Entah ada angin apa Bos Go, Hee
Chul dan Reporter Byun makan bersama (ternyata kangen juga yaa sama mereka).
Reporter Byun merasa aneh kenapa tiba-tiba kalian berlaku baik dan
mentraktirku? Mungkinkah kalian menemuiku untuk mencari tau soal Sekretaris Seo
yang sekarang berkerja pada Park Joon Ki, karena aku dekat dengan Park Joon Ki?
Bos Go memuji Reporter Byun yang
cepat meyadarinya, mereka punya hubungan khusus kan? Reporter Byun sebenarnya
kurang tau, tapi ia tertawa dan berkata ia tak boleh mengatakan apapun. Bos Go
membujuknya, tapi Reporter Byun hanya berkata no comment! Terlibat dalam
hubungan pribadi orang lain tidak sesuai dengan karakterku, sebagai wartawan
politik kelas dunia (halah!).
Hee Chul bisa membaca kalau
sebenarnya Reporter Byun tak tau apapun dan kau berbohong tentang kedekatanmu
dengan Park Joon Ki. Kau hanya menjilat Park Joon Ki untuk keuntunganmu kan?
Reporter Byun tertawa marah dan mau memukul Hee Chul dengan... sendok, haha.
Bos Go menengahi, kita semua adalah reporter, tenanglah. Bos Go tanya sekali
lagi, apa Reporter Byun tak tau apa-apa soal hubungan Seo Hye Joo dan Park Joon
Ki?
Setau Reporter Byun mereka tak ada hubungan
apapun, dan berbisik... Seo Hye Joo adalah mata-mata Park Joon Ki.
Benar saja, Hye Joo sedang
menyelidiki berkas-berkas di meja Joon Ki, salah satunya dokumen yang harusnya
ada di kantor PM, bagaimana bisa ada di sini? Hye Joo yakin kalau In Ho adalah
mata-mata sesuai dugaannya dan heran kenapa In Ho melakukan ini. Hye Joo
menemukan profil Kang Soo Ho di dokumen yang dipegangnya.
Joon Ki masuk, Hye Joo langsung
berakting normal. Joon Ki komentar Hye Joo datang pagi sekali. Hye Joo telah
mempersiapkan jadwal dan semua berkas yang dibutuhkan Joon Ki, dan pamit
keluar. Joon Ki tampak curiga.
Hye Joo ingat Kang Soo Ho adalah
psikiater Na Young. Kang Soo Ho, Kang In Ho.. Hye Joo membuka profil In Ho yang
untungnya masih disimpannya, dan benar saja Kang Soo Ho adalah kakak In Ho. Hye
Joo teringat Joon Ki yang menyebut Na Young mencintai pria lain. Puzzle
complete bagi Hye Joo, pria itu adalah.. Kang Soo Ho?
Ayah senang sekali Da Jung dan
Yul datang mengunjunginya bersama. Yul berkata ingin bermain Go Stop dengan
ayah. Ayah semangat, tapi di saat seperti ini akan menyenangkan minum segelas
soju dengan menantuku. Da Jung langsung memperingatkan ayahnya. Ayah
cepat-cepat berkata ia cuma bercanda. Yul tersenyum dan menuangkan segelas jus
jeruk untuk ayah. Ayah menuangkannya juga untuk Yul, dan mereka bersulang.
Da Jung senang melihat mereka.
“Wah, jus ini lebih enak dari soju karena dituangkan oleh menantuku”, ujar ayah
gembira. Yul berkata akan menuangkannya setiap hari untuk Ayah. Ayah heran, apa
kau akan datang setiap hari? Aigoo, urri Jongri-nim punya banyak waktu luang.
“Bukan begitu, dalam waktu dekat
saya ingin mengajak Anda tinggal bersama kami”, ujar Yul. Ayah dan Da Jung
sama-sama kaget. Yul bilang seharusnya ia melakukannya sejak dulu, tapi karena
banyak hal ia baru bisa memutuskan sekarang. Yul datang hari ini untuk
menyampaikan itu. Ayah berpandangan dengan Da Jung yang terharu, tak percaya.
Dan di RS yang sama, Na Young bertemu In Ho.
Na Young menjelaskan ia tak ingat bagaimana ia hidup setelah kecelakaan, ia tak
ingat siapa dirinya, dan akhirnya ingat karena mendengar suara tangisan bayi.
Anakku, anakku yang malang, apa yang sedang kulakukan padahal aku punya Man Se?
In Ho berkata saat itu Na Young bisa kembali, tapi kenapa?
Na Young tak bisa, Soo Ho dalam
kondisi vegetatif. Na Young minta maaf dan malu mengatakan ini, tapi jika saja
Soo Ho mati saat kecelakaan itu terjadi, ia mungkin bisa kembali. Tidak, aku
pasti sudah kembali. Meskipun suamiku tak akan pernah memaafkanku, meskipun aku
tak punya hak sebagai ibu karena telah menelantarkan anak-anakku, aku pasti
akan kembali ke sisi anak-anakku apapun yang terjadi. Tapi, melihat Soo Ho
terbaring seperti itu karena kesalahanku, aku tak bisa kembali. In Ho berkata
Na Young sudah menjalani hidupnya dengan bodoh, sepertinya. Na Young tau ia tak
berhak meminta maaf, tapi tetap meminta maaf pada In Ho.
In Ho: “Jika Anda merasa
bersalah padaku, jika Anda benar-benar merasa bersalah pada kakakku, tolong
berjanjilah satu hal padaku..”
Da Jung melihat In Ho, heran ia
sedang bicara dengan siapa. Perawat memanggilnya dan mengantarnya ke dokter
yang merawat ayahnya.
“Semua orang berpikir Anda sudah
mati, bahkan Jongri-nim dan anak-anakmu. Mereka sudah melupakanmu dan hidup
bahagia. Jadi jangan pernah menampakkan dirimu di depan mereka, bahkan jangan
pernah diam-diam melihat mereka. Tolong jangan rusak kebahagiaan mereka,” pinta
In Ho.
Na Young menangis, wanita yang
dinikahinya, apakah dia mencintainya? Sangat, jawab In Ho. Na Young bertanya
wanita seperti apa dia?
“Dia orang yang baik, hangat.
Wanita yang sangat baik. Tapi jika Anda muncul, dia mungkin akan menangis. Aku
tau kata-kata ini mungkin terdengar kejam, tapi tolong jangan kembali sebagai
Park Na Young.”
Na Young berkata ia tak akan
kembali, ia tak punya hak sebagai ibu, ia tak berani bermimpi untuk kembali.
Aku.. tidak akan menampakkan diriku, aku juga tidak akan diam-diam mengawasi
mereka, tapi izinkan aku merawat Soo Ho, itu permintaan Na Young.
Ayah dan Yul main Go Stop dengan
gembira. Ayah berterimakasih dengan apa yang dikatakan Yul tadi, tapi ia sudah
nyaman di sini, melihat kau dan Da Jung hidup dengan baik sudah cukup bagiku,
jangan khawatirkan orang tua sepertiku dan jalani hidup kalian dengan baik, itu
sudah membuatku bahagia!
Yul tau Ayah akan mengatakan
ini, tapi ia melakukannya demi kepentingannya sendiri, Nam Da Jung-ssi, ah
maksudku istriku, aku tak ingin melihatnya menangis karena mengkhawatirkan
keadaan Anda. Ayah tampak masih keberatan. “Anda tau peribahasa ‘tidak ada orang tua yang menang melawan
anaknya’ bukan?” sahut Yul.
Mereka lanjut main kartu. Ayah
heran kenapa Da Jung sangat lama, mereka sudah memainkan banyak ronde. Yul
menduga Da Jung sedang bertemu In Ho.
Da Jung selesai menemui dokter
ayahnya dan melihat sesosok wanita seperti di foto, Na Young. Da Jung
mengejarnya.
In Ho berjalan gontai. Perawat
menyapanya dan berkata Da Jung juga datang, Anda bertemu dengannya?
Da Jung mencari ke sekeliling
RS, tapi Na Young sudah menghilang. In Ho menghampirinya, apa yang kau lakukan?
Sementara itu, Yul mencari ruangan kakak In Ho.
Da Jung yakin ia melihat
mendiang istri PM. In Ho berkata tak mungkin, ia sudah meninggal. Da Jung
membenarkan, tapi kenapa mereka sangat mirip? Kau pasti salah lihat, sahut In Ho,
tapi kenapa kau datang hari ini, bukankah kau bilang tak bisa datang? Da Jung
mengiyakan, tapi Jongri-nim yang ingin datang kemari. In Ho shock, kau datang dengan
Jongri-nim? Dimana Jongri-nim sekarang, mungkinkah dia pergi ke...
“Nam Da Jung-ssi,” Yul
menyusulnya, sudah menduga Da Jung bersama In Ho. Yul menyapa In Ho, bagaimana
kondisimu, apa sudah merasa lebih baik? In Ho mengiyakan, maaf sudah membuat
Anda khawatir. Da Jung mengajak Yul menemui kakak In Ho, mumpung mereka di
sini. Yul berkata lain kali saja, ia harus kembali bekerja dan mengajak Da Jung
segera berpamitan dengan Ayah.
In Ho kembali ke kamar rawat
kakaknya. Berbicara pada Soo Ho kalau Yul datang kemari bersama Da Jung, tapi
untunglah ia tak sempat bertemu denganmu dan Park Na Young. Hyung, apa kau tau
bahwa Park Na Young-ssi masih hidup? Itukah sebabnya kau bertahan selama ini?
In Ho menangis.
Tapi, In Ho salah. Yul ternyata
menemukan kamar kakaknya. Merasa pernah melihatnya, Yul mengecek data pasien,
Kang Soo Ho, masuk RS pada tahun 2006. Yul ingat In Ho pernah memberitahu kalau
kakaknya mengalami kecelaakaan mobil saat bersama dengan kekasihnya, foto Na
Young dan Soo Ho sebelum kecelaakan, juga Hye Joo yang memintanya berhati-hati
terhadap In Ho. Yul sepertinya berhasil menyusun semua puzzle itu.
Da Jung mengajak Yul minum teh. Da Jung merasa kalau ada sesuatu yang Yul pikirkan. Yul bertanya
sejauh apa kau bisa mempercayai orang lain? Bagaimana jika orang itu tak
seperti yang kau pikirkan? Da Jung tanya siapa yang Yul bicarakan, apa
Sekretaris Seo? Da Jung ini kalo menduga-duga salah mulu :p.
“Tidak, hanya tiba-tiba
terlintas di pikiranku. Mungkin karena istriku, terluka karena orang yang
kupercaya adalah hal yang paling kutakutkan.”
Da Jung: “Tapi Anda ingin
percaya bukan? Orang itu.” Yul mengangguk. Kalau begitu percayalah padanya,
tanpa alasan atau keadaan apapun, percayalah apa adanya, saran Da Jung. Jika
Anda ingin dipercaya seseorang, bukankah Anda harus mempercayainya terlebih
dahulu? Dan, jika suatu saat dia mengkhianatimu, Anda tidak bersalah karena
mempercayainya.
Yul tertawa. Da Jung kesal, Anda
menertawakan pikiranku yang sangat sederhana kan? Tidak, jawab Yul, aku
berterimakasih padamu, mulai sekarang aku menjulukimu pemecah semua masalahku,
kau dapat melakukannya? Da Jung mengiyakan dengan semangat.
Da Jung juga berterimakasih
karena Yul mengajak ayahnya tinggal bersama mereka. Yul bilang apa yang Da Jung
katakan, kita benar-benar akan menjadi keluarga sekarang, aku ingin.. kau
benar-benar menjadi istriku. Aku ingin kita benar-benar menikah. Da Jung
terkejut.
Yul memandangi piano Na Young, “Na Young-ah, aku ingin melepaskanmu.
Bolehkah aku bahagia sekarang? Bolehkah.. aku melupakanmu?”
Paginya, Yul melihat In Ho
dengan pandangan berbeda. Di kantor, Yul berkata ia memilih In Ho sebagai Ketua
Penanggungjawab Tugas Perdana Mentri karena mata In Ho yang sangat bersinar. Yul
jadi ingin tau apa saat ia seusia In Ho ia juga punya mata sebersinar itu. Yul merasa
iri. In Ho heran kenapa Anda tiba-tiba membicarakan ini?
Yul: “Orang dengan mata bersinar
tak bisa menyembunyikan lukanya. Semua tersirat jelas dalam matamu. Sejujurnya aku
tak tau luka macam apa yang kau simpan dalam hatimu. Tapi, kuharap kau bisa
tersenyum sekarang. Aku berharap kau bahagia. Sebenarnya, seseorang pernah
mengatakan ini padaku, kau dapat tersenyum. Kau berhak merasa bahagia. Ketika mendengarnya,
hatiku terasa lega.” Yul percaya pada In Ho, kau berhak untuk bahagia.
In Ho merasa tertohok.
Da Jung bersiap pergi bertemu
Yul, tapi ia masih khawatir, jika ia benar menikah dengan Yul berarti ia akan
menjadi ibu bagi anak-anak, apa ia bisa melakukannya dengan baik? Yes, Da
Jung-ssi, no doubt!
Woo Ri pulang bersama Na Ra yang
menangis. Na Ra tak mau menjawab pertanyaan Da Jung kenapa ia menangis, dan
langsung pergi ke kamarnya. Woo Ri menjelaskan karena Tae Woong akan masuk
sekolah seminari, karena dia semua gadis di gereja kami bersedih dan menangis. Da
Jung cemas, Na Ra pasti sangat kecewa.
Woo Ri ingat kalau saat mereka
kembali dari gereja ada sesuatu yang aneh, seperti ada seseorang yang mengikuti
mereka. Siapa? Tanya Da Jung. Woo Ri berkata mungkin itu hanya perasaannya
saja. Tidak, kata Da Jung, kita harus berhati-hati karena serangan pada PM. Da Jung
minta Woo Ri tetap di rumah bersama Na Ra, ia akan pergi menjemput Man Se.
In Ho bertemu Hye Joo, ia tak
menyangka Hye Joo akan bekerja untuk Park Joon Ki. Hye Joo melakukannya karena
In Ho. “Kang Soo Ho, psikiater Na Young,dia adalah kakakmu kan?” tanya Hye Joo,
“Apa kau berpikir kalau Jongri-nim yang menyebabkan keadaannya seperti itu? Karena
itu kau mengawasinya dengan membentuk fans club. Dan kau mengajukan diri
sebagai Ketua Penanggungjawab Tugasnya. Apa kau juga menjadi mata-mata untuk
Park Joon Ki? Berapa lagi kau akan menyembunyikannya?”
Man Se bermain bola di sekolah
bersama teman-temannya. Na Young memandanginya dari kejauhan. Bola yang
ditendang Man Se menggelinding ke kaki Na Young, Man Se menghampirinya dan
bertanya, kau datang lagi Ahjumma? “Kau tau siapa aku?” tanya Na Young. Man Se
mengiyakan, ia sering melihatnya di sini dan bertanya kau ibu siapa, Ahjumma? Na
Young berkata kalau Man Se tak mengenalnya. Man Se terkejut Ahjumma tau
namanya. Tentu saja, kau Kwon Man Se, jawab Na Young menahan tangis.
Na Young memandangi Man Se dan
menangis. Man Se jadi khawatir, kenapa menangis? Apa kau lapar? Na Young
mengiyakan. “Ahjumma-ku mengatakan kita harus memeluk orang yang sedang lapar,
dengan begitu ia tak akan merasa lapar lagi.”
“Ahjumma yang mengatakan itu
pasti sangat baik?” tanya Na Young. Man Se mengiyakan, ia juga cantik, aku sangat
menyukainya. Na Young berusaha memegang tangan Man Se dan terus menangis.
Da Jung datang dan memanggil Man
Se. Man Se berlari menghampiri dan langsung memeluknya. Da Jung melihat Na
Young, mengenalinya. Da Jung berpesan pada Man Se untuk menunggunya dan
buru-buru mengejar Na Young. Tapi Na Young sembunyi, jadi Da Jung tak
menemukannya. Kali ini Da Jung yakin kalau dia mendiang istri PM.
Yul di gereja, memandangi
cincinnya. And, look at that! He’s wearing his wedding ring!
Hye Joo masih bersama In Ho, ia
tak akan memberitahu Yul, kau tak punya pilihan selain melakukannya, tapi bukan
seperti itu. In Ho minta diberikan sedikit waktu, ia akan mengurusnya.
Da Jung menelpon In Ho, berkata
ia melihat mendiang istri PM. In Ho sangat terkejut. Da Jung mengulangnya, ia
melihat mendiang istri PM, orang itu benar-benar masih hidup.
“Da Jung-ssi, bagaimana kau bisa
melihat Park Na Young? Tidak, kau pasti salah lihat,” jawab In Ho. Hye Joo yang
mendengar nama Na Young disebut kaget. Da Jung yakin, aku melihatnya dengan
mata kepalaku sendiri. In Ho khawatir pada Da Jung dan minta Da Jung tetap di
tempatnya, ia akan segera kesana.
In Ho akan pergi, tapi Hye Joo
menahannya, minta penjelasan. In Ho memandang Hye Joo, “Park Na Young-ssi...
masih hidup.” Hye Joo shock, tak percaya.
Yul menunggu Da Jung di gereja,
memegang cincin milik Da Jung. Pintu gereja terbuka, Da Jung masuk. Awalnya Yul
tersenyum melihat Da Jung, tapi Yul bisa mencium ketidakberesan pada Da Jung,
dan perlahan ekspresinya berubah khawatir. Da Jung mendekat pada Yul, seperti
akan jatuh di lengannya. Yul langsung memeluknya, cincin yang dipegangnya
terlepas. Da Jung meletakkan tangannya di pinggang Yul dan menangis di
pelukannya.
No comments:
Post a Comment