Sunday, September 21, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 7 Part 1


Track 7. 19 September

Narasi Jin Gu, “Musim panas ini begitu gerah sampai membuat mati lemas. Musim panas kami lebih buruk daripada tahun-tahun sebelumnya.”

 
 

“Dengan banyak latihan Dong Gu bermain di banyak peran, tapi dia hanya menjadi gelandangan, hantu, atau peran tanpa dialog.”


“Min Gu akhirnya mulai fokus dan berlatih dengan keras. Bertekad untuk kuliah, dia bahkan meminum jus dandelion yang dibencinya setiap hari.”

 
 

“Paman Kwang Soo menjadi aneh. Aku tak tau apa ia ingin lepas dari ibuku atau ia benar-benar ingin menikah sekarang, tapi tiba-tiba saja ia selalu setuju pergi kencan buta. Ia pergi berkencan setiap akhir minggu sepanjang musim panas.” (Meski bisa dibilang hampir semuanya failed sih, habis pertanyaan paman aneh-aneh)


“Ia ikut zumba club tempat di mana semua selebritis cantik pergi.”

 

“Dan terakhir, untukku.. kami berteman seperti sebelumnya, setidaknya secara resmi begitu. Musim panas yang menyesakkan sudah pergi dan sekarang akhirnya musim gugur. Tapi, di 19 September 2014 hari gila yang lain akan mendatangi kami.”


[18 September]

 

Kwang Soo bengong sebelum menyapa kencan butanya. Wanita yang mirip Park Eun Ji, bukan, wanita itu benar-benar Park Eun Ji. Kwang Soo tak percaya, temannya hanya bilang ia akan bertemu dengan temannya yang cantik. Kwang Soo mengenalkan diri. Eun Ji tertawa ramah, berkata ia banyak mendengar tentang Kwang Soo dan menanyakan umur Kwang Soo. Saat tau Kwang Soo berumur 39 tahun, Eun Ji agak kaget, dipikirnya Kwang Soo hanya beberapa tahun lebih tua darinya.


Kwang Soo hanya senyum dan memulai pembicaraan dengan canggung. Ia memuji Eun Ji dan ramalan cuacanya, padahal Eun Ji sudah tidak membawakan acara itu lagi. Ia bertanya apa Eun Ji punya pacar, dan ya.. untuk apa Eun Ji datang kemari kalau sudah punya pacar? Kwang Soo minta maaf. Tapi semakin lama pertanyaan Kwang Soo makin aneh. Berapa tinggimu? Apa warna favoritmu? Melihat reaksi Eun Ji, Kwang Soo lagi-lagi minta maaf.


Young Hoon tak percaya Kwang Soo benar-benar bertemu Park Eun Ji, kau memintanya untuk kencan kedua kan? Kwang Soo tak menjawab, jadi Young Hoon berpikir Kwang Soo benar-benar melakukannya. Tapi sayangnya tidak, Kwang Soo tak yakin Eun Ji akan menyukai pria yang lebih tua sepertinya. Menurut Young Hoon itulah masalah Kwang Soo, tak punya percaya diri. Young Hoon menawarkan bantuan dan langsung merebut ponsel Kwang Soo. Jelas Kwang Soo merebutnya lagi, kemarin itu sangat canggung, ia bahkan tak tau apa yang ia katakan.


Young Hoon heran, biasanya Kwang Soo tak suka kencan buta, tapi sekarang ia terus melakukannya seperti orang gila. “Ini karena Da In kan?” tebak Young Hoon. Kwang Soo menyangkal. Tentu Young Hoon tak percaya, dia satu-satunya yang ada di pikiranmu kan? Kwang Soo berkata kalau bukan itu, ia akan segera 40 tahun dan ingin segera menikah, ia mulai kesepian. Young Hoon menyarankan temannya itu menghubungi Eun Ji lagi, siapa tau ia punya selera unik dan menyukaimu. Kwang Soo enggan meski Young Hoon terus mendesaknya.


Jae Bum datang ke kantor dengan penampilan baru yang lebih santai, bukan jas hitam membosankan seperti biasanya. Bo Sun langsung menyambutnya heboh dan memujinya, pria juga harus melakukan make over sesekali. Go Eun juga suka melihat Jae Bum yang tak tampak terlalu kaku lagi dan menebak kalau Jae Bum sedang berkencan. Jae Bum hanya senyum. Benar-benar senyum. Bo Sun sampai kaget dan menyuruh Jae Bum terus senyum seperti itu. Kwang Soo dan Se Young memandangi Jae Bum dari meja mereka sambil tersenyum.

 

Jin Gu: [Kejutan terbesar musim gugur ini adalah.. Jae Bum. Aku yakin Jae Bum juga memiliki musim panas yang panjang dan membuat frustasi sepertiku.]


Meeting produk baru dan bos yang menyebalkan masih saja menyalahkan Jin Gu soal ide produk musim panasnya. Target kali ini adalah turis Cina. Bo Sun mengusulkan spa tur di Gunung Seorak, dan ditolak, itu seperti sebuah bukit bagi orang Cina. Jae Bum mengusulkan tur istana agar mereka bisa melihat-lihat dan belajar tentang Korea. Dan ditolak, mendengarnya saja si bos sudah mengantuk.


Se Young mengusulkan tur street food, dan si bos langsung mengeluh, lagi-lagi tentang makanan. “Apa hanya itu yang bisa kalian pikirkan?” tanya si bos. Jae Bum membela Se Young, itu populer di Spanyol, kau bisa merasakan kehidupan dan budaya dari orang-orang di pasar tradisional. Mereka hanya mengenal bulgogi dan kalbi sebagai masakan Korea, ide bagus untuk pergi ke pasar tradisional. Meski tak sepenuhnya sreg, bos setuju saja.


“Bagaimana dengan tur ‘Let Me In’?” usul Jin Gu (Let Me In ini tv show Korea, pesertanya akan dimakeover habis-habisan, bukan sekedar didandani kayak di tv indo, tapi dioperasi plastik jadi bedaaaa banget). Si bos kembali mengomelinya, kau sudah mengacaukan trip pasangan dan kau belum kembali ke akal sehatmu? Bos tak ingin melakukan TV show. Tapi Jin Gu tak bermaksud menghubungkan keduanya, banyak remaja Cina datang kemari untuk operasi plastik sekarang dan yang Jin Gu usulkan adalah untuk membuat surgery management (mian, i don’t really get maksudnya, sub indo dan english sama-sama nggak jelas, hehe).


Go Eun setuju dengan ide Jin Gu, terutama klien kaya yang akan menghabiskan banyak uang. Jin Gu tampak gugup menunggu respon bosnya, tapi si bos rupanya dalam mood baik, jadi ia setuju dan menyuruh Jin Gu melanjutkan rencananya. Jin Gu tertawa lega dan mengiyakan.


Meeting selesai, dan si bos mengajak mereka semua untuk makan malam tim besok. Tak ada yang tampak berminat. “Ada apa dengan kalian, kalian tak mau?” tanya si bos. Barulah mereka pura-pura semangat untuk pergi.


Jin Gu sampai di tempat makan siangnya, baru ada Se Young di sana. Suasana masih canggung. Jin Gu mencoba membuka pembicaraan tentang pertandingan malam ini, tapi Se Young tetap sibuk dengan ponselnya dan tak menanggapi. Saat Jae Bum dan Go Eun datang, barulah suasana agak mencair, meski Se Young lebih banyak bicara dengan Jae Bum, dan Jin Gu dengan Go Eun.


Jin Gu: [Kami harus berakting seperti tak ada apapun yang pernah terjadi atau dikatakan. Tapi, kupikir aku butuh lebih banyak waktu.]


Selama ini Go Eun berpikir Jae Bum sangat mengerikan, tapi setelah terbiasa ternyata Jae Bum cute juga. Se Young tertawa, Jae Bum oppa cute? Go Eun yakin kalau Jae Bum sudah punya pacar dan melirik Se Young curiga. Se Young tau maksudnya dan menyuruh Go Eun berhenti. Tapi yang Go Eun lebih penasaran, Jin Gu tak sedang menyukai siapa-siapa kan? Se Young tak tau. Go Eun tak percaya, kalian teman baik dan kau tak tau?


“Itu bukan kau kan unni?” tanya Go Eun. Se Young terkejut. “Kalian tak berkencan diam-diam kan?” lanjut Go Eun. Se Young seolah kesal dan minta Go Eun jangan khawatir. Go Eun lega mendengarnya.


Seperti biasa, Min Gu makan di minimarket bersama dua temannya. Temannya yang kurus mengucapkan apa yang dibacanya di majalah, “Itu takdir jika kau bertemu dengannya meski berusaha menghindarinya, dan bukan takdir kalau kau tak bertemu dengannya meskipun kau menunggunya sepanjang hari.” Min Gu tak menanggapi dan terus memakan ramennya.

Temannya yang gendut datang dengan menu baru, spicy fish cake udong (padahal mereka selalu makan di minimarket yang sama, tapi temennya ini kreatif banget nambahin segala macem di ramen atau udonnya, haha). Lagi-lagi Min Gu tak tampak tertarik. Temannya yang gendut heboh melihat seorang gadis lewat. Min Gu sih tadinya cuek, tapi begitu dengar gadis itu mirip Soo Ah, ia mendongakkan kepalanya juga.

 

Gadis itu dari belakang memang mirip Soo Ah. Semua sudah menunggu dengan penasaran, tapi langsung kecewa saat gadis itu menoleh, jauh banget soalnya, huahahaa. Temannya yang gendut sampai bilang ia juga akan kelihatan cantik kalau punya rambut panjang. Ia menyesalkan jika saja pria tua dengan galon air itu tak datang, pasti ini akan berhasil. Teman yang kurus memuji Min Gu sebagai pria yang memegang kata-katanya, ia pikir si bodoh ini akan pergi menemuinya lagi. Min Gu yang daritadi diam sudah selesai dengan makannya dan mengajak mereka segera pergi latihan.


Min Gu berlatih keras. Jauh lebih keras dari sebelumnya. Min Gu: [Han Soo Ah? Aku sudah lupa nama itu. Aku hanya punya satu tujuan.. Yongin.]


Jin Gu bengong melihat usaha baru temannya, Han Gu’s Chicken. Dulu ia punya bar, tapi sekarang hanya outlet kecil di pinggir jalan. Bisnisnya memburuk setelah Olimpiade, World Cup bahkan tak membantunya. Jin Gu merasa tahun ini pasti juga berat untuk Han Gu. Han Gu mengiyakan, ia menjual tempatnya sebelum semua makin buruk dan mendapatkan ini. Ia menyuruh Jin Gu kerja keras, pria dengan gaji tetap lebih baik daripada ini.


“Apa seberat itu? Kenapa kau tak memberitahuku? Apa bisnis di sini berjalan baik?” tanya Jin Gu simpati. Han Gu berkata kalau tak jauh beda, tapi lalu ia sadar Jin Gu langsung datang kesini setelah pulang kerja, oh kau tak mengantar Miss Piggy pulang lagi sekarang? Jin Gu mengangguk. Han Gu tau rasanya, pasti berat untuk tetap menjadi teman. Jin Gu mengiyakan, itulah kenapa ia bekerja seperti orang gila sekarang.


Ponsel Jin Gu berbunyi, pesan dari Go Eun. Han Gu memujinya, satu pergi dan satu lagi datang. Jin Gu menyangkal, bukan seperti itu. Han Gu mendukungnya bersama Go Eun, ia jauh lebih baik daripada Se Young, lebih cantik dan badannya lebih bagus. Jin Gu meyakinkan kalau mereka hanya rekan kerja. Han Gu menggoda Jin Gu yang berciuman dan berkencan dengan siapapun. Jin Gu kesal dan minta Han Gu berhenti.


“Mereka bilang jalan yang sulit bukanlah jalan yang harus diambil, ambillah jalan yang mudah. Kencani ia jika ia menyukaimu,” saran Han Gu. Ia menyuruh Jin Gu mengajak Go Eun kesini, tapi lalu berubah pikiran, ia tak pede dengan tempatnya yang memalukan. Jin Gu menyemangati temannya, kau tak akan mati. Han Gu mengangguk-angguk, ia akan membuat usahanya besar lagi dengan ayam.


Kwang Soo baru saja beres memarkirkan mobilnya saat Eun Ji menelpon. Kwang Soo tak percaya saat Eun Ji memanggilnya Oppa mengajaknya makan malam besok, tapi ia menyanggupi dan menutup telponnya. Kwang Soo baru saja keluar mobil, ibu tergesa menghampirinya dan menyuruh Kwang Soo menyalakan mobilnya lagi. Kwang Soo malas, dipikirnya ibu minta antar ke pasar.


Tapi, Da In datang menggendong Eun Suh yang sakit. Keduanya sempat membeku, tapi ibu mendesak mereka untuk segera pergi. Mau tak mau Da In masuk juga ke mobil Kwang Soo. Ibu tak bisa ikut mengantar karena Dong Gu membutuhkannya.


Kwang Soo melajukan mobilnya secepat mungkin ke RS. Tapi saat sampai, UGD begitu sibuk. Da In makin panik, mereka masih harus mengantri untuk periksa dokter. Kwang Soo menelpon seorang dokter kenalannya yang pernah ia interview, untunglah dokter itu ada di RS dan menyuruh Kwang Soo menemuinya di lantai 3.


Eun Suh langsung diinfus, dan dokter menenangkan Da In, akhir-akhir ini flu selalu diikuti dengan demam tinggi. Infus akan membuat Eun Suh merasa baikan saat bangun nanti. Da In lega dan berterimakasih. Kwang Soo datang, dan dokter itu berkata kalau anakmu sangat mirip denganmu. Agak canggung, Kwang Soo menjelaskan kalau mereka hanya bertetangga. Dokter itu tak enak dan minta maaf, ia berpikir begitu karena Kwang Soo sangat khawatir pada Eun Suh. Da In mengerti, ia tak apa. Kwang Soo berterimakasih dan mengantar dokter itu keluar sementara Da In menjaga Eun Suh.


Di perjalanan pulang, Kwang Soo berusaha memulai pembicaraan, tapi tak jadi saat melihat Da In yang menangis karena begitu khawatir. Mereka pun hanya diam sepanjang perjalanan.


Saat sampai, Da In awalnya menolak saat Kwang Soo menggendong Eun Suh naik ke apartemennya. Meski begitu ia membiarkan Kwang Soo melakukannya. Di lantai 10, baru keluar lift, Da In berkata sekarang ia baik-baik saja dan mengambil Eun Suh dari gendongan Kwang Soo. Kwang Soo ingin mengatakan sesuatu, tapi Da In hanya berterimakasih dan berjalan masuk ke apartemennya.. meninggalkan Kwang Soo yang masih khawatir.


Kwang Soo masuk ke rumahnya dan ibu langsung bertanya keadaan Eun Suh. Kwang Soo menjawab sambil lalu kalau itu karena flu dan sekarang sudah baik-baik saja. Dong Gu menghampiri pamannya dan memberikan fortune cookies untuknya. Kwang Soo menyuruh Dong Gu saja yang memakannya, tapi Dong Gu ingin paman membukanya dan melihat apa isinya. Mereka semua sudah melakukannya. Kwang Soo pun duduk dan membukanya, ‘Menghabiskan waktu dengan seseorang yang cocok denganmu adalah keberuntungan besar.


Ternyata punya Min Gu dan Jin Gu isinya sama. Jin Gu mengeluh ini benar-benar tak berguna, bagaimana bisa kita semua dapat yang sama kecuali Dong Gu? Milik Dong Gu berisikan, ‘Kau akan selalu bersinar seperti bintang.’Ibu senang mendengarnya, itu pertanda baik dan lagipula besok Dong Gu akan syuting iklan. “Iklan apa?” tanya Dong Gu. Ibu hanya berkata Dong Gu akan jadi model fashion besok.


Diiringi Keane – Everybody’s  Changing, Dong Gu pun mencoba beberapa pose layaknya model. Ibu memujinya dan Dong Gu langsung memeluk ibunya senang. Jin Gu tertawa melihat kelakuan adiknya itu, meski Min Gu malah geleng-geleng. (Btw, i love how they interact, Dong Gu si bungsu emang paling lengket sama ibunya. Min Gu lebih sering godain dan geleng-geleng liat adeknya itu, tapi Jin Gu yang usianya terpaut lumayan jauh keliatan sayang banget sama Dong Gu dari sinar matanya.)


Tiga pria dengan ramalan fortune cookies yang sama, akankah keberuntungan benar-benar datang?

Jin Gu: [Aku tak tau ini keberuntungan atau bukan, tapi 19 September adalah hari yang besar untuk kita.]



Bersambung ke Part 2

No comments:

Post a Comment