kau membuatkan makanan untuk si brengsek
itu? Apa lagi yang kau lakukan untuknya? Apa kau bahkan memasak nasi untuknya?
Kau bahkan mencuci pakaian dalamnya kan? Atau jangan-jangan kau membersihkan
kotorannya? Kenapa kau tak tinggal bersamanya?”
Hong Do malah tertawa-tawa
mendengar berondongan pertanyaan itu. Tapi Yi Suk belum selesai, “Karena kita
sudah di pokok permasalahan, mari kita bicara. Kemana kau pergi? Apa kau
menciumnya? Atau apa kau menyentuh telinganya seperti yang kau lakukan padaku?”
Hong Do makin tertawa lepas dan malah senang, akhirnya ia tau rasanya
dicemburui. Yi Suk pura-pura kesal dan memukul helm Hong Do. Yi Suk ingin
segera pulang dan makan kimchi jiggae.
Tiba-tiba Hong Do ingat kalau ia
harus pergi ke pekerjaan paruh waktunya. Ia harus pulang. Yi Suk tak mau, pekerjaan
paruh waktu apa yang kau lakukan di jam segini dan membujuk Hong Do untuk makan
dulu sebelum pergi. Karena Hong Do bilang ia tak bisa, Yi Suk jadi penasaran
pekerjaan paruh waktu apa yang Hong Do lakukan. Hong Do tak mau memberitahu
sampai Yi Suk kesal, Hong Do punya banyak sekali rahasia. Tapi Yi Suk sama
sekali tak mendesaknya dan mulai menjalankan mobilnya.
Kakek di rumah sakit baru saja
sadar. Ayah Yi Suk mengkhawatirkannya, tapi kakek lebih memilih bicara pada
Butler Ahn soal pertunjukan Jang Yoon Jung, agar Nenek Oh tak perlu datang,
tapi jangan beritahu kalau kakek sakit.
Yi Suk dan Hong Do sudah sampai
di apartemen dengan seplastik belanjaan. Mereka berencara memasak, Yi Suk akan
membuatkan pancake kacang hijau, dan Hong Do akan membuatkan khao pad untuk Yi
Suk. Hong Do tak percaya Yi Suk bisa membuatnya, tapi Yi Suk menjawab yakin
kalau tentu saja ia bisa.
Ponsel Hong Do berbunyi, tapi ia
buru-buru mematikannya. Yi Suk jadi curiga, itu Detektif Jang kan? Hong Do
menyangkal, bukan dia. Yi Suk awalnya tak percaya, tapi karena Hong Do
meyakinkan itu bukan Doo Soo, ia percaya, meski mengancam kalau Hong Do berani
selingkuh, kau mati. Hong Do tersenyum
mengangguk. Itu membuat Yi Suk mendekat dan akan mencium Hong Do. Tapi
kali ini bunyi telpon Yi Suk yang mengganggu. “Kita lanjutkan setelah aku
menganggkat panggilan ini,” ujar Yi Suk kesal.
Ternyata Butler Ahn yang
menelpon, memberitahu kalau kakek di rumah sakit. Yi Suk mengerti dan akan
kesana sekarang. Ia menjelaskan pada Hong Do kalau kondisi jantung kakeknya
sedang tidak baik dan sedang dirawat di rumah sakit sekarang. Hong Do khawatir,
apa dia baik-baik saja? Yi Suk berkata kondisi kakek stabil sekarang, tapi ia
tak bisa mengantar Hong Do pulang. Hong Do mengangguk mengerti. Tak ingin
berpisah, Yi Suk memeluk Hong Do, bergumam dirinya akan gila.
Hong Do akan mengatakan sesuatu,
tapi Yi Suk menyodorkan belanjaannya tadi, agar Hong Do membuatkannya bekal
makan siang yang lezat. Hong Do tersenyum mengiyakan. “Mari kita lanjutkan apa
yang kita lakukan saat kita kembali,” ujar Yi Suk saat berjalan keluar. Rawr! Haha.
Hong Do pulang dengan belanjaan
di tangan, dan sudah ada Doo Soo menunggu di depan rumahnya. Hong Do heran, apa
yang Doo Soo lakukan di sini? Doo Soo datang membawakan makanan dari restoran
temannya, yang tak sempat Hong Do makan. Hong Do mau menolak, tapi Doo Soo
berkata ia mencuri waktu saat bekerja untuk membelinya, tolong dimakan. Hong Do
belum menjawab, tapi Doo Soo mengambil belanjaan dari tangan Hong Do, dan
meletakkannya di depan pintu bersama bungkusan makanannya. Doo Soo minta Hong
Do memakannya dan pamit pulang.
Di depan pintu, ternyata masih
ada 1 bungkusan lagi yang berisi pakaian. Baru saja Hong Do membukanya saat Butler
Ahn menelpon, memberitahu kalau teman Kakek meninggal jadi Nenek Oh tak perlu
datang malam ini. Butler Ahn hampir mengatakan sesuatu yang salah berkali-kali
sampai Kakek tak sabar dan mengambil telponnya. Hong Do khawatir dan bertanya
apa Kakek baik-baik saja. Kakek yang minta Nenek Oh tak khawatir malah bertanya
soal pakaian yang dikirimnya. Hong Do jadi sadar kalau itu hadiah dari Kakek.
“Apa kau menyukainya?” tanya
Kakek. Bajunya cantik, tapi Nenek Oh merasa tak pantas menerimanya. Kakek ingin
suatu hari nanti Nenek Oh memakai baju itu dan datang menemuinya. Sebelum menutup
telpon, Hong Do meyakinkan kalau Kakek benar baik-baik saja. Tentu saja, jawab
Kakek, ia akan hidup dengan baik sampai 30 tahun mendatang. Kakek bahkan
mengajak Nenek Oh naik sepeda bersama saat musim semi nanti, sambil menyanyikan
sebuah lagu dengan semangat. Nenek Oh mengiyakan dan menutup telponnya. Kakek menari
kegirangan dan tak tampak sedang sakit sama sekali.
Hong Do membuka bungkusan dari
Doo Soo dan menemukan sebuah jepit rambut di dalamnya. Ia frustasi sendiri
melihat hadiah-hadiah di hadapannya. Eh, sayur-sayuran dari Yi Suk termasuk
hadiah kan? :p
Detektif Yang berkata pada Doo
Soo kalau kasus mereka kali ini tentang pembakaran rumah akan diliput stasiun
TV mulai malam ini.
Kakek pergi ke pemakaman
temannya. Dokter menginginkan Kakek kembali ke rumah sakit, tapi Kakek ingin
pulang saja. Tapi kemudian Kakek berubah pikiran, ia harus ke kantor dulu. Ia harus
membereskan banyak hal sebelum akhirnya meninggal. Butler Ahn minta Kakek jangan
khawatir, ia akan membuat Kakek berumur panjang. Kakek malah bertanya apa
Butler Ahn mau terus hidup seperti ini? Hidup menyendiri sebagai duda selama 10
tahun dan tidak menikah lagi. Kakek berpesan agar mulai sekarang, kalau Butler
Ahn punya seseorang yang disukai, pertahankan dia. Jika tidak, kau akan menua,
kesepian, dan kehilangan alasan untuk hidup. Butler Ahn hanya mengangguk dan
mengajak Kakek pergi.
Hong Do memberanikan diri pergi
ke bank dan mengajukan pinjaman, tanpa helmnya. Meski tetap menutupi sebagian
wajahnya dengan syal sampai petugas bank tak bisa mendengar suara Hong Do. Saat
itu, Yi Suk menelpon. Hong Do mengangkatnya sambil bisik-bisik dan berkata ia
agak sibuk sekarang. Yi Suk mengira Hong Do sibuk membuatkan bekal makan
siangnya, tapi Hong Do malah lupa sama sekali soal itu. Ia berkata sedang sibuk
dan buru-buru menutup telponnya. Yi Suk kesal, tapi lalu senyum dan mengatai
dirinya sendiri yang jauh lebih baik hati.
Di kantor polisi, Doo Soo mengamati
rekaman CCTV dengan muka bosan. Detektif Yang malah sudah tertidur pulas di
kursinya meski ada kameramen stasiun TV yang merekam mereka. Tak lama, sasaran
mereka tampak. Mereka buru-buru pergi, tapi di depan malah ketemu Se Ro yang
mengganggu jalan Doo Soo. Se Ro datang karena peran berikutnya sebagai seorang
polisi. Saking mendalaminya, ia bersedia bekerja sebagai cleaning service di
kantor polisi.
“Apa kakakmu tau kau bekerja
seperti ini?” tanya Doo Soo. Se Ro menggeleng, “Kau lakukan pekerjaanmu, aku
akan lakukan tugasku. Hubungan kita
seperti itu.” Doo Soo menyuruh Se Ro melanjutkan pekerjaannya dan buru-buru
pergi. Se Ro dengan lantangnya memberi hormat dan menyemangati Doo Soo.
Hong Do sedang merajut sesuatu
berwarna pink saat Yi Suk mendekat diam-diam dan mengamatinya. Saking seriusnya,
Hong Do baru sadar ada Yi Suk saat mejanya diketok. Hong Do buru-buru
menyembunyikan rajutannya dan mengajak Yi Suk duduk.
Yi Suk setuju dan menarik
Hong Do untuk duduk di hadapannya. Yi Suk menggoda Hong Do, seorang pria dan
wanita yang saling menyukai hanya berdua di ruang tertutup, duduk tenang dan
bernapas apa itu masuk akal? Yi Suk mengajak Hong Do melakukan sesuatu sebelum
saraf tepi membuatnya jadi gila. “Melakukan apa?”
“Sesuatu yang ingin kau lakukan,”
jawab Yi Suk. Mata Hong Do melebar senang, tapi Yi Suk mengerjai Hong Do kalau
yang ia maksud adalah konsultasi, ia tak tau apa yang Hong Do bayangkan. Hong
Do hanya tersenyum malu.
Yi Suk menggeser posisi duduk Hong Do lebih menempel
padanya. Hong Do tak enak kalau ada yang melihat, harus ada garis antara
masalah profesional dan pribadi. Yi Suk cuek dan tanya kenapa tadi Hong Do
menutup telponnya begitu dingin? Selama konsultasi, Cha Hong Do tak boleh punya
rahasia. Hal yang sama berlaku untuk hubungan antara seorang pria dan wanita.
Yi Suk tau ada rahasia karena Hong Do tak mau bicara.
Hong Do akhirnya jujur kalau ia
sedang berusaha mendapatkan pinjaman, ia harus mengganti uang Detektif Jang
yang membayarkan uang deposit rumahnya. Yi Suk kaget sekaligus kesal, kau
menerima uangnya begitu saja? Hong Do menyangkal, Detektif Jang melakukannya
tanpa ia tau. Ia harus membayarnya, jadi hari ini ia mengumpulkan keberanian
dan pergi ke bank.
Saat Yi Suk tanya apa bank akan
memberi pinjaman, Hong Do langsung mengangguk bangga. Yi Suk pura-pura tak percaya
Hong Do bisa mendapatkannya. Hong Do meyakinkan kalau ia sudah lama berafiliasi
dengan bank, ia selalu memasukkan upah kerja paruh waktunya di sana. Itu membuat
Yi Suk penasaran lagi, “Pekerjaan apa yang kau lakukan?”
Hong Do langsung gelagapan dan
berkata ia memakai topeng karakter dan mengetik berbagai hal untuk orang-orang.
Ia tak melakukan sesuatu yang aneh, seperti mengobrol atau voice phishing. Yi
Suk tertawa, ia bahkan tak berpikir soal itu. Hong Do ingin jujur, tapi tak
jadi lagi. Ia malah berkata karena itu ia tak bisa membawakan bekal makan
siang, lain kali ia pasti akan melakukannya.
“Jika ada sesuatu seperti ini
lagi, bicarakan padaku. Aku pacarmu. Suasana hatiku memburuk saat aku
mengetahui bahwa Detektif Jang mengetahui sesuatu yang tak aku tau.”
Hong Do tersenyum, dengan uang
yang ia dapat hari ini, ia akan membayar pada Detektif Jang. Yi Suk mendekat
dan menciumi Hong Do, hidungnya, dahinya, bibirnya, pipinya. Di setiap jeda
Hong Do melirik sekeliling, takut ada yang melihat. Tapi Yi Suk cuek, sampai
suara pintu mengagetkan mereka. Keduanya terlonjak kaget saat melihat Kakek dan
Butler Ahn di sana. “Butler Ahn, aku datang ke rumah sakit atau ke kamar motel?”
sindir Kakek. Hong Do pamit keluar tanpa memperlihatkan wajahnya.
Yi Suk heran karena kakeknya
sudah keluar rumah sakit. Kakek datang mengabarkan kalau ayahnya akan
dinyatakan sebagai presdir dan ia akan memintanya pindah kembali ke rumah. Kakek
minta Yi Suk yang memberitahu ibunya karena ibunya hanya mau bicara pada Yi
Suk. Kakek tak tau kapan terakhir kali mendengar tawa dari keluarganya. Yi Suk
yakin kakeknya akan berumur panjang, kenapa harus membereskan semuanya
sekarang?
Kakek malah menyuruh Yi Suk
membawa gadis yang tadi ke sini, kakek perlu memastikan ia sesuai untuk Yi Suk.
Bermesraan di rumah sakit sepertinya berlebihan, ia kenal gadis yang lebih baik
dari perusahaan kenalannya. Yi Suk hanya diam dan tersenyum mendengar omongan
kakek.
Di mobil, Hong Do bergumam
menyebut nama Yeon Woo. Yi Suk mendengarnya, ia tau Hong Do sangat cemburu,
tapi jangan khawatir.. dia akan segera menikah, dengan seseorang yang punya
banyak uang dalam keluarga mereka. “Pasti menyenangkan,” gumam Hong Do. Yi Suk
membenarkan, tak ada gadis yang membenci pria dengan banyak uang. Tapi bukan
itu yang Hong Do maksud, ia sedang membicarakan tentang pernikahan.
Yi Suk tersenyum lebar, “Kau
ingin menikah? Apa kau melamarku sekarang?” Hong Do menjelaskan kalau Kakek
pasti menganggapnya aneh, orang normal dalam situasi itu setidaknya menyapa dan
menjelaskan hubungan mereka. Jika gadis itu seperti Woo Yeon Woo, Kakek pasti
senang. Yi Suk minta Hong Do jangan khawatir, selalu ada kesempatan lain. Hong Do
hanya perlu bekerja keras untuk mempersiapkan momen itu. Yi Suk yakin orang
seperti Kakeknya akan sangat menyukai Hong Do (yes, he did! Muehehe..)
Mereka sampai. Yi Suk berpesan
agar Hong Do langsung pulang dan jangan lupa membuatkannya bekal makan siang. Ia
tak bisa percaya selera Doo Soo yang bisa mengunyah dan makan baja, jadi ia
akan bersikap obyektif, haha. Yi Suk juga berpesan agar Hong Do segera
mengembalikan uangnya. Hong Do mengerti dan turun dari mobil.
Tapi bukannya pulang, Hong Do
malah ke rumah Doo Soo. Ia akan mengembalikan uang itu dan mengirim pesan kalau
ia menunggu di depan rumah. Doo Soo yang sedang mengintai target hanya
membacanya dan mengabaikannya.
Yi Suk pulang, dan ada Se Ro
yang sedang belajar tentang menjadi polwan di ruangan depan kamar Yi Suk. Yi
Suk bertanya soal Kakek dan dijawab Se Ro kalau kakek ada di kamar bersama
ayah. “Dia sudah datang dengan barang-barangnya?” tanya Yi Suk.Se Ro tak tau
kalau ayahnya akan tinggal di rumah lagi. “Kau akan senang jika dia tinggal di
sini kan?” tebak Yi Suk.Se Ro tak menyangkal, ia jadi bisa menggunakan
apartemennya kalau ayah kembali. Yi Suk tentu tak membolehkan dan masuk ke
kamarnya.
Hong Do masih di depan rumah Doo
Soo saat Yi Suk menelpon. Ia berbohong kalau sudah ada di rumah. Yi Suk berkata
kalau Hong Do pasti merindukannya, tapi dengan santainya Hong Do bilang kalau
Yi Suk lah yang menelpon. Yi Suk tertawa dan menyuruh Hong Do istirahat. Hong Do
menutup telponnya, dan tetap menunggu Doo Soo.
Target yang ditunggu Doo Soo
akhirnya muncul dan ia langsung mengejarnya. Sementara Hong Do masih menunggu
jawaban. Doo Soo baru membalasnya saat sudah di kantor polisi, berkata kalau
Hong Do tak perlu mengembalikannya dan ia tak bisa menemuinya hari ini, cuaca
dingin jadi pulanglah. Terpaksa Hong Do memasukkan lagi uang itu dan melangkah
pulang.
Tengah malam, Yi Suk main sepeda
di halaman rumahnya sambil menyanyikan lagu cinta. Ia bergumam sangat
merindukan Hong Do berkali-kali dan akhirnya pergi dengan sepedanya.
Yi Suk berteriak membangunkan
Hong Do yang tak bisa tidur. Hong Do buru-buru keluar dan kaget melihat Yi Suk.
To the point Yi Suk berkata ia datang karena ingin melihat wajah Hong Do. Ia sudah
melihatnya, jadi ia sudah selesai dan akan pergi. Hong Do menahannya, bagaimana
mungkin kau pergi begitu saja seperti ini? Yi Suk minta Hong Do jangan
merayunya, ia juga tak ingin pergi, tapi sekarang bukan waktunya.
Hong Do
merasa akan menyesal jika membiarkan Yi Suk seperti ini dan akan mengatakan
sesuatu, tapi Yi Suk memeluknya erat dan mengajak Hong Do menjalaninya dengan
perlahan. Yi Suk menyuruh Hong Do tidur lagi dan menggodanya, ”Kenapa kau tak
bilang kau mencintaiku hah?”
Karena Hong Do diam saja, baru
sampai di bawah tangga Yi Suk berhenti lagi. “Hei, kau benar-benar membuatku
mengatakan itu lebih dulu. Aku mencintaimu, Cha Hong Do!” Ia meneriakkan itu
berkali-kali dan membuat tanda hati saat sampai di seberang sungai. “Kau milikku,
apa kau mengerti?” teriak Yi Suk yang menjauh. Hong Do tersenyum lebar melihat Yi Suk yang berlari pulang.
Komentar:
Aww so cute!
Pliss info,lagu cinta yang di nyanyiin yi suk lagi sepedaan dong
ReplyDelete