Thursday, September 18, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 6


Track 6. We love aliens

Kang Min Gu (19 tahun): Satu tujuan dari sekarang!
Go Kwang Soo (39 tahun): Misteri 1 dekade, masih tak mengerti mengapa aku dicampakkan
Kang Jin Gu (29 tahun): Aku tulus untuk pertama kalinya, tapi aku tak bisa memberitahunya apa yang benar-benar ingin kukatakan

Jin Gu masuk kerja dengan tak bersemangat, semua pesannya tak mendapat balasan dari Se Young. Saat duduk di mejanya, Jin Gu hanya bisa mendesah tak percaya karena Se Young menaruh kotak tisu dan setumpuk buku di antara kubikel mereka. Se Young benar-benar tak ingin melihat Jin Gu. Tanpa menyingkirkan penghalang itu, Se Young minta Jin Gu mencetak foto-foto trip mereka, direktur membutuhkannya. Jin Gu mengiyakan.


Jin Gu: [Ada tembok yang lebih besar dan keras dibandingkan Tembok Besar Cina, itu adalah pikiran wanita yang tertutup pada seorang pria.]


Dan Se Young terus menghindari Jin Gu di setiap kesempatan.


Kwang Soo kena semprot atasannya karena scriptwriter utama acaranya kabur dari tanggung jawab dan rating benar-benar kacau. Ia tak yakin acara minggu ini akan berjalan lancar. Kwang Soo diam saja. Atasannya kesal, berpikir Kwang Soo ingin kembali menjadi produser acara musik. Kwang Soo akhirnya membuka mulut dan minta atasannya tenang, ia akan menelpon dan bertemu mereka nanti. Atasannya mengancam Kwang Soo dipindah ke programming department kalau acara ini tak berjalan lancar. Kwang Soo tak menanggapi dan bangkit pergi.


Young Hoon yang tau apa yang terjadi malah minta ditraktir daging mahal, karena bayaran scriptwriter itu pasti disimpan Kwang Soo. Kwang Soo minta Young Hoon berhenti. Tapi Young Hoon malah heran, apa rahasia Kwang Soo sampai semua gadis lari seperti itu? Kwang Soo tak mengerti, dia harusnya memberitahuku kalau dia mau keluar. Young Hoon tak setuju, dia pasti berkata sesuatu sebelumnya. Perpisahan selalu punya tanda-tanda.


Kwang Soo heran, tanda? Young Hoon malah teringat pada Da In, ia yakin Da In memberi tanda sebelum mencampakkanmu. Kwang Soo saja yang idiot dan tak bisa menyadarinya. Kwang Soo kesal, karena ujung-ujungnya pasti Da In lagi yang dibahas, ia sudah melupakan Da In. Dari istrinya, Young Hoon tau kalau perkataan seorang gadis punya ratusan makna yang berbeda. Kwang Soo menghembuskan napas panjang, mengapa mereka tak mengatakannya saja? Young Hoon menyuruh Kwang Soo belajar bahasa wanita untuk bisa menikah. Dan itu malah membuat Kwang Soo ingin tetap single.


Tapi.. Kwang Soo kembali teringat soal Da In. Ia mendesak Da In mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Da In hanya terus menggeleng, ia tak kecewa, meski ekspresinya berkata sebaliknya.

Kwang Soo: [Aku bagus dalam mengisi lembar kosong di ujianku, tapi bahasa wanita selalu membuatku tak bisa menuliskan apapun]





Min Gu bersama dua temannya. Temannya yang kurus memberi saran agar Min Gu mengirim pesan ke Soo Ah bertanya begini, ‘Kau tak menyukaiku?’ Jika dia membalas, ‘Huh? No.’ Maka dia tak menyukai ataupun membencimu. Jika dia membalas, ‘Apa? Kenapa?’ Maka dia pasti menyukaimu. “Lalu bagaimana kalau dia mengabaikan pesannya?” tanya teman satunya. Itu berarti dia tidak peduli. Teman satunya sependapat dan menyuruh Min Gu melakukannya, “Aku punya perasaan dia akan mengabaikanmu.” Hahaa, Min Gu langsung kesal dan menendang temannya itu.


Min Gu tak mau, hanya pengecut yang melakukan itu, dia adalah... “Takdirku,” lanjut temannya kompak menertawakan Min Gu. Tapi begitu di luar, Min Gu melakukannya juga. Ia hampir mengirim pesan itu, tapi berubah pikiran dan menghapusnya. Sebagai gantinya, Min Gu pose selfie seperti biasa dan mengupload ke SNS-nya dengan caption ‘Kau tak boleh punya keraguan terhadap takdirmu’.


Min Gu menunggu Soo Ah seperti biasa, dan kembali memberikan sekotak susu begitu Soo Ah muncul. “Kau suka kopi susu? Tebak apa yang aku suka? Aku suka padamu,” ujar Min Gu pede. Soo Ah hanya mendengus dan melangkah masuk. Min Gu memanggil Soo Ah lagi, berkata mereka sudah berkencan selama 10 hari! Soo Ah tak tampak terkesan dan masuk.


Di dalam, dua teman Soo Ah ternyata mengintip dari jendela dan langsung kaget saat tau Soo Ah sudah di belakang mereka. Mereka penasaran dengan apa yang dikatakan Min Gu tadi. Soo Ah mengeluh Min Gu adalah pria paling kekanakan yang pernah dikenalnya. Temannya tak setuju. Soo Ah memberitahu ia memberiku susu dan berkata ‘i love you’. Temannya langsung ngakak nyembur, haha.


Soo Ah jadi berubah pikiran, tadinya ia akan meladeni karena Min Gu cute, tapi ini terlalu memuakkan. Temannya tak percaya Soo Ah sudah lelah pada Min Gu. Soo Ah tak peduli, menurutnya lebih baik Min Gu gabung One Direction saja.


Soo Ah kesal pada Min Gu yang mengikutinya kemanapun. Saat di bis yang penuh pun, Min Gu melindunginya berlebihan, Soo Ah jadi berpikir Min Gu terlalu banyak menonton drama, itu sangat memalukan. Soo Ah mencari sisi kejantanan dari atlet judo, tapi anak sekolah benar-benar tak bisa diharapkan. Tapi Min Gu malah terus menerus berkata soal ia takdirnya. Temannya bertanya lalu apa yang akan Soo Ah lakukan, apa kau akan mencampakkannya? Tak akan, jawab Soo Ah, dia akan pergi dengan sendirinya. Soo Ah sudah punya rencana.


Jin Gu dimarahi bosnya yang menyebalkan karena program partner matching dibatalkan karena insiden pada tamu. Jin Gu berkata akan melihat situasi dan bertindak. Tapi bosnya makin tak terima saat Jin Gu berkata bosnya yang menyuruhnya melakukan ini. Jin Gu terpaksa menurut saat bosnya menyuruh membereskan kekacauan ini.


Bosnya bertanya pada Se Young soal pamflet program yang batal itu, kau belum mengirimnya kan? Tapi Se Young sudah mengirimnya ke percetakan minggu lalu, 3000 kopi. Makin pusinglah si bos menyebalkan dan ganti memarahi Se Young. Jin Gu membelanya, ini di luar kendali mereka, mereka tak tau ini akan terjadi. Protes Jin Gu membuat  si bos makin marah, kau harusnya meminta maaf dan mengatasi masalah secepatnya.


Jin Gu bersikeras berkata Se Young tak melakukan sesuatu yang salah, ia yang harus disalahkan karena ia yang merencanakan ini. Jin Gu yang akan bertanggung jawab atas semuanya. Bosnya menyindir cinta Jin Gu pada rekan kerjanya ini benar-benar menyentuh, kau tak bekerja selama trip dan hanya sibuk mengambil foto lovey dovey bersama. Jin Gu beralasan foto itu untuk simulasi couple trip. Bosnya tak mau dengar, ia menyuruh Jin Gu dan Se Young menuliskan kejadian dan solusinya sebelum akhir minggu ini. Artinya, mereka harus lembur menyelesaikannya.


Dong Gu dan Baek Ji berlatih di sekolah akting. Dong Gu meraih tangan Baek Ji dan menaruh di dadanya dengan meyakinkan, tapi pengucapan dialognya yang seperti mengeja membuat semuanya tertawa. Baek Ji sampai malu. Gurunya pengertian dan minta Dong Gu berlatih lagi dulu. Dan, gantian Min Joon yang melakukannya. Tentu dengan meyakinkan, sampai Baek Ji terpesona dan benar-benar gugup.


Saat kembali ke tempat duduk, Baek Ji menoleh ke Dong Gu sekilas, tapi lalu tersenyum pada Min Joon. Panggilan Dong Gu bahkan diabaikan Baek Ji yang terpesona pada Min Joon. Dong Gu hanya bisa melirik kesal.


Soo Ah selesai les, dan Min Gu kembali muncul. Soo Ah bertanya kapan Min Gu akan berhenti mengikutinya? Tak pernah, jawab Min Gu, ini selamanya.. karena kau takdirku. Soo Ah ragu, tapi Min Joon bisa merasakannya di hatinya. Soo Ah minta mereka membuktikannya, apakah ia takdir Min Gu atau bukan. Jika Min Gu berhasil, ia akan percaya. Min Gu meraih tangan Soo Ah ke dadanya, itu tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan di sini. Soo Ah buru-buru melepaskan tangannya, lalu haruskah kita mengujinya? Min Gu bingung, bagaimana caranya? Soo Ah ingin melakukannya seperti di film Serendipity. Min Gu tak mengerti itu film apa. Sama doong eike juga, hahaa.


Bersama dua temannya, Min Gu mencari tau soal film itu. Rupanya si dua tokoh utama menentukan mereka takdir atau bukan dengan masuk di lift yang berbeda, jika mereka menekan tombol lantai yang sama dan keluar bersamaan, maka itu takdir. Temannya merasa ini tak masuk akal, semua berdasar probabilitas, persentasenya 1:15. Mereka jadi yakin Soo Ah pasti tak menyukai Min Gu. Dia pasti merencanakan ini karena Min Gu terus mengoceh soal takdir.


Temannya takin Soo Ah pasti akan memencet nomor favoritnya, dan kemungkinan.. lantai pertama. “Semua itu trik, secara natural kau akan menekan tombol dan naik, tapi dia menekan satu dan tetap di situ,” duga temannya. Itu hal yang tak terpikirkan orang dan dengan begitu Min Gu akan menyingkir darinya. Hahaa, Min Gu langsung kesal karena temannya malah menjatuhkannya. Teman satunya menenangkan dan bertanya apa Min Gu benar-benar tak akan menemui Soo Ah lagi jika gagal? Min Gu mengiyakan, tapi  ia yakin akan berhasil. Temannya yang kurus masih yakin Soo Ah akan menekan lantai satu, dan Min Gu pun kembali kesal.


Kwang Soo makan bersama Young Hoon. Ia masih belum menemukan scriptwriter acaranya. Young Hoon yang sudah menikah selama beberapa tahun berkata kalau mereka tak akan pernah mengerti wanita dengan alasan mereka sendiri. Young Hoon menyuruh Kwang Soo jangan banyak berpikir, langsung saja berkata ini salahmu dan minta maaf. Kwang Soo masih tak mengerti kesalahannya, dia harusnya tak pergi begitu saja. Dan Young Hoon kembali mengungkit Da In, ia pasti pergi karena kau yang seperti ini. Kwang Soo pun kesal, Da In lagi, Da In lagi.


Da In merasa bos Se Young berlebihan, kau harus lembur? Jin Gu juga? Se Young diam saja. Go Eun merasa Jin Gu sangat keren saat membela Se Young tadi, dia selalu menggoda sana sini, tapi serius saat bekerja, bukankah pria pekerja keras itu hot? Da In setuju, tapi itu akan sulit untuk gadisnya, pria terburuk adalah pria yang sibuk. Go Eun menebak ini pengalaman pribadi yang langsung disangkal Da In. Go Eun jadi penasaran dan mendesak Da In menceritakannya, tipe pria seperti apa yang unni sukai?

“Kau pacaran dengan pria yang sangat sibuk?” tebak Se Young. Da In mengiyakan, ia sangat sibuk, yang tersibuk di dunia. “Apa pekerjaannya?” tanya Se Young.


TV produser, jawab Da In, ia pria yang baik. Ia sangat sibuk sebagai asisten produser, dan selalu tertidur tiap berkencan (hahaa, kayak Jang Mi dong!). Awalnya Da In merasa bersalah padanya, tapi ia kecewa karena itu berlanjut. Lalu saat harusnya ia bertemu teman-teman Da In untuk pertama kalinya, Kwang Soo datang meski terlambat, tapi penuh keringat dan belum mandi saking sibuknya. Da In bersyukur Kwang Soo datang pada waktunya, tapi mungkin karena saat itu ia belum dewasa, ia merasa kecewa.


Go Eun setuju, ia harusnya tampak menarik saat bertemu temanmu, ia benar-benar clueless. Tapi menurut Se Young yang penting ia datang, ia sedang bekerja sebelumnya, pria yang tampil rapi dan tebar pesona pada temanmu itu yang terburuk. Da In tersenyum, ia mengerti karena itu pekerjaan yang sibuk, tapi karena terus mengatakan ia baik-baik saja, lama-lama Kwang Soo berpikir itu benar-benar baik-baik saja. Go Eun merasa itu karena Da In terlalu pemaaf.

Da In jatuh cinta pada Kwang Soo yang selalu bekerja keras. Ia seorang yang ambisius dengan mimpi yang besar, tapi ia mendahulukan karirnya ketimbang kehidupan percintaannya.


“Tak mungkin!” sangkal Kwang Soo, ia sudah melakukan yang terbaik untuk Da In. Young Hoon setuju, kau bahkan hampir dipecat karena dia. Bukan itu saja, Kwang Soo bahkan nyaris mati. Ia begadang semalaman dan terpaksa minum minuman berenergi nonstop agar bisa bertemu Da In. Mereka nonton film bersama dan rasa kantuk Kwang Soo hilang saat melihat tawa Da In. Di kencan yang lain juga, Kwang Soo yang kelelahan langsung bersemangat tiap bertemu Da In.


Kwang Soo tanya apa Young Hoon ingat saat ia kabur dari lokasi syuting di Yangpyeong? Young Hoon ingat, insiden hilangnya Go Kwang Soo. Itu karena Da In ingin mempertemukannya dengan temannya, saat itu Kwang Soo terpaksa berlari karena jalanan macet sekali. Kwang Soo tak mengerti, ia sudah melakukan semua yang Da In inginkan.


Dan apa yang sebenarnya diinginkan Da In? Ia hanya ingin Kwang Soo lebih sering menelponnya, atau mengirim pesan kalau ia merindukannya sudah cukup. Go Eun setuju, pria punya waktu untuk merokok, tapi tidak untuk mengirim pesan. Se Young malah merasa itu lebih baik dibandingkan pria yang mendapat pesan dari jutaan gadis (cemburu ya mbak? :p). “Itulah kenapa kau putus?” tanya Go Eun pada Da In. Da In berkata mereka putus karena hari itu.


Young Hoon yakin di hari itu pasti ada alasan yang penting. Kwang Soo menyangkal. Young Hoo tetap yakin kalau ada yang terjadi. Kwang Soo yang kesal karena Young Hoon terus saja mencampuri urusannya pergi begitu saja. Tinggal Young Hoon panik memanggilnya kembali, ia tak bawa dompet, haha.


Mau tak mau Kwang Soo kepikiran, apa benar-benar ada tanda sebelum mereka berpisah? Perpisahan datang secara tak terduga untuk pria.


Dong Gu mencuri dengar saat Min Joon menembak Baek Ji untuk jadi pacarnya. Ia janji akan mengajak Baek Ji main sepeda dan piano bersama, ia juga akan mentraktir Baek Ji. Baek Ji berpikir sejenak, lalu tersenyum mengiyakan. Dong Gu langsung lemas mendengarnya, ‘Aku menghabiskan 3 tahun hidupku bersama Baek Ji, dan beginilah kami berpisah.’ Aah, poor urri Dong Gu, ekspresinya itu lho nggak nahan, hahaa.


Jam pulang kantor, tapi Se Young dan Jin Gu tetap bertahan karena tugas dari bos mereka. Sebelum pulang Go Eun menyemangati mereka dan memberi kue untuk mereka, masing-masing 1. Jae Bum datang menawarkan bantuan untuk Se Young, tapi Se Young tertawa, ia baik-baik saja dan menyuruh Jae Bum pulang saja. Jae Bum hanya berpesan agar Se Young dan Jin Gu jangan bertengkar lagi lalu pulang.


Jin Gu dan Se Young menyelesaikan pekerjaan mereka dalam diam. Meski Jin Gu berkali-kali melirik ke arah Se Young. Sudah jam 9 lebih, Jin Gu berdehem dan bertanya apa Se Young tak mau makan? Se Young hanya menyahut ia tak nafsu makan. Jin Gu bangkit dan keluar cari makan sendiri, sampai lantai bawah, Jin Gu baru sadar dompetnya ketinggalan.


Saat kembali, rupanya Se Young sedang makan ramen dengan lahap. Jin Gu hanya diam memandanginya sampai Se Young sadar sendiri. Jin Gu mengambil dompetnya dan pergi lagi tanpa berkata apapun.


Mereka masih bekerja saat petugas cleaning service datang hendak membersihkan ruangan. Terpaksa mereka menunggu di luar dulu. Lagi-lagi dalam diam, karena keduanya memilih sibuk dengan ponsel masing-masing.


Jam 11. Se Young minta petunjuk temannya via telpon, ia bingung dengan pengaturan di komputernya. Tanpa berkata apapun, Jin Gu membenarkan apa yang Se Young tak mengerti. Bukannya berterimakasih, Se Young malah pergi keluar, lanjut berbicara dengan temannya. Jin Gu hanya bisa mendesah tak percaya. Btw entah ya siapa yang ditelpon Se Young.


Min Gu mengingat negosiasinya dengan Soo Ah soal takdir mereka, 15 lantai terlalu banyak, bagaimana kalau 5? Soo Ah tak menanggapi dan hanya berkata sampai bertemu di sana besok sebelum pergi. Lagi galau-galaunya, teman Min Gu menelpon, ia punya solusi agar bisa berhenti di lantai yang sama. Mendengar Min Gu tak semangat, temannya berpikir Min Gu tak khawatir karena Soo Ah takdirnya dan akan menutup telponnya.


Min Gu buru-buru bangun dan menyuruh temannya menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya. Temannya tertawa, ini tak gratis, ia minta tanda tangan semua member A Pink. Min Gu setuju, ia akan minta ke pamannya. Dan temannya pun memberitahu rencananya. Min Gu takjub mendengarnya dan merasa rencana ini mengagumkan.


Ibu menggotong tumpukan koran yang berat sendirian dan mengeluh ia punya 3 pria dewasa di rumah, tapi tak satupun yang mau membantu. Jin Gu berdalih ia sudah menawarkan diri membuangnya semalam. Ibu tak mau karena buang sampah malam-malam akan membawa kesialan (lah, aku kalo buang sampah selalu malem ik?).


Jin Gu mengerti dan akan membuangnya sambil berangkat kerja nanti. Ibu menyuruh Jin Gu pergi kerja saja, dan ganti menyuruh Min Gu yang membuangnya. Tapi Min Gu beralasan ia sudah senior sekarang, kata ibu itu akan membawa ketidakberuntungan. Min Gu pun buru-buru pergi, ada hal penting yang harus ia lakukan.


Kwang Soo baru bangun, dan ibu langsung mengomelinya, apa kau tak bekerja? Saat Kwang Soo bilang ia akan pergi kerja setelah makan siang, ibu langsung menyuruhnya pergi buang sampah. Kwang Soo hanya melirik tumpukan sampah itu malas. Ibu melihat Dong Gu yang tak bersemangat makan dan menyuruhnya menghabiskan bayam, itu bagus untuk pertumbuhan gigi.


Dong Gu malah bertanya apa ia bisa pergi ke sekolah akting yang lain? Ibu penasaran dengan apa yang terjadi, apa ini karena Min Joon? “Tidak, kenapa aku harus peduli padanya?” sangkal Dong Gu. Ibu setuju dan menghibur Dong Gu, saat gigimu tumbuh, kau akan jadi yang paling cute. Itu sekolah akting paling bagus, semua anak aktor pergi kesitu dan kau bisa bertemu Baek Ji setiap hari kan.


Dong Gu makin sedih. Ibu membujuk Dong Gu memakan bayamnya agar giginya cepat tumbuh, dan Dong Gu menghabiskannya penuh emosi. Hahaa, lagi emosi aja Dong Gu cute amat sih?


Kwang Soo pergi juga membuang sampah. Jin Gu yang akan pergi kerja melihat Da In juga hendak membuang sampah dan menyapanya. Mereka baru sadar kalau tinggal di gedung yang sama, hanya lantai yang berbeda. Jin Gu ingat kalau keluarganya salah paham pada Da In karena suara ribut di lantai atas. Da In tertawa mengiyakan, itu kesalahpahaman karena tetangganya.


Kwang Soo mendengar percakapan mereka dan buru-buru kabur setelah selesai dengan urusan sampahnya. Tapi Jin Gu melihat dan berteriak memanggilnya, paman! Kwang Soo tak mau berbalik. Jadi Jin Gu terpaksa menariknya dan mengenalkan Da In sebagai temannya yang bekerja di cafe favoritnya. Suasana canggung. Kwang Soo hanya mengiyakan saat Jin Gu bertanya Da In cantik kan? Dan Jin Gu ganti bertanya pendapat Da In soal pamannya, dia tampak tua tapi dia masih single.


Da In berkata mereka pernah bertemu sebelumnya. Jin Gu merasa mereka berdua sangat cocok, pamannya memang tampak tua, tapi ia masih 30an, meskipun hampir 40. “Apa kau tak berangkat kerja?” tanya Kwang Soo. Jin Gu mengerti dan pergi meninggalkan mereka berdua. Tanpa berkata apapun, Da In segera menyelesaikan urusannya. Namun saat beres dengan sampahnya, Kwang Soo masih di tempat yang sama. Kwang Soo ingin mengatakan sesuatu, tapi Da In hanya berkata Kwang Soo tampak baik-baik saja lalu pergi (nggak tampak tua maksudnya).


Kwang Soo menceritakan itu pada Young Hoon, yang ia sesalkan kenapa harus pas buang sampah? Young Hoon mendengus, katanya kau sudah melupakannya dan tak peduli lagi. Bukan itu, sangkal Kwang Soo, celana pendekku hanya terlalu pendek. Sekarang Young Hoon tau kenapa Kwang Soo dicampakkan, kau terlalu memaksa kan di hari kau melamarnya? Bagaimanapun itu suprise event, jawab Kwang Soo. Dugaan lain Young Hoon, Da In tak pede karena tanpa full make up waktu itu, istrinya saja mau jogging butuh waktu 30 menit untuk dandan. Kwang Soo tak sependapat, Da In tak peduli pada hal semacam itu. “Itu yang kau pikirkan! Wanita itu spesies yang berbeda,” sahut Young Hoon.


Lalu apa solusi untuk Min Gu? Jadi, kedua temannya akan ada di gedung itu sebelum Min Gu datang, menyogok satpam dengan minuman, lalu mereka akan mengawasi CCTV lift dari ruang security. Mereka akan melihat tombol yang ditekan Soo Ah dan langsung memberitahu Min Gu. Ide briliant, tapi Min Gu sedikit ragu, apa tombolnya akan kelihatan dari CCTV? Temannya yakin pasti akan kelihatan. Lalu bagaimana kalau tak ada koneksi di lift? Temannya meyakinkan kalau dia sudah melakukan simulasi pada strategi ini.


“Haruskah kau melakukan ini pada takdirmu?” tanya teman Min Gu yang kurus. Min Gu berkata kau harus berusaha untuk takdirmu. Jika sukses, Min Gu langsung berkencan dengan Soo Ah. Min Gu merasa ia sudah memiliki Soo Ah, tapi ia akan membuat semuanya clear hari ini. (Btw, sampe sekarang aku belum tau nama temen-temennya Min Gu, hahaa..)


Se Young menyempatkan diri ke cafe Da In, nanti malam ia masih harus lembur. “Jin Gu juga?” tanya Da In. Se Young hanya menjawab tak tau. “Kalian belum berbaikan?” tanya Da In. Se Young enggan, mereka hanya rekan kerja. “Tapi itu akan tak nyaman,” lanjut Da In. Se Young segera menyangkal kalau ia sama sekali tak merasa tak nyaman. Da In tak percaya, tampak jelas kalau sebaliknya.


Go Eun bergabung dan minta Da In menceritakan part 2-nya, mengapa kau mencampakkannya saat dia melamarmu? Da In menyangkal, ia tak mencampakkannya. Se Young penasaran, lalu kenapa kalian berpisah? Da In tak ingin membahasnya, ini semua masa lalu. Tapi luluh juga karena Se Young dan Go Eun begitu penasaran.


Da In bercerita mereka tak pernah liburan bersama sekalipun karena dia sangat sibuk. Saat berencana ke Pulau Jeju, Da In sudah menunggu lama di bandara, tapi Kwang Soo tak bisa datang. Da In maklum, mereka bisa pergi lain kali. Da In berkata semua baik-baik saja, tapi tak bisa mencegah air matanya untuk tak keluar.


Da In tau Kwang Soo pria yang baik, tapi sepanjang waktu ia merasa seperti cintanya hanya satu sisi. Semakin Da In mencintainya, semakin ia merasa kesepian. Dan saat itu, Da In tak bermaksud untuk berpisah, ia hanya ingin bertanya secara jujur, apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi ini? Tapi tanpa mendengarkan Da In, Kwang Soo menariknya menonton penampilan Sung Shi Kyung. Kwang Soo tersenyum memberikan CD penyanyi favorit Da In itu plus tanda tangan, berpesan agar Da In tak lebih menyukainya dibanding dirinya. Da In tak tampak gembira.


Dan Kwang Soo melamarnya begitu saja. Da In tak punya pilihan selain lari. Menurut Da In Kwang Soo selalu seperti itu, selalu minta maaf, tapi tak pernah mendengarkannya. Kwang Soo selalu melakukan yang diinginkannya. Da In merasa selalu kesepian saat bersamanya. Mendengar cerita ini, Se Young bertaruh pasti pria itu masih single. Go Eun sampai tak habis pikir, bagaimana bisa produser TV se-clueless itu?


Dua teman Min Gu sudah standby mengawasi CCTV lift. Dan Min Gu menunggu Soo Ah dengan gugup. Soo Ah datang, dan Min Gu langsung terpesona. Ia bertanya apa mereka harus melakukan ini? Kau terlalu banyak menonton film. Soo Ah berkata kalau mereka berhenti di lantai yang sama, itu takdir. Jika tidak, itu bukan. Jika berhasil, Soo Ah setuju untuk langsung berkencan. Tapi jika tidak, Min Gu janji tak akan mengganggu Soo Ah lagi.


Game start. Keduanya menunggu pintu lift terbuka. “Soo Ah-ya, sampai bertemu di atas,” ujar Min Gu yakin meski sebenarnya ia gugup. Soo Ah mengangguk, dan diam-diam tersenyum. Keduanya masuk lift. Min Gu segera mengecek ponselnya. Soo Ah sudah menekan tombol liftnya... lantai 9. Kedua teman Min Gu langsung memberitahunya. Dengan yakin Min Gu menekan angka 9. Mereka girang, yakin ini akan berhasil.


Tapi, lift Min Gu berhenti di lantai 7. Seorang pria tua yang membawa banyak galon air masuk. Min Gu sudah menyuruhnya cepat, tapi masih ada galon lain di luar, terpaksa Min Gu ikut membantu. Saat akhirnya tiba di lantai 9, tak ada Soo Ah di sana. Tapi terdengar bunyi lift yang terbuka, dan backsound tiap Min Gu bertemu Soo Ah mengalun.


Min Gu sudah berharap, tapi yang keluar lift malah dua temannya, hahaa. Mereka memberitahu kalau Soo Ah sudah turun. Temannya menyuruh Min Gu minta satu kesempatan lagi ke Soo Ah. Meski itu tak akan terjadi, mereka melihat Soo Ah keluar lift, melihat sekeliling sekilas, dan langsung turun lagi. Dia pasti tak tertarik padamu.


Min Gu: [Mengapa gadis perlu pembuktian cinta? Mereka bisa mencintai dulu, dan membuktikannya secara perlahan.]


Da In menjemput Eun Suh dari sekolah, dan di jalan lagu yang terputar adalah lagu kenangannya dengan Kwang Soo dulu. Setelah kejadian itu, Da In mengunci diri di rumah. Hanya terus menangis, meski Kwang Soo berteriak menunggu di depan pintu, tak mengerti apa kesalahannya.


Di kamarnya, Kwang Soo mendengarkan lagu yang sama. Ibu yang hendak masuk merasa Kwang Soo tampak sangat menyedihkan dan langsung menutup pintunya lagi.


Pekerjaan Jin Gu sudah selesai, ia mengirimnya ke Se Young dan bertanya siapa yang akan presentasi nanti? Se Young tak peduli. Jin Gu tak tahan, kapan kau akan mengakhiri ini? Se Young tak menjawab itu, ia menyodorkan berkas untuk Jin Gu dan itu membuat kotak tisu yang selama ini jadi penghalang mereka terjatuh. Jin Gu menyodorkan lagi kotak tisu itu, ini sudah cukup. Tapi Se Young mengembalikannya ke posisi semula.


“Kapan kau akan berhenti bersikap kekanakan? Kau menjauh dan menciptakan pembatas dengan benda semacam ini,” ujar Jin Gu menyingkirkan kotak tisunya kesal. Se Young diam dan menaruh lagi kotak tisu itu. Jin Gu mengajak Se Young bicara, ia ingin memberitahu sesuatu. Se Young yang terus seperti ini membuat segalanya terasa tak nyaman di antara mereka. “Kau selalu melakukan yang ingin kau lakukan, kenapa aku tak bisa?” dalih Se Young. Jin Gu tanya apa Se Young merasa nyaman mengabaikannya seperti ini? Se Young mengiyakan.


Jin Gu: “Lalu bagaimana dengan semua waktu yang kita habiskan bersama? Bagaimana dengan Team Miss Piggy, itu tak berarti apapun untukmu?” Se Young berkata Jin Gu yang membuat semua seperti ini. Se Young tak tahan dan pulang tanpa berkata apapun, meninggalkan Jin Gu yang hanya terdiam.


Di luar ternyata hujan. Tak membawa payung, terpaksa Se Young berjalan menembus hujan. Tiba-tiba hujan berhenti di atasnya, seseorang memayunginya.. Kang Jin Gu. Jin Gu minta Se Young mengambil payungnya. Se Young hanya diam dan kembali berjalan menembus hujan. Jin Gu menyusul, “Aku tak ingin kau sakit. Ambil saja!” Se Young berbalik kesal, tapi tak mengatakan apapun dan berjalan lagi.


“Maafkan aku!” ujar Jin Gu kembali memayungi Se Young. Ia hanya tak bisa berkata maaf, seharusnya ia mengatakannya dulu, semua itu alasan dan Jin Gu sangat minta maaf. Itulah kenapa Jin Gu tak bisa mengatakannya. Jin Gu mengerti apa yang Se Young katakan, semuanya benar, tapi Jin Gu tak ingin kehilangan teman baik karena keserakahannya. Orang bilang mereka seperti kunci dan gembok, Jin Gu butuh Se Young dan Se Young butuh Jin Gu. Jin Gu setuju, ia tak bisa melakukannya tanpa Miss Piggy-nya.

 

“Jadi, mari.. hanya menjadi teman seperti sebelumnya?” Itulah yang ingin Jin Gu katakan. Ia meraih tangan Se Young. Awalnya Se Young menolak, tapi Jin Gu kembali meraih tangannya, memberikan payung itu untuknya. Jin Gu ingin Se Young membawanya, jika Se Young sakit, ia akan makin merasa bersalah. Mulai besok, Jin Gu minta Se Young tak membangun dinding itu lagi. Jin Gu tersenyum dan pamit pergi. Se Young terdiam memandangi kepergian Jin Gu.


Jin Gu: “Mungkin ini akan menjadi jarak yang sempurna di antara kita.

 

Se Young temenung di bis yang membawanya pulang. Jin Gu juga. Jin Gu seakan menatap Se Young yang ada di sisi lain bis, tapi tak ada siapapun di sana. Mereka ada di bis yang berbeda. Tapi perasaan sedih mereka sama. Jin Gu merindukan saat-saat tertawa bersama Miss Piggy-nya.

Kwang Soo: [Alasan pria dan wanita bertengkar selama bertahun-tahun adalah karena mereka bicara bahasa yang berbeda.]
Min Gu: [Untuk menjadi pria yang baik, aku harus menangkap setiap perkataan dan setiap ekspresi wajahnya]

[Kita semua jatuh cinta pada alien...]




2 comments:

  1. Suka kata2 Min Gu "kau harus berusaha unt takdirmu".setujuuu,semangat min gu.Se young ky'y ska jga deh m jin goo tp msh sakit hati gara2 kelakuan jin goo yg sok playboy.1kata bwt kwang soo..tragis.
    Meski udh nontn kurang lengkap tnpa sinopnya.makasih :-D

    ReplyDelete
  2. makasih udh bikin sinopnya....diterusin ya difa....suka sm drama ini

    ReplyDelete