Sunday, February 15, 2015

Sinopsis Heart to Heart Episode 10 Part 1

 

Doo Soo memegang erat tangan Hong Do, membuat Yi Suk dan Se Ro terutama, memandangi mereka tak percaya. Hong Do ingin melepaskan tangannya dan menuju Yi Suk, tapi Doo Soo menahannya makin erat.

Episode 10.


Hong Do tersenyum di antara penjaga stand makanan yang memujinya. Yi Suk muncul, dan menurut mereka Yi Suk adalah pacar yang luar biasa. Yi Suk berterimakasih pada mereka dan mengajak Hong Do pergi.


“Karenamu, aku merasa seperti melakukan pertunjukan bintang,” ujar Yi Suk senang. Hong Do juga senang, ini pertama kalinya ia berbelanja di tempat seperti ini. Yi Suk terus memandangi Hong Do sampai ditanya kenapa. “Orang jelek sepertimu, berpura-pura lemah. Apa? Bahkan jika aku mulai bosan pada wanita cantik dan hebat apa aku akan tetap bermain denganmu? Jika aku bicara gegabah, bagaimana jika aku benar-benar hanya bermain denganmu?”


“Aku akan bergantung padamu,” jawab Hong Do tenang. Ia akan menerima perawatan, mengatasi masalahnya, dan menjadi wanita yang hebat. Hong Do memegang pergelangan tangan Yi Suk dan memintanya jangan pergi dengan wanita itu. Yi Suk tersenyum, benarkah? Hong Do sadar Yi Suk aneh, bahkan jika jadi Go Yi Suk, ia akan memilih wanita itu. “Tapi kenapa aku? Karena aku menyedihkan? Karena kau merasa bertanggung jawab padaku setelah kita tidur bersama?” tanya Hong Do blak-blakan.


Yi Suk hanya senyum dan mengajak Hong Do makan malam di apartemennya, apa kau tau caranya memasak? Tentu saja, jawab Hong Do percaya diri. Melihat ekspresi itu Yi Suk jadi ingat kalau Doo Soo bilang rasanya enak, “Selama 7 tahun, apa kau membuatkan makanan untuk si brengsek itu? Apa lagi yang kau lakukan untuknya? Apa kau bahkan memasak nasi untuknya? Kau bahkan mencuci pakaian dalamnya kan? Atau jangan-jangan kau membersihkan kotorannya? Kenapa kau tak tinggal bersamanya?”


Hong Do malah tertawa-tawa mendengar berondongan pertanyaan itu. Tapi Yi Suk belum selesai, “Karena kita sudah di pokok permasalahan, mari kita bicara. Kemana kau pergi? Apa kau menciumnya? Atau apa kau menyentuh telinganya seperti yang kau lakukan padaku?” Hong Do makin tertawa lepas dan malah senang, akhirnya ia tau rasanya dicemburui. Yi Suk pura-pura kesal dan memukul helm Hong Do. Yi Suk ingin segera pulang dan makan kimchi jiggae.


Tiba-tiba Hong Do ingat kalau ia harus pergi ke pekerjaan paruh waktunya. Ia harus pulang. Yi Suk tak mau, pekerjaan paruh waktu apa yang kau lakukan di jam segini dan membujuk Hong Do untuk makan dulu sebelum pergi. Karena Hong Do bilang ia tak bisa, Yi Suk jadi penasaran pekerjaan paruh waktu apa yang Hong Do lakukan. Hong Do tak mau memberitahu sampai Yi Suk kesal, Hong Do punya banyak sekali rahasia. Tapi Yi Suk sama sekali tak mendesaknya dan mulai menjalankan mobilnya.




Kakek di rumah sakit baru saja sadar. Ayah Yi Suk mengkhawatirkannya, tapi kakek lebih memilih bicara pada Butler Ahn soal pertunjukan Jang Yoon Jung, agar Nenek Oh tak perlu datang, tapi jangan beritahu kalau kakek sakit.


Yi Suk dan Hong Do sudah sampai di apartemen dengan seplastik belanjaan. Mereka berencara memasak, Yi Suk akan membuatkan pancake kacang hijau, dan Hong Do akan membuatkan khao pad untuk Yi Suk. Hong Do tak percaya Yi Suk bisa membuatnya, tapi Yi Suk menjawab yakin kalau tentu saja ia bisa.


Ponsel Hong Do berbunyi, tapi ia buru-buru mematikannya. Yi Suk jadi curiga, itu Detektif Jang kan? Hong Do menyangkal, bukan dia. Yi Suk awalnya tak percaya, tapi karena Hong Do meyakinkan itu bukan Doo Soo, ia percaya, meski mengancam kalau Hong Do berani selingkuh, kau mati. Hong Do tersenyum  mengangguk. Itu membuat Yi Suk mendekat dan akan mencium Hong Do. Tapi kali ini bunyi telpon Yi Suk yang mengganggu. “Kita lanjutkan setelah aku menganggkat panggilan ini,” ujar Yi Suk kesal.


Ternyata Butler Ahn yang menelpon, memberitahu kalau kakek di rumah sakit. Yi Suk mengerti dan akan kesana sekarang. Ia menjelaskan pada Hong Do kalau kondisi jantung kakeknya sedang tidak baik dan sedang dirawat di rumah sakit sekarang. Hong Do khawatir, apa dia baik-baik saja? Yi Suk berkata kondisi kakek stabil sekarang, tapi ia tak bisa mengantar Hong Do pulang. Hong Do mengangguk mengerti. Tak ingin berpisah, Yi Suk memeluk Hong Do, bergumam dirinya akan gila.


Hong Do akan mengatakan sesuatu, tapi Yi Suk menyodorkan belanjaannya tadi, agar Hong Do membuatkannya bekal makan siang yang lezat. Hong Do tersenyum mengiyakan. “Mari kita lanjutkan apa yang kita lakukan saat kita kembali,” ujar Yi Suk saat berjalan keluar. Rawr! Haha.


Hong Do pulang dengan belanjaan di tangan, dan sudah ada Doo Soo menunggu di depan rumahnya. Hong Do heran, apa yang Doo Soo lakukan di sini? Doo Soo datang membawakan makanan dari restoran temannya, yang tak sempat Hong Do makan. Hong Do mau menolak, tapi Doo Soo berkata ia mencuri waktu saat bekerja untuk membelinya, tolong dimakan. Hong Do belum menjawab, tapi Doo Soo mengambil belanjaan dari tangan Hong Do, dan meletakkannya di depan pintu bersama bungkusan makanannya. Doo Soo minta Hong Do memakannya dan pamit pulang.


Di depan pintu, ternyata masih ada 1 bungkusan lagi yang berisi pakaian. Baru saja Hong Do membukanya saat Butler Ahn menelpon, memberitahu kalau teman Kakek meninggal jadi Nenek Oh tak perlu datang malam ini. Butler Ahn hampir mengatakan sesuatu yang salah berkali-kali sampai Kakek tak sabar dan mengambil telponnya. Hong Do khawatir dan bertanya apa Kakek baik-baik saja. Kakek yang minta Nenek Oh tak khawatir malah bertanya soal pakaian yang dikirimnya. Hong Do jadi sadar kalau itu hadiah dari Kakek.

 

“Apa kau menyukainya?” tanya Kakek. Bajunya cantik, tapi Nenek Oh merasa tak pantas menerimanya. Kakek ingin suatu hari nanti Nenek Oh memakai baju itu dan datang menemuinya. Sebelum menutup telpon, Hong Do meyakinkan kalau Kakek benar baik-baik saja. Tentu saja, jawab Kakek, ia akan hidup dengan baik sampai 30 tahun mendatang. Kakek bahkan mengajak Nenek Oh naik sepeda bersama saat musim semi nanti, sambil menyanyikan sebuah lagu dengan semangat. Nenek Oh mengiyakan dan menutup telponnya. Kakek menari kegirangan dan tak tampak sedang sakit sama sekali.


Hong Do membuka bungkusan dari Doo Soo dan menemukan sebuah jepit rambut di dalamnya. Ia frustasi sendiri melihat hadiah-hadiah di hadapannya. Eh, sayur-sayuran dari Yi Suk termasuk hadiah kan? :p


Detektif Yang berkata pada Doo Soo kalau kasus mereka kali ini tentang pembakaran rumah akan diliput stasiun TV mulai malam ini.


Kakek pergi ke pemakaman temannya. Dokter menginginkan Kakek kembali ke rumah sakit, tapi Kakek ingin pulang saja. Tapi kemudian Kakek berubah pikiran, ia harus ke kantor dulu. Ia harus membereskan banyak hal sebelum akhirnya meninggal. Butler Ahn minta Kakek jangan khawatir, ia akan membuat Kakek berumur panjang. Kakek malah bertanya apa Butler Ahn mau terus hidup seperti ini? Hidup menyendiri sebagai duda selama 10 tahun dan tidak menikah lagi. Kakek berpesan agar mulai sekarang, kalau Butler Ahn punya seseorang yang disukai, pertahankan dia. Jika tidak, kau akan menua, kesepian, dan kehilangan alasan untuk hidup. Butler Ahn hanya mengangguk dan mengajak Kakek pergi.


Hong Do memberanikan diri pergi ke bank dan mengajukan pinjaman, tanpa helmnya. Meski tetap menutupi sebagian wajahnya dengan syal sampai petugas bank tak bisa mendengar suara Hong Do. Saat itu, Yi Suk menelpon. Hong Do mengangkatnya sambil bisik-bisik dan berkata ia agak sibuk sekarang. Yi Suk mengira Hong Do sibuk membuatkan bekal makan siangnya, tapi Hong Do malah lupa sama sekali soal itu. Ia berkata sedang sibuk dan buru-buru menutup telponnya. Yi Suk kesal, tapi lalu senyum dan mengatai dirinya sendiri yang jauh lebih baik hati.


Di kantor polisi, Doo Soo mengamati rekaman CCTV dengan muka bosan. Detektif Yang malah sudah tertidur pulas di kursinya meski ada kameramen stasiun TV yang merekam mereka. Tak lama, sasaran mereka tampak. Mereka buru-buru pergi, tapi di depan malah ketemu Se Ro yang mengganggu jalan Doo Soo. Se Ro datang karena peran berikutnya sebagai seorang polisi. Saking mendalaminya, ia bersedia bekerja sebagai cleaning service di kantor polisi.


“Apa kakakmu tau kau bekerja seperti ini?” tanya Doo Soo. Se Ro menggeleng, “Kau lakukan pekerjaanmu, aku akan  lakukan tugasku. Hubungan kita seperti itu.” Doo Soo menyuruh Se Ro melanjutkan pekerjaannya dan buru-buru pergi. Se Ro dengan lantangnya memberi hormat dan menyemangati Doo Soo.

 

Hong Do sedang merajut sesuatu berwarna pink saat Yi Suk mendekat diam-diam dan mengamatinya. Saking seriusnya, Hong Do baru sadar ada Yi Suk saat mejanya diketok. Hong Do buru-buru menyembunyikan rajutannya dan mengajak Yi Suk duduk. 


Yi Suk setuju dan menarik Hong Do untuk duduk di hadapannya. Yi Suk menggoda Hong Do, seorang pria dan wanita yang saling menyukai hanya berdua di ruang tertutup, duduk tenang dan bernapas apa itu masuk akal? Yi Suk mengajak Hong Do melakukan sesuatu sebelum saraf tepi membuatnya jadi gila. “Melakukan apa?”


“Sesuatu yang ingin kau lakukan,” jawab Yi Suk. Mata Hong Do melebar senang, tapi Yi Suk mengerjai Hong Do kalau yang ia maksud adalah konsultasi, ia tak tau apa yang Hong Do bayangkan. Hong Do hanya tersenyum malu. 


Yi Suk menggeser posisi duduk Hong Do lebih menempel padanya. Hong Do tak enak kalau ada yang melihat, harus ada garis antara masalah profesional dan pribadi. Yi Suk cuek dan tanya kenapa tadi Hong Do menutup telponnya begitu dingin? Selama konsultasi, Cha Hong Do tak boleh punya rahasia. Hal yang sama berlaku untuk hubungan antara seorang pria dan wanita. Yi Suk tau ada rahasia karena Hong Do tak mau bicara.


Hong Do akhirnya jujur kalau ia sedang berusaha mendapatkan pinjaman, ia harus mengganti uang Detektif Jang yang membayarkan uang deposit rumahnya. Yi Suk kaget sekaligus kesal, kau menerima uangnya begitu saja? Hong Do menyangkal, Detektif Jang melakukannya tanpa ia tau. Ia harus membayarnya, jadi hari ini ia mengumpulkan keberanian dan pergi ke bank.


Saat Yi Suk tanya apa bank akan memberi pinjaman, Hong Do langsung mengangguk bangga. Yi Suk pura-pura tak percaya Hong Do bisa mendapatkannya. Hong Do meyakinkan kalau ia sudah lama berafiliasi dengan bank, ia selalu memasukkan upah kerja paruh waktunya di sana. Itu membuat Yi Suk penasaran lagi, “Pekerjaan apa yang kau lakukan?”

Hong Do langsung gelagapan dan berkata ia memakai topeng karakter dan mengetik berbagai hal untuk orang-orang. Ia tak melakukan sesuatu yang aneh, seperti mengobrol atau voice phishing. Yi Suk tertawa, ia bahkan tak berpikir soal itu. Hong Do ingin jujur, tapi tak jadi lagi. Ia malah berkata karena itu ia tak bisa membawakan bekal makan siang, lain kali ia pasti akan melakukannya.

“Jika ada sesuatu seperti ini lagi, bicarakan padaku. Aku pacarmu. Suasana hatiku memburuk saat aku mengetahui bahwa Detektif Jang mengetahui sesuatu yang tak aku tau.”

 

Hong Do tersenyum, dengan uang yang ia dapat hari ini, ia akan membayar pada Detektif Jang. Yi Suk mendekat dan menciumi Hong Do, hidungnya, dahinya, bibirnya, pipinya. Di setiap jeda Hong Do melirik sekeliling, takut ada yang melihat. Tapi Yi Suk cuek, sampai suara pintu mengagetkan mereka. Keduanya terlonjak kaget saat melihat Kakek dan Butler Ahn di sana. “Butler Ahn, aku datang ke rumah sakit atau ke kamar motel?” sindir Kakek. Hong Do pamit keluar tanpa memperlihatkan wajahnya.


Yi Suk heran karena kakeknya sudah keluar rumah sakit. Kakek datang mengabarkan kalau ayahnya akan dinyatakan sebagai presdir dan ia akan memintanya pindah kembali ke rumah. Kakek minta Yi Suk yang memberitahu ibunya karena ibunya hanya mau bicara pada Yi Suk. Kakek tak tau kapan terakhir kali mendengar tawa dari keluarganya. Yi Suk yakin kakeknya akan berumur panjang, kenapa harus membereskan semuanya sekarang?


Kakek malah menyuruh Yi Suk membawa gadis yang tadi ke sini, kakek perlu memastikan ia sesuai untuk Yi Suk. Bermesraan di rumah sakit sepertinya berlebihan, ia kenal gadis yang lebih baik dari perusahaan kenalannya. Yi Suk hanya diam dan tersenyum mendengar omongan kakek.


Di mobil, Hong Do bergumam menyebut nama Yeon Woo. Yi Suk mendengarnya, ia tau Hong Do sangat cemburu, tapi jangan khawatir.. dia akan segera menikah, dengan seseorang yang punya banyak uang dalam keluarga mereka. “Pasti menyenangkan,” gumam Hong Do. Yi Suk membenarkan, tak ada gadis yang membenci pria dengan banyak uang. Tapi bukan itu yang Hong Do maksud, ia sedang membicarakan tentang pernikahan.


Yi Suk tersenyum lebar, “Kau ingin menikah? Apa kau melamarku sekarang?” Hong Do menjelaskan kalau Kakek pasti menganggapnya aneh, orang normal dalam situasi itu setidaknya menyapa dan menjelaskan hubungan mereka. Jika gadis itu seperti Woo Yeon Woo, Kakek pasti senang. Yi Suk minta Hong Do jangan khawatir, selalu ada kesempatan lain. Hong Do hanya perlu bekerja keras untuk mempersiapkan momen itu. Yi Suk yakin orang seperti Kakeknya akan sangat menyukai Hong Do (yes, he did! Muehehe..)


Mereka sampai. Yi Suk berpesan agar Hong Do langsung pulang dan jangan lupa membuatkannya bekal makan siang. Ia tak bisa percaya selera Doo Soo yang bisa mengunyah dan makan baja, jadi ia akan bersikap obyektif, haha. Yi Suk juga berpesan agar Hong Do segera mengembalikan uangnya. Hong Do mengerti dan turun dari mobil.

Tapi bukannya pulang, Hong Do malah ke rumah Doo Soo. Ia akan mengembalikan uang itu dan mengirim pesan kalau ia menunggu di depan rumah. Doo Soo yang sedang mengintai target hanya membacanya dan mengabaikannya.


Yi Suk pulang, dan ada Se Ro yang sedang belajar tentang menjadi polwan di ruangan depan kamar Yi Suk. Yi Suk bertanya soal Kakek dan dijawab Se Ro kalau kakek ada di kamar bersama ayah. “Dia sudah datang dengan barang-barangnya?” tanya Yi Suk.Se Ro tak tau kalau ayahnya akan tinggal di rumah lagi. “Kau akan senang jika dia tinggal di sini kan?” tebak Yi Suk.Se Ro tak menyangkal, ia jadi bisa menggunakan apartemennya kalau ayah kembali. Yi Suk tentu tak membolehkan dan masuk ke kamarnya.


Hong Do masih di depan rumah Doo Soo saat Yi Suk menelpon. Ia berbohong kalau sudah ada di rumah. Yi Suk berkata kalau Hong Do pasti merindukannya, tapi dengan santainya Hong Do bilang kalau Yi Suk lah yang menelpon. Yi Suk tertawa dan menyuruh Hong Do istirahat. Hong Do menutup telponnya, dan tetap menunggu Doo Soo.


Target yang ditunggu Doo Soo akhirnya muncul dan ia langsung mengejarnya. Sementara Hong Do masih menunggu jawaban. Doo Soo baru membalasnya saat sudah di kantor polisi, berkata kalau Hong Do tak perlu mengembalikannya dan ia tak bisa menemuinya hari ini, cuaca dingin jadi pulanglah. Terpaksa Hong Do memasukkan lagi uang itu dan melangkah pulang.


Tengah malam, Yi Suk main sepeda di halaman rumahnya sambil menyanyikan lagu cinta. Ia bergumam sangat merindukan Hong Do berkali-kali dan akhirnya pergi dengan sepedanya.


Yi Suk berteriak membangunkan Hong Do yang tak bisa tidur. Hong Do buru-buru keluar dan kaget melihat Yi Suk. To the point Yi Suk berkata ia datang karena ingin melihat wajah Hong Do. Ia sudah melihatnya, jadi ia sudah selesai dan akan pergi. Hong Do menahannya, bagaimana mungkin kau pergi begitu saja seperti ini? Yi Suk minta Hong Do jangan merayunya, ia juga tak ingin pergi, tapi sekarang bukan waktunya. 


Hong Do merasa akan menyesal jika membiarkan Yi Suk seperti ini dan akan mengatakan sesuatu, tapi Yi Suk memeluknya erat dan mengajak Hong Do menjalaninya dengan perlahan. Yi Suk menyuruh Hong Do tidur lagi dan menggodanya, ”Kenapa kau tak bilang kau mencintaiku hah?”



Karena Hong Do diam saja, baru sampai di bawah tangga Yi Suk berhenti lagi. “Hei, kau benar-benar membuatku mengatakan itu lebih dulu. Aku mencintaimu, Cha Hong Do!” Ia meneriakkan itu berkali-kali dan membuat tanda hati saat sampai di seberang sungai. “Kau milikku, apa kau mengerti?” teriak Yi Suk yang menjauh. Hong Do tersenyum lebar melihat Yi Suk yang berlari pulang.


Bersambung ke Part 2

Komentar:
Aww so cute! 

1 comment:

  1. Pliss info,lagu cinta yang di nyanyiin yi suk lagi sepedaan dong

    ReplyDelete