Ibu sedang mempersiapkan penampilan
Dong Gu untuk audisi saat Kwang Soo keluar kamar dengan mantel kuning cerah sambil
bersiul. Ibu memandangi adiknya heran. Kwang Soo bahkan memuji penampilan Dong
Gu dan pamit pergi sambil tersenyum. Ibu makin heran, karena Kwang Soo bahkan
memakai parfum. Dan gara-gara keheranannya ibu jadi tak fokus dan memakaikan
jaket Dong Gu terbalik. Dong Gu yang sadar sampai berteriak kesal.
Dong Gu sudah di tempat audisi. Ibu
berpesan agar Dong Gu tak gugup, lakukan saja sesuai latihan. Dong Gu
mengangguk dan bertanya, “Ibu, aku akan super populer jika bisa memenangkan ini
kan?” Tentu ibu mengiyakan. Audisi ini adalah battle 1 lawan 1 jadi salah satu akan
gagal, nomor audisi dibagikan dan bisa ditebak Dong Gu dapat nomor 9. Berarti
Dong Gu akan melawan anak dengan nomor 10. Dan di hadapan Dong Gu hanya ada
jaket dengan angka 10 di atasnya, tak tau itu milik siapa.
Saatnya audisi, Dong Gu masuk dan
menyapa para juri ceria, halo, aku 9 tahun national cutie, Kang Dong Gu..
lengkap dengan puing puing alias pose imutnya. Si juri (cameo by John Park)
merasa wajah Dong Gu familiar, dan ingat setelah melihat resumenya. Saat ia
berkomentar Dong Gu berubah banyak, senyum Dong Gu langsung hilang. “Maksudku,
kau cepat sekali besar,” ralat juri itu. Barulah senyum Dong Gu kembali. “Jadi
ini pertama kalinya kau menari?” tanya juri itu. Dong Gu mengangguk, makanya ia
berlatih sangat banyak.
Saat dipersilahkan, Jin Gu memulai
dancenya. Diiringi Infinite – Back, Dong Gu menari dengan meyakinkan sampai
semua juri tepuk tangan dan ibu yang menonton dari luar tertawa senang. Tapi
menurut juri ada bagian penting yang dilupakan Dong Gu, ia lalu maju, akan
menunjukkannya pada Dong Gu. Dan Dong Gu mengikuti gerakan yang dicontohkan
dengan semangat. Si juri memuji Dong Gu, kau bisa ikut American Idol. Dong Gu
tertawa senang.
Tapi saat lawan battlenya masuk, Dong
Gu hanya bisa menunduk sedih karena lawannya yang persis Psy junior dance-nya
jauh lebih oke. Dan ya, anak itu yang memenangkan battle. Dong Gu tertunduk
lemas keluar ruangan audisi, ‘Apa masa
kejayaanku benar-benar sudah berakhir?’
Min Gu terus mengirimi Soo Ah pesan, tapi
tak ada satupun balasan. Temannya menenangkan Min Gu, mungkin ia sedang ada
kelas, tunggu saja. Tapi teman satunya yakin Min Gu pasti diabaikan dan
dicampakkan lagi. Min Gu kesal, kau mau mati? Temannya yang gendut mengeluh
lapar, tapi Min Gu masih penasaran kenapa Soo Ah tak membalas pesannya? Padahal
ia melakukan hal-hal yang disukai Soo Ah, minum espresso, mendengarkan musik
indie.
Ternyata Soo Ah memang mengabaikan
semua pesan Min Gu. Temannya heran kenapa Soo Ah bahkan tak mau mengeceknya?
Soo Ah malas, paling pesannya berisi ‘aku
mencintaimu’ ‘kau sangat cantik’,
itu kekanakan. Temannya tau Soo Ah benar-benar pro dalam jual mahal, tapi Min
Gu tetap datang menemuimu setiap hari meskipun sudah dipermalukan, dia pasti
sangat menyukaimu, kenapa kau tak berkencan saja dengannya? Soo Ah diam.
“Kupikir sebenarnya kau tertarik
padanya, ya kan?” tebak temannya. Soo Ah
tak tau, dia cute tapi masih SMA. Jawaban itu malah membuat temannya makin
menggoda Soo Ah.
Min Gu masih saja menunggu balasan
pesan Soo Ah. Dua temannya ini ada di kubu yang berbeda. Temannya yang kurus
menyuruh Min Gu menyerah dan fokus masuk kuliah saja dengan judo. Tapi temannya
yang gendut menghibur Min Gu, dia akan membalas nanti malam. Min Gu tetap lesu,
tapi berubah semangat dan buru-buru pergi saat Soo Ah menyebut-nyebut Standing
Egg di status chatnya.
Sepertinya Soo Ah bermaksud menonton
Standing Egg tapi kehabisan tiket, jadi dua temannya mengajak Soo Ah
jalan-jalan dengan mereka saja. Mereka bersama seorang Oppa dengan mobil keren.
Tapi Soo Ah tak ingin dan menyuruh mereka pergi saja. Baru saja teman-temannya
pergi, Min Gu datang dengan sepedanya. Min Gu menyuruh Soo Ah naik, “Aku ingin
membawamu ke suatu tempat.”
“Kemana?” tanya Soo Ah. Min Gu tak mau
memberitahu karena ini surprise,tapi ia yakin 100% kalau Soo Ah akan suka. Soo Ah
enggan, tapi Min Gu langsung mengambil tas Soo Ah dan menyuruhnya naik. Soo Ah
sepertinya penasaran, karena ia naik juga. Begitu Soo Ah duduk di belakangnya,
Min Gu langsung meletakkan tangan Soo Ah pegangan di pinggangnya.
Dan, tampak jelas kalau Soo Ah senang.
Ia terus tersenyum, padahal Min Gu mengajaknya pergi hanya dengan berboncengan
naik sepeda. Min Gu tentu lebih senang lagi. Soo Ah kembali bertanya mereka mau
kemana? Min Gu tak menjawab, dan mengayuh sepedanya lebih kencang.
Mereka sampai, Soo Ah kaget karena Min
Gu membawanya ke konser Standing Egg. “Kudengar kau ingin menonton ini, mau bergabung
denganku?” tanya Min Gu. Soo Ah tentu mengangguk. Soo Ah terus tersenyum
sepanjang konser. Min Gu senang dan berterimakasih pada pamannya, “Go PD memang
yang terbaik!”
Kwang Soo hanya senyum membaca pesan
Min Gu, ia sedang menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Da In. Da In
keluar cafenya, juga tampak sedang menunggu. Kwang Soo berkata sepertinya Da In
sedang ada urusan, apa aku pergi saja dan kembali besok? Atau haruskah aku
menunggu? Seperti biasa tak ada jawaban. Da In tetap mengabaikan Kwang Soo dan
pergi keluar. Kwang Soo menyusul dan menawarkan tumpangan. “Aku baik-baik saja,”
jawab Da In terus melangkah.
Tapi langkahnya terhenti saat
mendengar sebuah lagu yang dikenalnya. Lagu kenangan mereka terputar di ponsel
Kwang Soo. “Lagu ini masih tetap bagus bukan?” ujar Kwang Soo. Da In tak
menanggapi dan lanjut berjalan pergi. Kwang Soo hanya bisa diam memandangi Da
In yang terus menjauh.
Se Young melanjutkan risetnya di pasar
tradisional sendirian sambil sibuk mengunyah kimbap sampai Jin Gu datang. Se
Young bingung, “kenapa Oppa di sini? Di mana Jae Bum Oppa?” Jin Gu berkata Jae Bum
ada meeting, jadi ia yang datang. Se Young sedikit kecewa, padahal ia sudah
menemukan semua tempat bagus untuk didatangi dengan Jae Bum. Jin Gu mengeluh,
harusnya ia sedikit lagi menyelesaikan riset klinik bedah plastik dengan Go
Eun, tapi ia menundanya karena Se Young, harusnya Se Young berterimakasih.
Se Young mengerti dan menyodorkan
sebuah piring dan sejumlah koin, kau bisa memilih makan siang dengan koin itu. Mereka
pun berkeliling pasar untuk memenuhi piring mereka. Se Young tampak mulai
kembali nyaman bersama Jin Gu, meski belum benar-benar kembali akrab seperti
dulu. Se Young semangat sekali mendatangi stall ddukboki, Jin Gu sampai curiga
Se Young datang ke sini untuk makan, bukan untuk kerja.
Tapi karena terlalu bersemangat, Se Young tak
hati-hati dan tangannya terkena ddukboki yang masih panas. Jin Gu khawatir dan
minta handuk basah ke ahjumma penjualnya. Se Young menolak saat Jin Gu akan
meletakkan handuk itu, ia baik-baik saja. Tapi Jin Gu bersikeras melakukannya. Ia
mengeluhkan Se Young yang sangat ceroboh, “Jika kau terluka.. aku yang harus
bertanggung jawab.” Se Young hanya diam saat Jin Gu memintanya berhati-hati.
Kejadian itu mengubah mood Se Young,
ia bahkan tak semangat makan (what? Se Young nggak semangat makan??). Jin Gu
jadi khawatir, kau baik-baik saja? Se Young mengangguk. “Tapi kenapa kau makan
seperti burung?” tanya Jin Gu heran. Se Young berkata Jin Gu selalu komentar
saat ia makan banyak atau sedikit. Jin Gu menyuruh Se Young tetap jadi dirinya
sendiri yang biasa dan mulai bercerita soal kunjungannya ke klinik bedah
plastik bersama Go Eun.
Se Young sama sekali tak mendengarkan
Jin Gu, ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Fakta kalau Jin Gu pindah ke Ilsan
sejak tahun lalu membuat Se Young terganggu. Se Young sudah akan menanyakannya,
tapi tak jadi. Ia malah menunjuk dumpling di piring Jin Gu dan berkata tadi itu
dibeli dengan koinnya. Jin Gu langsung menaruhnya ke piring Se Young, lalu
lanjut bercerita soal bibirnya yang katanya 80°. Se Young hanya diam memandang
Jin Gu.
Saat berjalan ke halte, Go Eun
menelpon Jin Gu, minta Jin Gu datang membantunya di kantor. Jin Gu mengiyakan, kantor
juga searah dengan rumahnya. Jin Gu memberitahu Se Young kalau ia akan kembali
ke kantor. Se Young mengerti, pergi saja. “Go Eun membutuhkan sesuatu dan aku
akan pergi membantunya,” jelas Jin Gu.
“Iya, sudah kubilang pergi saja,”
jawab Se Young sedikit ketus. Jin Gu heran karena Se Young cemberut. Se Young
menyangkal, kapan? “Sekarang,” jawab Jin Gu.
Mereka menunggu bis dalam diam sampai
akhirnya Se Young bertanya kenapa Jin Gu tak memberitahunya kalau sudah pindah?
Jin Gu hanya tertawa heran, darimana Se Young tau. “Kenapa kau melakukan itu? Rumahku
tak searah, kenapa kau naik bis 909 bersamaku setiap hari?” tanya Se Young. Menurut
Jin Gu Se Young sangat kejam, “Haruskah kau menanyakan itu? Aku ingin pergi
bersamamu, memangnya apa lagi?” Se Young terdiam.
Jin Gu tertawa kesal, “Aku tulus
padamu selama ini, tapi kau tak mau percaya padaku.” Se Young masih diam. Bis Jin
Gu datang dan ia pamit pulang duluan. Se Young memandangi bis Jin Gu yang
menjauh dengan ekspresi menyesal.
Soo Ah masih sangat menikmati konsernya.
Min Gu pamit ke toilet, Soo Ah hanya mengangguk sekilas dan kembali tersenyum
menatap panggung. Standing Egg selesai dengan penampilannya. Para penonton
mulai berteriak encore! Encore! Soo Ah ikut meneriakkan hal yang sama. Sang vokalis
berdiri dan berkata mereka punya lagu terakhir yang spesial, penampilan dari
hati seseorang.
Vokalis itu beranjak ke belakang
panggung dan seseorang menggantikan posisinya.. Kang Min Gu. “Han Soo Ah, lagu
ini untukmu,” ujar Min Gu sebelum mulai menyanyi. Semua penonton bersorak
menggoda sementara Soo Ah tampak kaget dan bingung.
Min Gu mulai menyanyi.. lagu Standing
Egg yang Soo Ah perdengarkan padanya kemarin (judulnya yes, it’s you, lagunya enak deh). Soo Ah tak bisa menyembunyikan
senyumnya. Ia terus tersenyum senang mendengar nyanyian Min Gu yang sama sekali
tak jelek, bagus banget malah (dan aku lebih suka versi Min Gu daripada versi
aslinya :p).
Mereka berjalan pulang, dan Min Gu
masih mendendangkan lagu yang dinyanyikannya tadi, ‘just like you girl.. just like you girl..’. Min Gu mencoba membaca
ekspresi Soo Ah, tapi tak berhasil, jadi ia berjalan persis di hadapan Soo Ah.
Min Gu berhenti, “Kau.. tak ada yang ingin kau katakan padaku?” Soo Ah diam
saja.
Meski Min Gu merasa ia sudah cukup
melakukannya di panggung, tapi Min Gu berkata lagi kalau ia benar-benar menyukai
Soo Ah. Hanya Soo Ah yang ada di pikirannya saat ia berlatih judo. “Kau
benar-benar tak akan menjawabku?” tanya Min Gu sekali lagi. Melihat Soo Ah
hanya diam dan menunduk, Min Gu mengerti dan pamit pulang. Soo Ah masih terdiam
di tempatnya sesaat, sebelum melangkahkan kaki pulang seperti yang dilakukan
Min Gu.
Belum jauh mereka berpisah, sebuah
pesan masuk ke ponsel Min Gu. Pesan dari Soo Ah, bertuliskan ‘ok’. Min Gu nyaris tak percaya
membacanya, tapi lalu berteriak kegirangan, “Han Soo Ah, aku mencintaimu! Oppa
akan memperlakukanmu dengan baik!” Padahal Soo Ah udah nggak keliatan, haha.
Da In pulang dengan Eun Suh yang
tertidur di mobil. Da In akan mengeluarkan belanjaan dari bagasi saat sebuah
suara berkata Da In pulang terlambat. Tentu saja itu Kwang Soo, ia muncul dari
balik tembok dan menanyakan hal yang sama, alasan Da In. Tapi ia tak buru-buru,
santai saja, suatu hari pasti Da In akan mengatakannya. “Tapi.. kau benar-benar
tak ingat?” tanya Kwang Soo tetap penasaran. Da In masih mengabaikannya dan
sibuk dengan barang belanjaannya.
Kwang Soo berniat membantu, tapi Da In
jadi kesal dan minta Kwang Soo berhenti (ia mengatakannya dengan bahasa non
formal or banmal). Kwang Soo sadar Da In bicara banmal dengannya dan tersenyum
senang, kau pasti merasa lebih nyaman?
Da In: “Kenapa kau melakukan ini
padaku? Kau merasa bersalah karena mantanmu seorang janda sekarang?”
Kwang Soo diam sesaat, ia melakukannya
karena ia masih menyukai Da In. Da In merasa ini cukup, ia menggendong Eun Suh
dan membawa barangnya sekaligus, lalu berjalan masuk. Kwang Soo
menghentikannya, “Kau tak merasakan apapun padaku? Apa ini sudah benar-benar
berakhir untukmu?”
Da In berkata ia bukan Da In yang
dulu, ia ibu Eun Suh sekarang. Kwang Soo tak peduli, baginya Da In tetaplah Da
In, cinta di hidupnya. Da In hanya diam menatap Kwang Soo. Kwang Soo frustasi,
hatinya berdebar dan ia merasa aneh. Ia jadi tak yakin Da In sungguh baik-baik
saja. Da In tetap diam. Kwang Soo merasa baik karena rasanya ia kembali ke 10
tahun lalu dan jadi bersemangat. Selama 10 tahun ini ia hidup sebagai Produser
Go, semua yang ia lakukan hanya kerja. Ia tak tau apa yang penting atau betapa
kesepiannya ia. Tapi setelah bertemu Da In, ia merasa menjadi Kwang Soo lagi,
dan itu menyenangkan.
“Tapi.. kau benar-benar tak merasakan
apapun?” tanya Kwang Soo lagi. Da In menghela napas, itu semua masa lalu. Kwang
Soo tak mengerti, “Lalu kenapa kau jadi sangat kejam padaku? Jika tak ada
apapun di antara kita, kau bisa biasa saja di dekatku.” Da In tak menjawab dan
melangkah masuk.
[39. Aku memutuskan untuk membiarkan Produser Go pergi dan kembali menjadi Kwang Soo 10 tahun lalu.] |
[Yang mengubah pria bukanlah dunia atau waktu.] |
[Yang mengubah pria adalah gadis yang dicintainya.] |
Komentar:
Iya sih Kwang Soo annoying, tapi dia
berhak dapat jawaban. Dan Kwang Soo benar, kalau memang nggak ada apa-apa di
antara mereka, Da In nggak perlu terus mengabaikan Kwang Soo. Just give him an
answer, and he’ll decide to fight for the second time or to move on.
Btw, ternyata Min Gu nih yang happy
duluan. Akhirnya Soo Ah nerima dia juga, hohoo. Jin Gu – Se Young kayaknya sih
bakalan nyusul. Tinggal samchoon nih yang masih kabur. Dan Dong Gu jangan patah
semangat gitu dong, unni doain karir Dong Gu melejit lagi kok..
Benar2 suka episode ini. Lagunya infite -back akhirnya aku tau jg judulnya.kamshamida,fighting!
ReplyDeleteMba punya link download ost'y pas scene min gu m soo ah ga?lagu'y enak..
ReplyDeleteYang mana? OST part 4 yang dinyanyiin Sung Jae bukan?
DeleteCoba maen ke soompi deh, di sana lengkap linknya.. :p
Iyah yg duet brg oh seung he atau siapa nama'y lupa...
ReplyDeleteUdah dapet linknya? Kl belum mention di twitter deh, ntar tak kasih.. Lagunya enak banget, suka suaranya si Min Gu.. :D
Deletemin,lagu kenangan da in sama kwang soo judulnya apa sih?
ReplyDelete