Da In benar-benar datang ke
acara pernikahan yang dihadiri Kwang Soo. Young Hoon memuji Da In yang tak
berubah dan tetap cantik. Teman-teman Kwang Soo yang lain mengenali Da In
sebagai gadis yang sangat mempermalukan Kwang Soo dulu, dan penasaran kenapa dulu
Da In memukul Kwang Soo. Yang ditanya diam saja, jadi Young Hoon yang menjawab
kalau sampai sekarang Kwang Soo belum tau alasannya, ia benar-benar menyedihkan.
Temannya jadi menduga kalau Kwang Soo selingkuh.
Kwang Soo kesal dan minta mereka
pikirkan urusan mereka saja sendiri. Semua penasaran dan menyuruh Kwang Soo
bertanya langsung sekarang, sudah lebih dari 10 tahun, tanya saja dengan
santai. Kwang Soo makin kesal. Young Hoon dan teman Kwang Soo yang lain bangkit
untuk bertanya pada Da In, tapi Kwang Soo mencegah mereka, ia akan mengatasinya
sendiri.
Kwang Soo mengamati Da In sedang
membujuk Eun Suh makan. Rupanya Eun Suh enggan makan karena ia pipis di celana,
Da In baru sadar saat memangkunya. Da In pun berpamitan dan pulang duluan. Di seberang
sana, Young Hoon dan teman-teman Kwang Soo masih saja membahas soal mereka
berdua. Temannya berpikir kalau Kwang Soo lah yang akan menikah dengan Da In,
tapi.. Young Hoon sampai bilang kau tak pernah tau sampai kau sudah ada di
gedung pernikahan.
Temannya menyuruh Kwang Soo segera menikah,
ini bukan karena kau belum bisa melupakannya kan? Temannya yang lain tak
sependapat, standar Kwang Soo terlalu tinggi karena ia sepanjang waktu ada di
dekat selebritis. Dan tanggapan Kwang Soo? Ia diam saja mendengar ocehan
mereka.
Da In menggendong Eun Suh yang
menangis pulang, tapi tak ada taksi yang mau berhenti. Sebuah mobil berhenti,
mobil Kwang Soo. Ia menyuruh Da In masuk. Awalnya ragu, tapi Da In tak menolak
karena Eun Suh yang rewel. Suasana canggung di dalam mobil. Kwang Soo bertanya
kabar Da In. Tak ada jawaban, jadi Kwang Soo bergumam kalau Da In pasti
baik-baik saja.
“Dimana aku harus menurunkanmu?”
tanya Kwang Soo lagi. Dan lagi, tak ada jawaban. Kwang Soo sadar sendiri kalau
mereka tinggal di gedung yang sama. Agar tak makin canggung, Kwang Soo menyetel
radio, tapi semua lagunya begitu berisik, Da In khawatir Eun Suh terbangun. Kwang
Soo pun ganti memutar CD, tapi yang terputar adalah lagu kenangan mereka dulu. Dalam
diam, kenangan manis mereka dulu terputar lagi.
Mereka sampai. Suasana masih
sangat canggung, sampai-sampai pertanyaan yang keluar dari mulut Kwang Soo
malah soal sashimi tadi enak kan? Da In masih diam saja, dan Kwang Soo kembali
menjawab pertanyaannya sendiri. Kwang Soo akan bertanya lagi, tapi tak jadi dan
menyuruh Da In masuk saja. Da In akhirnya membuka mulut, berterimakasih. Hanya
itu yang ingin ia katakan. Da In tak memberi kesempatan pada Kwang Soo yang
mungkin saja akhirnya berani bertanya soal masa lalu mereka dan pamit masuk
duluan.
Kwang Soo mengingat hari itu. Bagaimanapun
ia mengetuk pintu rumah Da In, pintu itu tak pernah terbuka. Meski Kwang Soo
menangis dan berteriak mengaku ia yang bersalah. Dan sampai sekarang, Kwang Soo
masih di tempat yang sama saat mereka berpisah hari itu (a.k.a doi belom move
on).
Meski tadinya menolak, Jin Gu
ikut juga dengan temannya bersenang-senang di tempat yang penuh para gadis. Mencoba
menghibur, temannya berkata Jin Gu dan Se Young tak cocok, ia sedikit pendek,
dan terlalu keras kepala. Jin Gu minta temannya diam. Temannya menurut dan
mengajak Jin Gu bersenang-senang.
Se Young juga bersama temannya,
minum-minum. Sun Ah kaget Jin Gu mencium Se Young lagi. Kang Jin Gu benar-benar
masih pria brengsek, lalu apa yang akan kau lakukan? Se Young tak tau, setelah
susah payah menjadi teman, sekarang jadi tak nyaman lagi. Se Young bahkan tak
ingin melihatnya. Sun Ah berkata kalau Se Young harusnya berkencan dengan pria,
bukannya berteman dengan mereka. Se Young tak setuju, jika kau bisa bicara hati
ke hati dan bersandar pada mereka, kau bisa berteman. Menurut Sun Ah, hal seperti
itu dilakukan pada pasangan.
“Tetap saja kau harus tulus
untuk mencintai dan bergantung satu sama lain,” sahut Se Young. Sun Ah malah
merasa Se Young hidup di negeri dongeng, ketulusan? Ia tak menyuruh Se Young
menikah. Jin Gu oppa good looking dan dia menyukaimu, jadi cukup berkencan saja
sekarang, meskipun dia playboy dan brengsek (ehh, tadi muji kok terus menghina?
Hahaa). Se Young bisa putus kalau Jin Gu benar-benar tak berubah setelah
beberapa kali kencan. Kencan saja dulu, khawatir belakangan.
Se Young tak bisa seperti itu. Tapi
Sun Ah hanya memberi jalan keluar saat Se Young menyukai seseorang, jangan
terlalu percaya akan ketulusan agar tak terlalu sakit nantinya. Dan lagi kenapa
kau butuh ketulusan 100%?
Jin Gu tampak bersenang-senang
dan berhasil memikat seorang gadis cantik. Temannya menyuruh gadis itu
berhati-hati, ia sangat brengsek. Gadis itu tak ambil pusing, ia merasa Jin Gu
tampak seperti pria baik dan lembut. Jin Gu malah membenarkan perkataan temannya,
ia memang pria brengsek, ia hanya tulus saat ingin. Gadis itu tak masalah, selama
kau tulus sekarang. Jin Gu membenarkan, dan bergumam soal Se Young yang bodoh
dan ketinggalan jaman.
Sun Ah jujur pada Se Young kalau
ia juga naksir berat pada Jin Gu. “Apa dia menciummu juga?” tanya Se Young
langsung. Sun Ah mengangguk... dalam mimpi. Hahahaa, Se Young sampe kesal. Sun
Ah heran, kenapa Jin Gu tak menggodanya juga. Ia jadi benar-benar marah, harga
dirinya terluka, hahaha *ngakak lagi*.
Sun Ah mulai sedikit serius, Jin
Gu memang sudah mematahkan hati banyak wanita, tapi itu bukan salahnya juga. Ia
membuat orang merasa bersemangat dan bisa membuatmu nyaman, pantas saja semua
gadis yang berbicara padanya bisa jatuh cinta. Menurut Se Young itu cuma
ketulusan sementara, mana bisa kau tulus pada semua gadis secara bersamaan? Dia
benar-benar playboy kelas kakap. Sun Ah tersenyum curiga, “Kau juga menyukainya
kan?” Se Young menyangkal, berkali-kali. Tapi itu malah meyakinkan Sun Ah kalau
tebakannya benar.
Jin Gu tak bersemangat dan
menjawab semua pertanyaan gadis di sebelahnya dengan ‘tak tau’. Gadis itu mengajak Jin Gu keluar, ia akan ganti baju dan menunggu
di depan. Tapi Jin Gu tak muncul meski gadis itu menunggu lama.
Ya Jin Gu-nya
aja udah ada di taksi. Jin Gu menelpon Se Young, tersambung tapi tak ada
jawaban. Jin Gu mengirim pesan, ‘Se
Young, ayo bicara.’ Jin Gu bergumam dalam hati kenapa ia tak menyadari ini
lebih cepat.
[Spring, 2012. Jin Gu’s story]
Jin Gu dan Se Young mengerjakan
tugas berdua. Tapi hanya Se Young yang bekerja, Jin Gu daritadi hanya tersenyum
menatap Se Young. Dilihatin begitu, Se Young jadi salah tingkah. “Kenapa? Kau
khawatir aku mungkin akan menciummu?” goda Jin Gu. Se Young makin gugup dan menyangkal,
tapi Jin Gu terus mendekat.. dan benar-benar menciumnya. Se Young membeku. Saat
melepas ciumannya, Jin Gu menempelkan telunjuk di bibirnya, minta ini jadi
rahasia mereka berdua.
Jin Gu: [Semuanya terbiasa mudah padaku. Aku tak takut pada apapun.]
Dan ya, Jin Gu si playboy juga mencium gadis-gadis lain dan minta mereka merahasiakan ini. Sayangnya, Se Young memergoki kelakuan Jin Gu itu. Ia berbalik pergi dengan hati hancur.
Jin Gu: [Lalu suatu hari, aku menemukan seorang gadis yang untuk pertama kalinya
aku tak ingin kehilangan dia.]
Saat karaoke bersama kantor, Se
Young menyanyi penuh penghayatan. Sementara Jin Gu seperti biasa sibuk meladeni
gadis-gadis. Sampai ia tak sengaja menatap Se Young yang menyanyi, dan tak bisa
melepaskan pandangannya.
Jin Gu: [Mereka bilang butuh 7 detik untuk seorang pria jatuh cinta dengan
seorang gadis. Tapi perlu 7 bulan untukku. Itulah bagaimana aku jatuh cinta
padanya. Tapi kami benar-benar menjadi teman baik setelah itu.]
Back to now. Tak ada jawaban
untuk pesan Jin Gu. Sun Ah minta Se Young berhenti berbohong, kau bilang tidak
tapi kau peduli padanya, dan kau tau, kau sangat cantik waktu itu. Sangat cantik,
kau bukan Miss Piggy yang kukenal. Gadis memang seperti itu, saat jatuh cinta
mereka jadi lebih cantik. Se Young diam saja.
Jin Gu menunggu Se Young di
halte tempat bis 909 yang biasa mereka tumpangi berhenti. Dan tetap tak ada
balasan pesan dari Se Young. Jin Gu mengamati setiap bis 909 yang berhenti,
tapi tak ada Se Young di situ. Se Young ada di bis selanjutnya, namun saat
melihat Jin Gu yang duduk menunggunya, Se Young urung turun dari bis.
Di bis, pesan dari Jin Gu
kembali masuk, dan Se Young kembali mengabaikannya. Perkataan Sun Ah tadi
mengingatkannya akan perlakuan manis Jin Gu. Jin Gu memberinya tempat kartu
nama yang cantik karena Se Young selalu saja kehilangan kartu namanya, bonus
kartu nama Jin Gu di situ. Se Young tersentuh meski Jin Gu mengomelinya seperti
orang pikun yang selalu lupa. Dan kartu nama Jin Gu di situ agar Se Young
menelponnya saat memikirkan Jin Gu. Diam-diam Se Young tertawa senang.
Saat Jin Gu menciumnya
sebenarnya Se Young sangat sangat gembira. Ia bahkan semangat berlatih dandan. Dan
ya, Se Young sangat cantik hari itu. Tapi kegembiraannya lenyap saat melihat
Jin Gu mencium gadis lain. Hatinya patah, karena Jin Gu sama sekali tak merasa
bersalah.
Jin Gu masih menunggu Se Young.
[Sangat sulit bagiku untuk
memberitahunya. Tapi aku tak bisa memberitahunya apa yang benar-benar ingin
kukatakan.]
Min Gu: [Kau membuatku tersenyum begitu lebar] |
Kwang Soo: [... tapi kau juga membuatku sangat kesepian.] |
Komentar:
Menurutku Jin Gu bersalah, dia udah nyakitin banyak anak gadisnya orang sih. Se Young mungkin memang masih suka, tapi wajar kalau dia berat untuk percaya lagi sama Jin Gu. Se Young takut jatuh di lubang yang sama dua kali, dan memperdalam luka lamanya.
Duh, ini masih episode awal-awal kenapa udah gloomy amat begini sih?
No comments:
Post a Comment