Da Jung menjenguk ayah di RS,
tapi ayah tampak kurang sehat, batuk-batuk terus dan kelihatan pucat. Ayah
berkata ini karena ia kalah segalanya saat bermain Go Stop dengan pasien lain.
Itulah kenapa aku tak suka ayah bertaruh, sahut Da Jung. Da Jung sudah
membawakan soondae dan buah kesukaan ayah, tapi ayah tak selera makan. Da Jung
heran, hati, paru-paru, jantung, ini semua kesukaan ayah. Ayah beralasan sudah
makan banyak saat makan siang tadi. Da Jung tak percaya, apa ayah merasakan
sakit di suatu tempat?
Ayah sudah bilang kalau ia
merasa tak enak badan hari ini, perutku sangat sakit. Ayah kembali berbaring,
dan meyakinkan Da Jung kalau ia baik-baik saja. Ayah tanya kabar Woo Ri Na Ra
Man Se, apa mereka baik-baik saja? Tentu saja, jawab Da Jung, mereka terus
tanya kapan Kakek akan datang kembali, apa karena Ayah memberi mereka uang?
“Aku bahkan tak sering melihat
mereka,tapi aku terbayang-bayang tingkah mereka. Ketika aku melihat anak-anak
itu, aku teringat saat kau masih kecil.”
“Ketika aku kecil? Kenapa?”
“Kau seperti mereka. Meskipun
kau tumbuh tanpa seorang ibu, kau tak bisa mengatakan itu. Kau banyak tertawa
dan sangat ribut, tapi tak ada yang tau bagaimana perasaanmu sebenarnya. Da
Jung-ah, baik-baik pada mereka. Kau harus baik pada mereka ya?”
Da Jung minta Ayah jangan
khawatir, aku benar-benar akan baik pada anak-anak. Aku juga akan memberi
mereka hadiah yang sangat besar. Ayah tanya hadiah apa itu, tapi Da Jung hanya
tersenyum. No Da Jung-ah, nooo, i know what you mean, but not that present!
Yul sibuk di ruang kerjanya. Ia
ingat perkataan Presiden padanya, jika Yul terus seperti ini akan sulit untuk
terus bekerjasama. Na Ra membuka pintu dan mengajak ayahnya makan di luar karena ia
bosan dan Ahjumma tak ada di rumah. Bagaimana ini, jawab Yul, ia sedikit sibuk
sekarang. “Baiklah, aku tau Ayah selalu
sibuk,” rajuk Na Ra lalu menutup pintu.
Sebelum pintu benar-benar tertutup, Yul
memanggilnya, apa yang ingin kau makan? Dan Na Ra pun tersenyum menang. Aiih,
hubungan Yul dan anak-anak beneran udah berubah sekarang, Na Ra berani ngajak
Yul makan di luar dan sekarang Yul yang nggak tega mau nolak. Aww!
Yul mencari Man Se di kamarnya,
tapi tak ada. Yul melihat meja Man Se yang berantakan dan masuk,
membereskannya. Ada diary Da Jung di situ. Yul akan membukanya, tapi Man Se
masuk, apa yang Ayah lakukan. Tak ada, jawab Yul, meja Man Se sudah rapi. Yul
bertanya semangat, “Kwon Man Se, haruskah kita makan sesuatu yang enak?”
In Ho mengantar Da Jung bertemu
Na Young. Da Jung berkata ia bisa datang sendiri, tapi terimakasih untuk datang
denganku.
In Ho memanggil Da Jung yang
akan pergi, “Da Jung-ssi, aku akan bertanya padamu untuk terakhir kalinya, haruskah
kau melakukan ini?” Da Jung mengiyakan, aku harus bertemu dengannya. Meski
berat, Da Jung akhirnya pergi.
Na Young sudah menunggunya.
Mereka duduk berdua di taman. Hening sesaat sampai Na Young bicara lebih dulu,
“Setelah aku mendengar bahwa kau ingin bertemu denganku, aku bertanya-tanya
mengapa kau ingin bertemu denganku? Apa yang ingin kau katakan padaku. Jika kau
takut kalau aku akan muncul di hadapan anak-anak atau dia, kau tak perlu
khawatir karena aku tak punya pikiran untuk kembali.”
Da Jung menyangkal, alasanku
ingin bertemu denganmu adalah kebalikan dari itu. Sebenarnya ketika pertama
kali aku melihatmu, aku ingin percaya bahwa aku salah lihat atau itu tak
terjadi, karena aku tak ingin pergi dari sisi Jongri-nim. Tapi, tak peduli
berapa banyak aku memikirkannya, itu tak benar. Anda hidup seperti ini,
bagaimana bisa aku melakukan itu? Juga, Anda adalah ibu anak-anak. Nyonya,
kembalilah ke tempatmu.
Na Young tak bisa, jika Da Jung
hanya ingin mengatakan itu, ia akan pergi. Na Young benar-benar berterimakasih,
tapi ia akan berpura-pura tak mendengar ini.
“Anak-anak sangat merindukan ibu
mereka. Woo Ri, Na Ra, dan Man Se benar-benar menunggu ibu mereka. Untuk alasan
itu saja, Anda harus kembali,” ucap Da Jung sebelum pergi.
Da Jung kembali pada In Ho yang
masih menunggunya. In Ho khawatir, apa pembicaraannya berjalan dengan baik?
Tentu saja, jawab Da Jung sambil tersenyum, sekarang aku merasa lebih baik.
Itulah mengapa aku berkata kau tak boleh menunda PRmu.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Tentu saja!”
“Benarkah?”
Air mata Da Jung menetes. Da
Jung minta In Ho berpura-pura tak melihatnya. In Ho sedih memandangi Da Jung
yang menangis.
Na Young masih duduk di taman,
juga menangis. Ia memikirkan permintaan Da Jung.
In Ho tanya apa yang akan Da
Jung lakukan? Da Jung tak tau, ia tak bisa memikirkan apapun sekarang, tapi
Kepala Kang, tentang Nyonya yang masih hidup, berapa lama lagi kau akan
merahasiakannya dari Jongri-nim? Jika kau terus seperti ini, apa tak bahaya
untuk Jongri-nim?
Menurut In Ho, masalah utamanya
adalah Jongri-nim dan anak-anak, jika mereka tau dia masih hidup, lebih dari
orang lain Jongri-nim dan anak-anak harus menjadi yang pertama tau
kebenarannya. Namun, dari pandangan asisten PM, akan lebih baik untuk tak
memberitahunya sampai tugasnya sebagai PM selesai.
In Ho akan mengantar, tapi Da
Jung menolak, ia sedang ingin sendirian. Da Jung berterimakasih dan pergi.
Na Young berjalan pulang ke
shelter dan Joon Ki datang bersama Hye Joo. Joon Ki benar-benar terkejut, jika
kau masih hidup seperti ini bagaimana bisa kau melakukan ini? Joon Ki bertanya
berkali-kali. Na Young hanya menangis dan minta maaf, ia yang salah. Kakak adik
ini berpelukan haru. Hye Joo ikut menangis melihatnya.
Yul ada di toko bunga. Si
pemilik senang sekali PM datang ke toko bunganya dan bertanya bunga apa yang
Anda cari? Yul tak tau. Pemilik menduga Yul akan memberikannya kepada Nyonya
sebagai hadiah, ini semua bunga yang wanita sukai. Mawar, untuk cinta yang membara.
Lily, untuk cinta yang murni. Tulip, untuk pengakuan cinta. Semua bunga ini
terkait dengan cinta, itulah mengapa wanita akan merasa luar biasa ketika
menerimanya.
Da Jung di toko jam, memilih
satu untuk Yul, ingat soal Yul yang ingin menghentikan waktu.
Di rumah, Yul memberikan bunga
yang dipilihnya untuk Da Jung. Da Jung menerima dengan heran. Yul tanya, apa
kau ingat pernah bilang soal tak pernah menerima buket bunga? Da Jung senang
dan berterimakasih, ia benar-benar suka baby
breath (nama yang cocok untuk bunga yang mungil dan cantik).
Yul senang Da Jung menyukainya, ia membelinya
karena suka maknanya, hati yang murni. Itu membuatku berpikir tentangmu.
Terakhir kali kau bilang padaku bahwa ada banyak hal yang ingin kau lakukan,
dimulai dengan ini, hari ini adalah bunga. Dan kita akan pergi menonton atau
berbelanja, apapun yang ingin kau lakukan, satu demi satu kita akan melakukan
semuanya.
Da Jung berkata Yul benar-benar
pandai berkata manis sekarang. Yul tertawa dan akan masuk. Da Jung memanggilnya,
sepertinya kita ada di gelombang yang sama hari ini, aku juga menyiapkan
sesuatu untukmu. Da Jung memberikan jam tangan untuk Yul.
“Jongri-nim, Anda pernah bilang
jika Anda putus denganku, Anda ingin menghentikan waktu. Tapi, aku tak ingin
waktu Anda berhenti, dan tetap berjalan selamanya.”
“Nam Da Jung-ssi, mengapa kau
berbicara seperti seseorang yang tak akan bertemu lagi?”
Da Jung menyangkalnya, dan minta
Yul mengulurkan tangannya, ia akan memasangkan jamnya. Yul tampak khawatir
memandangi Da Jung.
Da Jung menaruh bunganya di dua
vas, bergumam kalau baby breath juga
bermakna kesedihan abadi, sepertinya ia tak tau itu.
Dua vas bunga itu berakhir di
ruang kerja Yul. Da Jung memandangi Yul yang sibuk dengan pekerjaannya. Yul
sadar dan tersenyum, “Jika kau terus menatapku seperti itu, aku tak bisa
konsentrasi.”
“Jika Anda terganggu olehku,
haruskah aku keluar?”
“Kau bisa tetap tinggal di sana.
Tidak! Jangan gerakkan ototmu sedikitpun, kau tetap tinggal di sana!” perintah
Yul sambil tersenyum.
Da Jung tiba-tiba bertanya apa
kebenaran harus selalu dikatakan? Yul tak yakin, kenapa kau bertanya itu? Tak
ada, jawab Da Jung, hanya saja dalam hidup ada saat-saat kita harus menghadapi
kebenaran dan kita tak mau menerimanya. Mengetahui kebenaran tak selalu membawa
kebahagiaan, apa mungkin kau akan lebih mempertahankan kebenaran? Bagaimana
menurut Anda, Jongri-nim?
Yul lebih memilih mengetahui
kebenarannya. “Meskipun mengetahui kebenaran bisa membuat lebih sulit dan
menyedihkan?” tanya Da Jung. Yul pikir begitu, karena itu kita bisa memilih
untuk hidup dalam ketidaktahuan, tapi bukankah itu pada akhirnya akan menipu
diri sendiri dan orang-orang didekatmu? Da Jung mengangguk. Yul heran kenapa Da
Jung tiba-tiba membicarakan ini.
Da Jung tersenyum, aku hanya ingin tau
pendapat Anda, tadi Anda bilang bahwa makna baby
breath adalah hati yang murni kan?
Lalu, apa Anda tau tentang legenda bunga baby
breath?
“Dulu ada seorang wanita, yang kekasihnya tewas di medan perang. Ketika
waktu berlalu dan wanita bertemu pria lain, suatu hari kekasih yang dianggap
mati ternyata kembali. Oleh karena itu, makna lain untuk baby breath adalah
kesedihan abadi.”
Da Jung dan Yul berjalan menuju
kampus Yul. Kelihatannya mereka bertemu, tapi tidak, mereka berjalan di waktu
yang berbeda.
Yul heran kenapa Da Jung
memintanya bertemu di sini. Yul masuk auditorium, dan tersenyum melihat seorang
wanita yang duduk menunggunya. Tapi senyumnya hilang saat wanita itu berbalik,
Na Young.
Yul membeku. Na Young menatap tak percaya.
Sementara itu Da Jung ada di
luar kampus dan meyakinkan dirinya kalau ia melakukan hal yang benar.
Na Young terbata-bata
menjelaskan kalau aku tak datang untuk bertemu denganmu lagi, aku datang karena
wanita itu meminta untuk melihatku sekali lagi. Na Young buru-buru pergi, dan
Yul benar-benar masih membeku di tempatnya.
Yul tersadar dan berlari mencari
Na Young, tapi ia tak menemukannya.
Joon Ki sedang pusing dengan
pikirannya sendiri saat Sekretaris Bae masuk dan memberitahu usulan pemecatan
PM sudah akan melalui Majelis Nasional. Joon Ki terkejut, tidak, itu tidak
bisa! Kita harus membatalkannya segera. Sekretaris Bae heran kenapa Joon Ki
tiba-tiba seperti ini, bukankah ini yang Anda inginkan? Tidak, Joon Ki
benar-benar akan mencegahnya.
Da Jung masuk ruang kerja Yul,
meletakkan cincinnya di meja dan mengucapkan selamat tinggal. Tapi Da Jung
berbalik, dan mengambil lagi cincinnya.
Da Jung pamit dengan anak-anak,
ia akan merawat Kakek. Man Se minta Da Jung jangan pergi lama-lama. Da Jung
mengiyakan, minta mereka baik-baik di rumah. Na Ra diam saja, kayaknya sedih Da
Jung pergi lagi. Da Jung minta Woo Ri menjaga adik-adiknya. Woo Ri mengiyakan
dan titip salam untuk Kakek, selamat jalan dan kita akan bertemu lagi saat kau
kembali. Da Jung memandang ketiganya dan pergi. Na Ra merasa kalau Ahjumma
sedikit aneh.
Da Jung meninggalkan kediaman PM
dengan kopernya, mencoba menahan tangis.
Yul termenung di auditorium, tak
percaya ia baru saja melihat Na Young. Woo Ri menelponnya dan bilang ada yang
aneh dengan Ahjumma, dia berkata akan pergi merawat kakek, apa Ayah tau soal
kepergiannya? Yul sadar, Da Jung benar-benar akan pergi.
Tanpa berpikir dua kali, Yul
langsung berlari keluar. Bahkan Yul menyetir sendiri mobilnya. Yul ingat
kata-kata Da Jung, bagaimana jika waktu
yang tersisa sedikit? Bagaimana jika kita harus terpisah segera? Apa kita tak
bisa berlari? Aku harap waktu Anda tak berhenti dan tetap berjalan, selamanya.
Da Jung sampai di RS, tapi ia
tak ingin membuat Ayah khawatir lagi dan memutuskan pergi. Saat itu mobil Yul
lewat, tapi tak melihat Da Jung.
Tak lama, Yul menemukan Da Jung
dan mengajaknya pergi. Da Jung tak mau, ia tak akan kembali ke kediaman PM.
Tapi Yul menariknya pergi.
Komantar:
Kaan, tisunya berguna, episode ini sedih sedih dan sedih. Tinggal 2 episode lagi. I'm not expecting too much for the ending, but just giving us a very big smile, writer-nim?
Bnr fa,sdh bgt q ampe nagis wktu ntnx^^ ntr mlm bs2 nagis lg kl ntn^^ahhh....besok mst say goodbyee sama drama in^^ rasax bnr2 g rela drama in berakhir.....
ReplyDelete