Merasa belum siap, Soon Ae minta maaf dan kabur sebelum Sun Woo bertindak lebih jauh. Ditinggalkan seperti itu membuat Sun Woo malu, bingung, dan kesal sekaligus. Soon Ae terus berlari sampai taman, ia merasa kepanasan.. sampai terlempar keluar dari tubuh Bong Sun. Dengan polosnya Bong Sun bertanya apa Soon Ae sengaja keluar untuk bicara dengannya? Soon Ae yang bingung harus menjelaskan apa mengiyakan saja pertanyaan Bong Sun.
Mereka akhirnya bicara di
ayunan. Saat ditanya apa tak ada yang terjadi, Soon Ae hanya menjawab canggung
kalau belum terjadi apapun. Bong Sun sedikit kecewa, karena sepertinya ia dan
Chef jadi lebih dekat. Tapi lalu khawatir pada Soon Ae, bukankah waktumu tak
banyak lagi? Meski Bong Sun merasa tak enak sendiri karena terlalu ikut campur.
Hanya saja dulu ia sangat takut dan benci melihat hantu, dan melihat ia bisa
bicara dengan nyaman pada Soon Ae seperti ini, Bong Sun merasa sudah banyak
berubah. Dulu ia hidup bersembunyi seperti orang bodoh karena takut orang lain tau apa yang harus ia
lalui.
Soon Ae menenangkan, “Kau tak
lagi sendirian. Meski aku pergi, Chef akan ada di sampingmu.” Bong Sun tak
yakin, meskipun semua berjalan seperti yang mereka inginkan, apakah Chef akan
terus ada di sampingnya? Sekarang Bong Sun merasa bahagia, tapi di saat yang
sama ia juga tak tenang.
‘Na Bong Sun, maafkan aku,’ gumam Soon Ae dalam hati. Bong Sun
kembali tersenyum, tetap saja ia lebih menyukai saat ini dibandingkan dulu,
rasanya ia lebih bisa berbaur dengan orang-orang di sekitarnya dan ia tak
melihat hantu lain.
‘Sebentar lagi, meskipun hanya untuk beberapa hari.. Aku akan ada di
dekat Chef, dan lalu pergi. Maaf sudah berbohong padamu.’
Perasaan mereka berkebalikan.
Bong Sun justru merasa senang, bahkan dengan hanya berada di ayunan.
Sun Woo bertanya-tanya apa
kesalahannya sampai Soon Ae kabur seperti itu. Dan panjang umur, yang dicarinya
datang, meski canggung, Sun Woo minta penjelasan Soon Ae. Buru-buru Soon Ae
berkata kalau tadi ia mau muntah. Sun Woo kaget, “Apa.. muntah? Apa yang
kulakukan membuatmu mau muntah?”
Soon Ae menyangkal, sepertinya
ia makan terlalu cepat jadi perutnya terasa tak enak. Soon Ae berusaha
meyakinkan, lagipula bagaimana mungkin ia menolak. Barulah Sun Woo lega,
daritadi ia sudah berpikir macam-macam, apa ia melakukan kesalahan? Apa ia bau?
Apa penyakit Soon Ae kambuh lagi? Soon Ae meyakinkan lagi kalau itu karena
perutnya tak enak, tapi begitu Sun Woo mengajaknya naik, ia tampak menghindar
dan bergumam mereka harus tidur, sudah malam, haha.
Sambil melipat tenda Sun Woo
berjanji mengajak Soon Ae liburan dengan benar lain kali. Soon Ae hanya
mengiyakan, lalu berakting perutnya sakit karena menurut Sun Woo ia tampak
baik-baik saja. Sun Woo jadi merasa bersalah, Soon Ae jadi sakit setelah makan
masakannya. Soon Ae menyangkal lagi, masakan Sun Woo sangat enak, ia saja yang
memakannya terlalu cepat.
Di kamar, Sun Woo yang canggung
sekaligus kecewa meyakinkan diri kalau masih ada hari-hari lain. Tapi tetap
saja ia terlanjur excited sampai
harus push up berkali-kali untuk menenangkan diri (ooooh, poor Chef). Di ruangan
sebelah, Soon Ae mendengar semuanya dan bergumam minta maaf, ia hanya ingin
bersamanya sebentar lagi.
Sung Jae pulang larut malam,
tapi Eun Hee dan ibu masih menunggu dan menyambutnya datang. Ibu bahkan
khawatir menantunya kelelahan, dan menawarinya wine agar lebih mudah tidur. Dengan
sopan dan penuh senyum Sung Jae menolak, ia akan langsung istirahat saja sambil
mengucapkan selamat malam.
Ibu senang melihat menantunya yang
selalu tersenyum seperti anak kecil dan tampak innocent, tapi terlalu baik juga
bisa jadi masalah. Eun Hee tak sependapat, justru karena itu ia menikahi
suaminya. Ibu tertawa, selera mereka soal pria memang berbeda, dan ia lebih
merasa pria nakal itu menarik. Dan soal itu Eun Hee sudah tau, haha.
Tapi Sung Jae yang selalu
tersenyum itu berbeda saat ia sendirian. Ekspresi wajahnya mengeras saat ia
berpikir siapa Bong Sun sebenarnya. Aura hitam roh jahat bahkan ada di
sekelilingnya.
Saat break time, untuk pertama
kalinya Soon Ae memasak untuk para chef. Semua tak sabar menunggu masakannya
jadi, tapi hanya dengan melihatnya mereka yakin itu pasti enak. Dan benar saja,
semua memujinya karena itu memang enak. Sun Woo ikut bergabung dan mencicipi
bulgogi pasta buatan Soon Ae, dan ia sependapat dengan yang lain, rasanya enak
dan pastanya dimasak dengan sempurna. Soon Ae tentu senang mendengarnya,
apalagi yang lain lalu menyorakinya.
Sun Woo lalu memberitahu kalau
ia harus keluar karena ada interview majalah, jadi Min Soo yang bertanggung
jawab untuk makan malam. Ia tak enak meninggalkan restoran, tapi ia kenal
editornya dan tak bisa menolak. Min Soo tadinya mengeluh, tapi lalu meyakinkan
ia akan mengatasi semuanya dan sebagai bonus ia ingin dirinya dibicarakan di
interview sedikiiit saja. Jelas Sun Woo tak mau, haha. Sun Woo juga mengajak
Soon Ae karena pihak majalah juga ingin ada asisten chef yang bersamanya di
program TV.
Mereka lalu pergi meninggalkan
para chef yang langsung memperebutkan masakan Soon Ae. Haha, mentang-mentang
Sous Chef itu pastanya Soon Ae dimonopoli Min Soo.
Di luar ternyata hujan. Soon Ae
sudah bersemangat sekali mau diinterview, tapi ternyata Sun Woo bohong. Ia mengajaknya
karena malas sendirian, jadi Soon Ae bisa jadi asisten make up-nya. Sun Woo menertawakan
Soon Ae yang keburu geer, tapi lalu memuji lagi pasta buatannya dan mengakui
Soon Ae sudah membuat banyak kemajuan. Jadi mulai besok Soon Ae bisa mulai bertugas
dengan appetizer.
Soon Ae tak keberatan, menurutnya
appetizer pasti gampang. Sun Woo tak
mau Soon Ae menggampangkan seperti itu, bahkan saat memotong roti, rasanya bisa
berbeda tergantung cara memotongnya. Soon Ae mengiyakan saja. Sun Woo lalu
melihat penampilan Soon Ae dengan seragam restorannya dan bertanya apa kau tak
punya baju lain?
Jadilah Sun Woo mengajaknya ke
mall dulu. Soon Ae super bersemangat. Ia membayangkan mencoba banyak baju
dengan Sun Woo yang duduk manis menilai penampilannya, dan mereka berakhir
dengan memborong banyak baju.
Tapi kenyataannya, jangankan
mencoba baju, Sun Woo langsung menunjuk satu manequin yang pertama dilihatnya
dan minta diambilkan ukuran Soon Ae. Tentu saja Soon Ae kesal, wajahnya
cemberut karena baju itu tak sesuai keinginannya. Meski pas menurut Sun Woo,
tak terlalu pendek dan tak terlalu panjang, haha. Ia benci belanja, dan yang
penting baju itu jauh lebih baik dari seragam restorannya. “Ayo, Bong!” ajak
Sun Woo sambil mengempit kepala Soon Ae di lengannya.
Soon Ae terus memuji Chef-nya
tampak tampan saat pemotretan. Sun Woo juga memujinya cantik saat ia
membenarkan make-upnya. Berikutnya di interview, Sun Woo ditanya soal tipe
wanita idealnya. Sambil melirik Soon Ae sekilas, Sun Woo berkata ia suka
seseorang yang bisa memasak bersamanya, seseorang yang hormat pada orang tua,
juga seseorang yang mungil dan cute, seseorang yang tampak seperti anak anjing.
Akan bagus kalau sesekali provokatif, seperti santai saat terang dan menggoda
saat malam. Dan juga ia suka mata yang bentuknya seperti bulan separuh.
Semua itu ciri-ciri Bong Sun. Dan
yang menginterview pun langsung tau itu, bukankah itu seperti asisten Chef yang
datang bersamamu? Sun Woo tak mengiyakan, dan beralasan mata mereka berbeda.
Ibu kaget saat tau anaknya
menolak So Hyung. Ia tak mengerti, kalau ia Sun Woo, ia pasti sangat sulit
hanya melihat So Hyung sebagai teman, apa dia punya masalah soal wanita? So
Hyung tertawa membenarkan, selera Sun Woo soal wanita sangat buruk. Ibu masih
berharap, tapi So Hyung sekarang yakin itu tak akan terjadi. Ia suka ibu baik padanya, tapi So Hyung tak
ingin membuat semua makin canggung antara ia dan Sun Woo. Ia ingin tetap
menjadi teman yang baik dan membuatnya nyaman.
“Di mana lagi ia bisa menemukan
wanita sepertimu?” keluh ibu yang lalu penasaran apa Sun Woo mengatakan hal
lain seperti... wanita lain? So Hyung bingung menjawabnya, tapi untunglah ibu
lalu sadar ia menanyakan hal tak penting dan tak membahasnya lebih lanjut.
Saat pulang dari interview, Soon
Ae membahas tipe wanita ideal Sun Woo yang terlalu jelas bahkan sampai ke mata
yang seperti bulan separuh, bagaimana kalau yang meng-interviewnya tadi sadar?
Sun Woo tak peduli, dan berterimakasih Soon Ae sudah mau jadi asisten make
up-nya hari ini. Soon Ae juga berterimakasih untuk baju barunya, lalu pamit
masuk. Tapi Sun Woo tak juga melepaskan tangannya. Sun Woo pura-pura baru sadar
dan melepaskannya enggan.
Begitu masuk Soon Ae langsung
teriak, kamarnya banjir karena hujan seharian tadi. Lantainya penuh genangan
air, selimutnya basah, juga baju-bajunya. Tak ada pilihan lain, Sun Woo
menyuruhnya tidur di kamarnya malam ini. Soon Ae terkejut, “Hah? Kamarmu Chef?”
Karena bajunya basah semua, Sun
Woo meminjami kemejanya. Soon Ae berganti baju dan keluar kamar mandi dengan
canggung. Saking canggungnya Soon Ae mau tidur di restoran saja. Tentu Sun Woo
tak mengijinkan dan langsung menarik Soon Ae ke kasurnya, ia yang akan tidur di
lantai. Dan Soon Ae jangan mengharapkan apapun malam ini karena ia sangat
lelah. “Siapa yang bilang aku mengharapkan sesuatu darimu Chef?” gumam Soon Ae
masih canggung.
Mereka akhirnya menonton film,
tapi adegan romantis di film itu membuat suasana makin canggung lagi. Dalam
hati Soon Ae sampai stress sendiri, ia tak mau melakukan apapun karena ingin
lebih lama bersama Sun Woo. “Haruskah kita tidur sekarang?” ujar Sun Woo saat
adegan di film makin hot. Soon Ae langsung mengiyakan dan berbaring. Sementara Sun
Woo ke kamar mandi dan menggosok giginya secepat kilat.
Begitu selesai, Soon Ae
pura-pura sudah tidur dan mengorok. Di kamar yang gelap, Sun Woo awalnya tidur
di lantai, tapi kakinya naik perlahan sampai badannya ada di bawah selimut yang
sama di belakang Soon Ae. Saking terkejutnya Soon Ae, Sun Woo sampai jatuh
terguling ke lantai. Soon Ae buru-buru minta maaf, ia kaget karena Sun Woo
tau-tau datang padanya.
Sun Woo bingung. Ia benar-benar
tak mengerti, dulu Soon Ae yang selalu mendekatinya sampai tahap yang sangat
aneh. Soon Ae mengerti perasaan Sun Woo, makanya ia berubah, “Ingat yang kau
katakan sebelumnya? Kalau kau ingin menjalani semuanya pelan-pelan?” Soon Ae
sudah memikirkannya, dan Sun Woo 1000% benar, mereka tak bisa melewatkan proses
dalam suatu hubungan, jelas Soon Ae canggung.
Terpaksa Sun Woo mengiyakan itu
semua kata-katanya, apa kau baru mengerti sekarang? Super canggung Sun Woo
menjelaskan karena situasinya jadi seperti ini, ia hanya berusaha memenuhi
harapan Soon Ae, tapi ia sama sekali tak buru-buru dan minta maaf sudah
mengagetkan. Ia bahkan memuji, “Aigoo, kau benar-benar jadi dewasa Na Bong Sun.”
Ia lalu menyuruh Soon Ae tidur lagi dan mematikan lampunya.
Tapi ia sendiri tak bisa tidur
dan keluar dengan kesal. Dulu Soon Ae seolah akan membunuhnya kalau mereka tak
melakukannya, tapi sekarang malah mau pelan-pelan dalam hubungan mereka. Ia merasa
dipermainkan dan ditarik ulur. Satu-satunya pelampiasan Sun Woo cuma karung
tinju yang tak bersalah.
Pagi-pagi ibu Sun Woo sudah
datang ke restoran dan bertemu Joon di depan. Ibu Sun Woo sepertinya sulit
mengingat nama orang, di otaknya Joon itu bernama Jin, haha. Joon meralat
dengan senyum dan memberitahu namanya. “Aah benar, Joon,” sahut ibu yang lalu
memuji wajah Joon adalah tipe yang disukai gadis-gadis muda sekarang ini, ia
seperti Cocker Spaniel. Joon tak
mengerti (sama!). Ibu tertawa, meralat kalau-kalau Joon berpikir itu sejenis
anjing, hanya saja sayang sekali andai saja ia lebih muda beberapa tahun. Joon langsung
bengong. Hahahaha, ibunya Sun Woo ini bener-bener deh!
Eun Hee heran melihat ibunya
datang, apalagi untuk mencari Bong Sook. Haha, lagi-lagi ibu salah ingat sampai
Eun Hee harus membenarkan lagi.. Bong Sun. Ibu tak peduli, tapi panjang umur,
yang dicarinya muncul dan menyapanya canggung.
Ibu mengajaknya bicara di luar,
dan langsung mengeluarkan sebuah amplop. Soon Ae bingung, “A.. Apa ini, Ibu?” Panggilan
‘Ibu’ membuat ibu Sun Woo kaget dan minta Soon Ae menerima amplopnya saja, ia
sudah berusaha keras agar Soon Ae tak kecewa. Menerima amplop seperti itu tentu
saja Soon Ae berpikir isinya uang, tapi ia bukan orang seperti itu dan tak bisa
menerimanya.
Ibu menyuruh buka dulu amplopnya.
Soon Ae yang masih berpikir itu isinya uang membukanya, tapi ternyata isinya
hanya foto. Haha, ibu berusaha menjodohkannya dengan asisten profesor di
kampusnya, umurnya 32 tahun, kepribadiannya bagus dan pintar, dan kedua orang
tuanya sudah meninggal. “Kalau ada kesalahan kecil, itu pasti karena ia punya 4
saudara perempuan, tapi itu tak masalah, bagaimanapun mereka bukan orang tua.
Bagaimana menurutmu? Kau mau bertemu dengannya?” oceh ibu.
“Saya?” tanya Soon Ae tak
percaya. Ibu meyakinkan kalau pria itu benar-benar pintar dan pantas untuknya,
dan lagi 4 saudara ipar perempuan masih lebih baik dari ibu mertua sepertinya. Apalagi
ia masih muda dan rajin minum obat herbal, ia tak akan mati dengan mudahnya. Parahnya
ia juga tak dewasa, bisakah kau mengatasi ibu mertua kekanakan untuk waktu yang
sangat lama? (Haha, your Omma really hilarious Chef!)
Soon Ae bingung harus menjawab
apa, untungnya Sun Woo keluar dan bertanya apa yang mereka lakukan? Ia melihat
amplop itu dan isinya, lalu langsung menyuruh Soon Ae masuk. Sementara ia
menarik ibunya pergi. “Kenapa ibu melakukan hal tak berguna begini?” omel Sun
Woo kesal. Ibu bersikeras, ia melakukannya karena menurut ramalan tanggal lahir
Bong Sook harusnya ia sudah meninggal dan ibu yakin umurnya akan pendek.
“Itu ‘Sun’ okay? Bukan Bong
Sook, tapi Bong Sun,” Sun Woo sampai harus ikut meralat. Ibu tak peduli, tak
penting Sook atau Sun. Sun Woo yang kesal lalu masuk setelah pamit dan
memanggil ibunya sendiri Professor. Gantian ibu yang kesal karena anaknya tak
sopan. “Apa aku harus mencarikan pria lebih muda untuknya? Dimana aku bisa
menemukan seseorang yang lebih baik dari putraku?” gumam ibu belum menyerah.
Bersambung ke Part 2
Komentar:
Hahaha, mamaknya Chef ini kayaknya ibu paling hilarious se dramaland deh! Sampe anaknya sendiri kesal dan manggil ibunya, "Professor"
Btw, kasiaaan Sun Woo! Dia kayak dijatuhin dari langit ketujuh deh, hahaa..
Sebel sama soon ae😑😑😑😑
ReplyDeleteIh samaaa
Delete