Track 6. We love aliens
Kang Min Gu (19 tahun): Satu tujuan dari sekarang! |
Go Kwang Soo (39 tahun): Misteri 1 dekade, masih tak mengerti mengapa aku dicampakkan |
Kang Jin Gu (29 tahun): Aku tulus untuk pertama kalinya, tapi aku tak bisa memberitahunya apa yang benar-benar ingin kukatakan |
Jin Gu masuk kerja dengan tak
bersemangat, semua pesannya tak mendapat balasan dari Se Young. Saat duduk di
mejanya, Jin Gu hanya bisa mendesah tak percaya karena Se Young menaruh kotak
tisu dan setumpuk buku di antara kubikel mereka. Se Young benar-benar tak ingin
melihat Jin Gu. Tanpa menyingkirkan penghalang itu, Se Young minta Jin Gu
mencetak foto-foto trip mereka, direktur membutuhkannya. Jin Gu mengiyakan.
Jin Gu: [Ada tembok yang lebih besar dan keras dibandingkan Tembok Besar Cina,
itu adalah pikiran wanita yang tertutup pada seorang pria.]
Dan Se Young terus menghindari
Jin Gu di setiap kesempatan.
Kwang Soo kena semprot atasannya
karena scriptwriter utama acaranya
kabur dari tanggung jawab dan rating benar-benar kacau. Ia tak yakin acara
minggu ini akan berjalan lancar. Kwang Soo diam saja. Atasannya kesal, berpikir
Kwang Soo ingin kembali menjadi produser acara musik. Kwang Soo akhirnya
membuka mulut dan minta atasannya tenang, ia akan menelpon dan bertemu mereka
nanti. Atasannya mengancam Kwang Soo dipindah ke programming department kalau
acara ini tak berjalan lancar. Kwang Soo tak menanggapi dan bangkit pergi.
Young Hoon yang tau apa yang
terjadi malah minta ditraktir daging mahal, karena bayaran scriptwriter itu pasti disimpan Kwang Soo. Kwang Soo minta Young
Hoon berhenti. Tapi Young Hoon malah heran, apa rahasia Kwang Soo sampai semua
gadis lari seperti itu? Kwang Soo tak mengerti, dia harusnya memberitahuku
kalau dia mau keluar. Young Hoon tak setuju, dia pasti berkata sesuatu
sebelumnya. Perpisahan selalu punya tanda-tanda.
Kwang Soo heran, tanda? Young
Hoon malah teringat pada Da In, ia yakin Da In memberi tanda sebelum
mencampakkanmu. Kwang Soo saja yang idiot dan tak bisa menyadarinya. Kwang Soo
kesal, karena ujung-ujungnya pasti Da In lagi yang dibahas, ia sudah melupakan
Da In. Dari istrinya, Young Hoon tau kalau perkataan seorang gadis punya
ratusan makna yang berbeda. Kwang Soo menghembuskan napas panjang, mengapa
mereka tak mengatakannya saja? Young Hoon menyuruh Kwang Soo belajar bahasa
wanita untuk bisa menikah. Dan itu malah membuat Kwang Soo ingin tetap single.
Tapi.. Kwang Soo kembali
teringat soal Da In. Ia mendesak Da In mengatakan apa yang ingin dikatakannya.
Da In hanya terus menggeleng, ia tak kecewa, meski ekspresinya berkata
sebaliknya.
Kwang Soo: [Aku bagus dalam mengisi lembar kosong di ujianku, tapi bahasa wanita
selalu membuatku tak bisa menuliskan apapun]
Min Gu bersama dua temannya.
Temannya yang kurus memberi saran agar Min Gu mengirim pesan ke Soo Ah bertanya
begini, ‘Kau tak menyukaiku?’ Jika
dia membalas, ‘Huh? No.’ Maka dia tak
menyukai ataupun membencimu. Jika dia membalas, ‘Apa? Kenapa?’ Maka dia pasti menyukaimu. “Lalu bagaimana kalau dia
mengabaikan pesannya?” tanya teman satunya. Itu berarti dia tidak peduli. Teman
satunya sependapat dan menyuruh Min Gu melakukannya, “Aku punya perasaan dia
akan mengabaikanmu.” Hahaa, Min Gu langsung kesal dan menendang temannya itu.
Min Gu tak mau, hanya pengecut
yang melakukan itu, dia adalah... “Takdirku,” lanjut temannya kompak
menertawakan Min Gu. Tapi begitu di luar, Min Gu melakukannya juga. Ia hampir
mengirim pesan itu, tapi berubah pikiran dan menghapusnya. Sebagai gantinya,
Min Gu pose selfie seperti biasa dan mengupload ke SNS-nya dengan caption ‘Kau tak boleh punya keraguan terhadap
takdirmu’.
Min Gu menunggu Soo Ah seperti
biasa, dan kembali memberikan sekotak susu begitu Soo Ah muncul. “Kau suka kopi
susu? Tebak apa yang aku suka? Aku suka padamu,” ujar Min Gu pede. Soo Ah hanya
mendengus dan melangkah masuk. Min Gu memanggil Soo Ah lagi, berkata mereka
sudah berkencan selama 10 hari! Soo Ah tak tampak terkesan dan masuk.
Di dalam, dua teman Soo Ah
ternyata mengintip dari jendela dan langsung kaget saat tau Soo Ah sudah di
belakang mereka. Mereka penasaran dengan apa yang dikatakan Min Gu tadi. Soo Ah
mengeluh Min Gu adalah pria paling kekanakan yang pernah dikenalnya. Temannya
tak setuju. Soo Ah memberitahu ia memberiku susu dan berkata ‘i love you’. Temannya langsung ngakak
nyembur, haha.
Soo Ah jadi berubah pikiran,
tadinya ia akan meladeni karena Min Gu cute, tapi ini terlalu memuakkan.
Temannya tak percaya Soo Ah sudah lelah pada Min Gu. Soo Ah tak peduli,
menurutnya lebih baik Min Gu gabung One Direction saja.
Soo Ah kesal pada Min Gu yang
mengikutinya kemanapun. Saat di bis yang penuh pun, Min Gu melindunginya
berlebihan, Soo Ah jadi berpikir Min Gu terlalu banyak menonton drama, itu
sangat memalukan. Soo Ah mencari sisi kejantanan dari atlet judo, tapi anak
sekolah benar-benar tak bisa diharapkan. Tapi Min Gu malah terus menerus
berkata soal ia takdirnya. Temannya bertanya lalu apa yang akan Soo Ah lakukan,
apa kau akan mencampakkannya? Tak akan, jawab Soo Ah, dia akan pergi dengan
sendirinya. Soo Ah sudah punya rencana.
Jin Gu dimarahi bosnya yang
menyebalkan karena program partner matching dibatalkan karena insiden pada
tamu. Jin Gu berkata akan melihat situasi dan bertindak. Tapi bosnya makin tak
terima saat Jin Gu berkata bosnya yang menyuruhnya melakukan ini. Jin Gu
terpaksa menurut saat bosnya menyuruh membereskan kekacauan ini.
Bosnya bertanya pada Se Young
soal pamflet program yang batal itu, kau belum mengirimnya kan? Tapi Se Young
sudah mengirimnya ke percetakan minggu lalu, 3000 kopi. Makin pusinglah si bos
menyebalkan dan ganti memarahi Se Young. Jin Gu membelanya, ini di luar kendali
mereka, mereka tak tau ini akan terjadi. Protes Jin Gu membuat si bos makin marah, kau harusnya meminta maaf
dan mengatasi masalah secepatnya.
Jin Gu bersikeras berkata Se
Young tak melakukan sesuatu yang salah, ia yang harus disalahkan karena ia yang
merencanakan ini. Jin Gu yang akan bertanggung jawab atas semuanya. Bosnya
menyindir cinta Jin Gu pada rekan kerjanya ini benar-benar menyentuh, kau tak bekerja
selama trip dan hanya sibuk mengambil foto lovey
dovey bersama. Jin Gu beralasan foto itu untuk simulasi couple trip. Bosnya tak mau dengar, ia
menyuruh Jin Gu dan Se Young menuliskan kejadian dan solusinya sebelum akhir
minggu ini. Artinya, mereka harus lembur menyelesaikannya.
Dong Gu dan Baek Ji berlatih di
sekolah akting. Dong Gu meraih tangan Baek Ji dan menaruh di dadanya dengan
meyakinkan, tapi pengucapan dialognya yang seperti mengeja membuat semuanya
tertawa. Baek Ji sampai malu. Gurunya pengertian dan minta Dong Gu berlatih
lagi dulu. Dan, gantian Min Joon yang melakukannya. Tentu dengan meyakinkan,
sampai Baek Ji terpesona dan benar-benar gugup.
Saat kembali ke tempat duduk,
Baek Ji menoleh ke Dong Gu sekilas, tapi lalu tersenyum pada Min Joon.
Panggilan Dong Gu bahkan diabaikan Baek Ji yang terpesona pada Min Joon. Dong
Gu hanya bisa melirik kesal.
Soo Ah selesai les, dan Min Gu
kembali muncul. Soo Ah bertanya kapan Min Gu akan berhenti mengikutinya? Tak
pernah, jawab Min Gu, ini selamanya.. karena kau takdirku. Soo Ah ragu, tapi
Min Joon bisa merasakannya di hatinya. Soo Ah minta mereka membuktikannya,
apakah ia takdir Min Gu atau bukan. Jika Min Gu berhasil, ia akan percaya. Min
Gu meraih tangan Soo Ah ke dadanya, itu tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan di
sini. Soo Ah buru-buru melepaskan tangannya, lalu haruskah kita mengujinya? Min
Gu bingung, bagaimana caranya? Soo Ah ingin melakukannya seperti di film Serendipity. Min Gu tak mengerti itu
film apa. Sama doong eike juga, hahaa.
Bersama dua temannya, Min Gu
mencari tau soal film itu. Rupanya si dua tokoh utama menentukan mereka takdir
atau bukan dengan masuk di lift yang berbeda, jika mereka menekan tombol lantai
yang sama dan keluar bersamaan, maka itu takdir. Temannya merasa ini tak masuk
akal, semua berdasar probabilitas, persentasenya 1:15. Mereka jadi yakin Soo Ah
pasti tak menyukai Min Gu. Dia pasti merencanakan ini karena Min Gu terus
mengoceh soal takdir.
Temannya takin Soo Ah pasti akan
memencet nomor favoritnya, dan kemungkinan.. lantai pertama. “Semua itu trik,
secara natural kau akan menekan tombol dan naik, tapi dia menekan satu dan
tetap di situ,” duga temannya. Itu hal yang tak terpikirkan orang dan dengan
begitu Min Gu akan menyingkir darinya. Hahaa, Min Gu langsung kesal karena
temannya malah menjatuhkannya. Teman satunya menenangkan dan bertanya apa Min
Gu benar-benar tak akan menemui Soo Ah lagi jika gagal? Min Gu mengiyakan,
tapi ia yakin akan berhasil. Temannya
yang kurus masih yakin Soo Ah akan menekan lantai satu, dan Min Gu pun kembali
kesal.
Kwang Soo makan bersama Young
Hoon. Ia masih belum menemukan scriptwriter
acaranya. Young Hoon yang sudah menikah selama beberapa tahun berkata kalau
mereka tak akan pernah mengerti wanita dengan alasan mereka sendiri. Young Hoon
menyuruh Kwang Soo jangan banyak berpikir, langsung saja berkata ini salahmu
dan minta maaf. Kwang Soo masih tak mengerti kesalahannya, dia harusnya tak
pergi begitu saja. Dan Young Hoon kembali mengungkit Da In, ia pasti pergi
karena kau yang seperti ini. Kwang Soo pun kesal, Da In lagi, Da In lagi.
Da In merasa bos Se Young
berlebihan, kau harus lembur? Jin Gu juga? Se Young diam saja. Go Eun merasa
Jin Gu sangat keren saat membela Se Young tadi, dia selalu menggoda sana sini,
tapi serius saat bekerja, bukankah pria pekerja keras itu hot? Da In setuju,
tapi itu akan sulit untuk gadisnya, pria terburuk adalah pria yang sibuk. Go
Eun menebak ini pengalaman pribadi yang langsung disangkal Da In. Go Eun jadi
penasaran dan mendesak Da In menceritakannya, tipe pria seperti apa yang unni
sukai?
“Kau pacaran dengan pria yang
sangat sibuk?” tebak Se Young. Da In mengiyakan, ia sangat sibuk, yang tersibuk
di dunia. “Apa pekerjaannya?” tanya Se Young.
TV produser, jawab Da In, ia
pria yang baik. Ia sangat sibuk sebagai asisten produser, dan selalu tertidur
tiap berkencan (hahaa, kayak Jang Mi dong!). Awalnya Da In merasa bersalah
padanya, tapi ia kecewa karena itu berlanjut. Lalu saat harusnya ia bertemu
teman-teman Da In untuk pertama kalinya, Kwang Soo datang meski terlambat, tapi
penuh keringat dan belum mandi saking sibuknya. Da In bersyukur Kwang Soo
datang pada waktunya, tapi mungkin karena saat itu ia belum dewasa, ia merasa
kecewa.
Go Eun setuju, ia harusnya
tampak menarik saat bertemu temanmu, ia benar-benar clueless. Tapi menurut Se Young yang penting ia datang, ia sedang
bekerja sebelumnya, pria yang tampil rapi dan tebar pesona pada temanmu itu
yang terburuk. Da In tersenyum, ia mengerti karena itu pekerjaan yang sibuk,
tapi karena terus mengatakan ia baik-baik saja, lama-lama Kwang Soo berpikir
itu benar-benar baik-baik saja. Go Eun merasa itu karena Da In terlalu pemaaf.
Da In jatuh cinta pada Kwang Soo
yang selalu bekerja keras. Ia seorang yang ambisius dengan mimpi yang besar,
tapi ia mendahulukan karirnya ketimbang kehidupan percintaannya.
“Tak mungkin!” sangkal Kwang
Soo, ia sudah melakukan yang terbaik untuk Da In. Young Hoon setuju, kau bahkan
hampir dipecat karena dia. Bukan itu saja, Kwang Soo bahkan nyaris mati. Ia begadang
semalaman dan terpaksa minum minuman berenergi nonstop agar bisa bertemu Da In.
Mereka nonton film bersama dan rasa kantuk Kwang Soo hilang saat melihat tawa
Da In. Di kencan yang lain juga, Kwang Soo yang kelelahan langsung bersemangat
tiap bertemu Da In.
Kwang Soo tanya apa Young Hoon
ingat saat ia kabur dari lokasi syuting di Yangpyeong? Young Hoon ingat,
insiden hilangnya Go Kwang Soo. Itu karena Da In ingin mempertemukannya dengan
temannya, saat itu Kwang Soo terpaksa berlari karena jalanan macet sekali.
Kwang Soo tak mengerti, ia sudah melakukan semua yang Da In inginkan.
Dan apa yang sebenarnya
diinginkan Da In? Ia hanya ingin Kwang Soo lebih sering menelponnya, atau
mengirim pesan kalau ia merindukannya sudah cukup. Go Eun setuju, pria punya
waktu untuk merokok, tapi tidak untuk mengirim pesan. Se Young malah merasa itu
lebih baik dibandingkan pria yang mendapat pesan dari jutaan gadis (cemburu ya
mbak? :p). “Itulah kenapa kau putus?” tanya Go Eun pada Da In. Da In berkata
mereka putus karena hari itu.
Young Hoon yakin di hari itu
pasti ada alasan yang penting. Kwang Soo menyangkal. Young Hoo tetap yakin
kalau ada yang terjadi. Kwang Soo yang kesal karena Young Hoon terus saja
mencampuri urusannya pergi begitu saja. Tinggal Young Hoon panik memanggilnya
kembali, ia tak bawa dompet, haha.
Mau tak mau Kwang Soo kepikiran,
apa benar-benar ada tanda sebelum mereka berpisah? Perpisahan datang secara tak
terduga untuk pria.
Dong Gu mencuri dengar saat Min
Joon menembak Baek Ji untuk jadi pacarnya. Ia janji akan mengajak Baek Ji main
sepeda dan piano bersama, ia juga akan mentraktir Baek Ji. Baek Ji berpikir
sejenak, lalu tersenyum mengiyakan. Dong Gu langsung lemas mendengarnya, ‘Aku menghabiskan 3 tahun hidupku bersama
Baek Ji, dan beginilah kami berpisah.’ Aah, poor urri Dong Gu, ekspresinya
itu lho nggak nahan, hahaa.
Jam pulang kantor, tapi Se Young
dan Jin Gu tetap bertahan karena tugas dari bos mereka. Sebelum pulang Go Eun
menyemangati mereka dan memberi kue untuk mereka, masing-masing 1. Jae Bum
datang menawarkan bantuan untuk Se Young, tapi Se Young tertawa, ia baik-baik
saja dan menyuruh Jae Bum pulang saja. Jae Bum hanya berpesan agar Se Young dan
Jin Gu jangan bertengkar lagi lalu pulang.
Jin Gu dan Se Young
menyelesaikan pekerjaan mereka dalam diam. Meski Jin Gu berkali-kali melirik ke
arah Se Young. Sudah jam 9 lebih, Jin Gu berdehem dan bertanya apa Se Young tak
mau makan? Se Young hanya menyahut ia tak nafsu makan. Jin Gu bangkit dan keluar
cari makan sendiri, sampai lantai bawah, Jin Gu baru sadar dompetnya
ketinggalan.
Saat kembali, rupanya Se Young
sedang makan ramen dengan lahap. Jin Gu hanya diam memandanginya sampai Se
Young sadar sendiri. Jin Gu mengambil dompetnya dan pergi lagi tanpa berkata apapun.
Mereka masih bekerja saat
petugas cleaning service datang hendak membersihkan ruangan. Terpaksa mereka
menunggu di luar dulu. Lagi-lagi dalam diam, karena keduanya memilih sibuk
dengan ponsel masing-masing.
Jam 11. Se Young minta petunjuk
temannya via telpon, ia bingung dengan pengaturan di komputernya. Tanpa berkata
apapun, Jin Gu membenarkan apa yang Se Young tak mengerti. Bukannya berterimakasih,
Se Young malah pergi keluar, lanjut berbicara dengan temannya. Jin Gu hanya bisa
mendesah tak percaya. Btw entah ya siapa yang ditelpon Se Young.
Min Gu mengingat negosiasinya
dengan Soo Ah soal takdir mereka, 15 lantai terlalu banyak, bagaimana kalau 5?
Soo Ah tak menanggapi dan hanya berkata sampai bertemu di sana besok sebelum
pergi. Lagi galau-galaunya, teman Min Gu menelpon, ia punya solusi agar bisa
berhenti di lantai yang sama. Mendengar Min Gu tak semangat, temannya berpikir
Min Gu tak khawatir karena Soo Ah takdirnya dan akan menutup telponnya.
Min Gu buru-buru bangun dan
menyuruh temannya menyelesaikan apa yang ingin dikatakannya. Temannya tertawa,
ini tak gratis, ia minta tanda tangan semua member A Pink. Min Gu setuju, ia
akan minta ke pamannya. Dan temannya pun memberitahu rencananya. Min Gu takjub
mendengarnya dan merasa rencana ini mengagumkan.
Ibu menggotong tumpukan koran
yang berat sendirian dan mengeluh ia punya 3 pria dewasa di rumah, tapi tak
satupun yang mau membantu. Jin Gu berdalih ia sudah menawarkan diri membuangnya
semalam. Ibu tak mau karena buang sampah malam-malam akan membawa kesialan (lah,
aku kalo buang sampah selalu malem ik?).
Jin Gu mengerti dan akan membuangnya sambil berangkat kerja nanti. Ibu menyuruh Jin Gu pergi kerja saja, dan ganti menyuruh Min Gu yang membuangnya. Tapi Min Gu beralasan ia sudah senior sekarang, kata ibu itu akan membawa ketidakberuntungan. Min Gu pun buru-buru pergi, ada hal penting yang harus ia lakukan.
Jin Gu mengerti dan akan membuangnya sambil berangkat kerja nanti. Ibu menyuruh Jin Gu pergi kerja saja, dan ganti menyuruh Min Gu yang membuangnya. Tapi Min Gu beralasan ia sudah senior sekarang, kata ibu itu akan membawa ketidakberuntungan. Min Gu pun buru-buru pergi, ada hal penting yang harus ia lakukan.
Kwang Soo baru bangun, dan ibu
langsung mengomelinya, apa kau tak bekerja? Saat Kwang Soo bilang ia akan pergi
kerja setelah makan siang, ibu langsung menyuruhnya pergi buang sampah. Kwang Soo hanya melirik tumpukan sampah itu malas. Ibu melihat
Dong Gu yang tak bersemangat makan dan menyuruhnya menghabiskan bayam, itu
bagus untuk pertumbuhan gigi.
Dong Gu malah bertanya apa ia
bisa pergi ke sekolah akting yang lain? Ibu penasaran dengan apa yang terjadi,
apa ini karena Min Joon? “Tidak, kenapa aku harus peduli padanya?” sangkal Dong
Gu. Ibu setuju dan menghibur Dong Gu, saat gigimu tumbuh, kau akan jadi yang
paling cute. Itu sekolah akting paling bagus, semua anak aktor pergi kesitu dan
kau bisa bertemu Baek Ji setiap hari kan.
Dong Gu makin sedih. Ibu membujuk
Dong Gu memakan bayamnya agar giginya cepat tumbuh, dan Dong Gu menghabiskannya
penuh emosi. Hahaa, lagi emosi aja Dong Gu cute amat sih?
Kwang Soo pergi juga membuang
sampah. Jin Gu yang akan pergi kerja melihat Da In juga hendak membuang sampah dan
menyapanya. Mereka baru sadar kalau tinggal di gedung yang sama, hanya lantai
yang berbeda. Jin Gu ingat kalau keluarganya salah paham pada Da In karena
suara ribut di lantai atas. Da In tertawa mengiyakan, itu kesalahpahaman karena
tetangganya.
Kwang Soo mendengar percakapan
mereka dan buru-buru kabur setelah selesai dengan urusan sampahnya. Tapi Jin Gu
melihat dan berteriak memanggilnya, paman! Kwang Soo tak mau berbalik. Jadi Jin
Gu terpaksa menariknya dan mengenalkan Da In sebagai temannya yang bekerja di
cafe favoritnya. Suasana canggung. Kwang Soo hanya mengiyakan saat Jin Gu
bertanya Da In cantik kan? Dan Jin Gu ganti bertanya pendapat Da In soal
pamannya, dia tampak tua tapi dia masih single.
Da In berkata mereka pernah
bertemu sebelumnya. Jin Gu merasa mereka berdua sangat cocok, pamannya memang
tampak tua, tapi ia masih 30an, meskipun hampir 40. “Apa kau tak berangkat
kerja?” tanya Kwang Soo. Jin Gu mengerti dan pergi meninggalkan mereka berdua. Tanpa
berkata apapun, Da In segera menyelesaikan urusannya. Namun saat beres dengan
sampahnya, Kwang Soo masih di tempat yang sama. Kwang Soo ingin mengatakan
sesuatu, tapi Da In hanya berkata Kwang Soo tampak baik-baik saja lalu pergi (nggak
tampak tua maksudnya).
Kwang Soo menceritakan itu pada
Young Hoon, yang ia sesalkan kenapa harus pas buang sampah? Young Hoon
mendengus, katanya kau sudah melupakannya dan tak peduli lagi. Bukan itu,
sangkal Kwang Soo, celana pendekku hanya terlalu pendek. Sekarang Young Hoon
tau kenapa Kwang Soo dicampakkan, kau terlalu memaksa kan di hari kau
melamarnya? Bagaimanapun itu suprise event, jawab Kwang Soo. Dugaan lain Young
Hoon, Da In tak pede karena tanpa full make up waktu itu, istrinya saja mau
jogging butuh waktu 30 menit untuk dandan. Kwang Soo tak sependapat, Da In tak
peduli pada hal semacam itu. “Itu yang kau pikirkan! Wanita itu spesies yang
berbeda,” sahut Young Hoon.
Lalu apa solusi untuk Min Gu? Jadi,
kedua temannya akan ada di gedung itu sebelum Min Gu datang, menyogok satpam
dengan minuman, lalu mereka akan mengawasi CCTV lift dari ruang security. Mereka
akan melihat tombol yang ditekan Soo Ah dan langsung memberitahu Min Gu. Ide briliant,
tapi Min Gu sedikit ragu, apa tombolnya akan kelihatan dari CCTV? Temannya yakin
pasti akan kelihatan. Lalu bagaimana kalau tak ada koneksi di lift? Temannya meyakinkan
kalau dia sudah melakukan simulasi pada strategi ini.
“Haruskah kau melakukan ini pada
takdirmu?” tanya teman Min Gu yang kurus. Min Gu berkata kau harus berusaha
untuk takdirmu. Jika sukses, Min Gu langsung berkencan dengan Soo Ah. Min Gu
merasa ia sudah memiliki Soo Ah, tapi ia akan membuat semuanya clear hari ini. (Btw, sampe sekarang aku
belum tau nama temen-temennya Min Gu, hahaa..)
Se Young menyempatkan diri ke
cafe Da In, nanti malam ia masih harus lembur. “Jin Gu juga?” tanya Da In. Se
Young hanya menjawab tak tau. “Kalian belum berbaikan?” tanya Da In. Se Young
enggan, mereka hanya rekan kerja. “Tapi itu akan tak nyaman,” lanjut Da In. Se
Young segera menyangkal kalau ia sama sekali tak merasa tak nyaman. Da In tak
percaya, tampak jelas kalau sebaliknya.
Go Eun bergabung dan minta Da In
menceritakan part 2-nya, mengapa kau mencampakkannya saat dia melamarmu? Da In
menyangkal, ia tak mencampakkannya. Se Young penasaran, lalu kenapa kalian
berpisah? Da In tak ingin membahasnya, ini semua masa lalu. Tapi luluh juga
karena Se Young dan Go Eun begitu penasaran.
Da In bercerita mereka tak
pernah liburan bersama sekalipun karena dia sangat sibuk. Saat berencana ke
Pulau Jeju, Da In sudah menunggu lama di bandara, tapi Kwang Soo tak bisa
datang. Da In maklum, mereka bisa pergi lain kali. Da In berkata semua
baik-baik saja, tapi tak bisa mencegah air matanya untuk tak keluar.
Da In tau Kwang Soo pria yang
baik, tapi sepanjang waktu ia merasa seperti cintanya hanya satu sisi. Semakin Da
In mencintainya, semakin ia merasa kesepian. Dan saat itu, Da In tak bermaksud
untuk berpisah, ia hanya ingin bertanya secara jujur, apa yang harus mereka
lakukan untuk mengatasi ini? Tapi tanpa mendengarkan Da In, Kwang Soo
menariknya menonton penampilan Sung Shi Kyung. Kwang Soo tersenyum memberikan CD
penyanyi favorit Da In itu plus tanda tangan, berpesan agar Da In tak lebih
menyukainya dibanding dirinya. Da In tak tampak gembira.
Dan Kwang Soo melamarnya begitu
saja. Da In tak punya pilihan selain lari. Menurut Da In Kwang Soo selalu
seperti itu, selalu minta maaf, tapi tak pernah mendengarkannya. Kwang Soo
selalu melakukan yang diinginkannya. Da In merasa selalu kesepian saat
bersamanya. Mendengar cerita ini, Se Young bertaruh pasti pria itu masih
single. Go Eun sampai tak habis pikir, bagaimana bisa produser TV se-clueless itu?
Dua teman Min Gu sudah standby
mengawasi CCTV lift. Dan Min Gu menunggu Soo Ah dengan gugup. Soo Ah datang,
dan Min Gu langsung terpesona. Ia bertanya apa mereka harus melakukan ini? Kau
terlalu banyak menonton film. Soo Ah berkata kalau mereka berhenti di lantai
yang sama, itu takdir. Jika tidak, itu bukan. Jika berhasil, Soo Ah setuju
untuk langsung berkencan. Tapi jika tidak, Min Gu janji tak akan mengganggu Soo
Ah lagi.
Game start. Keduanya menunggu
pintu lift terbuka. “Soo Ah-ya, sampai bertemu di atas,” ujar Min Gu yakin
meski sebenarnya ia gugup. Soo Ah mengangguk, dan diam-diam tersenyum. Keduanya
masuk lift. Min Gu segera mengecek ponselnya. Soo Ah sudah menekan tombol
liftnya... lantai 9. Kedua teman Min Gu langsung memberitahunya. Dengan yakin
Min Gu menekan angka 9. Mereka girang, yakin ini akan berhasil.
Tapi, lift Min Gu berhenti di
lantai 7. Seorang pria tua yang membawa banyak galon air masuk. Min Gu sudah
menyuruhnya cepat, tapi masih ada galon lain di luar, terpaksa Min Gu ikut
membantu. Saat akhirnya tiba di lantai 9, tak ada Soo Ah di sana. Tapi terdengar
bunyi lift yang terbuka, dan backsound tiap Min Gu bertemu Soo Ah mengalun.
Min Gu sudah berharap, tapi yang
keluar lift malah dua temannya, hahaa. Mereka memberitahu kalau Soo Ah sudah
turun. Temannya menyuruh Min Gu minta satu kesempatan lagi ke Soo Ah. Meski itu
tak akan terjadi, mereka melihat Soo Ah keluar lift, melihat sekeliling
sekilas, dan langsung turun lagi. Dia pasti tak tertarik padamu.
Min Gu: [Mengapa gadis perlu pembuktian cinta? Mereka bisa mencintai dulu, dan
membuktikannya secara perlahan.]
Da In menjemput Eun Suh dari
sekolah, dan di jalan lagu yang terputar adalah lagu kenangannya dengan Kwang
Soo dulu. Setelah kejadian itu, Da In mengunci diri di rumah. Hanya terus
menangis, meski Kwang Soo berteriak menunggu di depan pintu, tak mengerti apa
kesalahannya.
Di kamarnya, Kwang Soo
mendengarkan lagu yang sama. Ibu yang hendak masuk merasa Kwang Soo tampak
sangat menyedihkan dan langsung menutup pintunya lagi.
Pekerjaan Jin Gu sudah selesai,
ia mengirimnya ke Se Young dan bertanya siapa yang akan presentasi nanti? Se Young
tak peduli. Jin Gu tak tahan, kapan kau akan mengakhiri ini? Se Young tak
menjawab itu, ia menyodorkan berkas untuk Jin Gu dan itu membuat kotak tisu
yang selama ini jadi penghalang mereka terjatuh. Jin Gu menyodorkan lagi kotak
tisu itu, ini sudah cukup. Tapi Se Young mengembalikannya ke posisi semula.
“Kapan kau akan berhenti
bersikap kekanakan? Kau menjauh dan menciptakan pembatas dengan benda semacam
ini,” ujar Jin Gu menyingkirkan kotak tisunya kesal. Se Young diam dan menaruh
lagi kotak tisu itu. Jin Gu mengajak Se Young bicara, ia ingin memberitahu
sesuatu. Se Young yang terus seperti ini membuat segalanya terasa tak nyaman di
antara mereka. “Kau selalu melakukan yang ingin kau lakukan, kenapa aku tak
bisa?” dalih Se Young. Jin Gu tanya apa Se Young merasa nyaman mengabaikannya
seperti ini? Se Young mengiyakan.
Jin Gu: “Lalu bagaimana dengan
semua waktu yang kita habiskan bersama? Bagaimana dengan Team Miss Piggy, itu tak berarti apapun untukmu?” Se Young berkata
Jin Gu yang membuat semua seperti ini. Se Young tak tahan dan pulang tanpa
berkata apapun, meninggalkan Jin Gu yang hanya terdiam.
Di luar ternyata hujan. Tak
membawa payung, terpaksa Se Young berjalan menembus hujan. Tiba-tiba hujan
berhenti di atasnya, seseorang memayunginya.. Kang Jin Gu. Jin Gu minta Se
Young mengambil payungnya. Se Young hanya diam dan kembali berjalan menembus
hujan. Jin Gu menyusul, “Aku tak ingin kau sakit. Ambil saja!” Se Young
berbalik kesal, tapi tak mengatakan apapun dan berjalan lagi.
“Maafkan aku!” ujar Jin Gu
kembali memayungi Se Young. Ia hanya tak bisa berkata maaf, seharusnya ia
mengatakannya dulu, semua itu alasan dan Jin Gu sangat minta maaf. Itulah kenapa
Jin Gu tak bisa mengatakannya. Jin Gu mengerti apa yang Se Young katakan,
semuanya benar, tapi Jin Gu tak ingin kehilangan teman baik karena
keserakahannya. Orang bilang mereka seperti kunci dan gembok, Jin Gu butuh Se
Young dan Se Young butuh Jin Gu. Jin Gu setuju, ia tak bisa melakukannya tanpa
Miss Piggy-nya.
“Jadi, mari.. hanya menjadi
teman seperti sebelumnya?” Itulah yang ingin Jin Gu katakan. Ia meraih tangan
Se Young. Awalnya Se Young menolak, tapi Jin Gu kembali meraih tangannya,
memberikan payung itu untuknya. Jin Gu ingin Se Young membawanya, jika Se Young
sakit, ia akan makin merasa bersalah. Mulai besok, Jin Gu minta Se Young tak
membangun dinding itu lagi. Jin Gu tersenyum dan pamit pergi. Se Young terdiam
memandangi kepergian Jin Gu.
Jin Gu: “Mungkin ini akan menjadi jarak yang sempurna di antara kita.”
Se Young temenung di bis yang
membawanya pulang. Jin Gu juga. Jin Gu seakan menatap Se Young yang ada di sisi
lain bis, tapi tak ada siapapun di sana. Mereka ada di bis yang berbeda. Tapi perasaan
sedih mereka sama. Jin Gu merindukan saat-saat tertawa bersama Miss Piggy-nya.
Kwang Soo: [Alasan pria dan wanita bertengkar selama bertahun-tahun adalah karena mereka bicara bahasa yang berbeda.] |
Min Gu: [Untuk menjadi pria yang baik, aku harus menangkap setiap perkataan dan setiap ekspresi wajahnya] |
[Kita semua jatuh cinta pada alien...]
Suka kata2 Min Gu "kau harus berusaha unt takdirmu".setujuuu,semangat min gu.Se young ky'y ska jga deh m jin goo tp msh sakit hati gara2 kelakuan jin goo yg sok playboy.1kata bwt kwang soo..tragis.
ReplyDeleteMeski udh nontn kurang lengkap tnpa sinopnya.makasih :-D
makasih udh bikin sinopnya....diterusin ya difa....suka sm drama ini
ReplyDelete