Tim Chef vs Chef sudah tiba di Sun Restoran, dengan So Hyung yang berusaha membuat sutradaranya senang karena jelas sekali ia enggan harus dilibatkan syuting di sana. Meski begitu masuk ia tetap menyapa Sun Woo sopan. So Hyung menyapa Eun Hee yang senang melihatnya, dan Min Soo memujinya makin cantik saja.. kalau dipakaikan gaun pengantin pasti langsung game over, ujarnya sambil melirik Sun Woo. So Hyung berterimakasih meski tak menganggap serius kata-kata Min Soo.
So Hyung juga menyapa Bong Sun
dan dibalas dengan senyum dan anggukan hormat oleh Bong Sun. Sun Woo minta
semua bersiap, meski sebenarnya ia kesal dengan ocehan Min Soo tadi.
Sutradara itu masih mengeluh
kenapa ia harus ada di situ, tapi So Hyung terus membujuk karena mereka butuh
gambar yang bagus. Meski akhirnya So Hyung berlalu karena tak tahan dengan
sutradara yang tak sabaran. Sambil menyiapkan setting, Bong Sun membagikan
minuman dingin ke para kru, tapi Min Soo mengomelinya dari belakang karena
harusnya Bong Sun memberikan ke sutradara duluan. Bong Sun nyengir minta maaf,
tapi Min Soo mengambil alih minumannya dan menyuruh Bong Sun memindahkan meja
yang menghalangi jalan.
Bong Sun mau melakukannya, tapi
Sun Woo menghentikannya, ia yang akan memindahkannya. So Hyung minta si
sutradara mengecek white balance kameranya,
sutradara itu terpaksa bangkit dan teriak memanggil asistennya. Tapi tak ada
yang datang, jadilah ia menyuruh Bong Sun mengambil kotak baterai yang ada di
pojok. Karena ada 3 kotak di sana, Bong Sun kebingungan mengambil yang mana.
Dan ternyata yang dimaksud sutradara adalah yang terberat dari semuanya. Bong
Sun kepayahan mengangkatnya sampai So Hyung ikut membantunya.
Belum cukup dengan itu,
sutradara menyuruh Bong Sun mengambilkan tisu karena hidungnya berair. Bong Sun
tentu menurut, tapi Sun Woo mengambil tisu itu dan memberikannya dengan wajah
tak suka. Ia menyuruh Bong Sun duduk dan tak melakukan apapun kalau bukan ia
yang menyuruhnya. Sun Woo jelas emosi, kalau tau akan seperti ini, ia tak akan
setuju syuting di restorannya.
“Hey, Min Soo! Apa kau tak mau membantu
keluargamu sendiri? Karena kau selalu memandang rendah Bong Sun, orang lain
juga memandang rendah dirinya!” teriak Sun Woo marah. Min Soo langsung minta
maaf, dan sutradara tadi jadi merasa bersalah. Ia hanya meminjam bantuan dari
karyawan Sun Woo, tapi ia tak mengerti kenapa Sun Woo sangat marah, “Apa kalian
berdua berkencan atau semacamnya?”
“Ya, kami berkencan. Jadi jangan
memperlakukannya sembarangan,” jawab Sun Woo mengagetkan semuanya, termasuk
Bong Sun.
Empat chef kita yang kaget langsung
berkumpul di belakang, dan Min Soo yang tampak paling shock. Ji Woong sudah
bilang kalau mood mereka berdua berbeda, tapi tak ada yang percaya. Menurut
Joon itu hal bagus dan mereka harus memberi selamat. “Apa ini? Kau sudah tau?”
tanya Dong Chul sambil bersandar ke Joon. Joon hanya tak sengaja memergoki
mereka.
Min Soo kesal karena Joon tak
mau memberitahu mereka soal itu. Joon tak merasa punya alasan untuk itu, kalau
mereka diam-diam saja, kenapa ia harus memberitahu orang lain? Min Soo mendadak
frustasi, ia harus keluar atau tidak?
“Kau tak harus melakukan apapun.
Kenapa juga harus keluar?” jawab Ji Woong sambil bangkit mau mengangkat Min Soo
dan minta Joon mengambil gunting dan pisau buat nyunat Min Soo lagi. Hahahaa,
mereka ini lucu amat sik!
Soon Ae akhirnya bangun saat
Shaman Unni selesai mandi. Shaman Unni langsung tanya apa yang Soon Ae
inginkan, kalau ingin makan sesuatu ia akan keluar dan membelikannya. Soon Ae
hanya berkata ia akan melakukannya, ia akan menjalani ritual untuk orang mati.
Ia sudah berubah pikiran dan ingin Shaman Unni melakukannya dengan tak terlalu
menyakitkan. Shaman Unni mengiyakan dan memeluknya, ia akan mengumpulkan semua
kekuatan yang ia punya dan melakukan yang terbaik agar Soon Ae tak terlalu lama
menderita. Mereka harus melakukannya besok, jangan menundanya terlalu lama.
“Tapi apa kau akan baik-baik saja?” tanya Shaman Unni khawatir.
Soon Ae mengangguk, ia akan
menemui ayahnya dan mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya.
Syuting selesai, dan sebelum
pergi sutradara tadi minta maaf pada Sun Woo. So Hyung masih tinggal dan
berkata tadi Sun Woo keren. “Memangnya kapan aku tidak?” balas Sun Woo santai.
So Hyung terpaksa meralat hari ini Sun Woo lebih keren dari biasanya, juga romantis.
Cinta pasti mengubah seseorang, dulu Chang Kyu pernah bilang saat ia menyukai
seorang gadis, ia akan membuat cincin keluar dari bunga. Tapi menurutnya Sun
Woo bukan tipe seperti itu. Sun Woo tak begitu suka masa lalu disebut-sebut dan
beranjak masuk. So Hyung menahannya, ia ingin mengajaknya dan Bong Sun minum
malam ini. Sun Woo ragu, “Kita berdua?”
Melihat Bong Sun mengangkat meja
sendirian, empat chef kita buru-buru lari mencegah dan mengambil alih meja itu.
Tak ada yang tega Bong Sun melakukan kerja berat seperti itu. Bong Sun
meyakinkan kalau ia bisa melakukannya. Tapi Min Soo lalu menarik Bong Sun duduk
di pojok, berusaha menegaskan kalau semua yang ia katakan selama ini karena ia
ingin melatih Bong Sun, dan kalau ia menyuruh Bong Sun melakukan banyak hal itu
agar ia lebih berpengalaman.
Bong Sun tersenyum, ia tau itu.
Min Soo memuji senyum itu membuat mata Bong Sun tampak seperti anjing, eh
maksudnya anak anjing yang sangat cute. Min Soo bahkan menyodorkan lollipop dan
berjanji akan baik pada Bong Sun, juga melakukan yang terbaik. Bong Sun
menggeleng, ia yang akan lebih baik. Min Soo tak mau mengalah, ia yang akan
lebih baik lagi.
Min Soo yang sedari tadi tak
membiarkan yang lain bicara, langsung menarik mereka pergi saat Sun Woo masuk. Karena
Bong Sun menyapanya canggung, Sun Woo jadi tak enak sudah membuatnya kaget,
sebenarnya ia tak berencana mengatakan itu. Tapi Bong Sun malah bertanya ragu
apa Sun Woo baik-baik saja?
Tentu saja, jawab Sun Woo, ia
hanya tak enak karena keceplosan mengatakan itu tanpa bicara dulu pada Bong Sun
sebelumnya. “Kau baik-baik saja kan?” tanya Sun Woo gantian. Bong Sun
mengiyakan, selama Sun Woo juga baik-baik saja. Sun Woo tersenyum lebar karena
Bong Sun memilih kata-kata paling manis untuk dikatakan sambil mencubit pipinya
gemas.
Sun Woo lalu memberitahu kalau
So Hyung mengajak minum.. denganmu. Bong Sun kaget, “Denganku juga?” Sun Woo
mengiyakan, So Hyung bilang ia merasa bersalah padamu dan ingin menyelesaikan
semuanya. Bong Sun pun mengangguk setuju.
“Apa itu?” tanya Sun Woo yang
melihat lollipop di tangan Bong Sun. Bong Sun langsung memberikan lollipop itu.
“Siapa yang memberikannya padamu?” tanya Sun Woo sambil menerimanya. Tapi
begitu tau itu dari Min Soo, Sun Woo langsung membuangnya. Huahaha!
Mereka pun pergi minum bertiga.
Saat So Hyung mengajak ‘one shot’,
Sun Woo mengamati Bong Sun yang minum sojunya perlahan. Ia bahkan menawarkan
untuk memesan bir saja karena Bong Sun tampak tak tahan. Tapi Bong Sun mau soju
saja dan lanjut menghabiskan isi gelasnya. Percakapan itu membuat So Hyung
kesal, tapi ia akan kalah kalau merasa iri dan berkata jujur kalau ia iri pada
Bong Sun.
Bong Sun menyangkal, menurutnya
Lee PD-nim sangat keren dan ia yang selalu iri, bagaimana seseorang sangat
bersinar, percaya diri, dan penuh pesona seperti itu? So Hyung tertawa,
benarkah? Bong Sun mengiyakan dengan cutenya sampai mereka tertawa. So Hyung
sampai mengeluh, ia tak bisa membencinya kalau Bong Sun tampak setulus ini. So
Hyung mengaku ia kalah dan minta Bong Sun menuangkan soju untuknya. Bong Sun
langsung melakukannya.
Sun Woo heran sendiri melihat
mereka berdua nyaris mengabaikannya, memangnya ia hantu? Ponsel Sun Woo lalu
berdering, Sung Jae memintanya menjemput Eun Hee di RS karena tiba-tiba ada
keadaan darurat. Sun Woo mengiyakan. Saat bertanya apa ia harus pergi pada
mereka, keduanya kompak menyuruhnya pergi. Sun Woo sampai merasa dirinya
benar-benar tak diinginkan di sana. Ia berpesan agar Bong Sun jangan terlalu
banyak minum dan kalau So Hyung memukulnnya, telpon dia.
“Kalau ia melakukannya, aku akan
memukulnya juga,” bisik Bong Sun sambil tertawa. Sun Woo memuji Bong Sun-nya
bukan tipe yang mudah dipukul akhir-akhir ini. So Hyung lelah sendiri melihat
mereka dan menyuruh Sun Woo cepat pergi saja. Begitu Sun Woo pergi, mereka
lanjut minum dengan Bong Sun yang tampak menikmati sojunya.
Sementara itu, Sung Jae dengan
pakaian hitam-hitamnya jelas berbohong pada Sun Woo, dan membobol pintu sebuah
mobil yang terparkir.
Sun Woo sudah bersama Eun Hee
yang jadi merasa bersalah karena kakaknya datang terburu-buru karenanya. Sun
Woo tak setuju, selamanya Eun Hee tetap
prioritas pertamanya. Eun Hee tak langsung tersentuh, ia tau Sun Woo punya
seseorang yang jadi nomor nol-nya. Sun Woo tertawa begitu sadar maksudnya, dan
minta maaf sudah membuatnya terkejut. Ia sendiri tak tau semua sampai jadi
seperti itu, rasanya seperti ia terpesona pada hantu.
Eun Hee ikut senang, cinta
bahkan membuat Kang Sun Woo menari. Cinta? Menurut Sun Woo itu berlebihan. Eun
Hee bisa melihatnya dari mata Sun Woo, dan karena ia selalu menyukai Bong Sun,
ia akan mendukung mereka berdua. Sun Woo tertawa, tapi ia tak ingin ibunya tau,
ia bahkan tak bisa membayangkan reaksi ibunya. Eun Hee mengerti, tapi
sepertinya ibu mereka sudah tau karena bertanya seperti apa Bong Sun padanya.
Sun Woo minta adiknya pura-pura tidak tau saja.
Di restoran ayahnya, Soon Ae
berpesan pada ayahnya agar tak menaruh sesuatu di atas kompor dan melupakannya.
Saat sudah malam dan restoran tutup, ayah harus yakin sudah mematikan gasnya. Dan
benar saja, gasnya belum dimatikan. Ayah yang sibuk mengepel mendadak ingat dan
segera mematikan gasnya.
Soon Ae senang karena ayahnya
mendengarkan dengan baik. Ia juga tak ingin ayahnya kemana-mana membawa sesuatu
yang berat atau punggungnya bisa sakit, suruh Kyung Mo melakukannya kalau bisa.
Teriakan Kyung Mo saat main game
membuat Soon Ae beralih padanya, “Hey kau, kau satu-satunya yang ayah punya
sekarang. Kau harus berubah jadi dewasa. Aku sudah tau kau berhati baik, jadi
jagalah Ayah, Kyung Mo-ya.”
“Yes, Sir!” jawab Kyung Mo meski
pada game yang dimainkannya.Teriakan Kyung Mo mendapat hadiah pukulan di kepala
dari ayah yang menyuruhnya berhenti main game. Melihat keduanya membuat Soon
Ae tak bisa berhenti meneteskan air mata.
Soon Ae berjalan tanpa semangat,
dan wajah Sun Woo di tv menghentikannya. Soon Ae sudah berusaha keras
menahannya, tapi ia ingin melihat Sun Woo untuk terakhir kalinya.
Sementara itu Bong Sun dan So
Hyung sudah sampai botol soju kedua mereka, tapi So Hyung masih tampak segar
dan tak mabuk sama sekali. Berkebalikan dengan Bong Sun yang bahkan sudah mabuk
sejak gelas pertama. Melihat Bong Sun makin lancar minum, So Hyung jadi ingin
menjadikan Bong Sun teman minumnya.
So Hyung mengamati Bong Sun dan
merasa Bong Sun itu unik. Ia memikirkannya seperti ini, tapi ternyata seperti
itu. Ia memikirannya seperti itu, tapi ternyata seperti ini. Sun Woo pasti
jatuh cinta padanya karena itu. Bong Sun mengiyakan dalam mabuknya, itu salah
satu pesonanya. Dan ia menyangkal kalau mabuk, moodnya hanya sedang sangat
bagus.
So Hyung tertawa, Bong Sun
sangat cute saat mabuk. Dengan besar
hatinya ia minta maaf atas masalah yang ia sebabkan saat MT, dan ia
minta Bong Sun membuat Sun Woo bahagia mulai sekarang sambil menyodorkan
tangannya. Bong Sun menyambut tangan itu dan menjabatnya berkali-kali dengan
riang. Itu membuat So Hyung tak bisa membencinya.
Selesai minum So Hyung ingin
mengantar Bong Sun pulang, tapi Bong Sun menolak, ia benar-benar tak mabuk dan
berusaha membuktikan. Dan itu malah membuaht So Hyung khawatir sampai Bong Sun
harus meyakinkan kalau ia baik-baik saja.
“Lee PD-nim, orang secara alami
itu egois kan? Saat kau punya cukup masalah untuk dirimu sendiri dan kau dalam
situasi yang mengerikan maka kau tak punya waktu memikirkan orang lain, kan?”
So Hyung membenarkan, itu karena
mereka manusia. So Hyung pikir Bong Sun tiba-tiba bertanya begitu karena merasa
bersalah padanya, dan disambut anggukan Bong Sun. Ia merasa bersalah pada So
Hyung, pada hantu, dan pada Chef. Tapi ia akan menutup mata kali ini saja, ujar
Bong Sun lalu pamit pergi. So Hyung tak mengerti ocehan Bong Sun tadi dan
menganggapnya sedikit aneh karena mabuk. Tapi sepertinya ia bisa melihat kenapa
Sun Woo jatuh cinta padanya.
Bong Sun berjalan sambil
bergumam menyanyikan lagu yang liriknya meyakinkannya kalau semua akan
baik-baik saja. Ia berusaha meluruskan pikirannya, karena ia tak pernah lebih
bahagia dari saat ini.
Flashback, tak ada yang mau
bermain dengan Bong Sun kecil. Saat SMA juga tak ada yang mau bicara dengannya
karena menganggap Bong Sun aneh. Practically, Bong Sun selalu sendirian. Jadi
Bong Sun meyakinkan dirinya lagi kalau ia sudah melakukan hal benar, ia tak
bisa lebih bahagia lagi dari ini.
Soon Ae melihat Bong Sun yang
berjalan sendirian dan sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya. Soon Ae
refleks berlari mendorong Bong Sun, menyelamatkannya dari mobil itu. Bong Sun
terkejut melihat Soon Ae yang lalu berbalik pergi. Bong Sun menahannya,
bertanya apa Soon Ae datang untuk melihat Chef?
Soon Ae menyangkal, ia pergi
mengucapkan selamat tinggal yang terakhir untuk ayahnya dan kebetulan bertemu
Bong Sun, kau baik-baik saja? Soon Ae lega sudah menyelamatkannya, hampir saja
Bong Sun jadi juniornya. Soon Ae minta Bong Sun berhati-hati, kalau tertabrak
dan mati, Bong Sun sendiri yang akan rugi. Soon Ae akan pergi, tapi Bong Sun
menahannya lagi.
Ia minta maaf, sekaligus
berterimakasih. Soon Ae tak mengerti kenapa Bong Sun yang minta maaf, ialah
yang merasuki tubuhnya tanpa ijin dan menyebabkan masalah. Itu membuat Soon Ae
malu. “Na Bong Sun, tolong bahagialah. Aku benar-benar akan pergi sekarang.
Hiduplah dengan baik,” pamit Soon Ae lalu pergi. Bong Sun hanya diam menatap
kepergian Soon Ae tanpa bisa mengatakan apapun sedari tadi.
Soon Ae mengenali mobil hitam
yang hampir menabrak Bong Sun tadi, berikut orang di dalamnya.. Choi Sung Jae.
Tepat saat itu Sung Jae menggumamkan nama Soon Ae marah dan melampiaskannya ke
klakson mobil. Seseorang yang lewat sana kaget dan teriak marah minta Sung Jae
keluar dari mobil.
Sung Jae memang keluar dari
mobil, tapi untuk menghabisi orang itu. Soon Ae yang ada di sana sampai tak
tega dan ketakutan melihatnya.
Soon Ae kembali ke rumah Shaman
Unni dan terdiam seperti patung. Shaman Unni pikir Soon Ae sedih begitu karena
mengucapkan perpisahan pada ayahnya, tapi saat Soon Ae membuka mulutnya, ia
ingin ritual untuk mengirimnya pergi dari dunia ini ditunda. Bukan karena
ayahnya, tapi ada sesuatu yang aneh dan bergumam kalau Sung Jae bukan seseorang
yang ia tau. Perasaan aneh itu membuat Soon Ae tak bisa pergi sekarang.
Shaman Unni tak mengerti
ocehannya, berpikir Soon Ae hanya ingin menghindari ritual itu, atau hati Soon
Ae goyah karena bertemu Sun Woo. “Bukan itu, orang itu.. ia berusaha membunuh
Na Bong Sun,” ujar Soon Ae. Dan Shaman Unni langsung kaget saat tau orang itu
adalah Choi Sung Jae.
Sun Woo sampai restoran persis
saat Bong Sun pulang. Ia langsung bertanya khawatir apa Bong Sun minum banyak
sampai tak menjawab telponnya. Barulah Bong Sun mengecek ponselnya, dan memang
ada panggilan tak terjawab dari Sun Woo. Sun Woo mengamati Bong Sun yang
moodnya sepertinya sedang buruk, apa sesuatu terjadi dengan So Hyung? Bong Sun
menyangkal, moodnya sedang bagus. “Benarkah?” tanya Sun Woo, kalau begitu ia
khawatir tanpa alasan. Ia mengajak Bong Sun masuk dan membuatkan sesuatu
untuknya, ia lapar. Bong Sun tanya apa yang Sun Woo inginkan, dan kaget karena
Sun Woo ingin makan nasi goreng, seperti yang pernah ia buatkan dulu.
Bong Sun memasak nasi goreng
sambil keheranan, karena setaunya Sun Woo tak makan nasi. Sun Woo mengiyakan,
ia sudah bilang ia memang tak makan nasi, tapi bukan tak bisa memakannya. Sun
Woo memutuskan untuk mulai makan nasi sekarang, karena menghindarinya malah
membuatnya salah cerna. Dan lagi karena Bong Sun tipe penyuka nasi, Sun Woo
perlu latihan kalau ia akan terus makan nasi bersamanya. Bong Sun terdiam
sampai Sun Woo memintanya cepat, ia sudah tak sabar.
Sun Woo memuji baunya enak, dan Stalker makan itu seperti tak ada hari
esok lagi. Dan rasanya memang enak seperti dugaannya. “Buatkan nasi untukku
mulai sekarang dan nanti, okay?” pinta Sun Woo yang ingin menjadi lebih seperti
orang Korea. Bong Sun mengiyakan, meski wajahnya tampak sedih. Sun Woo melihat
itu dan bertanya apa yang terjadi? Menurutnya dari tadi Bong Sun aneh. Bong Sun
menyangkal, ia baik-baik saja.
Sun Woo tak percaya, kau yakin
tak ada yang terjadi? Bong Sun mengiyakan, ia hanya sedikit lelah hari ini. Sun
Woo mengerti kalau Bong Sun pasti terkejut hari ini, ia lalu menyelesaikan
makannya dengan cepat dan mengajak Bong Sun pergi.
Mereka ke Namsan, tapi Bong Sun
tak mengerti kenapa Sun Woo mengajaknya ke sana. Dan makin bingung saat Sun Woo
bilang ia yang menginginkannya, “Aku yang menginginkannya?” Sun Woo mengiyakan,
Bong Sun bilang saat mereka ada di playground kalau ada banyak hal yang tak
pernah ia lakukan. Tak pernah ke Namsan, tak pernah naik kapal pesiar dan
lain-lain, jadi Sun Woo ingin mewujudkan semua itu. “Aku sangat pengertian kan?
Biasanya aku tak memperhatikan apa yang orang lain katakan, tapi aku pasti
mengingat apapun yang kau katakan. Apa kau terkesan?” Bong Sun hanya diam,
meski lalu memaksakan diri tersenyum dan mengiyakan.
Mereka akhirnya naik ke Namsan
Tower. Sun Woo bukan tipe yang suka pemandangan seperti itu, tapi karena Na
Bong Sun ia melakukan hal-hal semacam itu. Dan karena mereka sudah di sana, Sun
Woo mengajak selfie dengan latar belakang pemandangan malam.
“Ah, menyenangkan,” gumam Bong
Sun. Itu karena kau bersamaku, sahut Sun Woo, yang penting dengan siapa kau
datang. Sun Woo juga menyukainya karena ia datang bersama Bong Sun.
Sun Woo memberitahu kalau ia
merasa sangat berterimakasih pada Bong Sun saat teman lamanya datang dan
membuatnya sedikit gila. Setelah kembali sadar, dalam 33 tahun hidupnya, Sun Woo
merasa itu saat paling memalukan, menyedihkan, dan membuatnya merasa sendirian.
Tapi buckwheat pancake yang Bong Sun
buat dan bagaimana ia mengganggu dan bicara dengannya membuat Sun Woo nyaman.
‘Itu bukan aku..’ gumam Bong Sun dalam hati.
“Aku selalu sendirian sejak
masih kecil, dan sudah menjadi kebiasaan untuk menyembunyikan semuanya dan
menahannya sendirian. Tapi, memiliki seseorang di dekatku, itu saja sudah cukup
untuk menenangkanku,” ujar Sun Woo.
‘Itu bukan aku..’ gumam Bong Sun lagi, ‘Alasan kenapa Chef ingin makan nasi, dan orang yang menenangkan Chef,
keduanya bukan aku.’
Sun Woo memeluk Bong Sun dan
berterimakasih, karenanya ia ingin melakukan hal-hal yang tak ingin ia lakukan
sebelumnya, dan karena sudah ada di sisinya.
‘Itu bukan aku.. Itu bukan aku,’ gumam Bong Sun sedih.
Mereka turun dengan kereta
gantung, dan karena Namsan sudah bisa dicoret dari daftar, lain kali mereka
akan naik kapal pesiar. Meski menurut Sun Woo itu cheesy, tapi apa lagi yang
bisa ia lakukan?
Bong Sun tak bisa menahan lagi,
dan berkata bukan ia orang yang Sun Woo sukai. Sun Woo bingung, apa yang kau
bicarakan Na Bong Sun?
“Ia adalah hantu. Orang yang kau
sukai adalah seorang hantu,” ungkap Bong Sun terbata-bata. Ia jujur kalau bisa
melihat hantu, dan ada seorang hantu di tubuhnya. Kalau Sun Woo tau soal
kerasukan yang sering orang bicarakan, yang Sun Woo sukai adalah dirinya yang
dirasuki hantu itu. Bukan dirinya yang seperti Sun Woo lihat sekarang. “Maafkan
aku,” ujar Bong Sun yang menangis.
Sun Woo yang diam sedari tadi
menghapus air mata Bong Sun yang terus meminta maaf. Tapi ia benar-benar tak
mengerti yang Bong Sun katakan. Bong Sun menatap Sun Woo sedih tanpa bisa
mengatakan apapun lagi, ia hanya minta maaf dan keluar saat kereta gantung mereka
berhenti.
Sementara Sun Woo terlalu
bingung dan tak bisa bereaksi apapun sampai kereta gantung membawanya naik
kembali ke Namsan.
Komentar:
Whuaaaa, nggak ada yang nyangka kalo Bong Sun akan jujur secepat ini! Bong Sun tadinya berusaha egois dan menutup mata, tapi nggak bisa.. Nggak tega rasanya liat Bong Sun sadar kalau dari semua perkataan yang diingat Chef ia bahkan tak tau apa-apa soal itu. Dan karena Bong Sun terlalu cinta Chef, makanya dia nggak mau bohong lebih lama lagi. Ooh, our poor little puppy..
But overall, aku suka episode 12 ini. Vibenya mirip-mirip episode 7, karena Bong Sun ya Bong Sun. Dan sebenernya interaksi Sun Woo sama Bong Sun ini lebih gemesin daripada pas dirasuki Soon Ae, liat aja berapa kali Sun Woo nyubit pipinya gemes, atau ngelus-elus kepalanya, nggak keitung!
Sekarang yang bikin penasaran gimana reaksinya Sun Woo. Banyak orang jadi berspekulasi siapa sebenernya yang Sun Woo suka? Memang Soon Ae-kah, atau sebenernya Bong Sun? Karena aku tim Bong Sun dan berkali-kali Sun Woo bilang ia paling suka Bong Sun di fase netral, so i'm pretty sure these two will be the end game. Meski yah Sun Woo pasti bakalan denial dulu, dan mari bersiap untuk sedih-sedihan dulu minggu ini.. Hiks, fighting urri Na Bong!
Suka drama ini,,, fantasi thanks ya♡
ReplyDeleteYg pasti dia chef suka ama bong sun ..coz chef suka baca blog bong sun
ReplyDeletewalo aku udah nonton dramanya berkali kali.. masih aja suka baca sinopsis dramanya.. apalagi di sini, rinci banged.... thank you for your review
ReplyDeleteSukaa banget baca tulisan kaka buat nyeritain drama ini, baru pertama kali baca drama yang biasanya ditonton, tapi rasanya lebih seru baca karna kita bisa berimajinasi dan setiap gambar2 nya bisa nunjukin ekspresi kecil yang malah suka dilewatin kalo cuman sekedar nonton. Makasih ka :)
ReplyDelete