Hak Moon berhenti berlari dan
kesal setengah mati pada si anjing Siberian Husky. Juga pada dirinya sendiri,
ia malah menunjukkan sisi buruknya. Hak Moon khawatir, Soo Kyung pasti tau ia
berbohong, aah apa yang akan dipikirkan Sekretaris Lee tentangku?
Dae Young bertemu klien wanita
yang baru saja menandatangani asuransinya dan memberikan coklat valentinenya.
Si klien wanita berterimakasih dan pergi. Do Yeon mengiriminya pesan, ia akan
menunggu di rumah Sekretaris Lee, hubungi ia saat Dae Young sampai di rumah.
Tak lama, Jin Yi yang menelponnya. Jin Yi ingin bertemu, ada sesuatu yang harus
ia berikan, “Oppa, sekarang kau dimana?”
“Sesuatu untukku?” tanya Dae
Young heran. Ia teringat omongan Soo Kyung, ia yang menyebabkan Jin Yi dan Do
Yeon salah paham seperti ini. Dae Young sadar keduanya bermaksud sama, dan
menjawab, “Sekarang aku di...”
Do Yeon keluar ruangannya dengan
gembira. Soo Kyung buru-buru berkata kalau ia belum menyelesaikan pekerjaannya.
“Tak apa-apa. Kurasa aku tak perlu pergi ke rumahmu. Sampai besok,” sahut Do
Yeon riang lalu pergi. Soo Kyung heran. Dan Manajer Choi malah pengen ikut
cepet pulang juga, Pengacara Kim belum juga kembali dari pengadilan, apa perlu
kutelpon?
Saat Manajer Choi bertanya Hak
Moon dimana, Hak Moon berkata kalau ia masih di pengadilan (padahal udah di
depan kantor) dan menyuruh mereka pulang dulu. Hak Moon sebenarnya masih malu
gara-gara kejadian tadi siang, ”Kim Hak Moon, kenapa kau payah sekali? Mana
mungkin pria sepertimu menyatakan cinta?”
Hak Moon melirik kotak
coklatnya, jika ia menyatakan cinta di hari seperti ini, ia pasti tak akan
menerima. Hak Moon dilema.
Manajer Choi berkata lesu kalau
Pengacara Kim akan terlambat, tapi kemudian ekspresinya berubah senang, dan dia
menyuruh kita pulang lebih dulu! Manajer Choi pun siap-siap pulang. Soo Kyung
masih sibuk dengan komputernya, waktu Manajer Choi mendekat, ternyata Soo Kyung
sedang membuka blog Siksha (jiaah, kirain kerja!)
Manajer Choi tak habis pikir
pada Soo Kyung, di hari seperti ini kau hanya melihat-lihat blog Go Dae Young,
cepatlah berkencan! Tak usah berpikir mencari pria lebih muda, berkencanlah!
Soo Kyung diam saja, matanya masih tertuju pada blog Siksha dan bergumam,
kelihatannya enak.
Soo Kyung pergi ke toko coklat
dan matanya melebar saat melihat sosok seperti Dae Young. Soo Kyung hampir
memanggilnya, tapi lalu sadar, itu bukan Dae Young dan melangkah memilih coklat
dengan lesu.
Soo Kyung dalam perjalanan
pulang di bis, masih tanpa semangat. Jin Yi mengiriminya pesan, “Unni, aku akhirnya akan bertemu dengan Dae
Young Oppa, tapi aku gugup sekali. Tolong beri aku semangat.” Sedikit
enggan, Soo Kyung meyakinkan Jin Yi kalau semuanya akan lancar, semangat! Soo
Kyung membuka kotak coklatnya dan memakannya.
Jin Yi dan Do Yeon saling
menatap dengan pandangan tak suka. Dae Young ternyata bertemu dengan mereka
berdua sekaligus. Dae Young duduk dengan wajah serius. “Kupikir hanya kita
berdua, kenapa kau menelepon Jin Yi?” tanya Do Yeon. Jin Yi tak mau kalah,
“Oppa, apa kau menelepon Pengacara Oh Unni ini?” Do Yeon minta Jin Yi pergi
sebentar, ada yang harus ia bicarakan dengan Dae Young, sambil meletakkan kotak
cakenya di meja. Jin Yi juga, ada hal sangat penting yang ingin dikatakan pada
Dae Young Oppa, jadi Unni tolong tinggalkan kami, jawab Jin Yi menggeser kotak
cake Do Yeon dengan coklatnya.
Dae Young minta mereka berdua
berhenti, “Sepertinya aku tau apa yang akan kalian katakan, kalian berdua akan
mengatakan suka padaku kan? Jika itu tulus, kurasa lebih baik kita tidak saling
bertemu lagi. Bagiku kalian adik yang baik dan teman yang baik. Namun jika
setiap bertemu kalian akan membuatku terbeban dan merasa bersalah, kurasa aku
tak bisa bertemu dengan kalian lagi. Jika kalian sudah selesai bicara, mari
kita pergi. Pertemuanku dengan kalian, ini terakhir kalinya.”
Do Yeon buru-buru mencegah Dae
Young yang akan pergi, “Bukan! Aku memberi kue ini karena persahabatan. Lihat
pitanya! Warnanya biru. Jika aku memikirkanmu sebagai seorang pria, aku pasti
memilih merah muda.” Do Yeon lalu menunjuk Jin Yi, pasti ia yang menyukaimu
sebagai pria.
Jin Yi segera menyangkal,
sebagai adik yang baik ia ingin memberikan coklat. Ini hati yang kosong. Hati
yang penuh adalah cinta, hati yang kosong untuk persahabatan, kau tak tau?
Dae Young tanya ini sungguhan?
Kalau begitu untuk seterusnya aku bisa bertemu kalian dengan nyaman? “Tentu
saja!” jawab Jin Yi dan Do Yeon bersamaan. Dae Young lega, ia tak kehilangan
adik dan teman yang baik. Dae Young pun mengajak mereka makan malam bersama,
ada makanan yang cocok sekali untuk hari Valentine.
Apa makanan itu? Ternyata
kepiting. Do Yeon sampe heran, ini cocok untuk Valentine? Dae Young mulai
menjelaskan seperti biasa, “Lihat warna kecap asinnya, hitam pekat. Ini sama
dengan 99% coklat kakao dan yang lebih penting, karena makan makanan manis
sepanjang hari, untuk meringankan perut yang terasa berminyak, kita
perlu memakan sesuatu yang asin untuk hasil seketika.”
“Benarkah?” tanya Jin Yi, masih
tak yakin. Dae Young meyakinkan kalau restoran ini sangat terkenal, seseorang
yang mengenal dan mencintai kepiting rendam kecap asin lebih dari siapapun, dia
mengelola restoran ini. Dae Young memanggil si pemilik yang dikenalnya dengan
akrab dan mengajaknya duduk. Melihat si pemilik yang ternyata orang asing, Do
Yeon heran, bagaimana bisa orang asing mengelola restoran kepiting rendam kecap
asin? Kali ini Jin Yi setuju, benar, ini tak cocok dengannya.
“Memangnya kenapa?” tanya si
pemilik. “Aku pergi ke Korea, jatuh cinta dengan rasa ini dan menetap di Korea.”
Dae Young membenarkan, ia bahkan membuatnya sendiri dan sangat memperhatikan
bahan-bahannya, hanya bahan-bahan dari desa yang ia gunakan. Si pemilik malah
jadi kepingin lagi, padahal tadi sudah makan. “Kau pasti punya citarasa yang
khas,” puji Do Yeon.
Dae Young mulai beraksi, “Apa?
Citarasa yang khas? Kepiting rendam kecap asin ini benar-benar makanan yang
akan memikat citarasa semua orang di dunia. Rasa asin dari bejana bumbunya. Rasa
manis dari saus yang dibuat dengan buah. Aroma dari kuning telur mentah. Terutama
rasa kenyal dari daging kepiting. Kepiting rendam kecap asin ini mengatakan bahwa
semua semua orang yang berbeda bisa menjadi satu melalui makanan. Makanan ini
seperti PBB.”
Mereka pun mulai makan. Nyaam,
kraus kraus, daging kepitingnya disesap-sesap, kayaknya enak sekali. Si pemilik
restoran yang tiap hari makan ini aja tetep nikmaat banget makannya. Sambil makan,
si pemilik restoran cerita kalau saat kecil setiap ibunya memasakkan ini, ia
akan sangat senang. Sumpah, kepitingnya menggiurkan bangeet!
Semua yang terhidang di meja
sudah licin tandas, mereka semua kekenyangan. Jin Yi bilang kalau ia tak bisa
makan kepiting rendam kecap asin karena amis, tapi ini sama sekali tidak amis
dan enak. “Ahjussi pemilik, kau yang terbaik! Pria terbaik!” puji Jin Yi sambil
mengacungkan dua jempolnya. Si pemilik berbisik ke Dae Young, apa itu artinya
lampu hijau? Tentu saja Dae Young langsung bilang kalau gaya bicara Jin Yi
memang begitu.
Jin Yi mengingatkan Dae Young
untuk mengambil foto piring-piring kosong ini untuk diposting di blognya. Dae Young
akan melakukannya, tapi tak jadi, aku akan memotretnya nanti, kurasa aku akan
datang lagi. Do Yeon langsung bertanya menyelidik, kau akan kembali dengan
siapa?
“Dengan Soo Kyung Noona. Noona itu
benar-benar suka melihat blogku,” jawab Dae Young. Aiih, Dae Young tanpa sadar
selalu mikirin Soo Kyung niih..
Manajer Choi pulang dan
mencari-cari sesuatu, bukankah ada sesuatu yang akan kau berikan padaku? Kyung Mi
tetap sibuk dengan kalkulatornya dan malah ngomel, apa ini? Kau menyuruhku
menyiapkan makan malam lagi? Bukan begitu, jawab Manajer Choi, hari ini tanggal
14 Februari, hari Valentine. Kyung Mi pun lanjut ngomel, “Apa kau tak tau kita
menerima tagihan kartu kredit tanggal 14 Februari? Kenapa kau belanja banyak
bulan ini?”
Manajer Choi mengungkit masa
lalu, saat kita berkencan kau selalu memberiku coklat. Hoon Young mendekati
ayahnya dan berkata kalau ibu tak mencintai ayah, dia selalu marah padamu,
hahaha.. Manajer Choi sampe kesal, apa mungkin anak-anak bicara begini jika tak
seburuk itu? Kyung Mi malah bilang kalau kau belum makan hangatkan saja
makanannya sendiri dan masuk ke kamar.
Duk Young yang tak tega menghampiri dan memberikan coklat. Satu untuk ayahnya. Satu untuk kakaknya. Dua pria yang menyedihkan, haha.
Duk Young yang tak tega menghampiri dan memberikan coklat. Satu untuk ayahnya. Satu untuk kakaknya. Dua pria yang menyedihkan, haha.
Jin Yi akan masuk apartemennya
dan Dae Young mengelus kepala Jin Yi dengan sayang (sama adiknya :p). Soo Kyung
baru datang dan terhenti saat melihat ini. Dae Young akan melangkah ke
apartemennya, tapi sadar kalau ada Soo Kyung, “Oh Noona, kau baru saja pulang?”
Dae Young melihat coklat yang dibawa Soo Kyung, persis dengan yang dibeli Hak
Moon.
Soo Kyung langsung menyembunyikannya. “Kau pasti menerimanya dari seseorang, ternyata ‘milikku’ populer juga!” ucap Dae Young. Soo Kyung kaget, apa? Dae Young sadar, mulai sekarang sebaiknya aku tak memanggilmu ‘milikku’. Soo Kyung diam saja dan langsung masuk ke apartemennya. Dae Young merasa semua pasti berjalan lancar dengan Pengacara Kim. Dan Soo Kyung juga merasa semua pasti berjalan lancar dengan Jin Yi.
Tapi Soo Kyung jadi kesal dan membuang coklat yang dibelinya ke tempat sampah.
Soo Kyung langsung menyembunyikannya. “Kau pasti menerimanya dari seseorang, ternyata ‘milikku’ populer juga!” ucap Dae Young. Soo Kyung kaget, apa? Dae Young sadar, mulai sekarang sebaiknya aku tak memanggilmu ‘milikku’. Soo Kyung diam saja dan langsung masuk ke apartemennya. Dae Young merasa semua pasti berjalan lancar dengan Pengacara Kim. Dan Soo Kyung juga merasa semua pasti berjalan lancar dengan Jin Yi.
Tapi Soo Kyung jadi kesal dan membuang coklat yang dibelinya ke tempat sampah.
Hak Moon di mobil. Penyiar radio
menyampaikan laporan lalu lintas dan berpesan agar orang-orang yang akan
menyatakan cinta di Hari Valentine harus sedikit lebih cepat. Hak Moon
mengganti frekuensi radionya, dan penyiar malah memutarkan lagu tentang
pengakuan cinta. Hak Moon jadi ingat masa-masa culunnya waktu naksir Soo Kyung
saat kuliah dulu. Juga masa-masa sekarang, saat ia memarahi Soo Kyung. Saat ia
meminta Soo Kyung kembali. Saat ia senyum-senyum memandangi Soo Kyung yang
bekerja. Hak Moon jadi berubah pikiran dan putar balik.
Soo Kyung selesai mandi dan
kaget melihat kamar yang berantakan. Soo Kyung awalnya marah pada Barassi, tapi
langsung panik begitu liat Barassi terkapar di lantai karena memakan coklat
yang tadi dibuang Soo Kyung.
Hak Moon di depan apartemen Soo
Kyung, menelpon Soo Kyung tapi tak diangkat. Yang dicari langsung muncul,
menggendong Barassi dengan cemas. Hak Moon memanggilnya, kenapa Barassi? Apa
dia sakit? Hak Moon bahkan langsung menggendong Barassi dan minta Soo Kyung
cepat masuk mobilnya.
Di mobil, Soo Kyung menyalahkan
dirinya. Semua karenaku, aku meletakkan coklat sembarangan. Hak Moon
menenangkan, ia akan baik-baik saja, anjing tak selemah itu. Bahkan anjing yang
dulu menggigitku, dia kecil tapi sangat kuat. Jangan khawatir, tak akan terjadi
apa-apa. Soo Kyung benar-benar takut dan menangis.
Dae Young keluar mau buang
sampah dan melihat pintu apartemen Soo Kyung yang terbuka. Dae Young masuk,
memanggil-manggil Soo Kyung, tapi melihat apartemen Soo Kyung yang berantakan,
Dae Young jadi khawatir dan menelpon Soo Kyung. Tapi terdengar suara ponsel,
Soo Kyung bahkan meninggalkan ponselnya. Dae Young makin khawatir.
Di RS, dokter hewan menjelaskan
kalau coklat mengandung theobromin yang akan menekan saraf dan jantung anjing,
untung Anda cepat menemukannya sehingga belum terserap tubuh. Dokter sudah
mengeluarkan isi perut Barassi dan ia akan baik-baik saja setelah beristirahat.
Soo Kyung dan Hak Moon lega sekali. Hak Moon minta Soo Kyung jangan khawatir
lagi dan duduklah.
Soo Kyung menurut dan duduk. Melihat
Soo Kyung yang kedinginan, Hak Moon melepaskan mantelnya dan memakaikannya pada
Soo Kyung. Soo Kyung berkata ia tak apa-apa, tapi Hak Moon memberi isyarat,
pakai saja. Soo Kyung jadi sadar kalau mantel Hak Moon kotor gara-gara Barassi,
bagaimana ini? Maafkan aku. Tak apa-apa, jawab Hak Moon.
Soo Kyung berterimakasih, meski
kau takut anjing kau menggendong Barassi dan membawanya kemari. Namun, kenapa kau
melakukannya? Kau fobia anjing, tapi kau bilang ingin memelihara anjing, kau
memintaku pergi denganmu melihat anjing yang dibuang.
“Sebenarnya.. aku ingin lebih
dekat denganmu.”
“Denganku? Kenapa?”
“Karena aku suka padamu.”
Soo Kyung terkejut, apa? Hak
Moon sebenarnya ingin mengatakannya di tempat yang indah, ia ingin menyatakan
cinta dengan pantas. Seperti 10 tahun lalu, aku tak ingin seperti itu. Kau mungkin
tak ingat, namun 10 tahun yang lalu aku menyatakan cinta padamu Sekretaris Lee,
tapi aku ditolak mentah-mentah. Aku memintamu tetap di sisiku untuk balas
dendam dan aku mengganggumu. Tapi setelah memikirkannya kembali, perasaanku padamu
belum selesai. Aku takut akan terluka lagi jadi aku mengabaikan perasaanku. Namun,
aku tak ingin seperti itu lagi.
Hak Moon menatap Soo Kyung, “Aku..
suka padamu, Soo Kyung.” Soo Kyung benar-benar shock, tak percaya.
Komentar:
Omoo, ternyata Hak Moon yang suka heboh sendiri ini bisa mengakui perasaannya secara gentle, woow! Apakah Soo Kyung akan menerima? Soo Kyung kan udah terlanjur suka sama Dae Young. Dan kayaknya, Dae Young juga udah mulai mikirin Soo Kyung nih, asik asik! Btw, persaingan Jin Yi sama Do Yeon lucuuu, tapi kasian mereka ditolak barengan di hari Valentine...
Omoo, ternyata Hak Moon yang suka heboh sendiri ini bisa mengakui perasaannya secara gentle, woow! Apakah Soo Kyung akan menerima? Soo Kyung kan udah terlanjur suka sama Dae Young. Dan kayaknya, Dae Young juga udah mulai mikirin Soo Kyung nih, asik asik! Btw, persaingan Jin Yi sama Do Yeon lucuuu, tapi kasian mereka ditolak barengan di hari Valentine...
love it more and more...... ^_^
ReplyDelete