Min Ho terkapar setelah
kepalanya dipukul orang suruhan Joon Hee. Buruknya lagi, orang itu tak
sendirian, seorang pria berbaju hitam terang-terangan mengambil memory card itu
dari saku celana Min Ho. Dalam keadaan lemah, Min Ho berusaha mencegah, tapi
percuma karena kedua orang itu lalu kabur. Soon Jung yang menghampiri Min Ho
dalam keadaan panik tak lagi peduli dengan orang-orang itu. Ia berteriak minta
tolong.
Di ambulance, Soon Jung terus
menggenggam tangan Min Ho yang tak sadarkan diri. Soon Jung sangat takut. Di RS
saat Woo Shik datang, Soon Jung hanya terus bertanya khawatir, “Bagaimana ini..
Daepyo-nim.”
Wendy kaget saat tau Kapten Hook
diserang. Ia bisa menebak kalau pelakunya sama dengan yang menyerang Noh Young
Bae. Young Bae bertanya khawatir tentang memory cardnya, apa mungkin itu
dicuri? Wendy merasa sepertinya begitu. Ia lalu minta Detektif Jo menyiapkan
surat pencarian dan penggeledahan untuk mobil Joon Hee, karena mereka sudah
mendapatkan kesaksian Young Bae.
Memory card itu sampai di tangan
Joon Hee. Dan untuk menghilangkan bukti, barang itu ia lempar ke jalanan di
bawahnya.
Wendy sama sekali tak membuang
waktu. Ia menghentikan mobil Joon Hee untuk memeriksanya berkaitan dengan
pembunuhan Ma Dong Wook. Detektif Jo sudah memotret nomor rangka mobil, tapi
angka yang ia dapatkan sama sekali berbeda dengan yang didaftarkan. Wendy
senang, itu artinya Joon Hee harus ikut mereka ke kantor polisi. Joon Hee hanya
tersenyum dingin, tanpa terlihat takut.
Soon Jung yang benar-benar
khawatir tak mengerti siapa orang-orang yang menyerang Min Ho. Woo Shik mencoba
bercanda kalau orang yang membenci Min Ho banyak, untung saja kepalanya tak
dipukul sepanjang waktu. Tapi percuma, Soon Jung tetap khawatir, “Ia tak dalam
bahaya kan?” Woo Shik yakin Min Ho akan baik-baik saja, dia terlahir dengan
keberuntungan terbaik di dunia, jadi Soon Jung tak perlu khawatir.
Dokter lalu keluar dan mempersilakan
mereka masuk. “Siapa.. kau?” tanya Min Ho yang masih lemah begitu melihat Soon
Jung. Woo Shik berusaha menjelaskan kalau wanita itu adalah orang yang sangat
dekat dengan Min Ho. “Wanita secantik ini.. kau bilang dia dekat denganku?”
tanya Min Ho. Woo Shik mengiyakan, dia yang melakukan semuanya untukmu. Min Ho
tak ingat bagaimana ia hidup, tapi ini luar biasa. Woo Shik tertawa mengiyakan.
“Tapi lalu.. siapa kau?” tanya
Min Ho pada Woo Shik. Woo Shik yang sudah tau itu hanya akting langsung
menjawab kalau ia ayah Min Ho, dan langsung dapat hadiah pukulan di pipi dari
Min Ho yang kesal, hahaha. Min Ho memukul Woo Shik kesal karena Soon Jung
hampir saja tertipu.
Tapi Min Ho terdiam saat melihat
Soon Jung yang malah menangis dan berterimakasih karena Min Ho baik-baik saja
dan tetap hidup. Soon Jung berterimakasih berkali-kali, ia khawatir Min Ho tak
akan kembali.
Saking leganya, Soon Jung menangis tersedu-sedu sampai terduduk
di lantai. Min Ho merasa bersalah sudah berbohong, dan hanya membelai kepala
Soon Jung yang terus menangis. (wow, SW-nim daebak! Dia tau aja kalo pada
khawatir Min Ho amnesia, jadi dibikinnya amnesia.. tapi boongan, hahaha)
Di taman, Min Ho menyodorkan
sekotak tisu untuk Soon Jung yang belum juga berhenti menangis. Min Ho tak
mengerti, memangnya ia mau kemana sampai Soon Jung jadi seperti ini? Dan lagi,
kenapa Soon Jung menirunya? Soon Jung sudah mengatakan hal yang ia ingin
katakan. Ialah yang hatinya patah karena berpikir Soon Jung tak akan kembali,
apa Soon Jung tau berapa banyak waktu ia tak bisa bertahan? Tapi di depan Woo
Shik, Soon Jung membuatnya kehilangan kharisma sebagai CEO karena ia menjadi
pria yang membuat seorang gadis menangis.
Soon Jung hanya minta maaf.
Mulai sekarang Soon Jung tak boleh pergi kemanapun, Min Ho tak akan
melepaskannya. Soon Jung mengangguk. Karena Soon Jung sudah membuatnya
menderita selama ini, Min Ho akan mencereweti Soon Jung di sampingnya sampai ia
mati. Soon Jung mengangguk. Soon Jung harus tinggal di sisi Min Ho selama 24
jam dan ia akan selalu menggenggam tangan Soon Jung dan tak akan melepaskannya.
Soon Jung harus ada di sampingnya saat ia makan, juga saat tidur. Soon Jung
mengangguk. Min Ho akan mengomeli Soon Jung sampai ia mati dan membuat Soon
Jung merasa bersalah sampai akhir hidupnya. Soon Jung mengangguk lagi.
“Meskipun aku tak tau bagaimana
hal lain akan terjadi, aku akan berjanji satu hal padamu. Aku tak akan
meninggalkanmu dan pergi kemanapun. Jadi jangan menangis.”
Min Ho memeluk Soon Jung. Tapi dipeluk
begitu, Soon Jung malah menangis tersedu-sedu lagi. Min Ho hanya tersenyum, tau
kalau Soon Jung sangat khawatir karenanya. Btw Min Ho-ya, itu posisinya kagak
pewe banget ya? Hahaa.
Wendy menginterogasi Joon Hee
dan Young Bae di ruangan yang sama. Joon Hee tentu masih yakin ia tak bersalah,
dan malah berkata Young Bae kehilangan akan sehat karena kepalanya terluka
sampai melakukan hal tak berguna. Young Bae tentu tak terima. Wendy minta
keduanya berhenti, ia akan melakukannya pelan-pelan, karena bagaimanapun Joon
Hee tak akan lolos lagi kali ini.
Joon Hee justru minta Wendy
menjaga kata-katanya, ia adalah orang yang dinyatakan bersih dari tuduhan.
Wendy berkata Joon Hee sudah banyak melakukan hal kotor, tapi Joon Hee bersikap
seolah tak mengerti apa yang Wendy bicarakan. Wendy kesal, mobil Joon Hee
palsu. Nomor serinya berbeda dengan registrasi, dan lagi mereka menemukan bekas
pengelasan di plat mobilnya.
“Lalu kenapa?” tanya Joon Hee
tanpa takut sedikitpun. Menurut hukum regulasi mobil, hukumannya hanya 1 tahun
penjara dan denda 3 juta won. Ia hanya perlu pergi ke divisi mobil ilegal dan
menerima hukumannya di sana. Joon Hee malah menantang Wendy membawa mobil yang
digunakan saat kejadian, atau bawa bukti kalau ialah yang membunuh Dong Wook.
“Kau sudah menghancurkannya!”
teriak Wendy marah. Lagi-lagi Joon Hee tatap tenang, ia membuang mobilnya, atau
ia pelakunya adalah dua hal yang berbeda. Sekarang gantian Young Bae yang
berteriak kalau ia melihatnya. Ia melihat jelas Joon Hee menabrak Dong Wook dan
yang terjadi setelahnya.
“Hyung-nim, apa mungkin kau
membunuhnya dan sekarang melempar kesalahan padaku?” tanya Joon Hee. Young Bae
bilang ia yang membunuhnya, tapi kenapa hanya ada saksi yang melihat mobil
Young Bae, tapi bukan mobilnya. Hal yang sama dengan kasus bahan berbahaya, ia
anggap kesalahan hanya ditimpakan padanya padahal Young Bae-lah pelakunya. Dan
juga, orang yang ingin Dong Wook ungkap kejahatannya, bukan ia, tapi Young Bae.
Young Bae marah dan mencengkram
kerah baju Joon Hee. Wendy minta mereka berhenti, mereka akan di sini
semalaman, meski hanya dengan pengakuan Noh Young Bae dan nomor seri mobil Joon
Hee, mereka masih mungkin menuntut Joon Hee.
Tapi itu sulit, atasan Wendy
memberi perintah agar Joon Hee dilepaskan. Wendy tak percaya dan mengatai
atasannya gila, terlalu banyak bukti kenapa ia harus dilepaskan? Atasannya
berkata jaksa yang memegang kasus ini sudah diganti dan meminta mereka
melepaskannya. Alasannya, karena mereka terus menggali kasus yang sudah
ditutup. Wendy benar-benar tak percaya,
ia tak bisa melakukannya, “Kau memintaku melepaskannya? Apa kau bahkan
tak merasa bersalah pada Ma sunbae?” Atasannya menyuruh Wendy segera menemukan
buktinya, ia juga ingin menangkap pembunuh Dong Wook. Tapi apa boleh buat,
peraturan negara memang seperti itu. Wendy yang super kesal sampai memukul
tembok di belakangnya.
Saat keluar, Joon Hee dengan
menyebalkannya minta Wendy hati-hati lain kali kalau tak ingin diinvestigasi
untuk investigasi berlebih. Wendy yang masih kesal berkata kalau saat itu Dong
Wook masih hidup. Noh Young Bae yang mengatakannya, dia bilang Dong Wook
mendengar semua yang Joon Hee katakan. Bahkan bagian saat teman baiknya
menyuruh Young Bae meninggalkannya sendirian. Wendy merasa sangat kasihan pada
Dong Wook, karena itu ia akan menangkap Joon Hee dan menjebloskannya ke
penjara.
Joon Hee tak terintimidasi, malah mempersilakan Wendy melakukannya..
jika bisa. Sangat menyenangkan bagaimana cara membuktikan delusi Noh Young Bae
menjadi nyata.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya
Soon Jung yang sudah berhenti menangis. Min Ho tersenyum, banyak hal yang
mengejutkannya hari ini, kepalanya nyaris meledak, dan Soon Jung-nya kembali.
Itulah kenapa ia membutuhkan obatnya, ujar Min Ho sambil menggenggam tangan
Soon Jung. Sebagai hukuman, Soon Jung harus mengiyakan apapun yang Min Ho
katakan mulai sekarang. Soon Jung mengiyakan.
Min Ho: “Aku sangat tampan kan?”
Soon Jung tersenyum mengiyakan.
Min Ho: “Kau harus tetap di
sisiku sampai aku tertidur.” Soon Jung mengiyakan.
Min Ho: “Saat aku bangun di pagi
hari, kau akan ada di sisiku?” Soon Jung juga mengiyakan.
Min Ho: “Sampai aku mati, kau
akan tetap di sampingku?” Soon Jung mengiyakan lagi.
Min Ho: “Kau juga mencintaiku,
kan?” Soon Jung terdiam sebentar, tapi lalu mengiyakan dengan pelan.
Dr. Jo mendapat laporan kalau
ada masalah dengan jantung Min Ho, tekanan darah dan saturasi oksigennya tak
normal. Penolakan imunnya sangat parah, perlu segera dilakukan biopsi jantung
baru Min Ho dan mereka harus mengecek dinding arterinya lagi. Dr. Jo terkejut.
Min Ho sudah boleh pulang, dan
Soon Jung membantunya bersiap. Dr. Jo datang dan langsung berkata setelah
jantung, apa Min Ho mau mengganti kepalanya juga? Kenapa Min Ho malah
berkeliaran dan celaka? Min Ho malah menyalahkan Dr. Jo, karenanya ia harus
menunda kepulangannya dari RS. Semuanya sudah normal, kenapa harus melakukan
tes ulang?
Dr. Jo beralasan mereka harus
mengecek seberapa kaget jantung Min Ho karena kepalanya terpukul, haha. Jadi
Min Ho harus datang dalam minggu ini saat hasilnya keluar. Bukannya menjawab,
Min Ho malah mengenalkan Soon Jung sebagai pacarnya. Dr. Jo setengah kesal
karena Min Ho tiba-tiba mengubah topik.
“Ahjussi, aku akan berkencan
dengannya, menikahinya, dan punya beberapa anak juga,” ujar Min Ho senang. Dr.
Jo tertawa, Min Ho bukan anak TK, apa kau menikahinya hanya karena berkencan
dengannya? Ia lalu menebak Soon Jung pasti sudah lelah pada Min Ho. Soon Jung
mengiyakan, sedikit, haha. Min Ho hanya menggoyang-goyangkan tubuhnya seperti
anak kecil yang terlalu senang. Dr. Jo terdiam melihat kebahagiaan mereka, tak
sampai hati menyampaikan kondisi Min Ho yang sebenarnya.
Min Ho dan Soon Jung keluar
bergandengan tangan dengan bahagia, tapi berita di TV tentang Hermia
menghentikan mereka. Soon Jung mengeluh, dan Min Ho mengatainya seperti seorang
pria tua, “Ayo senyum. Kita tak punya waktu untuk bersedih.” Soon Jung
mengiyakan dan tersenyum.
Di lift kantor, mereka masih
bergandengan tangan, meski Soon Jung merasa sedikit tak nyaman. Min Ho malah
menggenggam tangan Soon Jung makin erat, sudah ia bilang ini hukuman. Dan lagi
tak ada siapapun di sini, jadi Soon Jung tak perlu khawatir. Soon Jung tetap
khawatir, “Tapi bagaimana kalau seseorang melihat ki...” Cup. Min Ho yang kesal
langsung menciumnya sebagai hukuman tambahan. Kalau Soon Jung terus bandel, ia
akan menambah hukuman spesial.
“Hukuman spesial? Apa yang kau
bicarakan?” tanya Soon Jung yang membuat Min Ho beranggapan Soon Jung
menginginkannya. Min Ho langsung mengunci posisi Soon Jung di pojok lift, dan
bersiap menciumnya lagi. Soon Jung tertawa menghindar. Tepat saat itu lift
terbuka, Joon Hee yang ada di sana melihat posisi aneh mereka. Min Ho sengaja
menggenggam tangan Soon Jung, lalu berkata kalau ada yang ingin ia bicarakan
dengan Joon Hee.
Di ruangan Joon Hee, Min Ho
menunjuk luka di kepalanya, hadiah dari Joon Hee kemarin. “Apa maksudmu? Aah,
kudengar kau dipukul dengan tongkat besi di siang hari bolong,” ujar Joon Hee,
tentu tak mengakui itu perbuatannya. Tentu banyak orang yang menginginkan
kepala seorang serial killer, makanya
Min Ho harus hidup dengan tenang.
Min Ho malah tersenyum dan
berterimakasih. Joon Hee heran, “Apa sekrupmu lepas setelah dipukul di kepala?”
Min Ho berterimakasih, karena Joon Hee, Soon Jung datang padanya. Kepalanya terpukul
karena Joon Hee, tapi hal berikutnya yang ia tau adalah Soon Jung kembali
padanya. Joon Hee tersenyum sinis, menyuruh Min Ho menikmatinya selagi bisa,
minggu depan adalah jatuh tempo utang. Bisnis baru sudah terhenti, dengan uang
apa Min Ho berencana membayarnya? Jika Min Ho tak bisa membayarnya, Hermia akan
langsung bangkrut. Jika bangkrut, semua aset milik Min Ho di perusahaan akan
terbuang sia-sia, Min Ho akan jatuh tanpa uang sepeser pun. Dan jika Min Ho
diinvestigasi soal kelalaian profesional, Min Ho juga akan menjadi mantan
narapidana. Lalu cintamu.. sejauh apa itu akan bertahan?
Min Ho justru kasihan pada Joon
Hee. Joon Hee hidup tanpa bisa meraih sesuatu, tapi hanya seperti seseorang
yang hidup dengan mengambil sesuatu dari orang lain. “Apa pernah ada kesenangan
dan kebahagiaan dalam hidupmu?” tanya Min Ho. Joon Hee yang hatinya beku tentu
tak tersentuh dan berpikir itu efek karena kepala Min Ho dipukul, “Bagaimana
bisa kau berani mengasihi seseorang dalam situasimu sekarang ini?”
Joon Hee memperkirakan ratusan
ribu produk akan dikembalikan, bahkan tak akan ada jawaban dengan satu atau dua
Nenek bubur kacang merah. Joon Hee hanya mengucap semoga berhasil, lalu
bangkit.
Teman-temannya senang Soon Jung
kembali, meski Mi Ru menggoda Soon Jung yang seperti jual mahal. Woo Shik
memukul Mi Ru kesal, tapi lalu berkata ia senang Soon Jung kembali dan
mengeluhkan Presdir gila yang selalu menyulitkan mereka selama Soon Jung pergi.
Soon Jung heran, “Presdir gila?” Tapi Woo Shik tak mau menjelaskan lebih
lanjut. Yoo Mi tak mengerti siapa yang tega menyakiti Presdir mereka. Woo Shik
langsung beralasan pasti banyak orang yang mengincar serial killer, polisi sudah menginvestigasinya jadi jangan
khawatir.
Min Ho yang baru datang
menghampiri Woo Shik, “Ayah, kenapa kau sangat bahagia?” Ia terus memanggil Woo
Shik dengan sebutan ‘Ayah’ dan menyuruhnya meminta direktur-direktur datang ke
ruangannya. Saat Min Ho masuk ruangannya, baru Woo Shik menjawab pelan, “Ya,
Nak.” Huahahaa, they’re so funny!
Min Ho bertanya seberapa buruk
kondisi perusahaan saat ia tak ada. Direktur Yoon berkata kalau produksi sudah
berhenti total. Perusahaan distribusi mengembalikan produk mereka. Produk yang
sudah diekspor juga akan dikembalikan. Bahkan departement store yang sedang
negosiasi kontrak menolak menerima mereka. Perusahaan distribusi yang sudah
tandatangan kontrak juga membatalkannya. Produk mereka di toko tak terpakai,
dan pengembaliannya akan mencapai 200.000 hari ini. Di akhir minggu, 400.000
lainnya juga akan dikembalikan. Tak ada cara untuk mengatasi jatuh tempo utang
mereka. Minggu depan, perusahaan akan bangkrut.
Min Ho mengerti, mari kita lihat
sampai akhir. Sekarang mereka akan mengubah sistem untuk rencana menghadapi
kebangkrutan.
Soon Jung masih ada di sana saat
akhirnya Min Ho selesai dengan meeting estafetnya. Min Ho senang, Soon Jung
pasti menunggunya. Tapi tiba-tiba kepala Min Ho terasa sangat sakit, yang ia
pikir efek pukulan kemarin. Soon Jung jadi khawatir, apalagi Min Ho juga demam
tinggi. Min Ho meraih tangan Soon Jung ke wajahnya, lalu menyalahkannya, semua
ini karenamu.
Di rumahnya, Min Ho terus
mengamati Soon Jung yang menyiapkan bubur untuknya, sampai Soon Jung grogi. Min
Ho hanya merasa kagum karena Soon Jung ada di hadapannya. Soon Jung tersenyum
malu, tak ada yang spesial dengan itu. Min Ho menggenggam tangan Soon Jung, dan
respon yang ia dapat, “Apa yang kau lakukan?” Min Ho sudah bilang kalau ini
hukuman, jangan pernah melepaskan tangannya. Tak peduli betapa sibuknya, mereka
harus saling menggenggam tangan seperti ini selama satu jam dalam sehari.
Manusia selalu melupakan cinta dengan alasan pekerjaan. Mereka akan selalu
bilang, akan ada lain waktu sampai akhirnya mereka berbalik dari cinta. Tapi Min
Ho tak berencana melakukan itu. Soon Jung tanya apa selama ini Min Ho hidup
seperti itu?
Min Ho tak pernah merasa perlu
cinta, ia tak pernah mengalaminya sebelumnya. Mulai sekarang, mereka akan
sangat sibuk dan semua akan jadi sangat sulit, tapi tak ada yang akan berubah.
Tak peduli apapun yang terjadi, ia akan terus mencintai Soon Jung. Betapa sulit
untuknya sampai akhirnya bisa memiliki Soon Jung.
Soon Jung tersenyum dan minta
Min Ho makan, mulai besok Min Ho harus menghadapi masalah perusahaan yang akan
membuat sakit kepala. Min Ho harus makan 5 sendok penuh. Karena tak tampak
selera makan, Soon Jung tanya apa Min Ho ingin sesuatu selain bubur? Min Ho
mengangguk, lalu mencium Soon Jung. “Appetizer,” goda Min Ho. Sebelum makan
mereka harus dapat appetizer dulu, barulah ia mau membuka mulutnya.
Tapi baru sesendok, Min Ho berkata ia sudah selesai makan, dan sekarang waktunya dessert.. sambil berusaha mencium Soon Jung lagi. Soon Jung tertawa-tawa sambil menghindar. Meski tentu Min Ho terus mengikutinya. Haha dasar Min Ho!
Tapi baru sesendok, Min Ho berkata ia sudah selesai makan, dan sekarang waktunya dessert.. sambil berusaha mencium Soon Jung lagi. Soon Jung tertawa-tawa sambil menghindar. Meski tentu Min Ho terus mengikutinya. Haha dasar Min Ho!
Detektif Jo menemukan orang yang
menyerang Min Ho. Young Bae yang ada di sana melihat foto pelakunya, dan ya,
itu orang yang juga menyerangnya. Wendy menyuruh Detektif Jo memasukkan orang
itu di daftar pencarian. Tapi lalu serombongan detektif dari kantor polisi
Seoul metropolitan datang untuk membawa Noh Young Bae atas tuduhan ilegal
gambling.
Wendy tentu tak mau
menyerahkannya, orang ini saksi penting untuk kasusnya. Detektif itu bersikeras
karena kasus itu sudah ditutup dan membawa Young Bae pergi. Wendy marah dan
langsung bertanya siapa orang di balik ini? Noh Young Bae pun menjadi rebutan
Wendy dan orang-orang itu.
Di rumahnya, Joon Hee memandang
foto ayahnya. Ia akan mendengar kata-kata ayahnya dan mengubur kasus itu selama
ia hidup, agar kematian ayahnya tak sia-sia.
Kabar tentang kasus pembunuhan
Detektif Ma Dong Wook yang dibuka lagi masuk juga ke telinga Ji Hyun. Juga
tentang Joon Hee yang berusaha mengubur kasus itu sendiri. Ji Hyun langsung
merasa ada sesuatu, apalagi saat diberitahu kasus pembunuhan itu berkaitan dengan
kasus bahan berbahaya. Dan itu membuat Ji Hyun khawatir, semua akan berakhir
jika sesuatu terjadi, sampai ia
memerintahkan untuk memanggil semua polisi dan jaksa yang membantu Gold
Partners.
Min Ho kembali memimpikan
kejadian itu. Dong Wook yang memegang erat tangan Joon Hee sampai jamnya
terlepas. Itu membuat Min Ho yang gelisah terbangun dan memandangi tangannya
sendiri.
Wendy dihukum harus menggunakan
kostum lucu sebagai polantas sampai Woo Shik yang mencarinya tak bisa mengenali
Wendy. Begitu kostumnya dilepas, Woo Shik langsung tertawa terbahak-bahak,
huahaha. Wendy super kesal dan menyalahkan semua ini karena Joon Hee, lalu
bertanya, “Hey, Tinkerbell, apa Kapten Hook baik-baik saja?” Woo Shik bingung, “Tinkerbell?
Maksudmu aku?”
“Bukankah yang terbang di
samping Kapten Hook seperti lalat disebut Tinkerbell?” tanya Wendy. Bukan,
jawab Woo Shik, Tinkerbell itu yang terbang di samping Peter Pan. Ah, Wendy
mengerti sekarang, jadi silsilah keluarganya jadi aneh sekarang, jantung Peter
Pan ditransplantasikan ke Kapten Hook kan? Tapi sekarang Tinkerbell terbang di
dekat Kapten Hook, haha, Wendy tertawa karena itu silsilah keluarga yang kacau.
Setelah puas tertawa, Wendy baru
ingat kenapa Woo Shik mencarinya? Dan ternyata Woo Shik datang atas suruhan
Kapten Hook untuk menculik Wendy, dia sudah bermimpi. Saat bertemu, Wendy dan
Kapten Hook langsung berpelukan senang karena akhirnya Min Ho bermimpi setelah
dapat pukulan keras di kepala. Min Ho membenarkan, pukulan di kepalanya
membantunya dalam banyak hal. Wendy yang tak sabar minta Min Ho segera mengatakannya.
“Itu adalah.. jam tangannya. Jam
tangan itu adalah bukti,” ujar Min Ho. Wendy menghela napas kesal, kau ingin
dipukul di kepala sekali lagi? Mereka sudah selesai bicara tentang jam itu, dan
ia sudah bilang itu tak bisa menjadi bukti. Min Ho berkata kalau Dong Wook
memegang jam itu saat minta diselamatkan, jadi ia memegang pergelangan tangan
Joon Hee sampai jam itu terlepas. Kalau begitu pasti ada bekas darah di jam
itu, duga Wendy. Noh Young Bae juga memberi pengakuan kalau saat ia sampai di
sana, jam itu sudah ada di jalanan.
Wendy senang, akhirnya ada titik
terang soal bukti, ditambah kalau ia sudah dapat pernyataan dari tempat Joon
Hee membuang mobilnya, Joon Hee akan game over. Tapi masalahnya, mereka tak
bisa membuat surat perintah penangkapan dan penggeledahan akan sebuah jam
tangan. Apalagi kalau alasannya Min Ho yang melihatnya di mimpi, pasti ia
dianggap pria gila. Wendy bingung, bagaimana cara mendapatkan jam itu?
Min Ho berkata ini akan membuat
kepala Wendy sakit, tapi ia harus mengambil alih kasus ini mulai sekarang
karena ia hanya bisa membantu sampai di sini. “Hook, kau akan menyelesaikan
masalah perusahaan sekarang?” tanya Wendy. Min Ho membenarkan, ia harus membuat
Lee Joon Hee membayar semuanya. Jadi Wendy harus menemukan bukti untuk kasus
Dong Wook. Dan mereka pun melakukan fighting bertiga, fighting!
Bersambung ke Part 2
seruuu, penasaran sama nasib jantungnya dong wook n min ho...
ReplyDeletelanjutkan mbaa..
trmksh yaaa..