Se Ro yang sedang menyetir menelpon kakaknya yang juga sedang di jalan. Yi Suk heran Se Ro menelponnya, apa Kakek sakit lagi? Se Ro minta kakaknya tak khawatir, tadi Kakek sudah makan bubur, daripada itu, ada seseorang yang lebih terluka. Yi Suk tak mengerti dan menyuruh Se Ro cepat mengatakannya, ia mau pergi ke seminar.
“Kau beruntung,” ujar Se Ro,
“Dia bilang akan menyenangkan kalau seseorang mengungkapkan padamu kalau dia
mencintaimu. Orang sepertimu tak pantas mendengar kata semanis itu. Dia terlalu
baik untukmu.. unni itu.”
Yi Suk mulai sadar, “Siapa? Cha
Hong Do?” Se Ro tanya kenapa kakaknya tak mau mengangkat telpon Hong Do, dengan
wajah seperti tak tidur semalaman dia pergi kemana-mana mencarimu. “Jangan
hanya membawanya pergi dari Detektif Jang, perlakukan dia dengan baik,” pesan
Se Ro. Yi Suk mengomel adiknya hanya memberinya kesimpulan tanpa isi. Se Ro tak
peduli dan menyuruh kakaknya cepat menelpon Hong Do yang tak tampak baik dan
menutup telponnya.
Barulah Yi Suk mengecek
ponselnya, dan benar ada 5 missed call dari Hong Do. Yi Suk tak bisa menutupi
rasa senangnya, “Aigoo, dia hidup tak bisa, mati juga tak bisa. Ah, gadis jelek
ini, dia pandai dalam memilih kata-kata manis, sampai mau bertemu Se Ro.”
Tak cuma Se Ro, karena Hong Do
juga menunggu Profesor Uhm di depan ruangannya. Profesor Uhm heran melihat Hong
Do, tapi ia tau Hong Do pasti mencari Yi Suk dan langsung memberitahunya kalau
Yi Suk pergi seminar. Itu selesai malam, jadi sepertinya dia tak kembali ke
rumah sakit. Hong Do mengangguk mengerti, dan bertanya canggung di mana tempat
seminar itu?
Profesor Uhm akan memberikan
alamatnya dan mengajak Hong Do masuk ruangannya untuk pertama kalinya. Profesoh
Uhm memuji Hong Do yang melakukan pekerjaan bagus sebagai nenek-nenek. “Oh,
kadang Yi Suk memberitahuku tentang dirimu. Dia sedang dalam perawatanku,”
jelas Profesor Uhm saat melihat ekspresi bingung Hong Do.
“Dia mendapat perawatan? Kenapa?
Apa ada masalah?” tanya Hong Do tanpa menatap Profesor Uhm. Profesor Uhm
tersadar kalau sudah kelepasan bicara, tapi bagaimanapun kau adalah walinya Yi
Suk kan? Awalnya Hong Do menyangkal, tapi rasa ingin taunya lebih besar dan
berkata mulai sekarang ia bisa melindunginya. Profesor Uhm membenarkan, dan
langsung memberitahu sebuah rahasia, “Go Yi Suk sedang memakai topeng untuk
menutupi perasaan rendah dirinya. Kau mendengar tentang kakaknya kan?” Hong Do
mengangguk.
Profesor Uhm bercerita kalau
sejak kecil Yi Suk berusaha keras untuk menjadi seperti kakaknya, sampai ia tak
bisa membedakan apakah ia sedang menjadi seperti kakaknya atau dirinya sendiri.
Tapi karena Hong Do, semua itu menghilang. Yi Suk bahkan tak marah saat dia tau
Hong Do berbohong padanya dengan berdandan menjadi seorang nenek, itu karena
dia mencintaimu. Tapi karena perasaan cinta itu nyata, dia tak bisa mengenakan
topeng. Jadi Yi Suk yang sebenarnya, pria pemalu dengan rasa rendah diri yang
besar keluar. Menurut Profesor Uhm, Yi Suk sangat menyedihkan sekarang. Ia
berpikir Hong Do akan meninggalkannya. Hong Do tampak terkejut mendengarnya.
Tak ingin membuang waktu, Hong
Do melajukan motornya sekencang yang ia bisa agar cepat bertemu Yi Suk.
Kata-kata Profesor Uhm terngiang di telinganya, ‘Untuk menghilangkan inferiority complexnya, dia harus percaya pada
dirinya dan membangun rasa percaya dirinya sendiri. Hanya ada satu cara kau
bisa membantunya, kau harus merangkulnya dengan cinta, cinta yang tak
tergoyahkan.’
Sementara itu Yi Suk menguap
super lebar di seminar PTSD (post traumatic stress disorder) yang dihadirinya. Ia
super bosan dan mengantuk, jadi ia malah membaca-baca pesan dari Hong Do sambil
bicara sendiri sampai orang di sebelahnya terganggu dan menyuruh Yi Suk
memperhatikan seminarnya. Yi Suk mengangguk-angguk seperti anak kecil, tapi tak
lama, ia mengintip ponselnya kembali. Hahaa, Yi Suk ini kayak anak keciiil!
Se Ro membagi-bagikan rice cake di kantor polisi karena ini
hari terakhirnya. Detektif Yang merasa sedih, tak ada lagi yang akan membawakan
bunga atau menutup sudut. Ia mengusulkan pesta perpisahan, tapi Doo Soo tak
tertarik dan menyuruh Detektif Yang melakukannya berdua dengan Se Ro saja. Se Ro
tak mau kalau Doo Soo tak ikut. Ia memberitahu kalau tadi ia bertemu Hong Do
dan ada sesuatu yang menarik, apa kau tak penasaran? Doo Soo menjawab dingin
kalau ia tak penasaran dan beranjak pergi. Se Ro jadi heran sendiri dengan
reaksi Doo Soo.
Se Ro mendekati Detektif Yang,
berkata kalau ia bisa mengatur pertemuan dengan banyak gadis cantik. Detektif
Yang tanggap dan menyebutkan nama suatu tempat, ia akan melakukan yang ia bisa
tentang Doo Soo. Se Ro setuju dan memberikan ekstra rice cake untuk Detektif Yang.
Yi Suk masih super bosan sampai
sms Hong Do masuk, memberitahu kalau ia di depan tempat seminar dan akan
menunggu Yi Suk sampai selesai. Yi Suk kaget dan buru-buru keluar. Ia berlari
senang menghampiri Hong Do. “Kenapa kau ke sini?” tanya Yi Suk tanpa bisa
menyembunyikan senyumnya. Hong Do segera minta maaf karena sudah membohongi Yi
Suk dan tak mengatakan yang sebenarnya. Yi Suk mencubit pipi Hong Do gemas, “Aigoo,
aku membencimu sampai mati. Aku tak bisa memecatmu. Dan aku tak bisa putus
denganmu.”
Hong Do tertawa lega, dan Yi Suk
langsung merentangkan tangannya, meraih Hong Do ke pelukannya. “Apa kau percaya
padaku?” tanya Yi Suk. Hong Do mengiyakan. “Untuk apa?” tanya Yi Suk lagi.
“Karena kaulah yang mengetahui
bahkan sisi terburukku. Bagiku, kaulah yang paling dasar, karena kaulah yang
memberitahukan itu padaku. Karena kaulah yang menyukaiku bahkan di hari-hari
ketika aku tidak baik.”
“Siapa yang kau lihat sekarang mungkin
bukanlah Go Yi Suk. Go Yi Suk yang sebenarnya mungkin tak sekeren yang kau
pikirkan.”
Hong Do tak masalah, baginya
sejak awal Yi Suk adalah seorang pencuri, penipu, brengsek, bajingan, psycho, dukun,
dan dokter sok tau. Meskipun begitu, Hong Do tetap menyukai Yi Suk. “Seorang
brengsek dan dukun? Aigoo,” ujar Yi Suk gemas lalu mencium Hong Do. Ia berkata
merindukan Hong Do dan menciumnya lagi. *backsound tiap mereka kissing ini
enak-enak lho ya*
Detektif Yang mengajak Doo Soo
ke restoran belut dan langsung memesan 3 porsi. Doo Soo heran, 3 porsi terlalu
banyak. Detektif Yang beralasan bahkan 5 porsi tak cukup untuknya. Doo Soo tak
ambil pusing dan memesan soju. Detektif Yang merasa Doo Soo agak aneh, apa kau
marah karena ini hari terakhir untuk Go Se Ro yang menyatakanmu sebagai cinta
pertamanya? Harusnya ialah yang merasa tak baik. Doo Soo hanya mendengus cuek.
Se Ro masuk ke restoran itu
seolah kebetulan. Detektif Yang teriak memanggilnya dan menyuruhnya duduk
bersama mereka. Doo Soo tampak bingung, tapi ia diam saja. Pelayan restoran
datang membawa bara api untuk meja mereka dan hampir mengenai Se Ro, untung Doo
Soo membantu Se Ro menghindar. Se Ro tak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan
terus menatap Doo Soo. Well, aku punya feeling kalo mereka bakal berhasil, Doo
Soo jangan sia-siain Se Ro yaa, ntar rugi loh :p
Yi Suk menyetir pulang dengan
Hong Do yang tertidur di jok sebelahnya, “Kau pasti mengalami banyak masalah,
berkeliling mencariku sepanjang hari. Terima kasih, Cha Hong Do.” Yi Suk
mengelus sayang kepala Hong Do, tapi Hong Do lalu membuka matanya, ia tak
tidur. Yi Suk tertawa dan menyuruh Hong Do tidur saja.
Selagi Doo Soo dan Detektif Yang
makan dan minum soju, Se Ro hanya menggigiti wortelnya. Ia harus menjaga makan
karena lusa mulai syuting. Meski Detektif Yang membujuknya untuk minum, Se Ro
tak tertarik. Ia malah terus memandangi Doo Soo dan bertanya apa ada masalah di
kantor polisi? Bukannya Doo Soo, malah Detektif Yang yang menjawab kalau tak
terjadi apa-apa. Kesal, Se Ro menendang kaki Detektif Yang di bawah meja. Merasa
diusir, terpaksa Detektif Yang pamit pergi ke toilet, haha.
Yang ditunggu Se Ro terjadi, Doo
Soo bertanya soal hal menarik yang terjadi dengan Hong Do yang dimaksud tadi
pagi. Se Ro kesal, tapi menjawab juga kalau ia tau kenapa Doo Soo bisa
menyukainya, “Unni itu sepertimu. Meskipun aku benci mengakuinya, perasaannya
terhadap Oppaku tulus. Aku mengetahuinya hanya dengan sekilas, kau tidak tau?”
Doo Soo juga tau itu, tapi Hong
Do tak boleh bersamanya, dia punya masalah dalam hatinya yang lemah, ringan,
dan mudah goyah. Doo Soo tak percaya padanya, itu sebabnya mereka tak bisa, ia
tak tahan melihat Hong Do terluka.
“Kau seperti seorang kakak,
Detektif Jang. Kakak bagi Hong Do. Meskipun itu menyedihkan, kau keren,” ujar
Se Ro. DHUAAR, kata-kata Se Ro bener juga ya?
Selesai makan, Doo Soo super mabuk sampai
Detektif Yang terpaksa memapahnya masuk ke mobil Se Ro, sementara Se Ro hanya
melihat dan memberi instruksi. Begitu Doo Soo sudah di jok belakang mobilnya,
Se Ro langsung masuk dan menyuruh Detektif Yang pulang naik taksi saja, haha
tega amat.
Di jalan, Se Ro menyanyi seperti
yang pernah dilakukan Doo Soo untuknya.
Yi Suk sampai di dekat rumah
Hong Do, dan Hong Do langsung menyuruhnya pulang karena kondisi kakek yang tak
baik. Yi Suk menurut dan langsung pergi. Baru sebentar berpisah, Yi Suk sudah
menelpon karena merindukan Hong Do, menyuruhnya tidur yang nyenyak. Hong Do
tersenyum malu dan mengiyakan.
Se Ro tak bisa menemukan rumah
Doo Soo. Ia bingung, tapi Doo Soo sama sekali tak mau bangun. Ia melihat Hong
Do yang sedang berjalan pulang dan turun menghampirinya. Hong Do kaget
melihatnya, “Sedang apa kau di sini?” Se Ro menjelaskan kalau ia telah mendapatkan
pengalaman lapangan di kantor polisi dan ini hari terakhirnya jadi mereka makan
malam di luar, tapi Detektif Jang terlalu mabuk. Hong Do melihat ke mobil Se
Ro, dan tampak Doo Soo yang tertidur di jok belakang.
Se Ro bertanya arah, dan Hong Do
menjelaskan, “Keluar di sana, belok kanan dan putar balik.” Suara Hong Do
membangunkan Doo Soo. Entah dalam keadaan sadar atau tidak, Doo Soo langsung
menghampiri Hong Do dan memeluknya erat. “Hong Do-ssi, jangan pergi,” gumamnya
berkali-kali. Se Ro menghela napas panjang dan memandang mereka dengan sedih.
Yi Suk sampai di rumah dan
bertanya kondisi kakek pada Butler Ahn. Butler Ahn berkata kalau kakek makan
sangat sedikit dan minta Yi Suk membawa kakek ke rumah sakit saja besok. “Apa
dia benar-benar sakit?” tanya Yi Suk. Butler Ahn tak tau, tapi ini pertama
kalinya ia melihat kakek seperti ini dan menduga ini karena kematian temannya,
dia jadi lebih kesepian dan hampa karena itu. Butler Ahn jadi membayangkan
kalau lebih baik kakek dan Nenek Oh hidup nyaman di tempat yang tenang, mereka
cocok saat bersama. Yi Suk bingung harus berkata apa dan pamit naik ke atas.
Tapi hal itu membuatnya menelpon
Hong Do dan menyuruhnya datang besok dengan dandanan Nenek Oh. Hong Do bingung,
bagaimana bisa aku melakukan itu lagi? Yi Suk berkata kakek sedang tak enak
badan, dan anggap saja Hong Do sedang melunasi hutang dan melatih keberanian. “Apa
kakek sangat tidak sehat?” tanya Hong Do. Yi Suk hanya berkata kalau Nenek Oh
di sini, kakek akan merasa lebih baik. Hong Do akhirnya setuju dan menutup
telponnya.
Doo Soo masuk ke rumahnya yang
gelap. Semua yang ia alami membuatnya langsung memejamkan mata saat punggungnya
menyentuh lantai rumahnya, dan tanpa sadar air matanya mengalir.
Besoknya, Hong Do benar-benar
datang dengan dandanan Nenek Oh dan bertanya kondisi kakek. Saat melihatnya,
kakek langsung mengambil sebuah amplop di laci meja dan menyuruhnya duduk.
Kakek menyodorkan amplop itu. Itu pesangon yang menurutnya cukup dan ia tak
ingin bicara lagi dengan Nenek Oh. Ia sangat malu hanya dengan melihat wajah
Nenek Oh.
Nenek Oh minta maaf, ia suka
saat bekerja dengan Kakek dan bersyukur untuk itu. Nenek Oh menganggap uang
yang kakek sodorkan untuk biaya pelajarannya selama ini karena kakek sudah
mengajarinya naik sepeda dan juga banyak hal tentang kehidupan. Ia tak bisa
menerima uang itu.
“Apa kau tau kapan seseorang
merasa sangat kesepian? Ketika tubuhku tak merasa baik, bahkan bernapas pun
sulit. Pada saat itu aku lupa tentang semuanya.. karena kau. Jadi kau punya hak
untuk menerimanya, ambillah.”
Nenek Oh benar-benar tak bisa
menerima uang itu. Ia pamit pergi dan minta Kakek menjaga diri baik-baik.
Hong Do sedang berjalan keluar
saat Yi Suk memanggilnya. Ia menenangkan Hong Do, kau sudah berbuat baik. Yi
Suk membawakan tas Hong Do dan menuntunnya pergi. Hong Do mengambil tasnya lagi
dan berkata ia bisa pergi sendiri. Saat itulah Kakek melihat mereka dari
jendela dan merasa heran. Apalagi Nenek Oh yang dilihatnya berjalan dengan
tegap.
Yi Suk masuk dan bertemu Se Ro
yang duduk di tangga. “Apa kau juga menangis?” tanya Se Ro tiba-tiba. Yi Suk
tak mengerti. “Ini pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis. Sakit sekali.
Aku merasa cemburu,” ujar Se Ro. Yi Suk menyuruh adiknya mengatakan masalahnya,
siapa yang menangis dan siapa yang merasa cemburu? Se Ro minta kakaknya tak
perlu khawatir, ia hanya asal bicara.
“Detektif Jang menangis karena
Cha Hong Do? Di depanmu?” tebak Yi Suk. Se Ro tak menjawab, hanya berharap
hubungan oppanya dengan Hong Do berjalan sangat baik. Ia memberikan apel yang
dari tadi dipegangnya pada Yi Suk dan naik ke atas.
Kakek memikirkan apa yang
dilihatnya tadi, apa hubungan antara Nenek Oh dan Go Yi Suk? Karena penasaran,
ia ke kamar Yi Suk.. tepat saat Yi Suk sedang menelpon Hong Do. Di telpon, Yi
Suk memuji Hong Do yang melakukannya dengan baik hari ini, kakeknya mungkin
lebih baik hari ini. “Tapi, bagaimana kau bisa bicara dengan baik aksen
provinsi Jeolla?”
Hong Do yang hampir sampai rumah
berkata kalau neneknya berasal dari sana. Yi Suk mengangguk-angguk, jadi kau
mempelajarinya dari nenekmu. “Lalu siapa Nenek Oh? Apa imajinasimu?”
“Itu nama nenekku.”
“Jadi nama nenekmu yang
meninggal dunia adalah Oh Young Rae? Wow. Kau tak punya rasa takut! Jadi, kau
menghidupkan nenek yang sudah mati? Jika kakek mengetahuinya..,” Yi Suk stress
sendiri memikirkannya.
Sayangnya, kakek mendengar semua
itu dari luar. Ia memegangi dadanya yang sakit dan memaksa dirinya pergi dari
kamar Yi Suk.
Yi Suk yang sama sekali tak tau
terus mengoceh soal Hong Do yang hampir saja menjadi pacar kakeknya, bahkan
sampai dilamar. Yi Suk menyuruh Hong Do istirahat dan datang ke apartemennya nanti,
ia akan melakukan hal yang ia janjikan. Hong Do mengerti dan menutup telponnya.
Doo Soo masih tertidur di tempat
yang sama saat telepon Detektif Yang membangunkannya. Ia akan beristirahat dan
tak pergi bekerja hari ini. Ia meraih saku jaketnya dan mengambil sarung tangan
rajutan Hong Do dari situ. Sarung tangan itu ia masukkan ke kotak berisi
barang-barang pemberian Hong Do yang lain, dan menaruhnya di atas lemari.
Kakek berpikir keras soal yang
didengarnya tadi dan berteriak memanggil Butler Ahn. Tergopoh-gopoh Butler Ahn
mendekat. Kakek langsung menyuruhnya mencari informasi tentang Oh Young Rae,
cari tau kapan ia lahir dan siapa keluarganya. Cari tau semua yang kau bisa
tanpa meninggalkan apapun. Butler Ahn akan melakukannya, tapi ia bingung dan
bertanya apa maksudnya? Kakek jadi marah dan menyuruh Butler Ahn melakukannya
saja.
Hong Do ada di rumah Yi Suk,
menunggu Yi Suk melakukan apa yang ia janjikan.. memasak untuknya. Hong Do
penasaran, apa kakek mengatakan sesuatu setelah ia pergi? Yi Suk menggeleng,
mungkin kakek sudah merasa lebih baik. Yi Suk malah mengungkit soal betapa
mudahnya ia memaafkan Hong Do, hatinya meleleh begitu saja saat Hong Do datang
ke seminar itu. Ia pasti sudah gila.
Hong Do tersenyum, tetap saja ia
merasa menyesal terhadap Kakek dan merasa bersalah pada Yi Suk. Ia bahkan
berpikir, “Apa keluar adalah hal yang benar untuk dilakukan? Orang-orang yang
aku temui, aku membuat kehidupan mereka jadi sangat sulit. Aku ingin tau apakah
aku harus kembali ke rumah?”
“Jika kau membiarkan rasa takut
mengaturmu, tak ada yang bisa terselesaikan. Jadi, kau tak mau menemuiku?”
sahut Yi Suk. Hong Do mengiyakan,
rasanya sangat sulit baginya berpikir bahwa ia tak akan melihat Yi Suk lagi. Ia
tak akan berpikir seperti itu lagi. Yi Suk setuju, meski ia merasa sangat tak
enak pada kakek. Rasanya seperti mencuri kebahagiaan terakhir seorang yang
sudah tua. Hong Do pasrah saat Yi Suk mengancamnya kalau berani-beraninya ia
menyamar lagi. Ia tak akan melakukannya lagi.
Masakan Yi Suk selesai. Ia menyuruh
Hong Do mencicipinya, dan jangan pingsan karena saking enaknya. Belum mulai
makan, kakek menelpon Yi Suk, “Siapa yang berani menipuku? Kau! Cepat
pulanglah. Aku bilang pulang!” Yi Suk terdiam dan menatap Hong Do yang
memandangnya bingung.
Komentar:
And let the drama begins! Tapi bener kata Hong Do, gara-gara dia keluar, hati 3 pria langsung kacau. Muehehe, boleh juga ya Hong Do ini? :p
Benar tu mbak, pobia org rame tp sekali keluar langsung 3 hebat........
ReplyDeleteKnp ep 13 n 14 ngak tayang ya?
Minggu ini libur tayang karena di sana libur imlek. Episode 13 - 14 baru tayang minggu depan.. :)
Delete