Episode 13: Pria yang Hanya
Melihatku
Hak Moon mengantarkan Soo Kyung
dan Barassi yang sudah baik-baik saja kembali ke apartemen. Soo Kyung
berterimakasih dan akan mengembalikan mantel Hak Moon. Hak Moon segera
mencegahnya, pakai saja, ini dingin sekali. Soo Kyung akan menolak, tapi
teringat kalau mantelnya kotor gara-gara Barassi dan berkata ia akan mencucinya
dulu. Hak Moon bergumam bukan itu maksudnya dan memanggil Soo Kyung yang sudah
akan masuk, sedikit ragu Hak Moon berkata kalau Soo Kyung belum menjawabnya.
Soo Kyung: “Sebenarnya...” Hak
Moon langsung menghentikan perkataan Soo Kyung, ini tak terburu-buru, jadi kau
tak perlu segera menjawabnya. Setelah kau memikirkannya, kuharap kau bisa
memberikan jawaban positif untukku. Soo Kyung diam saja, ia benar-benar bingung
dan berjalan masuk dengan lesu.
Sementara Hak Moon melambai-lambaikan tangannya
dengan gembira, padahal Soo Kyung sama sekali nggak noleh.
Dae Young masih di depan
apartemen Soo Kyung, saking khawatirnya sampai menelpon polisi. Tapi kemudian
Soo Kyung muncul, Dae Young tak jadi melapor dan menutup telponnya. Dae Young
menghampiri Soo Kyung dan bertanya dengan suara keras, “Kemana kau pergi sampai
baru kembali? Sesuatu terjadi kan?”
“Ha? Oh, Barassi memakan coklat,
jadi aku harus membawanya ke RS,” jawab Soo Kyung sedikit bingung.
“Tapi kenapa kau meninggalkan
ponselmu dan membiarkan pintumu terbuka?” sahut Dae Young yang masih marah....
karena khawatir, uwuwuu. “Benarkah?” tanya Soo Kyung yang tak sadar tadi ia
pergi begitu saja karena panik.
Tiba-tiba terdengar suara Hak
Moon memanggil Soo Kyung. Hak Moon datang dengan senyum lebar, membawa coklat
Valentinenya. Melihat Dae Young, Hak Moon membungkuk dan tersenyum menyapa. Soo
Kyung menjelaskan pada Dae Young kalau Pengacara Kim yang mengantarnya pulang.
Hak Moon menunjuk-nunjuk dirinya dengan riang, memberi isyarat kalau ia yang
melakukannya. Soo Kyung heran, tapi kenapa kau kembali?
Hak Moon menyodorkan coklatnya,
ini untukmu, aku lupa memberikannya tadi. Soo Kyung tak enak pada Dae Young,
tapi menerimanya juga dan berterimakasih, meminta Hak Moon hati-hati saat
pulang dan langsung masuk apartemennya, tak berani menatap Dae Young.
Dae Young menghela napas melihat
Soo Kyung yang masuk begitu saja. Hak Moon lagi-lagi melambai-lambai dengan
semangat dan langsung memegang tangan Dae Young, berterimakasih. Dae Young
tanya untuk apa?
Hak Moon: “Hari ini aku mengaku
padanya, kau memberiku kekuatan untuk melakukannya.” Dae Young merasa itu tak
perlu dan mengucapkan selamat. Hak Moon merasa ini terlalu cepat untuk ucapan
selamat, dia belum menjawabku. Dae Young hanya mengangguk lesu. Hak Moon yang
masih super happy berpamitan dan kemudian pergi. Dae Young lagi-lagi menghela
napas panjang.
Dae Young akan masuk ke
kamarnya, tapi langkahnya terhenti dan menoleh ke belakang, tak ada apa-apa.
Dae Young pun melangkah masuk, tapi backsoundnya mencurigakan. Dan ada sepasang
kaki yang keluar dari tangga darurat, semakin mencurigakan.
Soo Kyung tiduran di kamarnya,
memandang mantel Hak Moon yang ada di meja dan kebingungan sendiri, aah
bagaimana aku harus bersikap di depan Pengacara Kim mulai sekarang? Aku harus
menjawab apa? Soo Kyung benar-benar bingung dan berbalik, berbaring menghadap
kamar Dae Young. Soo Kyung jadi teringat Dae Young yang memarahinya tadi dan
berteriak sendiri, “Aaah, kenapa dia sangat perhatian??” Soo Kyung kesal dan
melirik kamar sebelah.
Di sebelah, Dae Young juga
sedang berbaring dan mendengar kegaduhan dari kamar Soo Kyung. Dae Young
tersenyum dan bergumam, “Aiih Noona, ini sangat berisik, apa yang sedang ia
lakukan?” Dae Young mendekat ke dinding kamarnya, mencoba mendengar sambil
tetap tersenyum.
Ternyata oh ternyata Soo Kyung
lagi mindah posisi tempat tidurnya sekuat tenaga. Sendirian. Malam-malam. Bel
kamar Soo Kyung berbunyi. Soo Kyung berlari membukanya. Melihat Dae Young ada
di depan pintunya, Soo Kyung minta maaf, sangat berisik ya? Dae Young
mengiyakan dan langsung menerobos masuk. Dae Young melihat tempat tidur Soo
Kyung dan lanjut memindahkannya. Soo Kyung buru-buru berkata tak perlu, ia bisa
melakukannya sendiri.
“Kau bisa melakukannya sendiri,
tapi ini sangat berat jadi sangat berisik dan hampir semua tetangga bisa
mendengarnya. Apa kau ingin menyebabkan ketidaknyamanan? Ah, yang benar saja!” omel
Dae Young lalu lanjut memindah tempat tidurnya. Dae Young heran dengan Soo
Kyung yang tiba-tiba ingin memindahkan tempat tidurnya. Tak mungkin mengatakan
alasan sebenarnya, Soo Kyung berkata kalau menurut fengshui tak bagus
meletakkan tempat tidur menempel pada dinding, ia sudah lama ingin memindahnya.
“Benarkah?” tanya Dae Young yang sudah selesai memindahkan posisi tempat
tidurnya, lalu duduk di lantai.
Soo Kyung tanya apa yang Dae
Young lakukan? Kau tak pergi? Dae Young berkata ia sudah menggunakan semua
energinya untuk memindahkan tempat tidur, jadi ia tak punya sisa tenaga untuk
pulang ke rumah. “Ah Noona, bisakah kau memesan ayam? Tak hanya satu tapi
banyak?” pinta Dae Young. Soo Kyung, ”Apa katamu?”
Tapi Soo Kyung memesannya juga.
Tak lama, ayam pesanan mereka datang, berikut satu kotak ayam gratis karena
promosi menu baru. Sementara Soo Kyung membayar, Dae Young langsung membawanya
ke meja makan. Dae Young semangat membuka kotak ayamnya, “Menyenangkan makan
berdua, kau tak perlu berebutan. Jika ada tiga orang, kalian akan saling
mengawasi karena semua masing-masing ingin memakannya. Kenapa ayam hanya punya
2 paha dan 2 sayap? Akan lebih menyenangkan jika ada 10 paha dan sayap.”
Soo Kyung berkata kalau ia lebih
suka daging yang kering, jadi ia tak suka paha dan sayap. Go Dae Young-ssi, kau
habiskan saja. Dae Young senang dan tertawa, “Wow! Jika aku makan ayam lagi,
sebaiknya aku makan hanya denganmu Noona!”
Soo Kyung membuka kotak menu
baru yang gratis tadi dan kegirangan, ini daging tanpa tulang! Soo Kyung
bergumam, agar tak repot dengan sampahnya, sebaiknya kita pesan yang tanpa
tulang.
Mata Dae Young langsung melebar.
“Biasanya, ayam paling enak jika kau gigit lepas dari tulangnya. Daging paha
yang montok, kunyah, rasakan dan nikmati. Mulutku bahagia. Daging sayap yang
lembut menggeliat menari-nari. Tanganku bahagia. Kebahagiaan yang dinikmati
tangan dan mulutmu kenapa kau serahkan karena daging tak bertulang? Cara terbaik
makan ayam adalah ayam dengan tulang!” ujar Dae Young menggebu-gebu.
Tapi saat melirik, Soo Kyung
sama sekali tak mendengarkannya dan sudah asik dengan ayam tanpa tulangnya. Dae
Young mengeluh, seperti biasa kau tak mendengarkanku? Apa keajaiban Shiksha-nim
tiba-tiba menghilang? Ah, payah!
Dae Young pun ikut makan. Pertama,
Dae Young mengambil paha ayam. Menggigitnya dan mengunyahnya dengan bahagia. Soo
Kyung masih asik dengan ayam tanpa tulangnya, mencuilnya dengan tangan dan
mengunyah dengan bahagia. Soo Kyung
beralih pada ayam berbumbu yang tampak sangat lezat. Dae Young juga ikutan,
lagi-lagi mengambil bagian paha. Selesai dengan ayam berbumbu, Dae Young
kembali ke ayam goreng, begitu seterusnya. Sementara Soo Kyung masih setia pada
ayam tanpa tulangnya.
Dae Young meminum colanya dan
merasa ada yang tidak pas. Dae Young tanya apa Soo Kyung punya bir? Soo Kyung
tertawa dan mengambilkannya. Dae Young meminum birnya dengan nikmat, aah,
memang ayam dan bir cocok sekali.
Dae Young menyinggung kalau ia
dengar Pengacara Kim mengaku kalau ia menyukaimu Noona. Soo Kyung heran,
bagaimana kau tau? Dae Young mengoceh kalau ia sabuk ke-5 di taekwondo, sabuk
ke-4 hapkido dan aku sabuk ke-10 dalam mengetahui hal-hal seperti ini, “Dia
sepertinya baik. Kau akan baik juga.”
“Menurutmu begitu?” tanya Soo
Kyung. Dae Young mengangguk, “Tentu saja! Jika seorang pria mengatakan jika
pria lain adalah orang baik, maka itu kebenarannya.” Soo Kyung tak ingin
membahasnya, ia lelah dan harus bekerja besok, ia harus tidur. Dae Young
mengerti, berterimakasih atas ayamnya dan bangkit pergi.
Soo Kyung membereskan kotak ayam
yang sudah kosong dan tanpa sadar air matanya keluar.
Ponsel Soo Kyung berbunyi. Hak
Moon mengiriminya pesan, bertanya apa Soo Kyung sudah tidur? Soo Kyung yang tak
ingin menjawab meninggalkan ponselnya di meja begitu saja dan pergi tidur. Sementara
itu, Hak Moon terus mengirimi pesan. “Tidak
ada balasan, sepertinya kau sudah tidur. Ah, aku gugup sekali, kurasa aku tak
bisa tidur. Mimpi indah, selamat malam.”
Dae Young berjalan di suatu
padang ilalang. Ia melihat Soo Kyung lewat dan mengikutinya sampai... Hak Moon
muncul dari arah lain, menggenggam tangan Soo Kyung dan keduanya pergi dengan
bahagia. Dae Young hanya bisa memandangi mereka, tak senang. Sumpah ya,
backsoundnya creepy banget, kayak lagi nonton film horor.
Karena ponsel yang terus
bergetar di meja, Dae Young terbangun. Rupanya mimpi. Dae Young kesal, kenapa
ia mimpi seperti itu? Dae Young bangun dan melirik kamar Soo Kyung lalu
menghela napas panjang.
Di kamar sebelah, Soo Kyung
sudah siap berangkat kerja dan bertanya pada Barassi, kau baik-baik saja? Barassi
menggonggong semangat. Jin Yi memencet bel dan memanggil-manggil Soo Kyung tak
sabar. Soo Kyung membuka pintunya dan berkata ia baru saja mau menelpon Jin Yi.
“Unni, lihat keluar, cepat!”
ujar Jin Yi terengah-engah. Soo Kyung heran, kenapa? “Dia bilang jangan
memberitahumu, tapi kurasa aku harus memberitahumu. Di depan gedung, Pengacara
Kim menunggumu untuk berangkat kerja bersama,” jawab Jin Yi. Soo Kyung
terkejut. Jin Yi menyuruhnya cepat pergi. Sebelum pergi, Soo Kyung minta Jin Yi
menjaga Barassi dan membawanya ke klinik, kemarin Barassi sangat sakit. Kau tau
Klinik Hewan Daehak kan? Jin Yi mengiyakan dan Soo Kyung pun buru-buru pergi.
Di depan, Hak Moon kedinginan
menunggu Soo Kyung. Tapi begitu Soo Kyung muncul, Hak Moon langsung berakting
baik-baik saja dan menyapanya. Soo Kyung tak enak, kau seharusnya menelpon jika
datang. Hak Moon berbohong kalau ia sedang dalam perjalanan ke kantor dan ia
baru saja tiba, dan mengajak Soo Kyung masuk mobil.
Di mobil, Hak Moon tau kalau Soo
Kyung belum sarapan dan menyodorkan sekantung penuh makanan. Ia tak tau
kesukaan Soo Kyung, jadi ia membelikan beberapa macam. Soo Kyung shock melihat
makanan yang banyak itu dan berkata sebenarnya apa saja tak masalah. Soo Kyung
berterimakasih, ia akan memakannya. Hak Moon bertanya Soo Kyung pasti tidur
awal semalam? Aku mengirim pesan, tapi tak ada balasan. Soo Kyung mengangguk
tak enak, dan minta maaf. Hak Moon buru-buru berkata kalau itu tak masalah dan
minta maaf sudah mengirim pesan saat Soo Kyung sedang tidur.
Soo Kyung minta Hak Moon makan
juga. Hak Moon menolak, ia sudah makan tadi. Soo Kyung sedih, lalu bagaimana
ini? Sayang jika dibuang karena aku tak bisa menghabiskannya.
“Jangan khawatir, aku akan
menghabiskannya,” sahut Hak Moon.
“Tadi kau bilang kau sudah
makan...”
Hahahaa, Hak Moon tertawa, ia
hanya makan sedikit. Ia biasanya sarapan banyak. Hak Moon pun mengambil satu dan
memakannya, dengan terpaksa sampe mau termuntah-muntah gitu.
Jin Yi keluar dari apartemen Soo
Kyung menggendong Barassi. Dae Young juga keluar dan memanggil Jin Yi, kau
menjaga Barassi hari ini? Jin Yi mengiyakan, kemarin dia sakit. “Aigoo Gae
Bara, kau sudah merasa lebih baik?” sahut Dae Young sambil mengelus Barassi, “Itu
sebabnya untukmu yang menanggungnya tanpa kata-kata, kau perlu asuransi. Apa Soo
Kyung Noona sudah berangkat kerja? Aku perlu bicara dengannya lagi mengenai
asuransi Gae Bara.”
Jin Yi tertawa dan memberitahu
kalau Soo Kyung Unni sudah berangkat, Pengacara Kim menjemputnya. Dae Young
terkejut, tapi diam saja. Jin Yi berbisik, kurasa Pengacara Kim menyukai Soo
Kyung Unni. Dae Young kira ada apa, dia memendam cintanya selama 10 tahun, dia
pasti menyatakan perasaannya kemarin. Jin Yi tak percaya, luar biasa! Jadi, apa
sekarang mereka berkencan? Itu sebabnya mereka berangkat kerja bersama. “Wow,
aku juga ingin melakukan itu bersama orang yang kucintai,” gumam Jin Yi melirik
Dae Young.
Dae Young tak menanggapi, dan
tersadar pasti itu arti mimpinya tadi. Jin Yi heran, mimpi apa? Dae Young
menggeleng, dan berkata ia yang akan membawa Barassi. Dan mereka keluar
bersama.
Hak Moon dan Soo Kyung sampai di
parkiran dekat kantor. Hak Moon buru-buru turun, hendak membukakan pintu untuk
Soo Kyung. Tapi Soo Kyung sudah membuka sendiri pintunya dan berterimakasih,
berkatnya ia sampai dengan nyaman. Hak Moon berkata tak perlu, kedepannya, ia
akan melakukannya setiap hari. Soo Kyung menolak, tak perlu. Tak apa-apa, jawab
Hak Moon, lagipula aku lewat sana.
“Bukannya rumahmu berlawanan
arah?” tanya Soo Kyung. Hak Moon jadi gugup dan mulai mencari alasan, ah aku
mulai berolahraga dan lokasinya di dekat sana karena kudengar fasilitasnya
bagus. Soo Kyung tau kalau Hak Moon sengaja menjemputnya, dan minta mereka
bicara sebentar.
Soo Kyung dan Hak Moon duduk dengan
canggung di coffee shop. Hak Moon meminum kopinya dengan gugup. “Pengacara Kim,”
ucap Soo Kyung memulai pembicaraan. “Terimakasih banyak. Menyukai orang
sepertiku selama leboh dari 10 tahun. Pasti tak mudah untuk menyatakannya. Jika
aku menyukai seseorang, menyatakannya mungkin akan berat juga. Itu sebabnya aku
mengerti betapa khawatirnya kau dan mengalami masa sulit lebih dari orang lain.
Namun, aku tak bisa berkencan denganmu..”
Hak Moon yang tadinya
senyum-senyum, langsung berubah ekspresinya. Kenapa Soo Kyung berkata seperti
itu? Mereka belum pernah mencoba bertemu selayaknya pria dan wanita sebelumnya.
Hak Moon minta diberikan kesempatan. Kau tau betapa beratnya bagiku jadi kau
tak bisa langsung menolakku seperti ini. Biarkan aku mengubah hatimu. Satu bulan.
Tidak, satu minggu. Jika masih terlalu sulit, maka satu hari saja. Meski hanya
satu hari, kumohon beri aku kesempatan. Soo Kyung terpaksa mengangguk.
Dan omoo, ternyata ada Manajer
Choi juga disitu. Ia mendengar semuanya dan merosot-merosot dari kursinya agar
tak kelihatan mereka berdua. Klien yang sedang bertemu dengannya sampai
terheran-heran. Setelah Soo Kyung dan Hak Moon pergi, baru Manajer Choi duduk
tegak lagi, aku benar-benar tak percaya,
kupikir Pengacara Kim menyukai Jin Yi. Aku pasti sudah mati. Semua orang sudah
mati. Hahaa.
Di kantor, Do Yeon sedang menata
bunga di vas sambil bergumam sendiri, bukan Dae Young, tapi Pengacara Kim. Do
Yeon mau berkonsentrasi lagi ke Hak Moon mulai sekarang. Hak Moon datang dan
bertanya bunga ini untuk apa?
“Cantik kan? Kupikir kantor ini
terlalu polos, jadi kubeli untuk memeriahkan,” jawab Do Yeon gembira dan akan
memindahkannya ke ruangan Hak Moon. Hak Moon mencegahnya, biarkan saja di sini,
kenapa hanya aku yang bisa melihat hal bagus ini? Do Yeon pun meletakkan
kembali bunganya di meja, dan memainkan rambutnya, menggoda Hak Moon. Mau kuambilkan
secangkir kopi? Hak Moon menolak, ia sudah minum tadi, dan langsung masuk ke
ruangannya.
Do Yeon seperti biasa kegeeran,
merasa Hak Moon tak ingin ia bekerja (dengan harus membuatkan kopi) dan minta
Soo Kyung membuatkan kopi untuknya. Soo Kyung mengiyakan dan masuk ke pantry. Manajer
Choi datang dan segera menyampaikan berita besar ke Do Yeon, Pengacara Kim suka
pada Sekretaris Lee.
Do Yeon kaget “Apa? Dia
menyukai..” Belum selesai ngomong, Manajer Jang buru-buru menutup mulut Do Yeon
dengan tangannya. Do Yeon tak percaya, pasti kau sedang bermimpi. Tidak, jawab
Manajer Choi, tadi aku mendengar dengan telingaku sendiri, dia menyatakan
perasaannya. Do Yeon semakin kaget dan mendadak sedih, Pengacara Kim yang
malang, bagaimana ini? manajer Choi tanya apa maksudnya Pengacara Kim malang? Orang
paling malang adalah diriku, pikirkan saja jika Pengacara Kim dan Sekretaris
Lee menikah, dia akan menjadi Nyonya. Manajer Choi panik, jika aku tau lebih
awal, aku pasti memperlakukannya dengan baik.
Soo Kyung keluar pantry dan
memberikan kopi untuk Do Yeon. Soo Kyung lanjut akan membersihkan meja, Manajer
Choi segera mencegahnya, ia yang seharusnya melakukannya. Istirahatlah, aku
sangat senang melakukan hal seperti ini dan mulai membersihkan meja. Do Yeon
yang menatap Soo Kyung hanya bisa mengedikkan bahu.
Di ruangannya, Hak Moon merasa
perutnya tak enak karena makan terburu-buru. Do Yeon masuk dan berkata tidak
peduli seberapa besar dorongan di hatimu, kau seharusnya tidak begitu! Hak Moon
tak mengerti. “Karena kau pikir hatiku kuberikan pada Dae Young, kau berkata
aku akan berkencan dengan siapa saja,” jelas Do Yeon. Hak Moon semakin bingung,
apa maksudmu?
“Kudengar kau menyukai
Sekretaris Lee. Jika bukan karena aku, lalu apa alasannya? Luka yang akan
dirasakan Sekretaris Lee, bagaimana dia akan mengatasinya?” lanjut Do Yeon
khawatir. Hak Moon berdehem, ia tulus, ia menyukainya lebih dari 10 tahun. Do Yeon
tertawa, tak percaya.
Hak Moon tak tau Do Yeon
mendengarnya dari mana, tapi Sekretaris Lee belum menerima perasaanku, jadi
jangan sampai ia tau kau mengetahui masalah ini dan membuatnya tidak nyaman. Ngomong-ngomong
kau meyukai Go Dae Young-ssi kan? Selamat. Semoga lancar. Do Yeon hanya diam.
Di kamarnya, Dae Young berbaring
sambil tertawa-tawa menonton video Soo Kyung. Jin Yi menelponnya. Dae Young
menjawabnya, masih tertawa. Jin Yi tanya apa ada hal baik terjadi? Dae Young
berkata ia sedang melihat video Soo Kyung Noona mendengkur saat dirawat di RS. “Ooh,
kau belum menghapusnya?” tanya Jin Yi. Tentu saja, jawab Dae Young, air mataku
sampai keluar karena aku sangat menyukainya.
“Tidakkah sebaiknya kau
menghapusnya?” tanya Jin Yi lagi. Jika Pengacara Kim tau, ia tak akan
menyukainya. Melihat video kekasih orang lain sangat aneh. Dae Young berhenti
tertawa. Aku tak akan senang jika ada orang menonton videomu, lanjut Jin Yi. Dae
Young kaget, apa? Jin Yi buru-buru berkata tak apa-apa.
Dae Young tau mungkin
ini akan membuat Pengacara Kim merasa tidak nyaman, ia akan mengapusnya. Jin Yi
mengajak Dae Young makan siang bersama, ia ke klinik dengan Barassi, tapi ia
harus menunggu karena sedang jam makan siang. Dae Young melihat jamnya, dan
mengiyakan, ia ada waktu sebelum bertemu dengan klien.
Dae Young pun langsung keluar
kamar, masih menelpon Jin Yi dan bertanya kau ingin makan apa? Tapi, ada
seseorang di tangga darurat yang keluar begitu Dae Young pergi. Dae Young
merasa ada yang mengawasinya dan langsung menyerang orang itu. Dan ternyata
orang itu... Ahjussi laundry! Si Ahjussi langsung kesal pada Dae Young, apa apa
denganmu? Aku berkeliling untuk mengambil laundry. Dae Young tanya kenapa tak
menggunakan lift? Ahjussi berkata lift tak berfungsi karena sedang ada
pemeriksaan dan super kesal pada Dae Young.
Dae Young minta maaf, ia merasa
ada yang mengawasinya beberapa hari ini, apa ada yang sakit? Ahjussi kesakitan,
iyalah dibanting Dae Young gitu. Dae Young tanya apa Ahjussi sudah selesai
mengambil laundry? Ia harus berganti baju. Hahaa, Ahjussi langsung pengen mukul
Dae Young.
Komentar:
Akhirnyaaaaa, OTP kita mulai keliatan juga siapa. Soo Kyung kan emang udah suka Dae Young. Nah, di episode ini giliran Dae Young yang mulai cemburu-cemburu gitu sama Soo Kyung. Aiiiih, suka deh! :")
No comments:
Post a Comment