Da Jung mengembalikan saputangan
pada Yul yang tersenyum. Da Jung minta maaf, Anda pasti terkejut. Yul mengerti,
tak ada alasan bagimu untuk meminta maaf, aku yang berpandangan sempit.
Jika kau menikah denganku, kau tak hanya menjadi istriku, kau pasti menjadi ibu
anak-anak juga. Wajar kalau kau berpikiran kompleks. Yul berkata mereka bisa
menunda upacara pernikahan yang sebenarnya, tapi Da Jung harus berjanji kalau
tak akan menangis. Da Jung tersenyum.
“Nam Da Jung-ssi, mengapa selalu
ada ini setiap kali kita menikah?” canda Yul menunjukkan saputangannya. Ingat
episode 4 waktu mereka mau nikah? Yul kan juga minjemin saputangannya waktu Da Jung nangis. Yul
mengajak Da Jung pulang, tapi lalu teringat soal cincin yang tadi jatuh.
In Ho mengejar Hye Joo yang
ingin mengatakan soal Na Young pada Yul. Hye Joo bersikeras Yul harus tau
tentang ini. “Meskipun Park Na Young-ssi tidak menginginkan itu?” tahan In Ho.
“Na Young unni tak
menginginkannya?”
“Mengapa kau anggap dia sembunyi
begitu lama? Dia tidak muncul karena dia tidak ingin. Apa yang akan kau dapat
dengan mengatakan tentangnya?”
In Ho tau Hye Joo pindah ke sisi
Joon Ki untuk membantu PM, untuk memastikan apa lagi yang akan ia lakukan untuk
PM. Jika Jongri-nim tau soal ini ia tak akan membiarkannya, lebih baik kita
diam dulu, In Ho akan bicara pada Da Jung. Hye Joo tak bisa tinggal diam, kau
hanya memikirkan Nam Da Jung. In Ho membenarkan, ia hanya memikirkan Da Jung,
tapi ia juga khawatir pada masa depan politik Jongri-nim. In Ho minta Hye Joo
memilih dan pergi.
Yul dan Da Jung mencari cincin
Da Jung sampai ke kolong-kolong kursi. Yul minta Da Jung duduk saja, ia yang
akan mencarinya. Da Jung tak mau, itu cincinnya, ia harus mencari juga.
Da Jung menemukannya, tapi ia
berbohong pada Yul dan menyimpannya. Yul mencari lagi.
Hye Joo menunggu Yul di kediaman
PM, ia yakin harus memberitahunya. Woo Ri memberitahu kalau ayahnya hampir
sampai dan menawari Hye Joo minum. Hye Joo menolak, jika ia hampir sampai, aku
akan menunggu di luar. Hye Joo tiba-tiba sadar kalau Woo Ri sudah setinggi ini.
Woo Ri membandingkan tingginya dan Hye Joo, ia yakin sebentar lagi ia yang akan
lebih tinggi. Hye Joo memuji Woo Ri yang sudah cukup dewasa, waktu kecil kau
cengeng sekali tau kan? Tentu saja Woo Ri tau, ia banyak menangis karena
merindukan ibunya.
“Woo Ri-ah, apakah kau tak
merindukan ibumu lagi?” tanya Hye Joo. Tentu Woo Ri merindukannya, tapi ia tak
bisa terus menangis karena merindukannya, bukankah begitu? Hye Joo mengangguk
pelan.
Yul dan Da Jung sampai rumah, tapi
cincin yang belum ketemu benar-benar mengganggu Yul. Da Jung tau, tapi tak
banyak yang bisa dilakukan karena sudah malam, besok Yul harus bekerja. Da
Jung minta Yul tak khawatir, besok ia akan kembali dan mencarinya lagi.
Mereka
bertemu Hye Joo, dan Yul kaget sekali melihat Hye Joo datang. Hye Joo minta
maaf sudah datang tanpa pemberitahuan, ada sesuatu yang mendesak yang harus ia
beritahu. Da Jung sadar keberadaannya mengganggu dan masuk lebih dulu. Yul
mengajak Hye Joo masuk ke ruang kerjanya.
Di kamar Man Se, Da Jung
memandangi cincinnya, tak mengerti mengapa ia tak berkata bahwa ia menemukan
cincinnya. Da Jung menulis di jurnalnya, “Dia
benar-benar masih hidup. Hari ini aku bertemu istri Jongri-nim, orang yang
kupikir sudah meninggal. Dia benar-benar masih hidup.”
Da Jung memandangi Man Se yang
tertidur lelap dengan sedih.
Di Blue House, Yul memberitahu
Presiden kalau hasil investigasi grup Myung Shim akan segera keluar, segera
setelah tuduhan korupsi terbukti, kita harus berhenti melibatkan mereka dalam
setiap penawaran proyek nasional. Presiden tak tampak senang, apa menurutmu
perusahaan-perusahaan akan tetap tenang? Kau harus memikirkan tentang ekonomi
nasional juga. Yul berkata mereka harus tetap berada di jalur yang seharusnya.
Presiden tanya kalau ia berkata tidak apa kau akan tetap melanjutkannya? Ini
sudah cukup, beritahu jaksa untuk menghentikan investigasi.
Dan satu lagi, PM Kwon, kenapa
kau tak tau batas? Jika kau bertahan seperti ini, tetap bersama denganmu akan
sulit, ancam Presiden. Omoo, posisi Yul terancam doong??
Pintu diketuk, Joon Ki masuk.
Joon Ki tak sadar Presiden sedang di tengah pembicaraan dengan PM, ia akan
kembali nanti. Tak perlu, sahut Yul, kami sudah selesai.
Semalam saat bertemu Yul, Hye
Joo berencana mengatakan semuanya, tapi ternyata ia tak sanggup. Perkataan In
Ho soal masa depan politik PM sepertinya benar. Hye Joo tak akan mengatakan
apapun sampai Yul menyelesaikan tugasnya sebagai PM.
Yul keluar Blue House dan
melihat Hye Joo yang baru saja selesai bertemu In Ho. Yul heran dan bertanya
pada In Ho, kenapa Sekretaris Seo di sini? Apa ia memberitahumu sesuatu yang
buruk? In Ho tersenyum, bukan sesuatu yang penting, ah apakah pembicaraan Anda
dengan Presiden berjalan lancar? Yul mengangguk, tak yakin.
Presiden curhat ke Joon Ki, ia mengalami
waktu sulit karena PM. Joon Ki setuju dengan Presiden, mereka harus menentang
aksi Yul. Presiden bergumam ini tak seperti kita bisa mengganti PM. Joon Ki
berkata itu bukan tak mungkin, jika Anda benar-benar ingin menggantinya, alasan
bukan hal yang sulit dicari, kita hanya perlu keputusan Anda.
Na Ra chatting dengan gurunya
dan curhat ia mengalami waktu yang sangat sangat sulit, rasanya ia tak bisa
belajar lagi hari ini dan mematikan sambungan chat. Da Jung mengetuk pintu Na Ra,
apa kau belajar? Na Ra malah menangis keras. Da Jung cemas, Na Ra apa yang
terjadi? Apa karena Tae Woong?
“Oppa yang memiliki ulang tahun
yang sama denganku, jika ia menjadi seorang pendeta, ia tak bisa menikah,” ujar
Na Ra sambil terus menangis. Da Jung menenangkan Na Ra, saat ini Oppa lebih
menyayangi Tuhan, tapi jika urri Na Ra tumbuh jadi wanita cantik, kita tak
pernah tau, ia mungkin lebih mencintaimu. Juga, meskipun kau pergi ke sekolah
seminari tidak berarti kau harus menjadi seorang pendeta. Kau jangan menyerah
tanpa perlawanan. Na Ra berhenti menangis, ahjumma.. Jadi makan banyak, jadi
lebih kuat dan lebih tinggi terlebih dahulu, apa yang ingin kau makan? Aku akan
membuatkannya untukmu, bujuk Da Jung. Aih, suka liat adegan ini!
Ternyata Na Ra pengen ramen.
Mereka makan ramen dengan lahap. Na Ra melahap isi mangkuknya sampe tandas,
tapi protes mi ramen apa ini begitu lembek dan hambar? Woo Ri menggoda adiknya,
bagaimana bisa kau bilang hambar tapi menghabiskan 2 mangkuk? Hahaa. Na Ra
cuek, berterimakasih untuk makanannya dan pergi. Btw, Na Ra udah nggak sedih
lagi berkat Da Jung dan ramennya. Man Se memuji ramen buatan Da Jung sangat
enak. Da Jung dan Woo Ri tersenyum.
“Kau tau bahwa Na Ra benar-benar
menyukaimu meskipun dia berbicara seperti itu kan?”
“Na Ra begitu?”
“Na Ra belum pernah sekalipun
mengucapkan kata ‘ibu’ sejak ibu kami meninggal. Tapi ia memanggilmu ibu di gereja waktu itu,
itu berarti ia sangat nyaman denganmu dan sangat berterimakasih padamu. Aku
juga merasa begitu.” (sumpah, kata-kata ini mengharukan, Woo Ri manis bangeet!
Tisu mana tisu?)
Da Jung nyaris tak percaya, dan
tanya apa Woo Ri merindukan ibunya? Woo Ri diam sesaat, ini aneh, kenapa
akhir-akhir ini semua orang bertanya soal ibu? Tentu saja aku sangat amat
merindukan ibuku, tapi aku baik-baik saja, setidaknya aku bisa mengingat
wajahnya. Woo Ri kasihan pada Na Ra dan Man Se, mereka bahkan tak mengingat
wajah ibu. Jika ibu kembali hidup, aku akan melakukan apapun, tapi itu tak akan
terjadi kan? (well, nothing is impossible in dramaland, Woo Ri-ah)
Da Jung termenung sendirian di
coffee shop, In Ho yang sedang lewat melihat Da Jung dan menghampirinya. Da
Jung tanya orang yang In Ho bicarakan di RS adalah Park Na Young kan? Kekasih
kakakmu adalah Park Na Young kan? Orang yang ingin kau balas dendam adalah
Jongri-nim? Kau tau semuanya. In Ho membenarkan, aku tau semuanya, tapi seperti
yang kukatakan padamu, itu semua kesalahpahaman dan semuanya telah
diselesaikan. Itu karena Park Na Young masih hidup? Tanya Da Jung, ia ingin
bertemu orang itu, ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengannya.
In Ho tak setuju, kau akan
bicara tentang Jongri-nim dan anak-anak? Da Jung-ssi, dengarkan aku dengan
baik, kau tak pernah bisa bertemu orang itu, jika kau bertemu orang itu mungkin
kau akan mengubah pikiranmu. Dia ibu anak-anak dan istri Jongri-nim, semua
orang berpikir bahwa dia sudah mati, orang baik hati sepertimu akan berpikir
“Aku harus memberikan kembali posisi orang itu”. Jadi Da Jung-ssi, kau tak bisa
bertemu orang itu.
Da Jung tau kalau In Ho khawatir
padanya, tapi dia adalah ibu mereka. Ibuku meninggal ketika aku masih kecil,
jadi aku tau bagaimana perasaan anak-anak, betapa mereka ingin melihat ibu
mereka dan bagaimana mereka tak bisa mengatakan kalau mereka merindukan ibu mereka.
Aku tau bagaimana sedihnya itu, aku tau bagaimana perasaan mereka, jadi aku tak
bisa meninggalkan mereka sendirian. Jika ibunya bisa kembali hidup, Woo Ri
merasa ia ingin melakukan semuanya. Aku tak bisa mengabaikannya.
In Ho tanya apa yang akan Da Jung
lakukan? Apakah kau tidak ingin bahagia dengan Jongri-nim? Da Jung menangis
sedih.
Perkataan Woo Ri terus terngiang
di benak Da Jung. Da Jung dilema, anak-anak tumbuh tanpa kasih sayang seorang
ibu, haruskah ia terus membiarkannya seperti itu. Hmm, sejujurnya aku ragu,
kalau anak-anak tau ibu mereka masih hidup dan sengaja tak datang pada mereka
selama bertahun-tahun, apa dampaknya akan bagus?
Sementara itu, Joon Ki
merencanakan pemecatan PM. Sekretaris Bae ingin melaporkan sesuatu tentang Seo
Hye Joo. Joon Ki tak suka, ia bahkan tak meminta untuk itu. Tapi Sekretaris Bae
tetap melaporkan kalau Seo Hye Joo bertemu Kang In Ho kemarin siang dan dia
pergi ke tempat PM pada malam hari, bisakah kita benar-benar percaya orang ini?
Hye Joo masuk, memberitahu Joon
Ki sudah waktunya pertemuan dengan partai oposisi. Jika Anda masih ingin
bicara, aku akan menunggu di luar, kita masih punya waktu 10 menit. Joon Ki
berkata pada Sekretaris Bae kalau ia yang akan mengurus masalah ini, kau
periksa lagi penyelidikan kecelakaan mobil adikku.
Di mobil, Hye Joo berkata
pertemuan nanti mungkin akan membicarakan investigasi grup Myungshim dan
mendukung PM Kwon, apa Anda baik-baik saja dengan itu? Bukankah aku hanya perlu
duduk dan mendengarkan, sahut Joon Ki. Joon Ki ingat kalau Hye Joo pulang cepat
kemarin, apa ada sesuatu yang terjadi? Hye Joo berkata ia sedikit tak enak
badan, setelah beristirahat kemarin ia sudah lebih baik sekarang. Joon Ki jelas
tampak tak percaya.
Yul keluar kantor, tapi pengawal
memintanya menunggu sebentar, mobilnya belum datang. Da Jung ada di sana,
memandang Yul dari kejauhan. Yul memandang persis ke arah Da Jung berdiri. Da Jung
cepat-cepat berbalik. Yul menelpon Da Jung dan menduga Da Jung sedang ada di
luar. Da Jung berbohong, iya ia sedang di luar dan bertemu seorang teman. Teman?
Lalu kau akan pulang terlambat? Tanya Yul. Tidak, jawab Da Jung, ia akan segera
pulang. Yul berkata tidak perlu, kau sudah lama tak pergi keluar,
bersenang-senanglah dan juga, kau boleh minum alkohol yang kau sukai. Da Jung
tertawa, kalau begitu aku akan benar-benar pulang terlambat, jangan khawatirkan
aku oke?
Yul berjalan mendekat, “Wah,
siapa ini? Seperti seseorang yang sering kulihat di rumah.” Hohoo, Da Jung
ketauaan! Kayaknya Yul udah liat dari tadi.
Mereka makan di pojangmacha. Yul
tanya kenapa Da Jung berbohong? Da Jung pikir Yul sedang sibuk. Yul tertawa,
ini bukan karena kau punya alasan lain? Da Jung menyangkal. Yul berkata seharusnya
kita pergi ke tempat yang lebih baik, sudah lama kita tak keluar untuk makan. Da
Jung justru tak ingin, ini adalah gayaku, jauh dari kemewahan.
“Tiba-tiba aku terpikir ini
adalah pertama kalinya aku datang ke pojangmacha denganmu, Jongri-nim. Setelah dipikirkan
lagi, tak banyak hal yang kulakukan denganmu. Kita tak pernah menonton film
bersama, berbelanja bersama atau bahkan
menerima bunga. Anda selalu memanggilku Nam Da Jung-ssi dan tak pernah
memanggilku dengan namaku. Kita tak pernah berjalan-jalan berpegangan tangan
atau kau mengantarku pulang dan sedih saat harus berpisah. Kita tak pernah
berkencan dengan layak dan langsung menikah.”
Yul sadar, semua terjadi seperti
itu, “Jadi, kita bisa melakukannya mulai sekarang. Meskipun aku tak bisa
mengantarmu pulang dan berpisah dengan sedih, kita bisa menonton film dan
berbelanja bersama. Kau bisa melakukan semua yang kau inginkan dari sekarang. Kita
bisa perlahan, satu demi satu. Aku akan berusaha lebih keras. Kita punya sangat
banyak waktu bersama.”
“Bagaimana jika.. tak ada banyak
waktu? Bagaimana jika.. kita segera harus terpisah?”
Yul dan Da Jung berjalan pulang.
Da Jung masih bertanya bagaimana jika Anda harus berpisah denganku mulai besok?
Yul tanya apa ia harus menjawabnya? Da Jung mengangguk.
“Aku akan menghentikan waktu,
jadi hari itu tidak akan datang. Ah, lalu aku harus menghancurkan semua jam di
dunia ini?” Yul tertawa dengan jawabannya sendiri.
Da Jung kesal Yul malah bercanda
dengannya. Bukankah pertanyaanmu juga bercanda, jawab Yul, dan kau hanya bisa
menggunakan kata ‘bagaimana jika’ untuk hal-hal yang baik. Yul yakin mereka tak
akan pernah terpisahkan, jadi jangan khawatir. Yul lanjut berjalan, tapi Da
Jung masih diam di tempatnya. Yul berbalik dan memanggil Da Jung.
Da Jung memandang Yul, “Jongri-nim,
bisakah kita lari?”
Yul tersenyum, kau ingin
melarikan diri dari para pengawal lagi? Kita tak bisa pergi jauh, dan bahkan
jika kita pergi jauh kita tetap harus kembali, benar kan?
Da Jung mengiyakan, dan berusaha
ceria lagi, ayo pergi! Da Jung akan melangkah, tapi Yul minta Da Jung tetap di
sana, aku yang akan datang kali ini. Satu langkah. Demi satu langkah. Lalu,
satu langkah lagi seperti ini.
Yul sampai di hadapan Da Jung dan mengulurkan
tangannya. Sedikit ragu, tapi Da Jung menyambut uluran tangan Yul dan
memaksakan diri untuk tersenyum.
Hye Joo menyerahkan berkas untuk
Joon Ki, dan bertanya soal rumor tentang gerakan untuk menurunkan PM, apa Anda
tau soal itu? Joon Ki berbohong, ini pertama kalinya ia mendengar soal itu. Jika
ada gerakan untuk menurunkan PM, tak mungkin aku tak mengetahuinya. Hye Joo
mengerti, kupikir juga begitu.
Sekretaris Bae masuk dan
memberikan informasi yang diminta Joon Ki. Joon Ki akan mengeceknya nanti dan
meletakkannya di laci meja. Hye Joo masih berdiri di situ, curiga, sampai Joon
Ki tanya apa ada yang masih ingin Hye Joo katakan? Tak ada, jawab Hye Joo lalu
pamit pulang.
Hye Joo menemui In Ho di bar,
heran kenapa In Ho mengajaknya minum. Ada sesuatu yang ingin dikatakan In Ho.
Dari muka In Ho yang suram, Hye Joo bisa menduga kalau ini soal Nam Da Jung. Silahkan,
konseling cinta untuk pria yang ditolak bukan hal yang sulit dilakukan. In Ho
tersenyum, bukan itu, Da Jung-ssi ingin bertemu Park Na Young, jadi kubilang
aku akan membantu.
“Kepala Kang, apa kau masih
waras? Kebenaran bahwa Na Young unni masih hidup kita sudah berjanji bahwa
hanya kau dan aku yang tau, bukankah kau yang mengatakan itu?”
In Ho juga menginginkan itu,
tapi ia tak bisa mengubah pikiran Da Jung yang ingin bertemu dengannya. Hye Joo
marah, setelah Na Young unni kembali jika Nam Da Jung dan Jongri-nim putus apa
kau berharap dia akan datang menangis padamu?
Hye Joo minta maaf, bukan itu
maksudnya, sebenarnya aku juga benar-benar merindukan Na Young unni, tapi saat
aku melihatnya aku takut akan goyah. Tapi jika Nam Da Jung menemuinya apa yang
akan terjadi?
Dia bilang dia ingin mengembalikan
posisinya, jawab In Ho. Hye Joo tak percaya Da Jung mengatakan itu. In Ho
berkata ada yang lebih penting, polisi menelponnya soal kecelakaan mobil
kakaknya, mereka akan membuka kembali penyelidikannya, tampaknya Park Joon Ki
yang melakukan itu. Hye Joo terkejut. Kita perlu mencari tau seberapa banyak
yang Joon Ki ketahui. Hye Joo mengerti dan akan mencoba memeriksanya.
Hye Joo pergi ke kantor Joon Ki,
mencari berkas yang tadi diletakkan Joon Ki, tapi tak ada dimanapun. Lampu menyala,
Joon Ki tanya apa Hye Joo mencari berkas ini? Joon Ki sudah merasa aneh dengan
Hye Joo yang datang kepihaknya, tapi ini terjadi, kau bertemu Kepala Kang dan
bahkan pergi ke rumah PM. Aku ingin mempercayaimu, tapi apa yang kau lakukan
padaku?
Hye Joo coba menjelaskan. Tapi Joon
Ki menyuruhnya membuka berkas yang dipegangnya. Hye Joo ragu, tapi membukanya
juga, ternyata itu proposal untuk memecat PM. Joon Ki berkata tak hanya itu, di
hari PM diberhentikan, aku juga akan mengungkap penyebab kecelakaan mobil Na
Young. Tapi karena Hye Joo sudah tau, ia tak akan menundanya lebih lama lagi. Joon
Ki akan mengungkap semuanya ke media besok.
Hye Joo mencegah Joon Ki, Anda
tak bisa melakukan ini pada PM. Joon Ki: “Kenapa? Ia membuat adikku seperti
itu. Mengapa aku tak bisa melakukan ini?”
“Jongri-nim bukan tipe orang
seperti itu. Anda tau itu!”cegah Hye Joo. Joon Ki bilang tak ada yang tau soal
itu dan minta Hye Joo segera memberitahu Kwon Yul tentang ini, meski mungkin
tak ada gunanya.
Hye Joo tak punya pilihan lain
dan berkata, “Na Young unni.. masih hidup.” Joon Ki berbalik, apa? Hye Joo
mengulangnya, Na Young unni masih hidup.
aku selalu baca sinopsisnya, tapi jarang koment..,
ReplyDelete:)
makasih ya.. ^^
Delete