Kwang Soo yang siap berangkat
kerja mau tak mau mendadak gugup saat lift yang ditunggunya berhenti dulu di
lantai 10. Ia bahkan merapikan bajunya. Tapi saat lift berhenti di lantai 9,
bukan Da In yang ada di dalam. Kwang Soo sempat terdiam dan baru melangkah
masuk saat wanita yang ada di dalam lift bertanya heran apa Kwang Soo tak akan
masuk?
Di parkiran, seorang wanita
tampak kenal dan memanggil Kwang Soo. Wanita itu membantu Kwang Soo
mengingatnya, ia So Jin, teman Da In. Dulu Kwang Soo sering sekali mentraktir
mereka makan siang. Kwang Soo tak langsung ingat karena wajah So Jin yang
tampak berbeda (karena operasi plastik tentunya). So Jin tertawa, dan berkata
ia datang untuk mengunjungi Da In dan anaknya yang sakit.
“Lalu apa yang membawamu ke
sini?” tanya So Jin balik. Kwang Soo belum menjawab apapun, tapi So Jin
langsung menyimpulkan kalau Kwang Soo dan Da In saling bertemu lagi. Kwang Soo
hendak menyangkal. So Jin malah berkata kalau setelah Da In putus dengannya, ia
menangis sepanjang waktu, juga mabuk-mabukan. So Jin senang melihat mereka
bersama lagi.
Kwang Soo terdiam, itu fakta
yang baru diketahuinya. So Jin berpesan agar Kwang Soo jangan membuat Da In
menangis lagi. Ia penasaran kenapa Da In tak memberitahunya, tapi ia sangat
senang melihat mereka bersama lagi. Da In memang sempat bertemu pria lain untuk
sesaat, tapi karena itu sangat berat untuknya dan semua ini salah Kwang Soo. So
Jin tersadar ia sudah terlalu banyak bicara dan pamit masuk. Kwang Soo daritadi
hanya diam dan membeku di tempatnya.
Begitupun dengan Dong Gu. Ia sudah
siap dengan kostum pemotretannya, tapi ia malah bengong dan merajuk. Ternyata ia
menjadi bintang iklan pakaian dalam. Dong Gu tak mau melakukannya, ini
memalukan. Bagaimana kalau teman-temannya meledeknya? Ibu menenangkan Dong Gu, “Kau
tau Jang Geun Suk dan Kim Soo Hyun? Mereka semua melalui ini. Kau juga harus
bisa melaluinya dan jadi terkenal. Fortune cookies juga bilang kau akan
bersinar.”
Ibu menyemangati Dong Gu untuk
bekerja keras dan menjadi bintang besar. Dong Gu masih menangis dan merajuk,
tetap saja ini memalukan.
Dan saat di depan kamera, Dong
Gu masih merasa malu. Saat fotografer memintanya berpose, Dong Gu malah
menutupi dadanya. Sekali lagi, Dong Gu malah menutupi pakaian dalamnya. Dan berikutnya,
Dong Gu menutupi mukanya. Fotografer sampai kesal dibuatnya, ia mengarahkan
gaya lagi untuk Dong Gu, dan yang terpenting.. senyum.
Menyingkirkan rasa malunya, Dong
Gu mulai tampil all out. Ia mengikuti semua arahan fotografer. Dong Gu: [Aku akan menjadi bintang yang bersinar. Belum,
tapi nanti aku akan sukses!]
Min Gu masih berlatih saat
teman-teman yang lain sudah bubar. Kedua temannya yang sudah berganti baju
mengajak Min Gu pergi makan ramen, tapi Min Gu masih ingin melanjutkan
latihannya. Temannya jadi khawatir, kau bisa kolaps nanti. Tapi mereka pergi
juga, meninggalkan Min Gu yang mulai kelelahan.
Min Gu pulang. Ia melalui
simpangan jalan tempat ia bertemu takdirnya, Han Soo Ah. Dan di jembatan
penyebrangan, Min Gu benar-benar bertemu dengannya. Mereka berpandangan sesaat,
tapi seolah tak saling mengenal, Soo Ah berjalan melewatinya. Min Gu pun
melanjutkan langkahnya. Soo Ah tampak kecewa dan menoleh sedikit ke belakang.
Min Gu: [Aku bisa menjaga mataku darimu, tapi kau selalu di pikiranku.]
Perkataan So Jin tadi sangat
mempengaruhi Kwang Soo. Bahkan pesan dari Eun Ji tak membuat pikirannya lebih
tenang. Begitu sampai kantor, Young Hoon malah memberi materi untuk acara
Sponge-nya. Ia menunjukkan sebuah game, jika kau bicara dengannya, ia akan
menjawabmu (yah, macam simsimi gitu lah). Kwang Soo tak tampak tertarik. Young
Hoon mencoba memberi pertanyaan, ‘Apa
Kwang Soo akan bisa menikah?’. Dan jawabannya, ‘Itu tak akan terjadi tahun ini.’ Young Hoon tertawa dan menanyakan
pertanyaan lain, ‘Kenapa Da In pergi?’
Tapi jawabannya tak tau. Young Hoon jadi curiga, yang menjawab pasti wanita, ia
menghindari pertanyaan penting, haha.
Young Hoon menyuruh Kwang Soo
bicara dengan game itu jika kau kesepian, cyber love adalah pilihan kedua yang
terbaik. Kwang Soo diam saja. Young Hoon mengeluh Kwang Soo bahkan dicampakkan
Eun Ji juga. Barulah Kwang Soo membuka mulutnya, untuk menyuruh Young Hoon
diam. “Dan aku tak dicampakkan,” tambah Kwang Soo. Young Hoon menebak kalau Eun
Ji menghubungi duluan dan langsung menggoda Kwang Soo, kapan? Di mana? Kwang
Soo kesal dan tak mau memberitahunya.
Saat bersama tim Sponge-nya,
Kwang Soo yang seolah berada di dunia lain mencoba game tadi, memastikan itu
akan berhasil atau tidak. Dan ya, game itu senada dengan percobaan yang dilakukan
anggota timnya. Kwang Soo masih berada di dunia lain saat bosnya memarahinya
soal rating. Siapapun yang bicara dengannya, Kwang Soo tak merespon. Ia sibuk
dengan pikirannya sendiri. Hanya ada Da In di setiap sudut pikirannya.
Jin Gu dan rekan kerjanya baru
selesai makan malam dan akan pulang ke rumah masing-masing. Tapi si bos
mengajak mereka untuk ronde kedua, tak boleh ada satupun yang pulang. Ketua Kim
terpaksa mengusulkan untuk pergi karaoke. Hampir semua menggeleng tanda tak
berminat, tapi karena ini perintah atasan, mereka pura-pura semangat dan pergi
juga.
Giliran pertama, si bos yang
mabuk menyanyi gila-gilaan. Saat giliran Ketua Kim menyanyi, si bos tak sadarkan
diri karena mabuk berat, sampai seseorang harus mengantarnya pulang. Meski si
bos sudah tak di situ, sesi karaoke tetap berlanjut. Bo Sun berduet heboh dengan
Se Young. Selanjutnya Go Eun, ala-ala personel SNSD ia menyanyi dan menari
dengan sensual sampai semua bengong melihatnya.
Soo Ah selesai les, dan tanpa
sadar ia memandang sekeliling. Apa ia mencari Min Gu? Sepertinya begitu, karena
ia langsung tertawa saat melihat sosok yang dikenalnya sembunyi di balik pohon.
Soo Ah memanggilnya, berkata ia bisa melihatnya. Terpaksa Min Gu keluar dan
menyapa Soo Ah. “Apa yang kau lakukan? Kupikir kau tak akan pernah datang lagi.
Kau bilang kau tak akan datang jika aku bukan takdirmu,” ujar Soo Ah lalu
berbalik pergi.
Min Gu membenarkan, dan bertanya
apa sejujurnya Soo Ah percaya pada takdir? Min Gu berkata jujur kalau ia tak
menyukai Soo Ah karena takdir, ia hanya mulai menyukai Soo Ah saat pandangannya
jatuh padanya. Itu adalah saat terberat dalam hidup Min Gu, lalu Soo Ah muncul.
Ia sangat bahagia, dan terus mengoceh soal takdir. Min Gu ingin membuat sesuatu
terjadi.
“Maksudku, meskipun hal seperti
takdir itu ada atau tidak, tak bisakah kau jadi milikku? Dan mulai sekarang,
aku akan semakin menyukaimu,” ujar Min Gu. Soo Ah terdiam. (Hahaa, Min Gu keren
ih!)
Kwang Soo sudah hampir sampai di
tujuannya, tempat ia janjian bertemu Eun Ji. Tapi saat berhenti di lampu merah,
ia berubah pikiran dan langsung memutar balik mobilnya. Pikirannya mengijinkan
ia untuk bertindak gila sekali saja, dan hidupnya berubah menjadi blockbuster.
Di cafenya, lagi-lagi Da In tersenyum memandangi
pasangan kekasih yang mengunjungi cafenya. Kayaknya Da In ini emang suka liat
pasangan yang tampak akur dan mesra. Pengunjung sudah habis saat karyawannya
pergi membuang sampah, dan Da In membersihkan cafe.
Seseorang masuk. Da In pikir itu
karyawannya yang begitu cepat sudah kembali. Tapi bukan, Kwang Soo lah yang
datang. Keduanya berpandangan dalam diam.
Sesi karaoke rupanya belum
selesai. Kali ini giliran Jae Bum, ia menyanyi lagu balad penuh penghayatan.
Jin Gu memandangi Jae Bum, lalu beralih ke Se Young yang tak melepaskan
pandangannya dari Jae Bum. Saat Jin Gu yang menyanyi, Se Young malah sibuk
ngobrol dengan Jae Bum. Ini kayak kenal deh sama lagu yang dinyanyiin Jin Gu,
apa ya? OST drama apaa gitu, sedih gitu lah lagunya..
Selesai menyanyi, tanpa kembali
ke tempat duduknya, Jin Gu keluar begitu saja. Go Eun memandanginya heran, Se
Young juga. Tapi Go Eun lah yang keluar menyusul Jin Gu dan membawakan tasnya.
Go Eun berkata semua orang sudah pulang. Jin Gu mengajak Go Eun segera pergi
juga, tapi Go Eun sadar ada sesuatu yang aneh, lagumu sedikit sedih. Jin Gu
menyangkal.
“Sunbae, kau sedang bersama
seseorang kan?” tanya Go Eun memberanikan diri. Jin Gu menyangkal. Go Eun
berkali-kali tak yakin, benarkah? Jin Gu tertawa, juga berkali-kali menjawab
tidak. Jawaban itu membuat Go Eun maju mencium Jin Gu tiba-tiba.
Jin Gu terdiam. Saat hendak berkata sesuatu Go
Eun menghentikannya, ia tau apa yang akan Jin Gu katakan. Go Eun percaya diri
kalau seiring berjalannya waktu, Jin Gu juga akan jatuh cinta padanya dan
melangkah pergi.
Se Young menelpon Go Eun, tapi
tak ada jawaban. Jae Bum berpikir ia pasti pergi bersama Jin Gu. Se Young hanya
mengangguk. Cuaca makin dingin, dan Jae Bum melepas jasnya untuk ia pakaikan
pada Se Young. Se Young awalnya menolak, tapi Jae Bum tetap memakaikannya. Sedikit
canggung, Se Young memuji nyanyian Jae Bum tadi meski sedikit heran Jae Bum
menyukai jenis lagu seperti itu. Jae Bum berkata ia mulai menyukai lagu itu
beberapa saat lalu, ia mengecek SNS seorang gadis yang berisikan lirik sebuah
lagu.
Se Young sadar gadis yang
dimaksud itu dirinya dan tampak terganggu. Jae Bum jadi tak enak dan berkata
awalnya memang karena Se Young, tapi sekarang ia suka lagu itu karena memang
bagus. Melihat ekspresi Se Young, Jae Bum sadar lagi-lagi ia menekan Se Young.
Se Young diam saja.
“Se Young-ah, aku sudah mencoba
menyerah tentangmu, tapi tak berhasil..”
“Tapi Oppa..”
“Aku tau, tapi kau tak bisa
mengontrol perasaanmu. Aku tau, aku membosankan dan canggung. Aku juga selalu
mengeluh.”
Se Young berkata itu tak benar,
kau pria baik. Jae Bum berjanji akan menjadi pria yang lebih baik untuk Se
Young. Jae Bum mencubit pipi Se Young, mencoba membuatnya tertawa.
Min Gu: [Aku tak ingin menemukan alasan lagi] |
Kwang Soo: [Aku tak ingin menyesal lagi] |
Jin Gu: [19 September. Cerita musim gugur kami dimulai seperti itu] |
No comments:
Post a Comment