Yi Suk pergi ke rumah Hong Do, tapi pintu belakangnya terbuka lebar. Ia segera masuk dan memanggil-manggil Hong Do, tapi tak ada tanda-tanda keberadaannya di manapun. Yi Suk curiga dan menelpon Butler Ahn marah, apa yang kau lakukan padanya? Butler Ahn minta Yi Suk tenang, ia tak melakukan apapun. Tapi Yi Suk sudah menutup telponnya.
Butler Ahn memberitahu Kakek
kalau sepertinya Hong Do menghilang. Kakek khawatir, ini karena ibu Yi Suk menceritakan
semuanya, lalu bagaimana bisa dia menghadapinya? “Apa Anda akan membiarkan
semuanya jadi seperti ini?” tanya Butler Ahn. Kakek menyuruh Butler Ahn mencari
Hong Do, ada suatu hal yang harus diluruskan.
Hong Do di RS, pandangannya
kosong. Menurut dokter ia kelelahan. Doo Soo khawatir, apa yang terjadi? Tapi
Hong Do tak merespon sampai Doo Soo berkata akan menelpon Yi Suk. Hong Do langsung
mencegahnya, kau tak boleh menghubunginya, jangan pernah. Doo Soo makin tak
mengerti, sebenarnya apa yang terjadi? “Aku.. aku.. saudaranya.. aku
membunuhnya,” aku Hong Do. Doo Soo terdiam.
Sambil sarapan, Se Ro sibuk
berfoto dengan jaket Doo Soo dan mengirimkan fotonya ke pemiliknya. Ia akan
mengembalikannya dan bertanya di mana Doo Soo. Tapi tak ada balasan meski
pesannya terbaca.
Yi Suk baru pulang dan Butler
Ahn langsung bertanya apa Yi Suk sudah menemukan Hong Do. Yi Suk masih tak
percaya Butler Ahn tak tau apa-apa, bukankah Kakek memintamu untuk
melakukannya? Butler Ahn sungguh tak melakukannya. “Apa kau bisa bersumpah
untuk putrimu yang sudah mati?” tanya Yi Suk membuat Butler Ahn marah. Yi Suk
sedang kehilangan pikirannya sekarang dan buru-buru masuk rumah.
Di dalam, Yi Suk bertemu ibunya.
Ia mau langsung menemui Kakek, tapi Ibu mencegahnya, “Apa kau bertemu
dengannya?” Yi Suk tak habis pikir, ia tak pernah tau akan mengalami sesuatu
seperti ini. Ia tak tau kalau ibunya begitu sensitif tentang gadis-gadis yang
ia kencani. Yi Suk tak akan segera menikahinya, tapi apa yang membuat ibu
sangat membencinya? Apa yang ibu katakan padanya?
“Apa yang dia katakan?” tanya
ibu balik. Yi Suk memberitahu kalau Hong Do menghilang dan mulai curiga pada
ibunya yang pernah berkata dia bukan manusia jika muncul di depan Yi Suk lagi. Ibu
minta Yi Suk berjanji tak akan menemui Hong Do lagi, jika Yi Suk mau berjanji,
tak peduli siapapun gadis yang nantinya akan ia bawa, ibu akan menerimanya.
Yi Suk tau keadaan Hong Do tak
baik, tapi dia tak menjadi yatim piatu karena keinginannya. Hong Do benar-benar
tak melakukan sesuatu yang salah, tapi kenapa ibunya jadi seperti ini?
“Ini salahnya!” teriak ibu
mengagetkan Yi Suk, juga Se Ro yang masih ada di meja makan. Ibu mengancam
bunuh diri, tapi Yi Suk langsung memintanya berhenti, jangan mempertaruhkan hidupmu
dengan mudah seperti itu. Semua itu membuatnya dan Se Ro hidup dalam ketakutan.
“Karena ibu, hati kami
terguncang puluhan kali sehari, apa ibu benar-benar ingin mati? Atau memang
hobimu menggunakan hidupmu untuk menyakiti keluargamu? Apa menyenangkan? Ayah yang
tak tau malu dan ibu yang mencoba mengurangi rasa bersalahnya dengan upaya
bunuh diri yang tak terhitung jumlahnya. Apa ada kondisi yang lebih buruk dari
ini? Bukankah lebih baik menjadi seorang yatim piatu?” teriak Yi Suk
menumpahkan segalanya.
Plak! Ibu menamparnya. Dan Kakek
memanggilnya marah untuk ke kamarnya. Tak bergerak sedikit pun, Yi Suk langsung
bertanya apa yang Kakek lakukan pada Cha Hong Do? Yi Suk minta maaf karena
mengatakan ini, tapi ia minta ibu dan kakeknya berhenti ikut campur dalam
hubungannya. Yi Suk terlalu marah dan pergi lagi dari rumah.
Hong Do yang masih lemas pulang
ke rumahnya bersama Doo Soo. Ia terduduk lagi di lantai yang penuh foto masa
lalu. Doo Soo mengabaikan pesan Se Ro yang ingin bertemu dengannya, dan
mengajak Hong Do pergi keluar mencari udara segar. Hong Do menangis membereskan
foto-foto itu dan minta Doo Soo pergi saja. Tapi Doo Soo tak bisa
meninggalkannya dalam kondisi seperti ini, dan menuntunnya keluar.
Se Ro putus asa karena Doo Soo
sama sekali tak membalas pesannya, padahal ia butuh teman minum hari ini.
Doo Soo membawa Hong Do ke suatu
tempat yang tenang. Ia menenangkan kalau Hong Do tak melakukan kesalahan, kau masih
kecil saat itu. Hong Do menggeleng, ia ingat ia menyalakan api, khawatir apa
yang akan ia lakukan jika Yi Suk tau. Doo Soo bersedia dimanfaatkan jika Hong
Do ingin putus dan agar Yi Suk tak mencari tau tentang masa lalu. Sulit bagi
seseorang untuk menerima putus tanpa alasan, itu sebabnya Hong Do bisa
memanfaatkannya.
“Katakan padanya kau tak bisa menolakku karena aku terus menerus mendekatimu. Aku akan melakukannya. Kau hanya perlu diam di belakangku,” ujar Doo Soo. Hong Do menggeleng, tak perlu melakukan itu, ia hanya perlu mengilang.
“Katakan padanya kau tak bisa menolakku karena aku terus menerus mendekatimu. Aku akan melakukannya. Kau hanya perlu diam di belakangku,” ujar Doo Soo. Hong Do menggeleng, tak perlu melakukan itu, ia hanya perlu mengilang.
Yi Suk menunggu Hong Do di
rumahnya. Hong Do tak mengangkat telponnya, juga Doo Soo.
Tak kunjung dapat balasan, Se Ro
datang ke kantor polisi dengan jaket Doo Soo yang sudah dicucinya. Saat itu
Detektif Yang yang tumben-tumbenan berdandan rapi sedang mengangkat telpon dari
Yi Suk yang bertanya apa Doo Soo datang bekerja hari ini. Detektif Yang berkata
Doo Soo tak datang hari ini. Yi Suk yang tak menjawab siapa dirinya saat
ditanya menutup telponnya begitu saja karena Detektif Yang tak bisa memberitahu
alasan absennya Doo Soo.
Se Ro mendengar semuanya dan
langsung khawatir Doo Soo terluka lagi. Detektif Yang menenangkan kalau Doo Soo
tak terluka, salah satu dari orang tuanya mengunjungi dia atau dia pergi ke
Andong untuk melihat mereka. Se Ro tetap khawatir dan minta Detektif Yang
menghubunginya.
Detektif Yang menurut, sambil
menelpon ia bertanya soal penampilannya hari ini. Ia akan pergi kencan buta dan
menyindir Se Ro yang tak juga mengatur kencan untuknya, ia sudah dimanfaatkan
dan lelah harus menunggu lama. Se Ro jadi tak enak dan mengaku kalau ia tak
mengenal siapapun di Korea. Detektif Yang tak masalah kalaupun itu orang asing.
Se Ro sedang tidak mood sama sekali dan pergi begitu saja karena Doo Soo pun
tak mengangkat telpon Detektif Yang.
Hari sudah malam dan mereka masih
di tempat yang sama. Hong Do ingin pergi, tapi tak bisa. Menjelang pagi barulah
mereka pulang. Baru masuk, langkah Hong Do terhenti saat melihat Yi Suk tetap
menunggunya. Ia menangis, takut menghadapi Yi Suk.
Yi Suk menuntun Hong Do masuk. Ia
tak marah, tak apa-apa selama Hong Do kembali dengan aman. Yi Suk memeluk Hong
Do, ia sudah memaafkannya. Hong Do yang terengah-engah ketakutan membuat Yi Suk
melepas pelukannya heran. Yi Suk melihat ada yang salah dengan wajah Hong Do
yang pucat dan marah dengan Doo Soo yang berkeliling dengannya sepanjang malam
dan bahkan tak memberinya makan.
Doo Soo mengajak Yi Suk keluar,
ia yang akan menjelaskan. “Kau, keluar. Sebelum aku membunuhmu,” ujar Yi Suk
tegas. Doo Soo memberitahu kalau mereka menghabiskan waktu bersama semalam. “Bersama?
Apa yang kalian berdua lakukan bersama? Apa kalian tidur bersama atau sesuatu?
Apa kau berharap aku mempercayainya?”
Yi Suk minta jawaban Hong Do, ia
tak coba untuk berdebat atau mencari tau apa yang mereka lakukan sepanjang
malam. Ia sudah membuang gambaran itu sepanjang malam. Yi Suk mengkhawatirkan
Hong Do yang tampak sangat tak bernyawa, apa kau bahkan sudah makan?
Doo Soo berusaha melepaskan Hong
Do, tapi itu membuat Yi Suk marah dan menepisnya. Hong Do tak tahan lagi, ia
memeluk kaki Yi Suk dan mengaku salah berulang kali. Doo Soo minta Hong Do
bangun, kau tak melakukan kesalahan. Hong Do terus menangis histeris dan
mengaku salah pada Yi Suk. Entah apa yang dipikirkannya, Yi Suk melepaskan
pegangan Hong Do padanya dan pergi tanpa berkata apapun.
Di jalan, Yi Suk benar-benar tak
mengerti, apa mereka sudah berselingkuh atau sesuatu? Yi Suk benar-benar gila
akan ini.
Hong Do duduk sendirian di meja
makannya. Ia mendengarkan satu persatu pesan suara yang ditinggalkan Yi Suk
selagi menunggunya.
“Kau di mana? Apa kau bersama Detektif Jang? Aku tak tau apakah akan
lebih baik jika kau sendirian, atau apakah akan lebih baik jika kau bersamanya.
Aku tak tau.”
“Tidak apa-apa. Tak peduli apa yang kau katakan, dengan siapa kau, di
mana dan apa yang kau lakukan.. kau tak perlu memberitahuku. Jadi kirimkan saja
aku satu pesan untuk memberitahuku bahwa kau aman. Bahwa kau baik-baik saja. Tolong,
satu pesan saja. Ya?”
“Hong Do-ya. Cha Hong Do.. tolong angkat teleponnya. Atau katakan
sesuatu. Kenapa begitu sulit? Cha Hong Do, ini semua salahku. Situasi ini, dan
tak mencari tau bagaimana perasaanmu. Ini semua salahku. Tapi tetap saja kau
tak bisa seperti ini. Kau harus mengeluarkan cacianmu dan datang berlari
padaku. Marahlah, caci saja aku. Bukankah seharusnya kau mengatakan sesuatu
padaku seperti itu?”
Hong Do yang mendengarkan semua
pesan itu sama frustasinya seperti Yi Suk.
Detektif Yang heran melihat Doo
Soo begitu serius membaca file tahun 1992. Tapi tak ada yang ditemukan Doo Soo
di sana. Seorang anak berusia 12 tahun meninggal, tapi tidak diselidiki karena
kebakarannya disebabkan oleh anak kecil. Detektif Yang memberi saran untuk
menanyakannya ke pemadam kebakaran. Doo Soo mengangguk, ia sudah melakukannya
dan minta mereka mencari tau.
Hong Do sedang mengemasi semua
bajunya saat Yi Suk masuk. “Katakan sekarang. Aku siap mendengarnya,” ujar Yi
Suk yang mempersilahkan dirinya sendiri duduk. Hong Do tetap bergeming di
tempatnya. Yi Suk minta maaf, benar-benar minta maaf. Ia bisa membayangkan apa
yang dilakukan ibu dan kakeknya.
Hong Do berbalik, minta Yi Suk
berhenti dan jangan meminta maaf. Yi Suk bisa gila jika terus seperti ini, ia
minta Hong Do duduk di sampingnya. Hong Do tak bergerak ataupun menjawab. “Ketika
kau bilang yang kau lakukan salah, apa artinya? Aku tau kau terluka, dan
maafkan aku untuk itu. Tapi kau melakukan kesalahan apa?” tanya Yi Suk. Hong Do
minta Yi Suk tak menanyakan apapun padanya dan pergilah. Ia minta maaf, tapi ia
benar-benar ingin Yi Suk pergi.
Itu membuat Yi Suk marah dan
menghampiri Hong Do, jangan membuatnya bingung dan katakan dengan jelas, “Kau
melakukan kesalahan apa? Apa yang membuatnya begitu sulit bagimu? Apa? Apa yang
kalian berdua lakukan? Apa yang kau dan Detektif Jang lakukan?” Hong Do hanya
bisa minta maaf. Yi Suk melepaskan Hong Do dan pergi begitu saja.
Yi Suk pergi menemui Doo Soo dan
langsung memukulnya tanpa babibu, “Beritahu aku apa yang kau lakukan pada Cha
Hong Do?” Doo Soo mengaku mengambil kesempatan karena orang tua Yi Suk
menentang Hong Do. Yi Suk tak percaya, katakan dengan jelas apa yang kau
lakukan pada Cha Hong Do?
“Seorang pria dan wanita
menghabiskan malam bersama, tak bisakah kau menebak jawabannya?” jawab Doo Soo
lalu menepis tangan Yi Suk. Ia sudah memutuskan akan melakukannya dengan baik
bersama Hong Do, jadi menjauhlah.
Yi Suk tetap tak percaya, “Apa
kau pikir aku tak mengenalnya? Dan aku juga tau sedikit tentangmu, kau
benar-benar tak bisa berbohong.” Doo Soo minta Yi Suk berhenti, semakin kau
seperti ini, semakin sulit untuknya. Yi Suk tetap mendesak Doo Soo
memberitahunya, tapi Doo Soo tetap diam.
Hong Do menatap sinar matahari
yang menembus taman kecilnya, “Nenek, apa
kau tau bagaimana panasnya matahari? Pasti sangat panas jika seseorang datang
terlalu dekat, mereka akan menghilang tanpa jejak. Kuharap aku juga bisa
melakukannya. Tanpa meninggalkan jejak di dunia ini, tanpa meninggalkan
kenangan apapun pada siapa pun. Kuharap aku bisa menghilang. Seharusnya kau
bilang padaku sebelumnya, jadi aku bisa menghindari orang itu dan tak
membuatnya sakit.”
Ketukan di pintu menghentikan
lamunan Hong Do. Ibu Yi Suk datang dan frustasi mencari anaknya. Hong Do
menggeleng, tak ada Yi Suk di sini. Penuh amarah Ibu Yi Suk berkata tak tau apa
yang harus ia lakukan pada Hong Do, hanya melihatnya sudah membuat ibu jijik. Pikiran
bahwa Hong Do hidup bahagia di suatu tempat membuatnya tak tahan. Hong Do hanya
bisa minta maaf. Saat itu Yi Suk masuk tanpa ada yang menyadari.
“Anakku! Kembalikan anakku!
Anakku Il Suk! Kembalikan Il Suk!” teriak ibu histeris.
“Apa maksudnya? Il Suk?” tanya
Yi Suk mendekat tak mengerti. Ibu shock melihat kedatangan Yi Suk, ini bukan
apa-apa, ayo kita pergi. Hong Do bangkit ingin mengatakan sesuatu. Yi Suk
menatapnya, menunggunya berbicara. Ibu Yi Suk bersikeras mengajaknya keluar.
“Aku Young Ji. Nenekku adalah Oh
Young Rae.. ahjumma dari Naju. Saudaramu.. Aku..” jelas Hong Do terbata-bata.
“AAAARRGH!” teriak Yi Suk shock.
Komentar:
Trust-nya Yi Suk ke Hong Do ini keren ya?
Assalamualaikum wr.wb saya andy ingin berbagi cerita kepada anda bahwa dulunya saya ini cuma seorang pengamen jalanan yang pendapatannya tidak seberapa,buat makan saja nda cukup apalagi untuk beli obat buat ibu saya karna belakangan ini ibu saya lagi sakit sakitan jadi saya harus membantin tulang buat ibu saya dan adik saya karna bapak kami pergi meninggalkan kami entah kemana,,saya dapat nomor MBAH Darko dari teman saya..awalnya sih saya ragu tapi nda ada salahnya juga saya coba karna sudah banyak paranormal yang saya hubungi tapi tidak ada yang berhasil malahan cuma uang saya aja yang terkuras habis dan akhirnya saya menghubungi MBAH Darko dan mengikuti 4D nya yaitu 5713 dan alhamdulillah berhasil 085 394 591 995 .!!! Kini kehidupan kami sudah tidak seperti dulu lagi dan akhirnya saya juga sdh punya usaha sendiri dan bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HBG MBAH Darko nomor ritual MBAH Darko meman benar2 100tembus.
ReplyDelete