Paginya, Ji Hyun datang dan
langsung mengomeli Min Ho yang berani-beraninya melewatkan pertemuan penting.
Min Ho hanya menjawab kalau itu terjadi begitu saja. Ji Hyun tak mengerti apa
yang Min Ho pikirkan. Lagi-lagi Min Ho menjawab tanpa minat kalau semua
berjalan baik tanpanya, jadi tak apa. Ji Hyun sampai harus menahan marah,
terpaksa ia memberitahu Chairman kalau Min Ho sakit jadi Min Ho harus memberi
jawaban yang sama. Chairman akan mengunjungi pabrik 3 jam lagi, dan Min Ho tak
boleh terlambat. Ji Hyun yang kesal lalu pergi begitu saja.
Sebelum berangkat kerja, Joon
Hee menyiapkan surprisenya untuk Soon Jung. Anggur, bunga, lilin, balon, cincin,
juga sesuatu di dinding.
Di ruang ganti, Soon Jung yang
masuk kerja mengagetkan Sekretaris Yoo, tapi Soon Jung tak punya pilihan karena
harus ada di meeting hari ini. Sekretaris Yoo mengomel teganya Gold Partner
menyewa gangster seperti itu, tapi Sekretaris Oh tak setuju, bisa saja mereka
dari perusahaan ini. Rumor yang ia dengar, Direktur Yoon yang mengirim
pria-pria itu ke pabrik. Jika itu benar, dia pasti tak melakukannya sendirian
karena Chairman Lee Joon Hee dan direksi bekerja sama dengan Gold Partner dan melakukan
pekerjaan-pekerjaan kotor untuk mereka. Soon Jung tentu kaget mendengarnya.
Joon Hee bertanya apa ada yang
terluka dari kejadian kemarin? Direktur Yoon berkata kalau itu tak terelakkan
karena mereka harus menakuti para pekerja, dan ia dengar ada beberapa orang
dari kantor pusat juga yang terluka. “Orang dari kantor pusat?” tanya Joon Hee.
Direktur Yoon mengiyakan, Sekretaris Kim ada di sana. Dan sekarang gantian Joon
Hee yang kaget.
Ia menelpon sambil mencari Soon
Jung, tapi yang dicarinya hanya berjalan memandangi ponselnya yang berdering,
tanpa bermaksud mengangkat. “Soon Jung-ah, seberapa parah kau terluka?” tanya
Joon Hee khawatir. Soon Jung melangkah mundur setiap Joon Hee mendekat, “Kenapa
kau tak bertanya bagaimana aku terluka?” Joon Hee terdiam.
Bukannya bergegas ke pabrik, Min
Ho malah menemui dokter Jo. Dokter Jo menyapanya, bertanya apa Min Ho merasa
sakit lagi? “Ahjussi, bagaimana aku harus hidup mulai sekarang?” tanya Min Ho
bingung. Ada keputusan penting yang harus ia ambil hari ini, tapi hati dan
pikirannya tak menyuruhnya melakukan hal yang sama. Min Ho tak tau keputusan
apa yang harus ia ambil.
Awalnya ia membenci perasaan asing yang ia miliki,
juga kelakuan anehnya. Tapi anehnya, pada wanita yang membuat hatinya bergetar
dan jantungnya berdetak kencang, ia ingin jadi orang yang baik untuknya. Min Ho
ingin hidup berbagi mimpi yang sama dengannya. Tapi, Min Ho merasa ini bukan
dirinya. Ini hanya gejala fisik. Min Ho yakin kalau ini bukan dirinya.
Dokter Jo yang sedari tadi diam
mendengarkan berkata kalau ia percaya campur tangan Tuhan, dan ia percaya kalau
jantung itu memilih Min Ho juga bagian dari rencana Tuhan. “Ahjussi..” potong
Min Ho. Dokter Jo menggeleng, situasi sudah berubah sekarang, orang yang
menjadi target balas dendam sudah tak ada sekarang. Min Ho punya jantung baru,
orang-orang baru, dan dunia baru. Min Ho hanya perlu memutuskan bagaimana
menjalani hidup.
“Hati ini milikmu. Otakmu juga
milikmu. Kau putuskan seperti apa hidup yang Kang Min Ho inginkan,” saran
Dokter Jo bijak.
Di ruangan Joon Hee, Soon Jung
berkata soal orang-orang yang mengatakan hal aneh, jadi beritahu ia kalau itu
tak benar. “Mereka bilang kau yang mengirim pria-pria itu ke pabrik, itu hanya
rumor aneh kan?” tanya Soon Jung tak percaya. Tapi Joon Hee membenarkan, ia
yang menyuruh mereka. Soon Jung benar-benar tak mengerti, “Untuk alasan apa kau
melakukan hal itu? Banyak orang terluka, banyak orang kehilangan harapan karena
itu. Apa kau bahkan sadar apa yang sudah kau lakukan?”
Joon Hee hanya berkata kalaupun
bukan dirinya, orang lain juga akan melakukan hal itu. Soon Jung makin tak
percaya, “Joon Hee-ya, kenapa kau berubah begitu banyak?” Joon Hee berkata ia
harus berubah agar bisa bertahan di dunia ini. Yang terbaik adalah pekerja
pabrik harus mencari pekerjaan lain secepatnya, karena perusahaan ini sudah tak
ada harapan dan akan segera terjual. Mereka harus menerima kenyataan dan
menemukan jalan lain untuk hidup.
“Karena itu kau menghukum mereka
dengan cara seperti itu? Mereka memberikan segalanya untuk bertahan hidup,”
sahut Soon Jung marah. Ia pikir ia mengenal Joon Hee dengan baik, tapi sekarang
Joon Hee justru membuatnya takut. Joon Hee tak ingin Soon Jung mengatakan hal
seperti itu, ia tak bisa menahannya kalau Soon Jung seperti itu padanya. Dari
semua orang, ia hanya berharap Soon Jung yang bisa mengerti dirinya. Soon Jung
tak bisa, dan dengan bahasa formal ia memberitahu kalau ia sudah menyiapkan
pertemuan direksi dan acara pengangkatan karena itu pekerjaannya. Tapi, ia tak
bisa memberi selamat, jadi jangan mengharapkan itu darinya.
Min Ho akhirnya mengambil
keputusan dan menyuruh Woo Shik putar balik. Woo Shik menurut, meski tak
mengerti kemana Min Ho ingin pergi padahal Chairman sudah menunggunya.
Saat Joon Hee, Direktur Yoon,
dan direksi lainnya menuju ruang meeting, Min Ho yang sudah ada di sana menyapa
mereka. Joon Hee tak suka melihat keberadaan Min Ho, kenapa kau ada di sini? Tentu
saja ia datang untuk memberikan suara berharganya. Direktur Yoon mengingatkan
soal pertemuan Min Ho dengan Chairman Gold Partner. Tapi dengan entengnya Min
Ho berkata ia sudah membatalkan pertemuan itu. Joon Hee akan tau tujuannya saat
meeting dan Min Ho melangkah masuk duluan, sambil menepuk pundak Direktur Yoon
sok akrab.
Saat Min Ho masuk, Soon Jung
sempat bengong dulu sebelum memberitahu di mana Min Ho harus duduk. Min Ho
tersenyum lebar sambil menirukan tugas yang harus dilakukan Soon Jung. Direktur
Yoon yang baru masuk balas menepuk pundak Min Ho dengan sengaja.
Pertemuan untuk voting CEO baru dimulai,
dan kandidat saat ini hanya Lee Joon Hee. Sekedar basa basi Direktur Yoon
bertanya apa ada kandidat lain yang akan diusulkan? Min Ho berdeham di mic-nya.
Direktur Yoon balas berdeham, ia sudah mau memulai voting saat Min Ho menginterupsi.
Ia ingin mengusulkan satu kandidat lagi, dirinya sendiri. Ia juga ingin
mencalonkan diri sebagai CEO. Soon Jung yang mencatat notulen sampai berhenti
mengetik. Joon Hee tampak kaget, dan Direktur Yoon hanya tertawa.
“Kenapa? Apa ada alasan aku tak
bisa?” tanya Min Ho. Joon Hee tak takut kalah atau terintimidasi, tapi ia hanya
tak bisa menebak maksud Min Ho di balik ini. Min Ho berkata kalau tujuannya
adalah menyelamatkan perusahaan ini. Joon Hee tertawa dan memberi selamat Min
Ho yang sudah gila. Min Ho berpikir dirinya juga sudah gila, setelah melihat
hal mengerikan di pabrik kemarin ia jadi benar-benar gila.
Joon Hee tak tampak khawatir,
Min Ho hanya sementara di sini, dan lagi siapa yang mau memilihmu? Tapi Min Ho
berkata mereka tak akan memilih hari ini dan menerbangkan kertas yang sedari
tadi dimainkannya ke arah Joon Hee. Kertas yang berisi proposal pemilihan CEO
pada dewan direksi.
Min Ho bangkit dan dengan
yakinnya berkata kalau ia memegang semua saham pamannya, dengan kata lain ia
pemegang saham terbesar Hermia. Direktur Yoon menyahut kalau Hermia bangkrut
semua itu tak ada gunanya, kau tak akan mendapat sepeser pun. Min Ho hanya
menjawab tenang kalau perusahaan belum bangkut, dan kreditor tak akan bisa
melakukan apapun sebelum benar-benar bangkrut.
“Aku dan kau. Kau dan aku. Mari bertarung
untuk posisi CEO di pertemuan pemegang saham tahunan,” tantang Min Ho. Joon Hee
bangkit, bertanya alasan Min Ho melakukan ini. Min Ho menatap Soon Jung sebelum
menjawab kalau ia tak tau kenapa ia harus menjalani hidup seperti yang dulu ia
lakukan, tapi tak ada bahagia yang setengah-setengah dan kau tak bisa
mendapatkan apapun yang kau inginkan dalam hidup. Jadi Min Ho memutuskan
jalannya, tak peduli apapun, ia akan menyelamatkan perusahaan ini.
Pertemuan bubar, dan di luar
Joon Hee masih mengkonfrontasi Min Ho, “Kenapa kau tiba-tiba berubah sekarang?”
Min Ho justru berterimakasih, berkat Joon Hee ia menyadari sesuatu kemarin,
hal-hal yang harus ia lindungi sendiri.. perusahaan ini dan Kim Soon Jung.
Joon Hee tak suka merasa kalah,
tapi Min Ho tak akan membiarkannya memiliki perusahaan ini atau Kim Soon Jung. Jadi
Min Ho menyarankan Joon Hee jangan sampai melewatkan makan, karena mereka akan
bertarung keras mulai sekarang.
Min Ho yang tadi tampak
meyakinkan bahkan harus menenangkan diri di ruangannya. Soon Jung masuk, baru
menyebut namanya, Min Ho sudah menyuruh Soon Jung tak mengatakan apapun. Soon
Jung tersenyum dan benar-benar berterimakasih. Min Ho malah menyalahkannya,
semua menjadi salah saat ia bersama Soon Jung. Apa yang akan Soon Jung lakukan
sekarang? Sekarang hidupnya kacau, dan sejujurnya ia takut menghadapi apa yang
akan ada di hadapannya. Min Ho merasa berat dan sangat takut.
Soon Jung mengingatkan kalau ia
sudah berkata akan melindungi Min Ho. Ia akan membantu dengan semua kekuatannya.
Sampai Min Ho bisa menjadi pemimpin yang baik seperti ayahnya, ia akan selalu
ada di samping Min Ho. Ia akan membantunya.
Perkataan itu dan Soon Jung yang
terus tersenyum padanya membuat Min Ho memeluk Soon Jung tanpa berpikir. Saat
sadar Min Ho kaget sendiri, tapi ia tak melepaskan pelukannya, “Aku meminta ini
karena hatiku sakit sepanjang hari, biarkan aku bersandar padamu selama
beberapa menit. Dan karena kau sudah ada di pelukanku, bisakah kau menepuk
punggungku?”
Soon Jung agak ragu, tapi
melakukannya juga. Ia menepuk-nepuk punggung Min Ho. Bahu Min Ho yang tadinya
tegang langsung lega, wajahnya juga benar-benar lega. Haha sumpah ya ekspresi
Min Ho itu lhooo! Jung Kyung Ho jagonya bikin ekspresi aneh macam itu..
Joon Hee tak bisa menahan amarah
dan melampiaskannya pada benda-benda tak bersalah di ruangannya. Direktur Yoon
berusaha menenangkan, tapi Joon Hee menyuruhnya segera menelpon Direktur Han
dan jadwalkan pertemuan. Ia tak bisa tenang karena orang itu James Kang, orang
yang ingin balas dendam pada pengkhianat ayahnya dan orang itu ingin menjadi
CEO. Kalau Direktur Yoon ingin tetap di posisinya, ia harus melakukan apa yang Joon Hee perintahkan sekarang juga.
Direktur Yoon akhirnya buru-buru pergi sebelum Joon Hee makin marah.
Min Ho mengantar Soon Jung
pulang, meski Soon Jung merasa itu agak canggung dan Min Ho tak perlu
melakukannya. Tapi Min Ho malah menyuruh Soon Jung istirahat selama 3 hari.
Soon Jung bilang akan membantunya, jadi ia harus istirahat dan memulihkan diri.
Soon Jung mau menolak, tapi Min Ho langsung berkata itu perintah. Barulah Soon
Jung mengiyakan.
“Dan juga, maaf. Kau terluka
karena aku, maafkan aku,” ucap Min Ho tulus yang membuat Soon Jung menatapnya
haru.
Woo Shik senang sekali karena
Min Ho memberinya tiket pesawat kelas bisnis ke Amerika. Tapi sebelum ia pergi,
ia ingin tau apa yang membuat Min Ho berubah. “Jantungku, dan Kim Soon Jung,”
jawab Min Ho terang-terangan. Tadinya ia takut menjalani hidup yang berbeda
dari yang biasa ia jalani, tapi sepertinya ia sudah menemukan kekuatan. Woo
Shik berdecak tak percaya dan berkata Min Ho benar-benar idiot. Min Ho malah
minta maaf. Dan yang terjadi selanjutnya, ia merobek tiket kelas bisnis milik
Woo Shik menjadi kepingan kecil-kecil. Ia harus membereskan segalanya di sini
baru kembali.
Woo Shik tertawa stress melihat
tiketnya yang tak berbentuk dan akhirnya berkata ia akan tinggal di sini
bersama Min Ho. “Kau akan melakukannya?” tanya Min Ho santai sambil tetap sibuk
dengan komputernya. Woo Shik mengiyakan, lagipula ia tak punya tiket, tapi
hiduplah dengan normal!
“Hidup normal?”
“Kau harus berteman seperti yang
orang normal lakukan dan berkencanlah dengan Soon Jung,” jelas Woo Shik. Min Ho
tertawa, berkencan? Ia terlalu sibuk kerja dan tak punya waktu untuk
cinta-cintaan. Menurut Woo Shik Min Ho salah, “Kau terlalu sibuk mencintai
seseorang sampai tak ada waktu untuk pekerjaan. Untukku, tujuan utama dalam
hidup adalah bertemu seseorang yang kau cintai dan hidup bahagia dengan orang
itu.”
Min Ho berusaha menyangkal, tapi
Woo Shik tak ingin mendengarnya. “Kau dan Soon Jung di sisi yang sama sekarang,
tak ada alasan untuk tak mencintai.” Min Ho tertegun mendengarnya, sementara
Woo Shik masih menyesali tiketnya yang disobek, setidaknya ia bisa dapat
refund, hahaa.
“Tak ada alasan untuk tak
mencintai?” ulang Min Ho sebelum pergi tidur dengan wajah leganya. Oh my, his
face.. mau dong jadi bantalnya *eh
Joon Hee pulang, kejutannya sama
sekali gagal. Dan ia hanya diam menatap gambar Soon Jung yang besar di
dindingnya. Ponsel Joon Hee berdering, ayahnya menelpon. Ia mendengar kabar dan
bertanya apa Joon Hee baik-baik saja? Joon Hee tak mau kelihatan lemah, ia
yakin akan diangkat secara resmi sebagai CEO akhir bulan ini. Ayah lega selama
Joon Hee baik-baik saja dan menyuruh anaknya istirahat lalu menutup telponnya.
Saat Ayah Joon Hee mengambil baju ganti di
lemari, sebuah ponsel terjatuh.. ponsel milik Dong Wook. Flashback, ayah Joon
Hee mengambil ponsel Dong Wook yang berdering saat kejadian tabrak lari itu. Anehnya,
tak tampak niatannya untuk mengecek kondisi Dong Wook. Ingatan itu membuat Ayah
terguncang. Wait, apa hubungannya ayahnya Joon Hee sama kematian Dong Wook? Nggak
mungkin pelakunya kan? :o
Di hari terakhir liburnya,
Ahjussi Ma meminta Soon Jung datang ke pabrik, ia menemukan dompet Soon Jung. Soon
Jung berkata ia juga ada hal yang ingin dikatakan dan akan segera datang.
Min Ho menyiapkan buket lollipop
untuk Soon Jung, dan ia langsung diceramahi Woo Shik, “Kau harusnya memberikan
apa yang ia sukai!” Min Ho tak peduli dan minta Woo Shik jangan mengganggunya
karena ini hari libur terakhir Soon Jung. Tapi telepon yang diterima Woo Shik
membuatnya menghentikan Min Ho yang bahkan belum menyalakan mobilnya. Min Ho
membuka kaca mobilnya kesal, tapi Woo Shik berteriak heboh kalau mereka
menemukannya!
“Menemukan apa?” tanya Min Ho
bingung. “Kita menemukan keluarga donor jantungmu. Aku menemukannya!” ujar Woo
Shik bersemangat.
‘Kebetulan ia tinggal di Incheon, namanya Ma Tae Sook. Kau menerima
jantung anaknya. Tapi Kau tak boleh memberitahunya siapa dirimu. Cukup lihat
dia dari kejauhan dan sembunyikan dirimu. Kau harus sangat hati-hati! Sangat
hati-hati!’
Min Ho datang ke alamat yang
diberikan padanya. Ia baru akan menekan bel saat seseorang memanggilnya... Soon
Jung. Soon Jung heran melihat Min Ho, begitupun Min Ho, sampai ia melihat
Ahjussi Ma yang datang bersama Soon Jung. “Apa yang kau lakukan di luar
rumahku?” tanya Ahjussi Ma.
“Rumahku?” tanya Min Ho tak
percaya. Ahjussi Ma mengiyakan, ini rumahku. Min Ho melihat nama ‘Ma Tae Sook’ di baju Ahjussi Ma dan itu
membuatnya tertegun.
Jangan-jangan joon hee sama ayahnya kerja sama buat bunuh dong wook 😲😲😲, mereka kayaknya sakit hati sm keluarganya dong wook (halahhh analisis asal-asalan unnie😁😁) nggak sabar buat kelanjutan serialnya hihi
ReplyDelete