Track 8. Things that Change a
Man
Mengabaikan keterkejutan Da In,
Kwang Soo melangkah masuk dan meminta secangkir kopi. Da In hanya membawakan
kopinya dalam diam, meski Kwang Soo terus mengoceh memuji interior cafenya.
Cafe Da In mengingatkannya akan sebuah cafe di Euljiro. Kwang Soo mengajak Da
In bicara, tapi tanpa berkata apapun Da In hanya melangkah masuk meninggalkan
Kwang Soo.
Sepertinya Kwang Soo sudah cukup
lama di sana, sampai Da In terus melihat jamnya dan akhirnya berbicara pada
Kwang Soo kalau anaknya sedang menunggu di pre-school. Kwang Soo minta maaf dan
menuju kasir. Da In berkata Kwang Soo tak perlu membayar, tapi Kwang Soo tak
mau karena ia akan sering datang mulai sekarang.
“8 ribu won,” ujar Da In langsung.
Sedikit terkejut, Kwang Soo menyerahkan kartunya. Ia bermaksud memulai
pembicaraan setelah membayar, tapi Da In memotong dan menawari kartu kupon.
Kwang Soo setuju, dan Da In langsung memberikan kartunya. Sadar keberadaannya
menganggu, Kwang Soo pamit dan beranjak dari situ. Tapi baru beberapa langkah
Kwang Soo kembali lagi, ia tak datang kemari hanya untuk kopi, ada sesuatu yang
ingin dibicarakannya.
“Saat itu.. kenapa kau
melakukannya? Apa aku menyulitkanmu? Aku ingin tau kenapa kau tiba-tiba pergi?
Apa hal bodoh yang kulakukan? Kau mungkin berpikir itu sudah sangat lama, tapi
aku masih belum bisa melepaskanmu. Kupikir aku akan bisa melepaskanmu setelah
mendengar alasannya.” Kwang Soo akhirnya menanyakan hal yang menjadi misteri
baginya selama 10 tahun, tapi Da In tetap diam.
[Musim gugur ini kami memutuskan untuk membuat beberapa perubahan.
Sebenarnya, kami harus berubah.]
Jin Gu bengong di klinik bedah
plastik saking memang banyaknya pasien di situ, dan kebanyakan memakai masker.
Go Eun menunjukkan foto seorang pria yang ingin dioperasi seperti Do Min Joon,
dan hasilnya lumayan. Dan dari riset yang Go Eun lakukan, banyak turis Cina
yang menginginkan gaya rambut seperti Jun Ji Hyun. Jin Gu yakin rencana baru
mereka ini akan sukses, ia akan menunjukkannya pada bosnya yang menyebalkan
itu. Tapi Jin Gu jadi tak enak karena Go Eun mencari semua informasi itu
sendirian, harusnya ia juga membantu.
Go Eun berkata itu karena ia tak
bisa tidur semalam. Jin Gu terdiam, ia jadi ingat Go Eun menciumnya semalam.
“Apa kau tidur dengan nyenyak, Sunbae?” tanya Go Eun. Jin Gu mengangguk, ia langsung
tertidur setelah makan ramen. Go Eun merasa ini tak adil, ia bahkan tak bisa
memejamkan mata sedetik pun. Mau tak mau Jin Gu bertanya kenapa?
“Aku menonton drama Amerika,”
jawab Go Eun. Jin Gu tertawa lega karena ternyata Go Eun asik menonton Game of
Thrones. Drama yang tak ditonton Jin Gu, menurutnya menonton drama seperti itu
akan sulit untuk berhenti, makanya ia tak melakukannya lagi.
Sementara itu Se Young dan Jae
Bum pergi riset ke pasar tradisional. Mereka mendatangi penjual sate pedas
(anggap aja gitu ya, aku nggak tau nama makanannya :p) karena katanya turis
Cina suka makanan pedas. Ahjumma penjual tak tau bagaimana mereka bisa tau
tempatnya, tapi memang banyak turis Cina datang dan mereka bahkan suka yang
lebih pedas. Se Young jadi semangat mengajak Jae Bum mencobanya. Jae Bum terpaksa
mengangguk dan berkata ia suka pedas.
Ahjumma yang mendengarnya
menawarkan yang ekstra pedas untuk Jae Bum, turis Cina bahkan suka yang lebih
pedas lagi. Jae Bum setuju, tapi Se Young jadi khawatir, itu pedas sekali. Jae
Bum menenangkan, saat segalanya terasa sangat berat saat wamil ia akan memakan
beberapa jalapeno (cabe super pedas), keringat akan menghilangkan lelahmu.
Ahjumma pun memberikan satu yang pedas untuk Se Young, dan satu super pedas
untuk Jae Bum.
Tapi.. saat Se Young asik
memakan miliknya, Jae Bum harus terus menjilat eskrim. Hahaa, Jae Bum kepedasan
dan menyerah. Wajahnya tampak tersiksa, tapi Jae Bum berdalih itu rasa pedas
yang menyenangkan. Se Young tak yakin, kau benar baik-baik saja? Jae Bum
mengangguk. Se Young menawarkan potongan terakhir miliknya, yang langsung
ditolak Jae Bum, ia masih kepedasan. *hahaa, kelepasan dia.*
Tiba giliran Jin Gu dan Go Eun
yang berkonsultasi dengan dokter bedah plastik (yaah, kenapa nggak ke dr. Gong
Ki Tae aja?? Hahaa). Go Eun menunjukkan foto pria yang jadi mirip dengan Do Min
Joon dan bertanya apa banyak permintaan seperti ini? Dokter itu mengiyakan,
banyak yang ingin seperti bintang Korea populer. Dokter itu mengarah ke Jin Gu,
berkata bibir Jin Gu terlalu naik, “Orang berpikir kau playboy kan?”
Jin Gu kaget, hah? Dokter itu
memberikan cermin untuk dipegang Jin Gu, bibirmu kira-kira anglenya 80°,
itu tak bagus. Kim Soo Hyun yang bibirnya 35° sedang populer sekarang. Dokter itu
melihat Go Eun yang bibirnya juga 35°, ia menyuruh Jin Gu melihatnya dan
menawarkan untuk menurunkan bibir Jin Gu sedikit saja. Jin Gu tertawa, ia
baik-baik saja. Dokter itu merasa sayang, kau tampan kecuali untuk itu. Sebelum
dokter itu makin mendesak, Jin Gu segera berterimakasih atas konsultasinya dan
pamit pergi.
Di luar, Go Eun malah senyum-senyum
memandangi bibir Jin Gu sampai Jin Gu risih dan bertanya apa ini benar-benar
terlalu naik? Go Eun mengangguk. “Lalu haruskah aku dioperasi?” tanya Jin Gu.
Go Eun menggeleng, ia suka bibir dan senyum joker Jin Gu. Jin Gu mengeluh karena
itu ia selalu dibilang playboy. “Memangnya kau bukan?” tanya Go Eun tak
percaya. Jin Gu tentu saja menyangkal, ia loyal kalau sedang jatuh cinta. Go
Eun tertawa dan menggandeng Jin Gu, mengajaknya makan siang.
Kwang Soo sibuk merapikan bajunya di
kamar mandi, Young Hoon yang baru keluar heran melihat kelakuan sahabatnya,
kenapa kau begitu rapi? Kwang Soo menyangkal, ia selalu rapi seperti ini. Young
Hoon curiga dan bertanya apa yang kau lakukan dengan Eun Ji hari itu? Kwang Soo
berkata ia tak menemui Eun Ji. Young Hoon langsung mengatainya gila, tapi dari
penampilan Kwang Soo, ia tau karena siapa semua ini..
Young Hoon minta Kwang Soo tak
menceburkan diri ke masalah besar, ini semua karena Da In kan? Sangat jelas
kalau ini akan berakhir sedih, kenapa harus Da In lagi di antara semua gadis?
Kwang Soo menyuruh Young Hoon berhenti. Young Hoon memberi saran, kau ini
single, kenapa harus terlibat dengan janda? Kulitmu hanya agak berkerut, tapi
secara keseluruhan tak seburuk itu, kau masih punya harapan. Menurut Young Hoon
lebih baik Kwang Soo bersama scriptwriternya saja, setidaknya ia tak punya
anak. Tapi Kwang Soo malah menegaskan kalau ia dan Da In belum benar-benar
putus. Young Hoon mengatai Kwang Soo gila, kau akan kembali ke akal sehatmu
setelah dicampakkan lagi.
Kwang Soo mungkin agak gila, karena ia
tersenyum dan menyapa tim spongenya ceria. Semua bengong melihat Kwang Soo yang
bahkan sedang bersiul. Mereka malah jadi khawatir dan bertanya-tanya, dia pasti
sudah gila, kita harus hati-hati. Dan mereka makin bengong saat Kwang Soo
mengajak berdiskusi di luar saja, sambil minum kopi.
Kwang Soo sengaja membawa mereka ke
cafe Da In. Mereka senang dengan suasana dan aroma kopi di cafenya, tapi si scriptwiter
heran, kenapa harus menyetir 30 menit untuk secangkir kopi padahal agenda hari
ini sangat banyak? Kwang Soo berkata kopi dan cake di cafe ini fantastis dan
menyuruh mereka memesan apa saja yang diinginkan. Semua langsung semangat.
Kwang Soo memulai diskusi mereka, well
ini agak aneh karena Kwang Soo biasanya selalu diam dan tak berminat tiap di
dekat mereka. Tapi karena prolog yang kepanjangan, scriptwriter memotong dan
menyuruh anggota tim yang lain untuk langsung praktek materi minggu ini saja. Ide
kali ini berkaitan dengan memukul kepala secara cepat. Mereka langsung praktek,
dan tertawa cukup ribut sampai Kwang Soo minta mereka berhenti. Tapi kejutan
lain hari itu, Kwang Soo setuju dengan ide mereka dan mengajak mereka
melanjutkan diskusi di kantor saja. Scriptwriter tak mau, Kwang Soo yang tadi
mengajak diskusi sambil minum kopi.
Kwang Soo yang jadi super baik hati
berkata ia hanya ingin mereka refreshing dulu dan menyuruh mereka memesan lagi.
Mereka makin semangat dan memesan lagi. Selama mereka di sana, Kwang Soo
tersenyum terus, karena ia bisa terus memandangi Da In. Meski ia tetap
diabaikan Da In.
Soo Ah yang berjalan sendirian tampak
mencari-cari seseorang. Karena matanya kemana-mana, Soo Ah hampir menabrak
orang yang dicarinya... Kang Min Gu. Min Gu tersenyum senang, kau mencariku
kan? Soo Ah menyangkal. “Ayolah, aku melihatnya,” goda Min Gu. Soo Ah tak
menjawab dan melangkah pergi. Min Gu menghalangi langkahnya dan bertanya apa
Soo Ah tak akan menjawabnya?
“Jawab apa?”
“Kau tak ingat? Sepertinya aku bilang
kalau aku menyukaimu,” sahut Min Gu. “Tapi kau tak perlu menjawabku, kita buat
saja ini hari pertama kita.”
“Apa?”
“Mulai sekarang, kau pacarku dan aku
pacarmu, deal?” ujar Min Gu. Soo Ah berkata tidak dengan nada tak yakin, ia
pikir mereka tak cocok. Min Gu kaget, menurutnya mereka sangat cocok, mereka
bisa berkencan dulu dan Soo Ah bisa menjawab bagian itu nanti. Min Gu yakin ia
bagus dalam memperbaiki diri.
Soo Ah tak menjawab dan melangkah
masuk ke cafe yang mereka lewati. Min Gu ikut masuk, dan ikut memesan espresso
seperti yang dilakukan Soo Ah, berkata ia juga suka espresso. Saat Soo Ah akan
membayar, Min Gu menyodorkan sebuah kartu kredit.. milik ibunya (jiaah, kirain
punya sendiri, tapi kan Min Gu masih SMA ya? Haha). Soo Ah tampak keberatan,
tapi lalu diam saja. Min Gu berkata ia hanya meminum espresso, meski semua
orang berpikir itu terlalu pahit. Min Gu yakin mereka soulmate, sangat cocok.
Pesanan mereka sudah siap. Min Gu meminumnya,
dan langsung mengernyit karena pahit, haha. Soo Ah tertawa.Tapi tentu Min Gu
tak mengaku, malah berkata pria seharusnya meminum sesuatu yang kuat seperti
ini dan pura-pura menikmati kopinya. Btw ini kayaknya Soo Ah ngerjain deh,
soalnya dia cuma kayak nyium aroma kopinya aja, nggak bener-bener diminum. Hahaa,
kasian deh Min Gu.
Soo Ah mengeluarkan bukunya dan
memasang headset, mulai belajar. Min Gu mengirimi Soo Ah pesan, tapi tanpa
membukanya Soo Ah langsung membalikkan ponselnya, tanda tak ingin diganggu. Min
Gu pun menunggu sampai bosan sendiri. Karena Soo Ah tetap mengabaikannya, Min
Gu pindah duduk ke sebelahnya dan mengambil satu headset yang terpasang di
telinga Soo Ah, penasaran dengan musik apa yang didengarnya.
“Hm, Blue Paprika? Kau menyukai mereka
juga?” tanya Min Gu kenal lagunya. Soo Ah tak percaya Min Gu juga suka band
indie. Min Gu mengiyakan. Soo Ah tak yakin, siapa yang kau suka? “Americano,”
jawab Min Gu setelah berpikir sejenak. Oh, Soo Ah tau lagunya, tapi masih ragu
Min Gu suka lagu seperti itu. Min Gu pun mulai menyanyikannya, ‘Americano, chuwa chuwa chuwa..’
“Bagaimana lanjutannya?” tanya Soo Ah.
Tapi Min Gu tetap menyanyikan lirik yang sama berkali-kali. Soo Ah tertawa, kau
tak tau lagunya. Min Gu berdalih ia hanya mencoba membuat Soo Ah tertawa dan
berkata ia benar-benar suka musik indie.
Soo Ah pun mengetes dengan
memperdengarkan salah satu lagu di ponselnya, lagu siapa ini? Tentu saja Min Gu
tak tau. “Standing Egg,” beritahu Soo Ah sambil mengeluhkan Min Gu yang tak tau
apapun. Ia membereskan barangnya dan langsung pergi meninggalkan Min Gu.
Jin Gu makan malam bersama Go Eun. Tapi
Go Eun yang tampak menikmati makanannya malah mengingatkan Jin Gu pada Se
Young. Jin Gu pikir Go Eun tak suka makanan seperti ini (kayaknya sih mereka
makan perut babi, kayaknya lho yaa). Tapi Go Eun suka, ini bagus untuk kulitmu.
Jin Gu berterimakasih, berkat Go Eun mereka bisa selesai cepat lalu makan malam
enak. Kalau dengan Se Young, Jin Gu selalu selesai lambat karena makan malam
dulu.
Go Eun tertawa, Se Young pasti suka diajak
ke tempat ini. Jin Gu menggeleng tak setuju, kalau dia di sini, kita tak akan
dapat satu gigitan pun, Miss Piggy akan menghabiskannya sebelum semua matang.
Go Eun tersenyum. Jin Gu memuji senyum Go Eun. Go Eun berkata ini sudah
kebiasaan, ia bekerja paruh waktu di departemen store sangat lama untuk bisa
membayar les. Dari situ kebiasaan senyum Go Eun terbangun. Dan Go Eun berkata
senyum Jin Gu juga bagus.
Saat akan pulang dan berpisah, Jin Gu
berpesan agar Go Eun tak menonton drama dan tidur lebih cepat. Go Eun
mengangguk. Jin Gu sudah berbalik ke arah lain saat Go Eun memanggilnya. Go Eun
jujur kalau sebenarnya ia sudah selesai dengan drama Amerika itu bulan lalu. Ia
tak bisa tidur karena seseorang ada di pikirannya. Jin Gu tersenyum canggung. “Bagaimana?
Ini sudah sehari. Kau tak merasa sedikit jatuh cinta padaku?” tanya Go Eun terus
terang. Go Eun yakin kalau Jin Gu akan segera jatuh cinta padanya. Jin Gu akan
menjawab kalau sebenarnya ia.. tapi Go Eun menghentikannya, sudah cukup untuk
hari ini, kita akan mulai lagi besok. Lalu Go Eun pamit.
Bis 909. Se Young pulang diantar Jae
Bum. Se Young tak enak merepotkan, tapi Jae Bum ingin nostalgia, sudah lama ia
tak naik bis ini. Dulu saat Jin Gu tinggal di daerah rumah Se Young, ia naik
bis ini untuk ke rumah Jin Gu dan ia belum pernah mengunjungi rumah Jin Gu
sejak dia pindah. “Jin Gu Oppa pindah?” tanya Se Young heran. Jae Bum
mengangguk, dia pindah ke Ilsan tahun lalu.
“Tapi dia selalu pulang ke rumah
bersamaku dengan bis ini,” sahut Se Young sedikit bingung. Jae Bum ikut bingung,
bis ini tak menuju Ilsan. Se Young terdiam, ingat Jin Gu yang selalu pulang
bersamanya setiap hari. Open your eyes girl, he is sincere!
Sementara itu di bis lain, Jin Gu
memandangi foto-foto Se Young di ponselnya.
Di rumah, Dong Gu serius berlatih
dance. Ibu menyemangati Dong Gu. Dan Min Gu sibuk sendiri dengan headsetnya. Kwang
Soo bergabung dan hendak mengganti saluran tv, ibu langsung memukul tangannya,
berkata besok Dong Gu ada audisi Dancing
9 Kids. Kwang Soo lalu menyemangati Dong Gu, tapi Min Gu malah mengejek
adiknya, kau mau dipermalukan di depan seluruh negeri? Masih sambil berlatih,
Dong Gu menjawab dancenya masih lebih baik daripada kakaknya itu. Ibu memuji
dance Dong Gu dan yakin ia akan jadi juara pertama di audisi. Min Gu tak peduli
dan memasang headsetnya lagi.
Ponsel ibu berdering, awalnya ibu
tenang menjawab, tapi lalu panik, kau menculik putraku? Ibu makin panik dan
menghitung laki-laki di hadapannya, di mana Jin Gu? Min Gu berkata dia belum
pulang. Ibu langsung bertanya ke si penelpon di mana putranya sekarang?
“Halo, apa aku menakutkanmu?” tanya si
penelpon. Ibu masih panik dan bertanya di mana putranya, Jin Gu? Si penelpon
berkata kalau ibu memberikan 5 juta won, ia akan membawa putranya sekarang
juga. “Hah? Membawa putraku?” tanya ibu. Tepat saat itu Jin Gu pulang. Sadarlah
ibu kalau ia ditipu.
Si penelpon melanjutkan, “Halo, jadi
jika kau memberi 5 juta won..” Ibu hanya mengiyakan, ooh ya 5 juta won? Ia akan
memberikannya, tapi tolong bawa saja adiknya daripada putranya. Kwang Soo pun
mukanya langsung masam, hahaa.
Si penelpon heran, “Eh, apa aku
menakutkanmu?” Ibu berkata tenang kalau ia tak takut, tapi ambil saja si bodoh
ini, bawa ia keluar negeri atau nikahkan saja ia atau kirim saja ia kemanapun.
Respon si penelpon masih sama, “Oh,
kau sangat takut.” Tidak, jawab ibu, ia tak takut. Jika kau membawanya, ia akan
langsung memberikan 5 juta won. Dan telpon langsung ditutup. Ibu mengeluh
kenapa telponnya ditutup padahal ini mulai lucu. Muka Kwang Soo masih masam,
tapi Min Gu langsung tepuk tangan, memuji ibunya hebat. Huahahaa, sumpah aku
ngakak nggak karu-karuan pas nonton ini. kesian amaaat sih samchoon satu ini..
“Jika kalian tak bisa menikah seperti
paman kalian, aku juga akan menjual kalian,” ujar ibu serius.
Bersambung ke Part 2
Ya ampun samchon keren jg gayanya walaupun agak sedikit kurang tinggi hahahaha. Tq mba difa
ReplyDeleteKeren keren keren suka couple min gu soo ah cute,lagu yg min gu nyanyiin "americano chuwa chuwa chuwa" jg dinyanyiin A pink pas di showtime ep3...dan sama2 ga ada dilanjutin.kebetulan bgt :-D
ReplyDeletedan awalnya kupikir Min Gu ngarang lirik, habisnya gitu doang.. :p
Delete