Track 7. 19 September
Narasi Jin Gu, “Musim panas ini begitu gerah sampai membuat
mati lemas. Musim panas kami lebih buruk daripada tahun-tahun sebelumnya.”
“Dengan banyak latihan Dong Gu bermain di banyak peran, tapi dia hanya
menjadi gelandangan, hantu, atau peran tanpa dialog.”
“Min Gu akhirnya mulai fokus dan berlatih dengan keras. Bertekad untuk
kuliah, dia bahkan meminum jus dandelion yang dibencinya setiap hari.”
“Paman Kwang Soo menjadi aneh. Aku tak tau apa ia ingin lepas dari ibuku
atau ia benar-benar ingin menikah sekarang, tapi tiba-tiba saja ia selalu
setuju pergi kencan buta. Ia pergi berkencan setiap akhir minggu sepanjang
musim panas.” (Meski bisa dibilang hampir semuanya failed sih, habis
pertanyaan paman aneh-aneh)
“Ia ikut zumba club tempat di mana semua selebritis cantik pergi.”
“Dan terakhir, untukku.. kami berteman seperti sebelumnya, setidaknya
secara resmi begitu. Musim panas yang menyesakkan sudah pergi dan sekarang
akhirnya musim gugur. Tapi, di 19 September 2014 hari gila yang lain akan
mendatangi kami.”
[18 September]
Kwang Soo bengong sebelum menyapa
kencan butanya. Wanita yang mirip Park Eun Ji, bukan, wanita itu benar-benar
Park Eun Ji. Kwang Soo tak percaya, temannya hanya bilang ia akan bertemu
dengan temannya yang cantik. Kwang Soo mengenalkan diri. Eun Ji tertawa ramah,
berkata ia banyak mendengar tentang Kwang Soo dan menanyakan umur Kwang Soo.
Saat tau Kwang Soo berumur 39 tahun, Eun Ji agak kaget, dipikirnya Kwang Soo
hanya beberapa tahun lebih tua darinya.
Kwang Soo hanya senyum dan memulai
pembicaraan dengan canggung. Ia memuji Eun Ji dan ramalan cuacanya, padahal Eun
Ji sudah tidak membawakan acara itu lagi. Ia bertanya apa Eun Ji punya pacar,
dan ya.. untuk apa Eun Ji datang kemari kalau sudah punya pacar? Kwang Soo
minta maaf. Tapi semakin lama pertanyaan Kwang Soo makin aneh. Berapa tinggimu?
Apa warna favoritmu? Melihat reaksi Eun Ji, Kwang Soo lagi-lagi minta maaf.
Young Hoon tak percaya Kwang Soo
benar-benar bertemu Park Eun Ji, kau memintanya untuk kencan kedua kan? Kwang
Soo tak menjawab, jadi Young Hoon berpikir Kwang Soo benar-benar melakukannya.
Tapi sayangnya tidak, Kwang Soo tak yakin Eun Ji akan menyukai pria yang lebih
tua sepertinya. Menurut Young Hoon itulah masalah Kwang Soo, tak punya percaya
diri. Young Hoon menawarkan bantuan dan langsung merebut ponsel Kwang Soo. Jelas
Kwang Soo merebutnya lagi, kemarin itu sangat canggung, ia bahkan tak tau apa
yang ia katakan.
Young Hoon heran, biasanya Kwang
Soo tak suka kencan buta, tapi sekarang ia terus melakukannya seperti orang
gila. “Ini karena Da In kan?” tebak Young Hoon. Kwang Soo menyangkal. Tentu
Young Hoon tak percaya, dia satu-satunya yang ada di pikiranmu kan? Kwang Soo
berkata kalau bukan itu, ia akan segera 40 tahun dan ingin segera menikah, ia
mulai kesepian. Young Hoon menyarankan temannya itu menghubungi Eun Ji lagi,
siapa tau ia punya selera unik dan menyukaimu. Kwang Soo enggan meski Young
Hoon terus mendesaknya.
Jae Bum datang ke kantor dengan
penampilan baru yang lebih santai, bukan jas hitam membosankan seperti biasanya.
Bo Sun langsung menyambutnya heboh dan memujinya, pria juga harus melakukan
make over sesekali. Go Eun juga suka melihat Jae Bum yang tak tampak terlalu
kaku lagi dan menebak kalau Jae Bum sedang berkencan. Jae Bum hanya senyum.
Benar-benar senyum. Bo Sun sampai kaget dan menyuruh Jae Bum terus senyum
seperti itu. Kwang Soo dan Se Young memandangi Jae Bum dari meja mereka sambil
tersenyum.
Jin Gu: [Kejutan terbesar musim gugur ini adalah.. Jae Bum. Aku yakin Jae Bum
juga memiliki musim panas yang panjang dan membuat frustasi sepertiku.]
Meeting produk baru dan bos yang
menyebalkan masih saja menyalahkan Jin Gu soal ide produk musim panasnya.
Target kali ini adalah turis Cina. Bo Sun mengusulkan spa tur di Gunung Seorak,
dan ditolak, itu seperti sebuah bukit bagi orang Cina. Jae Bum mengusulkan tur
istana agar mereka bisa melihat-lihat dan belajar tentang Korea. Dan ditolak,
mendengarnya saja si bos sudah mengantuk.
Se Young mengusulkan tur street food, dan si bos langsung
mengeluh, lagi-lagi tentang makanan. “Apa hanya itu yang bisa kalian pikirkan?”
tanya si bos. Jae Bum membela Se Young, itu populer di Spanyol, kau bisa
merasakan kehidupan dan budaya dari orang-orang di pasar tradisional. Mereka hanya
mengenal bulgogi dan kalbi sebagai masakan Korea, ide bagus untuk pergi ke
pasar tradisional. Meski tak sepenuhnya sreg, bos setuju saja.
“Bagaimana dengan tur ‘Let Me In’?” usul Jin Gu (Let Me In ini
tv show Korea, pesertanya akan dimakeover habis-habisan, bukan sekedar
didandani kayak di tv indo, tapi dioperasi plastik jadi bedaaaa banget). Si bos
kembali mengomelinya, kau sudah mengacaukan trip pasangan dan kau belum kembali
ke akal sehatmu? Bos tak ingin melakukan TV show. Tapi Jin Gu tak bermaksud
menghubungkan keduanya, banyak remaja Cina datang kemari untuk operasi plastik
sekarang dan yang Jin Gu usulkan adalah untuk membuat surgery management (mian, i don’t really get maksudnya, sub indo
dan english sama-sama nggak jelas, hehe).
Go Eun setuju dengan ide Jin Gu,
terutama klien kaya yang akan menghabiskan banyak uang. Jin Gu tampak gugup
menunggu respon bosnya, tapi si bos rupanya dalam mood baik, jadi ia setuju dan
menyuruh Jin Gu melanjutkan rencananya. Jin Gu tertawa lega dan mengiyakan.
Meeting selesai, dan si bos
mengajak mereka semua untuk makan malam tim besok. Tak ada yang tampak
berminat. “Ada apa dengan kalian, kalian tak mau?” tanya si bos. Barulah mereka
pura-pura semangat untuk pergi.
Jin Gu sampai di tempat makan
siangnya, baru ada Se Young di sana. Suasana masih canggung. Jin Gu mencoba
membuka pembicaraan tentang pertandingan malam ini, tapi Se Young tetap sibuk
dengan ponselnya dan tak menanggapi. Saat Jae Bum dan Go Eun datang, barulah
suasana agak mencair, meski Se Young lebih banyak bicara dengan Jae Bum, dan
Jin Gu dengan Go Eun.
Jin Gu: [Kami harus berakting seperti tak ada apapun yang pernah terjadi atau
dikatakan. Tapi, kupikir aku butuh lebih banyak waktu.]
Selama ini Go Eun berpikir Jae
Bum sangat mengerikan, tapi setelah terbiasa ternyata Jae Bum cute juga. Se
Young tertawa, Jae Bum oppa cute? Go Eun yakin kalau Jae Bum sudah punya pacar
dan melirik Se Young curiga. Se Young tau maksudnya dan menyuruh Go Eun
berhenti. Tapi yang Go Eun lebih penasaran, Jin Gu tak sedang menyukai
siapa-siapa kan? Se Young tak tau. Go Eun tak percaya, kalian teman baik dan
kau tak tau?
“Itu bukan kau kan unni?” tanya
Go Eun. Se Young terkejut. “Kalian tak berkencan diam-diam kan?” lanjut Go Eun.
Se Young seolah kesal dan minta Go Eun jangan khawatir. Go Eun lega mendengarnya.
Seperti biasa, Min Gu makan di
minimarket bersama dua temannya. Temannya yang kurus mengucapkan apa yang
dibacanya di majalah, “Itu takdir jika kau bertemu dengannya meski berusaha
menghindarinya, dan bukan takdir kalau kau tak bertemu dengannya meskipun kau
menunggunya sepanjang hari.” Min Gu tak menanggapi dan terus memakan ramennya.
Temannya yang gendut datang
dengan menu baru, spicy fish cake udong (padahal mereka selalu makan di
minimarket yang sama, tapi temennya ini kreatif banget nambahin segala macem di
ramen atau udonnya, haha). Lagi-lagi Min Gu tak tampak tertarik. Temannya yang
gendut heboh melihat seorang gadis lewat. Min Gu sih tadinya cuek, tapi begitu
dengar gadis itu mirip Soo Ah, ia mendongakkan kepalanya juga.
Gadis itu dari belakang memang
mirip Soo Ah. Semua sudah menunggu dengan penasaran, tapi langsung kecewa saat
gadis itu menoleh, jauh banget soalnya, huahahaa. Temannya yang gendut sampai
bilang ia juga akan kelihatan cantik kalau punya rambut panjang. Ia menyesalkan
jika saja pria tua dengan galon air itu tak datang, pasti ini akan berhasil. Teman
yang kurus memuji Min Gu sebagai pria yang memegang kata-katanya, ia pikir si
bodoh ini akan pergi menemuinya lagi. Min Gu yang daritadi diam sudah selesai
dengan makannya dan mengajak mereka segera pergi latihan.
Min Gu berlatih keras. Jauh lebih
keras dari sebelumnya. Min Gu: [Han Soo
Ah? Aku sudah lupa nama itu. Aku hanya punya satu tujuan.. Yongin.]
Jin Gu bengong melihat usaha
baru temannya, Han Gu’s Chicken. Dulu ia punya bar, tapi sekarang hanya outlet
kecil di pinggir jalan. Bisnisnya memburuk setelah Olimpiade, World Cup bahkan
tak membantunya. Jin Gu merasa tahun ini pasti juga berat untuk Han Gu. Han Gu
mengiyakan, ia menjual tempatnya sebelum semua makin buruk dan mendapatkan ini.
Ia menyuruh Jin Gu kerja keras, pria dengan gaji tetap lebih baik daripada ini.
“Apa seberat itu? Kenapa kau
tak memberitahuku? Apa bisnis di sini berjalan baik?” tanya Jin Gu simpati. Han
Gu berkata kalau tak jauh beda, tapi lalu ia sadar Jin Gu langsung datang
kesini setelah pulang kerja, oh kau tak mengantar Miss Piggy pulang lagi
sekarang? Jin Gu mengangguk. Han Gu tau rasanya, pasti berat untuk tetap
menjadi teman. Jin Gu mengiyakan, itulah kenapa ia bekerja seperti orang gila
sekarang.
Ponsel Jin Gu berbunyi, pesan
dari Go Eun. Han Gu memujinya, satu pergi dan satu lagi datang. Jin Gu
menyangkal, bukan seperti itu. Han Gu mendukungnya bersama Go Eun, ia jauh
lebih baik daripada Se Young, lebih cantik dan badannya lebih bagus. Jin Gu
meyakinkan kalau mereka hanya rekan kerja. Han Gu menggoda Jin Gu yang
berciuman dan berkencan dengan siapapun. Jin Gu kesal dan minta Han Gu
berhenti.
“Mereka bilang jalan yang sulit
bukanlah jalan yang harus diambil, ambillah jalan yang mudah. Kencani ia jika
ia menyukaimu,” saran Han Gu. Ia menyuruh Jin Gu mengajak Go Eun kesini, tapi
lalu berubah pikiran, ia tak pede dengan tempatnya yang memalukan. Jin Gu
menyemangati temannya, kau tak akan mati. Han Gu mengangguk-angguk, ia akan
membuat usahanya besar lagi dengan ayam.
Kwang Soo baru saja beres
memarkirkan mobilnya saat Eun Ji menelpon. Kwang Soo tak percaya saat Eun Ji memanggilnya
Oppa mengajaknya makan malam besok, tapi ia menyanggupi dan menutup telponnya. Kwang
Soo baru saja keluar mobil, ibu tergesa menghampirinya dan menyuruh Kwang Soo
menyalakan mobilnya lagi. Kwang Soo malas, dipikirnya ibu minta antar ke pasar.
Tapi, Da In datang menggendong
Eun Suh yang sakit. Keduanya sempat membeku, tapi ibu mendesak mereka untuk
segera pergi. Mau tak mau Da In masuk juga ke mobil Kwang Soo. Ibu tak bisa
ikut mengantar karena Dong Gu membutuhkannya.
Kwang Soo melajukan mobilnya
secepat mungkin ke RS. Tapi saat sampai, UGD begitu sibuk. Da In makin panik,
mereka masih harus mengantri untuk periksa dokter. Kwang Soo menelpon seorang
dokter kenalannya yang pernah ia interview, untunglah dokter itu ada di RS dan
menyuruh Kwang Soo menemuinya di lantai 3.
Eun Suh langsung diinfus, dan
dokter menenangkan Da In, akhir-akhir ini flu selalu diikuti dengan demam
tinggi. Infus akan membuat Eun Suh merasa baikan saat bangun nanti. Da In lega
dan berterimakasih. Kwang Soo datang, dan dokter itu berkata kalau anakmu sangat
mirip denganmu. Agak canggung, Kwang Soo menjelaskan kalau mereka hanya
bertetangga. Dokter itu tak enak dan minta maaf, ia berpikir begitu karena
Kwang Soo sangat khawatir pada Eun Suh. Da In mengerti, ia tak apa. Kwang Soo
berterimakasih dan mengantar dokter itu keluar sementara Da In menjaga Eun Suh.
Di perjalanan pulang, Kwang Soo
berusaha memulai pembicaraan, tapi tak jadi saat melihat Da In yang menangis karena begitu
khawatir. Mereka pun hanya diam sepanjang perjalanan.
Saat sampai, Da In awalnya
menolak saat Kwang Soo menggendong Eun Suh naik ke apartemennya. Meski begitu
ia membiarkan Kwang Soo melakukannya. Di lantai 10, baru keluar lift, Da In
berkata sekarang ia baik-baik saja dan mengambil Eun Suh dari gendongan Kwang
Soo. Kwang Soo ingin mengatakan sesuatu, tapi Da In hanya berterimakasih dan
berjalan masuk ke apartemennya.. meninggalkan Kwang Soo yang masih khawatir.
Kwang Soo masuk ke rumahnya dan
ibu langsung bertanya keadaan Eun Suh. Kwang Soo menjawab sambil lalu kalau itu
karena flu dan sekarang sudah baik-baik saja. Dong Gu menghampiri pamannya dan
memberikan fortune cookies untuknya. Kwang Soo menyuruh Dong Gu saja yang
memakannya, tapi Dong Gu ingin paman membukanya dan melihat apa isinya. Mereka semua
sudah melakukannya. Kwang Soo pun duduk dan membukanya, ‘Menghabiskan waktu dengan seseorang yang cocok denganmu adalah
keberuntungan besar.’
Ternyata punya Min Gu dan Jin Gu
isinya sama. Jin Gu mengeluh ini benar-benar tak berguna, bagaimana bisa kita
semua dapat yang sama kecuali Dong Gu? Milik Dong Gu berisikan, ‘Kau akan selalu bersinar seperti bintang.’Ibu
senang mendengarnya, itu pertanda baik dan lagipula besok Dong Gu akan syuting
iklan. “Iklan apa?” tanya Dong Gu. Ibu hanya berkata Dong Gu akan jadi model
fashion besok.
Diiringi Keane – Everybody’s Changing, Dong Gu pun mencoba beberapa pose
layaknya model. Ibu memujinya dan Dong Gu langsung memeluk ibunya senang. Jin
Gu tertawa melihat kelakuan adiknya itu, meski Min Gu malah geleng-geleng. (Btw,
i love how they interact, Dong Gu si bungsu emang paling lengket sama ibunya.
Min Gu lebih sering godain dan geleng-geleng liat adeknya itu, tapi Jin Gu yang
usianya terpaut lumayan jauh keliatan sayang banget sama Dong Gu dari sinar
matanya.)
Tiga pria dengan ramalan fortune
cookies yang sama, akankah keberuntungan benar-benar datang?
Jin Gu: [Aku tak tau ini keberuntungan atau bukan, tapi 19 September adalah hari
yang besar untuk kita.]
No comments:
Post a Comment